18. Rayden

"Kau tidak usah memikirkannya, saya sudah merencanakan dari awal,"

"Apa rencana itu?" tanya Arum merangkulkan kedua tangannya ke leher Rayden. Rayden mendekati telinga Arum, berbisik lembut. "Sukses baru nikah."

Deg! Maksudnya?

Rayden tertawa terbahak-bahak melihat raut wajah Arum yang lucu.

"Maksudnya sukses bikin anak baru nikah, Baby."

Arum melongo mendengarnya.

"Rencana Tuan ini---"

"Apa?" tanya Rayden memutuskannya.

"Sesad!" jawab Arum tertawa dan meledek.

Rayden makin gemas dengan tingkah Arum, ia pun memeluk tubuh seksi gadis itu lalu kembali berbisik nakal. "Kau benar Baby, saya memang dari dulu sudah sesad!"

"Ya tapi jangan bawa-bawa orang lain ikutan!" ujar Arum merajuk. Ia sedikit kesal, tetapi ia juga senang karena Rayden tampaknya ingin menikah dengannya.

"Ekhm, di sini masih ada jomblo, mohon kalian berdua jangan lupain saya," sahut Dokter dengan datar melihat keduanya mesra-mesraan. Ia tadi kehausan dan ingin masuk ke dapur, tapi melihat Arum dan Rayden membuat rasa hausnya hilang. Arum pun turun dari meja lalu meminta maaf, ia keluar menuju ke kamarnya sambil membawa susu itu.

Terlihat Dokter itu pun berbicara, ia ingin pamit untuk mengerjakan tugas. Sebuah tugas untuk menjaga Kamelia dan mencarikan transpalansi sumsung tulang belakang.

Kini di Villa itu hanya Rayden dan Arum. Selang beberapa jam, malam pun telah tiba. Terlihat mobil spot merah Rayden melesat di antara pengendara lainnya. Ia bergegas ingin meninggalkan kota itu lagi sebelum musuh-musuhnya menemukan dirinya. Rayden tidak mau Arum terluka oleh mereka. Arum yang duduk di sebelahnya hanya bisa diam bergetar ketakutan dengan laju mobil yang sangat cepat.

Seketika saja, suara tembakan bertubi-tubi mengenai kaca bagian belakang mobil. Arum panik tidak seperti Rayden yang serius menyetir sedang menghindari kejaran dari musuh-musuhnya yang lagi-lagi berhasil melacaknya. 'Ya Tuhan, kenapa aku bisa-bisanya ikut terlibat?' pikir Arum takut salah satu peluru mereka menembus dan mengenai kepalanya.

Tetapi karena keahlian Rayden menghindar, membuat Arum sedikit lega. Namun saja, mereka terus mengejar dan menembak secara membabi buta di malam ini. Sehingga suara tembakan mereka memecahkan sunyi yang malam.

"Tuan, apa kita akan mati hari ini? Mereka terlalu banyak!"

Rayden mendesis kesal pada mereka, ia pun menekan tombol otomatis mengemudi. Arum shock melihat mobil melaju tanpa disetir. Tetapi ia lebih shock ketika atap mobil terbuka dan Rayden menarik sebuah senjata besar kemudian berdiri membidik mereka satu persatu.

"Calm down, Baby! Mereka yang akan mati malam ini!"

Doaaar!

'Acchhh!' Arum memekik keras mendengar tembakan senjata basoka itu meluncur dan meledaki mobil mereka satu persatu membuat malam ini berhasil diporak-porandakan. Dari serangan itu, pihak polisi pun bergerak ikut mengejar mobil Rayden. Namun mereka kembali kehilangan jejak setelah mobil Rayden masuk ke terowongan dan tidak muncul dari sisi lain. Bahkan terowongan itu meledak seketika.

Tampaknya Rayden melempar granat setelah melewati terowongan itu. Arum yang dari tadi duduk di dekatnya langsung tak sadarkan diri. Rayden panik segera membawa Arum ke pelabuhan untuk membawanya pergi dari wilayah itu.

Pihak polisi yang mengejar Rayden pun menyerah dan berpikir pelaku malam ini mati di dalam terowongan, alias mengira Rayden melakukan bom bundir! Padahal itu salah, Rayden berhasil lolos karena sistem transparan dari mobilnya yang canggih hingga polisi tidak melihat laju mobil Rayden.

Kini Rayden berhasil naik ke sebuah kapal pesiar mewah. Ia membawa Arum bersamanya menuju ke sebuah tempat. DI mana semua keturunan bangsawan terlahir di sana. Terutama Rayden Lordcan terlahir sebagai putra kedua salah satu KING MAFIA terbesar di sana. Ia juga panglima tertinggi militer, yang diam-diam mencari dan menghabisi para ketua GANGSTER yang telah membunuh Ibunya. Ia juga memiliki koneksi-koneksi organisasi MAFIA di penjuru dunia.