8. Makin Lengket

Sebulan berlalu, Arum semakin dekat dengan Wira. Sosok pria itu sangat baik dan humoris pada Arum. Berkali-kali Wira memberinya tumpangan gratis dan mentraktirnya makanan. Bahkan memberi perhatian lebih untuknya, seperti yang sekarang Wira berikan, ia sesekali membelai rambut Arum dan mengelus-elus pipi Arum.

Terlihat keduanya pagi ini berdiri di depan pabrik. Teman-teman Wira pun sesekali heboh dan menyoraki mereka.

"Cieee makin lengket saja nih kalian, sudah jadian ya kau sama Arum?" tanya salah satu temannya sambil merangkul sebelah bahu Wira.

"Apaan sih, kita cuma temenan doang," kilah Wira memukul sedikit perut temannya itu.

"Yaelah, masa temenan pakai elus-elus pipi segala. Romantis banget tuh kalau cuma temenan, oh jangan-jangan kalian berdua lagi pacaran sembunyi-sembunyi ya?" sahut yang lainnya.

"Hayo loh ngaku, jangan ngeles terus," canda mereka sambil mengetok gemas kepala Wira.

"Kalian ini apa-apaan sih, aku dan Arum beda jauh umurnya, seperti ponakan dan omnya tau, kalian sudah deh jangan berisik pagi-pagi begini," risih Wira menepis tangan temannya.

"Huuu payah, masa soal umur saja kau jadikan alasan, pasti Arum tidak keberatan punya suami om-om sepertimu, dia pasti tidak nyesel memilih lelaki tampan," ucap mereka memandangi Arum yang menunduk dari tadi.

"Kalian berisik, pergi kerja sana!" usir Wira.

"Huuu... kau tidak asik, Wir!" Teman-teman Wira pun pergi masuk ke dalam pabrik meninggalkan Wira dan Arum.

"Maaf ya atas ucapan teman-teman ku, kau tidak apa-apa kan, Arum?" tanya Wira menyentuh bahu Arum.

Arum menatapnya dan tersenyum.

"Tidak apa-apa, Mas,"

"Kalau begitu aku duluan masuk ya," pamit Wira tidak lupa tersenyum pada Arum.

Arum hanya memberi anggukan lalu menunduk dan menyentuh kepalanya yang berdenyut.

"Ah ini saya terlalu banyak pikiran mungkin," gumam Arum menggelengkan kepala dan kemudian masuk memulai tugasnya.

Saat memakai baju kerjanya, tiba-tiba penglihatan Arum menjadi buram. Hampir terjatuh, ia merasa kepalanya pusing dan semua di depannya berputar-putar bagaikan gasing.

"Hei kau kenapa, Arum?" panik teman kerjanya memapah Arum.

"Aku agak pusing," jawab Arum mencoba memperbaiki berdirinya.

Teman Arum menghembus nafas ringan melihat Arum sedang memaksakan diri.

"Harusnya kalau kau tidak enak badan, istirahat saja di rumah, ambil cuti beberapa hari." Walau sudah dinasehati, Arum malah menggelengkan kepala.

"Ini cuma pusing sebentar saja, nanti juga pusing ku hilang," ucap Arum tersenyum.

Temannya pun membiarkan Arum bekerja. 'Dia rajin sekali dan pekerja keras, tidak mudah goyah walau sedang sakit' batin temannya ikut bekerja.

Selang beberapa jam, Arum dan temannya pun dapat istirahat.

"Nih, makan roti dulu buat ngeganjel perut, nanti setelah Bibi nyiapin makan siang, kita langsung ke sana," ucap temannya menyodorkan sepotong roti.

"Terima kasih," balas Arum mengambilnya. Saat roti itu ingin digigit, tiba-tiba saja Arum terlihat aneh. Temannya pun bingung dan sedikit cemas, padahal gigitan pertama Arum terlihat baik-baik saja, tetapi gigitan kedua gadis itu terdiam.

"Kau pusing lagi, Arum?" tanya temannya.

Arum meletakkan rotinya ke piring dan kemudian berdiri. Perasaannya tidak enak sekali, seolah-olah ada yang mengganjal. Gadis itu berlari keluar meninggalkan temannya.

"Arum!" panggil Wira masuk ke ruangan mereka.

"Eh kenapa kau hanya sendirian? Di mana Arum?" tanya Wira pada teman Arum.

"Tadi keluar, Mas. Sepertinya Arum lagi sakit perut jadi lari ke toilet," jawab temannya menunjuk keluar.

"Sakit? Dia dari tadi sakit atau barusan?" kaget Wira menyentuh kedua bahu teman Arum.

"Sebenarnya tadi pagi dia sudah pusing, dan sekarang dia mungkin lagi sakit maag!" jelasnya pada Wira.

"Yaudah, kau duluan makan siang, biar saya nyusul Arum." Wira pun mengejar Arum, sedangkan temannya keluar untuk makan siang.

Setibanya di toilet, Wira membuka satu persatu pintu toilet sambil memanggil Arum, tetapi suara besarnya itu masih tidak disahut juga.

"Arum, kau ada di mana?!"

Kreeeek!

"Aruuum!" Wira berhasil menemukan Arum yang duduk bersandar di dinding toilet, tampak gadis itu ingin pingsan. Wira pun bergegas masuk dan menyadarkan Arum.

"Kau kenapa bisa begini, Arum? Perutmu sakit banget ya?" panik Wira menyapu helai rambut yang menutupi sebelah wajah cantik Arum. Wira makin shock, gadis itu mulai pucat dan tidak bisa menjawabnya.

"Ini sudah parah, kau harus dibawa ke rumah sakit." Wira mengangkat tubuh Arum kemudian secepatnya keluar. Sebagian karyawan yang baru saja habis makan siang langsung terlonjat kaget melihat Wira membawa Arum.

"Apa yang sudah terjadi padanya, Wira?" tanya teman Wira yang juga ada di sana.

"Bro, kau ntar lapor ke Bos ... saya izin hari ini, Arum lagi sakit maag, dia harus dirawat beberapa hari ini di rumah sakit," jawab Wira melewati karyawan lainnya.

"Astaga, dia pasti sudah menahannya dari tadi," sahut teman Arum baru saja keluar dan melihat Arum terlihat setengah sadar.

Seketika mereka histeris, Arum tak sadarkan diri.

"Yaudah, kau hati-hati Wira! Sepertinya di luar bakal hujan, kau jangan ngebut ya!" teriak temannya takut jalan yang mereka lalui akan licin dan benar saja, hujan mengguyur lebat jalanan sekarang. Wira pun makin panik dan khawatir dengan Arum yang bersandar di belakangnya.

"Sial, rumah sakit masih jauh, kalau begini aku bisa ikutan sakit juga. Ah, benar saja, aku harus membawanya ke rumah sebentar!"

Wira membelok ke kiri menuju ke arah rumahnya dan menerjang hujan di depannya. Tangannya sebelah sesekali menahan tubuh Arum yang ingin jatuh.

Hanya beberapa menit saja, Wira telah sampai ke rumahnya. Ia cepat-cepat membawa Arum ke dalam rumahnya.

Tap tap tap

Wira meletakkan tubuh Arum ke atas ranjangnya. Dua matanya langsung terpana memandangi tubuh Arum yang sexy. Pakaian basah Arum melekat kencang tubuh Arum sehingga memperlihatkan buah dada yang menonjol indah ke atas dan bagian mahkota Arum yang empuk.

Jantung Wira berdetak kencang dan mulai bergairah ingin menyentuh dada Arum. Dengan perlahan, Wira naik ke ranjang dan mendekatkan wajahnya ke Arum. Hembusan nafas Arum terasa menggelitik nafsunya. Bibir merah Arum yang ranum mulai menjadi sasarannya. Mulutnya mulai mendekati bibir Arum dan sebelah tangan Wira telah mendarat ke dada gadis cantik itu.

...........

Terpopuler

Comments

Watik Yd

Watik Yd

hamidun ya Arum,jgn ksih harapan ke Wira dong arum kasian dia

2023-01-03

0

Sumawita

Sumawita

Arumi hamil

2022-12-03

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus bahagia

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!