Lelaki itu mulai melorot celana Arum, hingga gadis itu ingin berteriak tetapi satu tangan temannya menutup cepat mulut Arum.
"Jangan berisik, Rum. Nanti kita ketahuan, kau diamlah dan nikmati goyanganku."
Arum menggelengkan kepala, dia ingat pada pesan Tuan Rayden untuk menjaga tubuhnya.
"Aku sudah tidak tahan pengen bercinta denganmu, Rum. Dan, Aku tahu bekas di lehermu itu bukanlah bekas nyamuk, tapi bekas percintaanmu dengan pria lain. Sekarang biarkan kau memuaskan ku, mumpung di sini cuma kita berdua."
Arum memberontak ketika celananya semakin dilorotkan, bahkan ular temannya itu yang ada di dalam celana sudah dari tadi menegang tegak. Lelaki itu pun makin tidak sabar ingin memasukkan ularnya, namun ia seketika berteriak kesakitan setelah Arum menggigit tangannya.
"Acchhh... beraninya kau menggigit ku!"
Kesempatan! pikir Arum secepatnya menendang kuat dengan lututnya ke bagian ular temannya membuat lelaki itu mengerang kesakitan.
"Acchhh ... brens*k kau, Rum!" geram lelaki itu terkapar.
"Kau yang brens*k, Mas! Akan aku laporkan kau ke Bos!" umpat Arum memperbaiki celananya lalu berlari, namun temannya berhasil mencekal tangannya.
"Tidak usah menolak, Rum. Kita lakukan saja satu kali ini saja," pinta temannya ingin sekali mendapat layanan gratis.
"Tidak! Sampai kapan pun aku tidak akan melakukannya denganmu!" tolak Arum tegas dan menendang sekali lagi ular phyton temannya.
"Arum! Tidak akan biarkan kau kabur!" murka temannya mengejar Arum dengan langkah tertatih-tatih. Arum yang berhasil capai di luar, ia jatuh di tengah-tengah karyawan pabrik lainnya.
"Hikss... hiksss...." Tangisnya mengundang semua mata karyawan.
"Ada apa denganmu, Arum?" salah satu menghampirinya.
"Tolong ku, Kak. Ma-mas Ardi ingin memperkossa ku," jawab Arum jujur dan menunjuk temannya tadi yang baru muncul. Terlihat temannya itu kaget ditatap oleh semua karyawan. Tangannya yang tadi menyentuh ularnya yang sakit langsung menunjuk Arum.
"Bohong, ini fitnah! Dia yang barusan menggoda ku!" Arum tampak kesal pada lelaki itu yang malah berkilah dan menuduhnya.
"Hiksss... mana mungkin aku menggodanya, aku sama sekali tidak punya niat melakukan perbuatan kotor itu," tangis Arum berusaha menyedihkan agar semua karyawan mempercayainya.
"Ada apa ini ribut-ribut?" sahut seorang wanita berlagak arrogant. Salah satu karyawan pun menjelaskan apa yang dia dengar.
"Bos, dia hampir melecehkan karyawan perempuan di sini," jawab Karyawan itu berpihak pada Arum.
"Tidak Bos! Aku tidak pernah berpikir begitu, gadis ini yang telah berani menggoda ku untuk mengajak bercinta di dalam sana," kilah lelaki itu menghampiri Bosnya.
Plaakkk! Arum membola melihat tangan Bosnya menampar lelaki itu.
"Kurang ajar sekali, kau ini sudah keterlaluan," cecar Bos itu marah.
"Bos, aku mana mungkin---"
"Hari ini kau dipecat, sekarang pergilah dari sini," usir Bos itu sambil membuang sebuah amplop berisi uang.
Lelaki itu berlutut memohon, ia amat terkejut.
"Tidak Bos, aku bisa jelaskan ini,"
Bos itu menendangnya.
Duaak!
"Security, seret dia keluar dari pabrik ini!" panggil Bos itu dengan lantang. Seketika pria itu pun diseret paksa oleh dua orang besar. Lelaki itu pun meraung-raung kesal tidak mau keluar membuat Arum ketakutan.
"Hai, namamu Arum, kan?" tanya Bos itu.
Arum pun berdiri lalu mengangguk. "I-iya, Bos." Arum agak terkejut Bosnya tahu namanya. Padahal dari dulu ia tidak terlalu dekat dengannya.
"Sekarang tenanglah, dia sudah pergi," ucapnya membelai rambut Arum lalu pergi dari sana.
"Terima kasih, Bos." Arum membungkuk sangat bersyukur. Karyawan perempuan di sampingnya pun memeluk Arum dan menenangkan Arum.
"Kau beruntung sekali dibela langsung oleh Bos," ucap karyawan itu kini menjadi pengganti tugas lelaki tadi.
"Ya Kak, aku sangat bersyukur Bos langsung mengusirnya." Arum tersenyum pada teman kerja barunya itu. Ia pun bisa tenang kembali bekerja bersamanya, tidak seperti tadi Arum sangat was-was. Hanya saja, tumben sekali Bos turun tangan ke tempatnya. Dulu, hanya security yang mengurus laporan keluhan karyawannya, tapi sekarang Bos sendiri yang datang melindunginya.
"Apa jangan-jangan seseorang sedang mengawasi ku?" gumam Arum melihat di ruangan tidak ada CCTV yang terlihat.
'Pasti ada CCTV yang disembunyikan di sini,' batin Arum yakin itu.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Devi Handayani
jangan jangan pemilik pabrik roti tempat kerjamu itu si rayden rum🙄🤔🙄🤔🙄
2023-01-21
0
fifid dwi ariani
trus sehat
2022-12-03
0