Arum meneguk ludah. Melepaskan tangan Rayden dari dadanya, tetapi tangan besar itu memaksa ingin tetap bermain-main, sehingga dessahan Arum silih keluar dengan nada tidak beraturan. Bahkan Rayden mengangkat tubuh Arum berada di atasnya. "Uuchhh" Arum terkesiap, ia terguncang-guncang setelah dua tangan Rayden makin ganas memainkan dua bobanya. "Ohh, Tuan. "
"Baby, i miss you," Arum menutup mata, ia keenakan mendengar suara hot Rayden, apalagi ia tidak dapat menolak bola bobanya dimainkan malam ini. Serasa beban pikiran Arum langsung saja hilang.
"Aaachh ... Tuan Ray, saya juga merindukan anda," ungkap Arum dengan sendiri berbalik dan giliran ia menindih tubuh gagah Rayden. Gadis itu perlahan teranssang sendirinya.
"Sungguh?"
"Yes, miss you so much, Tuan Ray." Satu tangan Arum meraba-raba dada Rayden dan perlahan melucuti jas hitam pria itu. Sedangkan satu tangannya masuk ke dalam celana kemudian mengelus nakal phyton Rayden.
Senyum jahat mengembang di bibir Rayden, ia mulai tidak tahan dan langsung melucuti pakaian Arum sehingga keduanya sama-sama polos malam ini. "You noughty, Baby." Arum menggellinjang berada di bawah Rayden, ditambah phyton itu yang mulai mengacung tegak perlahan masuk ke lembah sarang cinta Arum yang masih sempit. "Uhhh" Terdengar rintihan nikmat Arum dipadu dengan bunyi benturan phyton Rayden yang keluar masuk dari sarang cinta Arum yang semakin lengket dan licin. Apalagi sarang cinta gadis itu sesekali menjepitnya.
Melihat Arum yang menggila, Rayden mulai menjejal tubuh atas Arum, mengem*t nafs* kedua dada montok Arum secara bergantian membuat Arum makin bergelora. 'Saya akan buat kau makin menikmatinya, Baby'
Blessss... Acchh! Arum mengerang dengan dua tangan meremas kasar punggung Rayden, ia sangat merasa kesakitan dan tentunya easement. Matanya membulat merasa cairan racun menyemprot bebas ke dalam rahimnya. Tembakan demi tembakan membuat Arum berteriak-teriak bagaikan kupu-kupu malam.
'Ach yes, oh yes!'
'I'm cumming, Baby!'
Blesss! Rayden menusuk makin dalam phyton hingga menyentuh paling dalam rahim Arum dan menumpahkan semua racun ke dalam sarang cinta phytonnya. Begitu deras keringat keduanya bercucuran dan kemudian mereka bersama-sama terjatuh ke ranjang dengan nafas terengah-engah.
Bughhh!
"You are okay, Baby?" bisik Rayden dapat bernafas normal dan memeluk tubuh polos Arum dari belakang. Arum menggelengkan kepala, nafasnya masih belum terkontrol. Rayden yang melihatnya pun naik ke tubuh Arum dan mencummbu ganas bibir gadis itu, dan memberinya nafas.
'Aaaachhhh....' Arum pun akhirnya kembali bernafas normal. Tidak seperti nafasnya yang sesak tadi. Rayden kembali memeluk tubuh polosnya dan hanyut dalam pelukan itu, serasa sangat nyaman dan menentramkan.
Arum sedikit menengadah ke atas dan menatap wajah tampan Rayden. Pria dewasa itu sangat mempesona, bahkan hembusan nafas Rayden dari tadi tercium wangit mint yang harum. Aroma tubuh Rayden menjadi candu Arum.
Arum menelan ludah dan bertanya, "Tu-tuan, apa anda capek hari ini?"
Rayden membuka mata dan menunduk ke padanya, memberi seringai nakal dan mengelus-elus pipi Arum.
"Why? Kau ingin bercinta lagi dan ingin melakukan doggy stile, Baby?"
"Ti-tidak, saya hanya bertanya." Arum sedikit merona dan menenggelamkan kepalanya ke dada Rayden. Pria itu pun mengecup kening Arum dengan lembut membuat kecanduan Arum padanya makin tinggi. Lagi pula juga, sampai sekarang pria itu tidak pernah terlalu kasar padanya.
Arum pun perlahan beranjak duduk kemudian membelalak ada banyak bekas kecup milik Rayden di seluruh tubuhnya.
'Oh shiit! Kau sungguh seperti gadis nakal, Arum!' Gadis itu menutup pahanya merasa malu. Rasa perihnya sudah dapat ia tahan dan tidaklah seperti awal dia terjun ke dalam percintaa dewasa. Arum menoleh pada Rayden yang tengah memejamkan mata. Gadis itu tersipu melihat pria itu tertidur dengan nyaman di kasurnya.
Arum pun tengkurap dan memandangi tubuh buggil Rayden yang sangat gagah, otot-otot besar dan kekarnya itu ia sentuh dengan lembut dan kemudian naik ke bibir sexy Rayden. Terdengar Arum menelan ludah, lalu diam-diam maju dan menjilat-jilat bibir Rayden dan selanjutnya lidah Arum masuk bermain di dalam sana. Sensasinya membangkitkan gejolak birrahi Arum sendiri sehingga tangannya yang nakal mengusap-usap ular piton Rayden.
Tiba-tiba Arum terkesiap ketika permainan lidahnya dibalas oleh Rayden. Rayden memeluknya dengar erat dan mengullum lidah gadis nakal itu.
"Achhh... maaf Tuan, aku tidak bermaksud membangunkan anda, a-aku ke kamar mandi dulu, permisi!" Arum beranjak dari ranjang, berlari dengan tubuh polosnya masuk ke dalam kamar mandi meninggal Rayden di sana. Tampilan pria itu seperti Cassanova saja yang gila cinta dengannya.
Saat ia keluar habis membersihkan diri, terlihat Rayden masih di sana tertidur pulas. Arum pun menyelimuti pria itu dengan hati-hati. Setelah itu, ia bergegas memakai baju dan berdandan ala natural.
"Tuan Rayden pasti masuk lewat jendela," gumam Arum pun keluar dari kamar.
'Mumpung masih jam sembilan malam, aku harus segera memasak untuknya!'
Arum berjalan dengan hati bak berbunga-bunga walau sedikit nyeri di pagian intinya. Ia pun menyiapkan semua makanan di rumah itu, rasanya Arum bahagia karena baru kali ini ia akan makan bersama dengan orang lain. Ini seperti ia terlihat seorang Istri bukanlah budak pemuas nafssu.
"Okay, ikan goreng ada, nasi juga ada, lauk juga ada, sambal telur juga ada dan tentunya gulai ayam sudah ada! Sekarang aku tinggal membangunkan Tuan Ray!" Arum pun berbalik dan seketika terkejut pria itu sudah berdiri di pintu menatap dirinya dengan senyuman manis. Terlihat pria itu hanya memakai jubah mandi dan mendekati Arum.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Rayden tidak sangka Arum repot-repot masak untuknya.
"Ma-maaf Tuan Ray, aku cuma ingin mengisi perut anda. Aku pikir mungkin Tuan sedang lapar sekarang," jawab Arum menunduk cukup takut akan dibentak olehnya.
Krieeek!
"Kemarilah, you sit here, Baby," titah Rayden menepuk-nepuk pangkuannya.
"A-aku duduk di kursi lain saja, Tuan."
Arum ingin duduk ke sebelah Rayden, tetapi pria bermata biru langit itu menariknya jatuh ke pangkuannya.
"Aku hanya ingin kau menyuapi ku, jadi tidak usah menolak," pinta Rayden serius.
"Ba-baik, Tuan." Arum menunduk dapat duduk di pangkuannya, apalagi pria itu mau makan masakannya.
Arum mengambil potongan daging menggunakan garpu, lalu menyuapi Rayden. Hatinya berdebar-debar malam ini. Akan tetapi, tanpa ia sadari, Rayden menarik dagunya dan menciumnya. Begitu lembut hingga keduanya seakan ingin hanyut lebih dalam, tapi-
Huk...huk...
Arum terbatuk-batuk tersedak bekas daging kunyahan Rayden.
"You are okay, Baby?" tanya Rayden panik melihat Arum tak berhenti batuk-batuk.
"Aku tidak---"
Hueeekkk....hueeeekkk...
Arum tiba-tiba mual lalu bangkit dan berlari ke tempat cuci piring. Rayden terkejut dengan tingkah aneh Arum.
Hueekk....hueekkk...
"Dia mual? Apa mungkin mulai hamil?" Rayden mendekatinya dan segera memberi segelas air. Arum meminumnya hingga habis dan tetap masih mual-mual, rasanya sangat tidak karuan. Arum benar-benar lemas dan hampir jatuh, untung saja Rayden menangkap tubuhnya dan segera membawanya ke dalam kamar.
"Tidurlah, biar aku yang membereskan dapur nanti," ucap Rayden dengan penuh kelembutan memegang tangannya.
"Ma-maaf jadi merusak makan malam, Tuan." Arum terisak, ia takut Rayden akan marah dan memukulnya nanti. Padahal Arum tadi begitu bahagia dapat makan bersama.
"It's okay, Baby! Kau tidurlah dengan tenang."
Chupp...
Arum mengangguk diberi kecupan itu, ia pun memejamkan mata dan menggenggam tangan Rayden. Seolah-olah gadis itu tidak mau ditinggal.
'Saya harus membawanya ke rumah sakit besok."
...........
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sumawita
semangat kak
2022-12-03
1
fifid dwi ariani
trus berusaha
2022-12-03
0