Lagi dan Lagi Arum harus melayani Pria itu. Mulutnya dilummat hingga gadis itu dapat mencium bau allkohol dari tubuh pria itu. Arum pun sadar pria itu habis ke suatu club malam. Pria itu sangat bergairah, kedua tangannya masuk melewati dari bawah lalu memainkan kedua pentt*l Arum membuatnya sedikit bergetar.
"Tuan, mengapa anda kemari?" tanya Arum sambil mendorong pria itu, untuk menghentikan ciumannya. Pria itu pun berbisik nakal ke telinga Arum. "Aku merindukan goyanganmu, Baby," ucapnya menepuk butt*cks Arum hingga gadis itu terbuncang dan jatuh ke pelukannya.
"Oh Baby, kau sedang menggodaku?" Tangan pria itu menarik dagu Arum. Keduanya hanyut dalam tatapan mereka kemudian perlahan jari jemari pria itu memainkan pentt*l Arum lagi.
"Tunggu Tuan, aku sedikit capek dan baru saja dari rumah sakit, tolong beri aku waktu untuk istirahat," desah Arum menunduk.
Pria itu cukup kecewa mendengarnya, ia langsung mengangkat tubuh Arum dan menjatuhkan ke atas ranjang. Kemudian dengan kasar meluc*ti semua yang membalut Arum, sehingga tubuh gadis itu kembali polos. Pria itu pun menindih Arum dengan keras dan menumbuk pelan ke bagian lubang cinta Arum. Arum tersentak bagian yang perih itu dipaksa memu*t ular piton pria itu lagi.
"Aku telah memenuhi keinginanmu, sekarang giliranmu memuaskan ku," bisik pria itu sudah tak tahan miliknya yang tegang dari tadi.
Oh...Tuan... Arum mengatup mulutnya agar tidak mendesah. Jika ia mengerang, mungkin para tetangga akan berdatangan dan menangkap dirinya yang sedang disetub*hi oleh pria asing. Ia pun pasrah siang ini menjadi budak nafs*nya untuk memuaskan birr*hi pria itu lagi. Dengan posisi dog*y stile, pria itu pun mengecup leher belakang Arum dan mendes*h keeanakan.
Pria itu makin bergairah menembak ular phytonnya berkali-kali ke lubang cinta Arum membuat gadis itu kembali menggila saat mencapai puncak klimmaksnya. Racun-racun itu terasa mengisi penuh rahimnya.
Percintaan mereka selesai juga sore ini. Pria itu ambruk di sebelah Arum yang sedang menangis merasa intinya terlalu perih dan sakit.
"Kau akan terbiasa, Baby," Arum terisak dibisik olehnya. Ditambah lagi, pria itu merem*s dada dan menggoyangkan kedua bok*ng Arum dengan nikmat.
"Ah...stop, Tuan." Dengan rintihan Arum itu, pria itu malah membalikkan tubuh Arum dan mengemmut putting Arum, menyedot nikmat buah dada gadis itu yang ranum.
"Hikss, itu...itu sakit," jerit Arum merasa pria itu sengaja menggigitnya. Pria itu pun naik mengecup leher Arum.
"Aku menyukai aroma tubuhmu, Baby." Pria itu berbisik dan kembali menjam*h tubuh Arum.
"Mengapa anda melakukan ini pada ku, bukannya kemarin itu sudah cukup?" Arum mencoba menahan gairahnya. Pria itu menatap mata dan menyentuh bibir sexy gadisnya lalu menjawab dengan senyuman nakal.
"Aku akan melakukannya sampai kau hamil,"
Deg! Arum tersentak. "Itu artinya aku akan-"
Jari Pria itu memutuskan ucapan Arum. "Kau akan terus memuaskan ku, Baby." Ia kembali mencium bibir Arum. Arum pun terpaksa membalas bibir seksi pria itu.
Melihat Arum tiba-tiba membalas, pria itu sedikit terkejut.
Hmm... Dia mulai menerima dan tahu tugasnya.
Pria itu tersenyum smirk dan kembali menuntaskan gairahnya lagi.
Tok Tok Tok
Arum tersadar setelah pintu rumahnya diketuk oleh seseorang. "Tu-tuan, berhenti dulu, seseorang mengetuk pintu rumahku." Arum pun merintih pada pria itu yang sedang memainkan buah dadanya.
"Arum, kau ada di dalam?" Itu adalah Ibu RT yang datang ke rumah Arum, karena memang tadi tidak sengaja melihat Arum yang berjalan kesakitan. Karena tampang Arum yang memohon, Pria itu berhenti lalu memberi ruang bagi Arum.
Arum pun dengan tubuh buggilnya berlari cepat keluar dari kamar untuk menjawab panggilan Bu RT. Ini kesempatan Arum untuk meminta pertolongan, tetapi Arum malah mengunci diam-diam pintu rumahnya. Ia belum menjawab panggilan Bu RT, membuat Bu RT jadi kebingungan.
"Apa aku salah lihat barusan?" Bu RT bergumam di luar sana.
"Oh, Tuan." Desah Arum terkejut pria itu menyusulnya keluar dan kini berdiri di belakangnya. Untung saja dessahan Arum tidak terlalu keras.
"Mengapa tidak menjawabnya, Baby?" Pria itu memeluk tubuh polos Arum dari belakang.
"Arum, apa kau ada di dalam?" Lagi-lagi Bu RT memanggilnya.
"Jawablah, Baby." Pria itu semakin mendesak Arum untuk menjawabnya.
"Ti...oh...dak, Tuan. Aku tidak bisa," tolak Arum menggelengkan kepala. Pria itu membalikkan tubuh Arum dan berbisik ke telinga gadisnya.
"Kau sangat bodoh, ini kesempatanmu untuk meminta bantuan, tapi sepertinya kau juga nakal, Baby." Pria itu kembali mencium bibir Arum lalu turun mengecup leher Arum.
Benar ini kesempatan aku, tapi ini terlalu beresiko, batin Arum akhirnya mengurungkan niatnya. Ia pun mengatup kedua pipi Pria itu lalu dengan manja memohon.
"Ayo kembali ke kamar, Tuan."
Pria itu terkejut, ia pun tersenyum nakal.
"Kau menyukai ini semua?" tanya Pria itu menarik dagu Arum. Gadis itu pun melingkarkan kedua tangannya ke leher pria itu lalu menjawab dengan tatapan malu-malu.
"Kau sangat sexy membuat aku tidak bisa melepaskan mu, Tuan."
Tubuh polos Arum pun diangkat kembali ke dalam kamar. Arum melirik ke arah pintu lalu menenggelamkan kepalanya ke dada kekar pria itu.
"Huftt, mungkin anak ini masih ada di rumah sakit." Ibu RT pun pergi dari rumah Arum, merasa tak ada orang di rumah itu.
Kini Arum telah rebahan di atas ranjang dan kemudian mengacak-acak rambutnya. Ia kacau merasa ini sangat konyol. Kedua matanya pun melirik ke kamar mandi di mana pria itu sedang membersihkan diri. Arum pun masuk ke dalam selimut, ia kembali membayangkan percintaannya tadi. Bodoh! Arum merutuk kesal pada dirinya sendiri.
Tiba-tiba ia keluar dari selimut dan melihat pria itu telah keluar dari kamar mandi. Arum memalingkan wajah tak kuat melihat tubuh polos dan six pack pria dewasa itu, ditambah ularnya yang besar dan gagah itu.
"Anda ingin pergi kemana, Tuan?" tanya Arum ingin tahu kemana Pria tinggi itu ingin pergi setelah bercinta dengannya.
"Bukan urusanmu untuk mengetahuinya," jawab Pria itu dengan datar. Arum pun menunduk, tidak berani lagi bertanya. Tapi rasa keponya meningkat, Arum pun bangkit secepatnya dan menahan lengan Pria itu.
"Sebentar, Tuan,"
"Ada apa lagi? Kau masih ingin bermain cinta-cintaan dengan ku?"
Arum merona dan menggelengkan kepala.
"Tidak, aku hanya ingin tahu nama mu siapa,"
Pria itu pun merangkul pinggul polos Arum dan mencium bibir gadis nakalnya, tidak tertinggal menepuk ****** bahenol Arum.
"Rayden," bisik Pria itu dan melepaskan Arum.
"Baby, sekarang kau jaga baik-baik tubuhmu. Dan, dua bulan kedepan, aku akan kembali mengunjungimu." Pria itu mengecup lembut kening Arum kemudian keluar dari rumah Arum menggunakan masker dan topi hitam.
Arum pun menutup cepat-cepat pintu rumah, lalu terjatuh menundukkan wajahnya.
"Sebenarnya anda ini siapa Tuan Rayden?" Arum agak kecewa pada dirinya. Dia masih ingin menahan Pria itu tadi, dan bertanya asal usulnya. Tapi kini ia pun bisa bernafas lega selama dua bulan nanti. Arum pun berdiri dan menuju ke kamar mandi membersihkan tubuhnya yang penuh keringat percintaan.
..........
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Pipit Sopiah
terlalu murahan Arum,
2022-12-29
1
Sumawita
Lanjut kak
2022-12-03
1