7. Ke Rumah Sakit

Hari menjelang malam, Arum dan beberapa karyawan diizinkan untuk pulang lebih awal. Gadis yang hanya tamatan SMA itu akhirnya bisa bernafas bebas menghirup udara segar di luar pabrik. "Ahhh... bisa pulang lebih awal rasanya menyenangkan juga, saya bisa ke rumah sakit mengunjungi Kamelia." Arum bergumam mulai ingin pergi.

"Aku duluan ya, Kakak!" lambai Arum pada teman-teman kerjanya.

"Hati-hati di jalan, Rum!" teriak mereka balas melambai gadis itu.

Arum hanya tersenyum membuat teman lelaki yang masih perjaka terpaku dengan manisnya Arum. Seketika salah satu dari mereka cepat-cepat menaiki motor second untuk menyusul Arum yang jalan kaki ingin ke persimpangan mencari angkot. Karyawan lain menyorakinya, mereka tahu ia mau mengantar Arum pulang bersama.

'Ciiittt'

"Hai, Arum! Mau pulang ya?"

Arum yang tengah memikirkan adiknya, ia kaget dihentikan oleh motor karyawan itu.

"Ya, Mas." Lagi-lagi Arum tersenyum. Karyawan itu pun turun dari motor dan dengan berlagak gentlemen di depan gadis bersyall biru itu, ia balas tersenyum.

"Saya boleh kan antar Arum pulang?"

Cepat-cepat Arum menolak. "Eh tidak perlu, Mas."

"Tidak usah takut dan berpikir negatif, aku tidak seperti karyawan yang dipecat itu," ucap Karyawan itu sedikit tertawa ditolak langsung.

"A-aku tidak berpikir Mas jahat, hanya saja aku sebenarnya tidak mau pulang dulu," jelas Arum agak gugup, karena karyawan itu lumayan tampan dan baik. Arum sudah tahu lelaki ini sering membonceng orang lain tanpa pamrih dan suka berbagi pada pengamen jalanan.

"Lantas kau mau ke mana?" tanya lelaki itu sedikit curiga.

Arum pun menjelaskan, bahwa ia memiliki adik tiri yang sedang dirawat di rumah sakit. Karyawan itu mengangguk paham-paham mendengarnya, kemudian ia pun menyentuh dagunya dan berpikir sejenak.

'Rupanya dia hanya memiliki satu anggota keluarga, kasian juga dia.' Karyawan itu pun tersadar ketika Arum membuyarkan pikirannya.

"Oh ya, Mas tahu dari mana namaku?" tanya Arum menatapnya.

Karyawan itu sedikit nyengir ditanya.

"Aku sudah dari dulu tahu nama kau, Arum."

"Dulu?" Arum cukup terkejut.

"Ya, Arum. Aku lebih awal bekerja di pabrik ini, saat pertama kali kau masuk kerja, kau cukup menghebohkan kami," jawab Karyawan itu jujur.

"Heboh? Kenapa aku sampai menghebohkan?" tanya Arum polos.

"Arum-arum... kau ini anggota yang sangat muda, apalagi kau ini baik dan utamanya kau good looking, salah satu incaran karyawan lelaki di pabrik. Pasti, umurmu masih 18 tahun, kan?" Lelaki itu menunjuk Arum.

"Hahahaha, aku ini tidak seperti yang Mas bayangkan." Arum tertawa geli mendengarnya. Ia memang sudah good looking dari bayi, hanya saja dia bukanlah orang baik, karena baginya Arum bukan lagi seorang gadis baik melainkan budak pemuas naf-su untuk Tuan Rayden.

"Dan umur aku memang 18 tahun, kenapa ya Mas bisa tahu?" tambah Arum bertanya.

"Itu aku tahu dari teman kerjamu," jawab lelaki itu.

"Oh ya, nama aku Wiransyah. Kau bisa panggil aku Wira." Lelaki itu mengulurkan tangannya.

"Aku Arum, senang dapat berkenalan sama Mas Wira." Arum hanya tersenyum dan menolak untuk salaman. Dengan malu-malu, Wira menarik kembali uluran tangannya. 'Arum sepertinya sangat menjaga diri, dia memang gadis langka.' Wira berpikir Arum tidak mudah untuk disentuh.

"Karena sudah berkenalan, Arum mau kan aku antar ke rumah sakit?" Sekali lagi Wira menawarkan tumpangan.

"Jika tidak merepotkan Mas Wira, aku nurut saja. Itung-itung bisa hemat ongkos, hehehe," cengir Arum. Wira menggelengkan kepala melihat tingkahnya, ia pun naik ke motor.

"Nih pakai helm, terus beri tahu saja pada ku di mana letak rumah sakitnya." Wira memberi helm, kemudian sudah bersiap melaju ke rumah sakit. Arum pun celingak-celinguk sebentar, lalu naik motor. Keduanya berangkat ke rumah sakit yang dikatakan Arum.

.

.

Dalam tengah perjalan, tiba-tiba saja Wira mengerem mendadak. Motor yang berhenti membuat Arum kaget dan tidak sengaja memeluk Wira dari belakang. Arum cepat-cepat melepaskan rangkulan tangannya, membuat Wira sedikit tersipu dengan tindakan Arum barusan.

"Ada apa ya tiba-tiba berhenti, Mas?" tanya Arum.

"Sepertinya ada kecelakaan di depan sana sehingga jalan diblokir, lihatlah jalan dari sini ke rumah sakit sudah mulai macet."

Arum menengok ke depan, dan mengamati. Nampak ada mobil hitam terbalik dan beberapa orang terkapar bersimbah darah. Mereka sepertinya tewas di tempat, dan familiar. Wira turun sebentar karena rasa penasarannya itu, ia ingin tahu awal kecelakaan maut ini.

"Itu kan bawahan Bos Rentenir yang mengejarku dulu, a-apa yang sudah terjadi sama mereka?" gumam Arum menutup mulutnya saking shock mengamati satu persatu tubuh mereka yang lumayan rusak. Sangat mengerikan untuk ditonton, membuat Arum agak mual.

"Arum, kita harus lewat jalan lain," sahut Wira kembali ke motornya.

"Sebentar, apa yang terjadi kepada mereka, Mas?"

"Kata polisi, rem mobil blong dan langsung menabrak pembatas jalan sehingga terlempar cukup keras, dan barusan ada yang bilang sama aku, katanya kabel remnya sengaja ada yang putuskan."

Arum makin kaget mengetahuinya. 'Ini ulah seseorang, apa mungkin perbuatan Tuan Rayden? Tapi ... mungkin saja orang lain yang dendam pada Rentenir tua cabul itu. Aku tidak usah mengalihkannya ke Tuan Rayden. Pasti bukan dia!' batin Arum.

Wira mengerutkan keningnya melihat Arum berpikir.

"Apa yang kau pikirkan, Arum?" tanya Wira kini naik ke motornya dan sudah siap mengambil jalur lain.

"Tidak ada apa-apa, Mas," jawab Arum tersenyum.

"Ya sudah, Mas ambil jalur kiri, kau jangan sampai bengong ya, takutnya nanti kau jatuh tanpa Mas sadari,"

"Baik, Mas."

Keduanya pun melewati jalur kiri, sehingga Arum makin jelas melihat Preman itu mati mengenaskan. Setelah memakan waktu cukup lama, mereka akhirnya sampai juga.

"Terima kasih, Mas Wira sudah mengantar ku," ucap Arum setelah turun dari motor.

"Sama-sama," balas Wira tersenyum.

"Oh ya, kau bermalam di sini?" tambah Wira ingin tahu. Arum pun mengangguk saja.

"Kalau begitu, kalau kau butuh bantuan, tinggal telepon Mas saja ya, Rum," ucap Wira menyodorkan salinan kartu identitasnya, di mana nomor telepon dan biodata Wira lengkap di sana.

"Baiklah, Mas,"

"Aku pulang dulu dan titip salam buat adikmu," ucap Wira mulai bersiap pergi.

"Baik, Mas. Hati-hati di jalan!" Arum melambai ke Wira yang berlalu pergi. Gadis itu pun masuk ke rumah sakit dan menuju ke ruangan adiknya. Kini Arum telah duduk di sebelah Kamelia, wajahnya lesu sudah capek dari kerja. Selanjutnya, ia memandang kartu milik Wira.

"Mas Wira baik banget, dia sudah berumur 27 tahun tapi statusnya belum nikah. Kenapa ya lelaki sepertinya tidak cari istri saja," gumam Arum sembari jalan ke sofa panjang. Arum menjatuhkan tubuhnya dan menikmati rebahannya.

"Kira-kira umur Tuan Rayden juga berapa ya? Kalau dibandingkan dengan Mas Wira, Tuan Rayden lebih gentlemen dan pastinya Tuan Rayden ini anak orang kaya, soalnya dia lebih tampan dan good looking dari Mas Wira. Pasti Tuan Rayden punya fasilitas yang dapat merawatnya sebagus itu. Terutama itunya." Arum bergumam memikirkan six pack Tuan Rayden yang hot dan bibir seexynya serta ular piton pria dewasa itu.

Seketika wajah Arum memerah, ia tersadar telah memikirkan Tuan Rayden.

"Uuuhh... kenapa tiba-tiba aku memikirkan dia!" Arum tidur dan memeluk tubuhnya.

"Ishh ini baru lima hari berlalu, tapi aku sudah ingin berjumpa lagi dengannya. Ada apa dengan ku malam ini?"

Arum menepuk dadanya setelah muncul perasaan aneh. Arum pun memejamkan mata mencoba menepis bayangan Tuan Rayden. Ia seperti istri yang sedang merindukan suaminya pulang.

Terpopuler

Comments

Sumawita

Sumawita

Arumi mulai bucin SM rayden

2022-12-03

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sukses

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!