9. Mual - Mual

Wira menutup matanya dan perlahan meremmas bola dada Arum, sensasinya sangat nikmat. Tatapi ia sekali saja meremaskan dan menghentikan aksinya, mengurung niatnya mencium Arum. Wira masih berusaha menahan birrahinya untuk tidak menikmati Arum.

"Hentikan, Wira! Kau tidak boleh merusak anak orang! Kalau kau sampai menikmatinya, kau akan dicap sebagai pria cabbul! Dan Arum akan membencimu! Kau tidak boleh memperkossanya!"

Wajahnya ditampar berkali-kali agar tetap waras dan berpikir jernih.

"Tapi, bagaimana aku mengganti pakaiannya?" gumam Wira memalingkan wajah agar dapat menahan nafssunya. Seketika ia keluar dari kamar itu setelah mengetahui caranya.

Beberapa jam kemudian, hujan di luar sana telah berhenti, bersamaan Arum mulai sadar. Gadis itu mengalihkan pandangannya ke samping dan melihat Wira tertidur di kursi.

"Ah, aku di mana nih?" kaget Arum menatap sekeliling kamar kemudian meraba tubuhnya. Arum menghela nafas pakaiannya masih melekat di tubuhnya.

"Mas Wira," panggil Arum kemudian membangunkan pria itu.

Wira tersadar dan terkejut, ia secepatnya berdiri dan memeluk Arum.

"Arum, syukurlah kau kembali sadar," ucap Wira melepaskan Arum. Arum tersenyum manis dan bertanya, "Apa yang sudah terjadi?" Wira pun menjelaskan kalau Arum pingsan dan dibawa kemari karena hujan sangat deras. Tidak lupa Wira menjelaskan kalau Ibu tetangganya yang mengganti pakaian Arum dan ia sendiri yang mengeringkan baju Arum pakai kipas angin. Arum tertawa kecil mendengarnya. Ia langsung percaya begitu saja. Emang sih, buat apa coba mencurigai Wira? Kalau saja Wira sudah menjejal tubuhnya, pasti ada rasa perih dan rasa aneh pada tubuh Arum, tapi nyatanya tidak ada rasa yang tertinggal pada tubuhnya.

"Aduh, aku jadi ngerepotin Mas Wira, maaf ya Mas,"

"Tidak masalah, yang penting kau baik-baik saja," ucap Wira tersenyum.

"Kalau begitu saya pulang dulu, hari sudah sore. Terima kasih Mas Wira selalu baik pada ku." Lagi-lagi senyuman Arum bikin candu.

Saat mau melewati pintu kamar, Wira menahan tangannya.

"Ada apa, Mas?" tanya Arum keheranan.

"Biarkan aku mengantarmu pulang, Arum."

Wira tersenyum manis. 'Bodoh! Harusnya kau jujur saja, kalau kau sebenarnya mau menikahinya! Dasar kau payah, Wira!' batin Wira merutuk dirinya sendiri.

Arum dengan malu-malu mengangguk. Keduanya pun melaju ke rumah Arum.

Dalam perjalanan, Wira iseng-iseng bertanya.

"Arum,"

"Ya kenapa, Mas?" tanya Arum yang sedang duduk di belakangnya.

"Mas mau tanya nih, Arum jangan marah ya,"

Arum mengangkat alisnya sebelah. "Tanya saja, aku tidak akan marah, Mas."

"Begini, kau itu sudah pernah pacaran?"

Deg! Arum terkejut dan segera menjawab, "Pernah waktu SMP, tapi pacarannya di sosmed, hehehe," cengir Arum.

"Pufttt, sekarang masih pacaran?"

Deg! Arum kembali terkejut.

"Tidak lagi, calonnya saja sudah tidak punya, hehehehe," cengir Arum merasa bodoh.

'Baguslah, artinya dia pasti masih perawan!''

Wira merasa lega mendengarnya.

"Arum, jika saya ngajak-"

"Mas Wira mau ajak saya pacaran ya?" sahut Arum memutuskannya.

"Bukan,"

"Eh, terus apa?" tanya Arum mulai was-was. 'Apa jangan-jangan Mas Wira nagih pemberiannya selama ini lalu mau mengajak ku bercinta?' batin Arum malah berpikir ke situ.

Wira pun deg-degan dan langsung menghentikan motornya sebentar.

"Aws! Kenapa mendadak berhenti, Mas?" jerit Arum hampir jatuh.

"Maaf Arum, sebenarnya aku mau mengajakmu nikah!"

Dag-dig-dug! Arum terlonjat seketika.

"Ni-nikah?"

"Ya Arum, Mas mulai cinta pada mu, maaf kalau Mas sudah lancang ngajak nikah muda," jawab Wira berbalik menatapnya.

Arum menunduk lesu, mana mungkin ia mau menikah dengan pria baik seperti Wira. Sedangkan ia sendiri sudah kotor dan telah melakukan kesepakatan pada Tuan Rayden.

"Apa kau mau, Arum?" tanya Wira berdebar-debar menunggu jawaban Arum. Dia memang sudah mapan dan ingin memikat Arum agar ia dapat memenuhi kebutuhan Arum dan membantu kesembuhan Kamelia.

'Sepertinya aku terlalu buru-buru melamarnya, dan memang waktu yang salah, harusnya bukan di tengah jalan aku lamar dia! Ah, bodoh kau Wira!' Lagi dan lagi Wira merutuk dirinya.

Brum...brum...

Motor kembali melaju karena Wira tahu diamnya Arum artinya gadis itu belum siap berumah tangga.

"Tidak perlu menjawabnya sekarang, Mas akan nunggu kau sampai kau siap," ucap Wira membelai rambut Arum yang kini telah ia antar sampai ke rumahnya.

"Teri-terima kasih, Mas! Aku masuk dulu, permisi!" Arum berlari masuk ke dalam rumahnya dan bersandar dibalik pintunya yang terkunci, ia pun jatuh dan menekuk lutut. Diam-diam gadis itu menangis.

'Kau terlambat, Mas.' Arum terisak lalu menenggelamkan kepalanya di antara dua lututnya.

Suara klakson motor pun berbunyi, Wira pergi dengan kecewa. Begitupun Arum kecewa pada dirinya sendiri karena harus mengabaikan Wira.

'Jika saja kau datang lebih dulu, mungkin aku tidak akan jadi budak Tuan Rayden' batin Arum masuk ke dalam kamarnya.

Setelah mandi, Arum pun ke dapur dan mengisi perutnya yang lapar malam ini. Setelah itu, ia kembali ke kamar dan kemudian meminum obat vitamin.

'Sudah sebulan ini berlalu, Tuan Rayden tidak pernah lagi muncul, apa dia sudah melupakan ku? Jika begitu, aku tidak perlu kan melahirkan anak untuknya?'

Arum rebahan di atas ranjang, ia sengaja terlentang bebas dan memandangi atap-atap kamarnya.

"Kamelia, maafkan Kakak hari ini tidak bisa menemanimu di sana, tiba-tiba saja aku mual-mual, mungkin terlalu capek bolak-balik dari rumah sakit ke sini, maafkan Kakak, Kamelia."

Arum meletakkan sebelah tangannya di atas matanya, menutup penglihatannya dan memikirkan orang tuanya. Seketika air mata Arum berlinang malam ini.

"Ayah dan Ibu kemana sih, ini sudah terlalu lama kalian pergi, bahkan aku tidak bisa lagi mengingat wajah kalian. Kenapa kalian begitu tega membiarkan ku menderita bersama Kamelia di sini," isak Arum menepuk dadanya yang sesak.

Ia pun tidur miring dan mulai memejamkan mata. 'Tidak, aku tidak boleh cengeng begini, menangis pun tidak ada gunanya,' batin Arum mengontrol nafasnya dan tetap tenang, ia tidak mau pusing dan mualnya datang lagi.

Namun, beberapa menit dia memejamkan mata, tiba-tiba saja satu tangan mengelus-elus paha kemudian masuk ke dalam baju tidurnya. Tangan itu naik perlahan hingga mendarat di buah dada Arum. Seketika Arum menggeliat geli dan sontak mulutnya "Oohh...." mendesah saat seseorang meremas sebelah payudaaranya dari belakang.

"I'm come on, Baby," bisiknya dengan suara sexy kemudian menjilat telinga dan ia semakin memainkan penttil Arum dengan sangat lembut.

"Saya sangat merindukanmu, Baby."

...Oohh... Tu--tuan Ray.......

..........

Terpopuler

Comments

Devi Handayani

Devi Handayani

kok rayden kayak setan sih tiba tiba dateng langsung gegerayang😏😏😏

2023-01-21

1

Sumawita

Sumawita

jadi penasaran dengan rayden

2022-12-03

1

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus semangat

2022-12-03

0

lihat semua
Episodes
1 1. Diburu Preman
2 2. Melahirkan Satu Anak
3 3. Kau Ingin Menikah?
4 4. Menggoda
5 5. Digigit Nyamuk
6 6. Berkilah
7 7. Ke Rumah Sakit
8 8. Makin Lengket
9 9. Mual - Mual
10 10. Berdebar - Debar
11 11. Demi Kamelia
12 12. Gelisah
13 13. Hukuman
14 14. Anda Yang Jahat
15 15. Mati Sendiri
16 16. Sebuah Video
17 17. Bikin Susu
18 18. Rayden
19 19. Mancing Berdua
20 20. Menggemaskan
21 21. Mual Kembali
22 22. Pengen Mangga
23 23. Terpesona
24 24. Memeluk Rayden
25 25. My Baby!
26 26. Biarkan Aku Bebas!
27 27. Tidurlah Sayang
28 28. Sangat Mencintainya!
29 29. Saling Cinta
30 30. Surat Cinta Joan
31 31. Pura - pura Polos
32 32. Memikat Rayden
33 33. Dua Wanita
34 34. Ibu Angkat Arum
35 35. Berada Di Hotel
36 36. Istri Tercinta
37 37. Ngidam
38 38. Mau Susumu
39 39. Ayo Dibuka, Mas.
40 40. Aku Lagi Hamil, Mas
41 41. Sudah Meninggal
42 42. Serahkan Istriku!
43 43. Cucu Pertama
44 44. Anak Satu - Satunya
45 45. Gerombolan Preman
46 46. Menangis Terharu
47 47. Jangan Bertengkar
48 48. I'm Sorry Baby
49 49. Sangat Kecewa
50 50. Tertidur Selamanya
51 51. Mamaaaa!
52 52. Ibu Kandungmu
53 53. Maafkan Mama
54 54. Melahirkan (1)
55 55. Melahirkan (2)
56 56. Pengen Kamu
57 57. Namanya Siapa?
58 58. Aku Tidak Mau
59 59. Masa Depan Si Kembar
60 60. Ini Sungguh Kau?
61 61. Maaf Sayang
62 62. Kedinginan
63 63. Tidak Akan Setuju
64 64. Jangan Nakal
65 65. Ke Kamar Sebelah
66 66. Bukan Suamimu
67 67. Anak Laki - Laki
68 68. Menafkahi Wanita Lain
69 69. Tidak Berguna
70 70. Bukan Pelakor
71 71. Kasar Sekali
72 72. Papa Keduamu
73 73. Kamu Siapa?
74 74. Dia Lagi Hamil
75 75. Bumbu-Bumbu Cinta
76 76. Cuma Bercanda
77 77. Mau Susu, Om?
78 78. Kinan Capek!
79 79. Ayo Dobrak!
80 80. Gara - Gara Mas!
81 81. Bawa Selingkuhan
82 82. Jangan Lukai Dia
83 83. Sedang Sekarat
84 84. Melamar Kinan
85 85. Jual Padaku
86 86. Sebuah Harapan
87 87. Kembalilah Pada Suamimu
88 88. Apa Salahku
89 89. Cukup Mempesona
90 90. Stadium Akhir
91 91. Bunglon Tua
92 92. Tergores Sedikit
93 93. Dalam Bahaya!
94 94. Terlanjur Benci
95 95. Mabuk Cinta
96 96. Surat Pernikahan
97 97. Mati Tanpa Pewaris
98 98. Penyakit Paranoid
99 99. Tampak Sombong
100 100. Kamu Anakku
101 101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat
Episodes

Updated 101 Episodes

1
1. Diburu Preman
2
2. Melahirkan Satu Anak
3
3. Kau Ingin Menikah?
4
4. Menggoda
5
5. Digigit Nyamuk
6
6. Berkilah
7
7. Ke Rumah Sakit
8
8. Makin Lengket
9
9. Mual - Mual
10
10. Berdebar - Debar
11
11. Demi Kamelia
12
12. Gelisah
13
13. Hukuman
14
14. Anda Yang Jahat
15
15. Mati Sendiri
16
16. Sebuah Video
17
17. Bikin Susu
18
18. Rayden
19
19. Mancing Berdua
20
20. Menggemaskan
21
21. Mual Kembali
22
22. Pengen Mangga
23
23. Terpesona
24
24. Memeluk Rayden
25
25. My Baby!
26
26. Biarkan Aku Bebas!
27
27. Tidurlah Sayang
28
28. Sangat Mencintainya!
29
29. Saling Cinta
30
30. Surat Cinta Joan
31
31. Pura - pura Polos
32
32. Memikat Rayden
33
33. Dua Wanita
34
34. Ibu Angkat Arum
35
35. Berada Di Hotel
36
36. Istri Tercinta
37
37. Ngidam
38
38. Mau Susumu
39
39. Ayo Dibuka, Mas.
40
40. Aku Lagi Hamil, Mas
41
41. Sudah Meninggal
42
42. Serahkan Istriku!
43
43. Cucu Pertama
44
44. Anak Satu - Satunya
45
45. Gerombolan Preman
46
46. Menangis Terharu
47
47. Jangan Bertengkar
48
48. I'm Sorry Baby
49
49. Sangat Kecewa
50
50. Tertidur Selamanya
51
51. Mamaaaa!
52
52. Ibu Kandungmu
53
53. Maafkan Mama
54
54. Melahirkan (1)
55
55. Melahirkan (2)
56
56. Pengen Kamu
57
57. Namanya Siapa?
58
58. Aku Tidak Mau
59
59. Masa Depan Si Kembar
60
60. Ini Sungguh Kau?
61
61. Maaf Sayang
62
62. Kedinginan
63
63. Tidak Akan Setuju
64
64. Jangan Nakal
65
65. Ke Kamar Sebelah
66
66. Bukan Suamimu
67
67. Anak Laki - Laki
68
68. Menafkahi Wanita Lain
69
69. Tidak Berguna
70
70. Bukan Pelakor
71
71. Kasar Sekali
72
72. Papa Keduamu
73
73. Kamu Siapa?
74
74. Dia Lagi Hamil
75
75. Bumbu-Bumbu Cinta
76
76. Cuma Bercanda
77
77. Mau Susu, Om?
78
78. Kinan Capek!
79
79. Ayo Dobrak!
80
80. Gara - Gara Mas!
81
81. Bawa Selingkuhan
82
82. Jangan Lukai Dia
83
83. Sedang Sekarat
84
84. Melamar Kinan
85
85. Jual Padaku
86
86. Sebuah Harapan
87
87. Kembalilah Pada Suamimu
88
88. Apa Salahku
89
89. Cukup Mempesona
90
90. Stadium Akhir
91
91. Bunglon Tua
92
92. Tergores Sedikit
93
93. Dalam Bahaya!
94
94. Terlanjur Benci
95
95. Mabuk Cinta
96
96. Surat Pernikahan
97
97. Mati Tanpa Pewaris
98
98. Penyakit Paranoid
99
99. Tampak Sombong
100
100. Kamu Anakku
101
101. [Ayah Mertua Rayden] Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!