"Sebenarnya, Abi menyuruhmu pulang karena ada seorang pemuda yang ingin mengajakmu taaruf," ujar Abi Hasan dan Zahra pun terdiam setelah mendengarkan itu.
"Siapa dia, Bi? tanya Zahra sembari tertunduk.
"Yafiq, dia pemuda yang ingin mengajakmu taaruf," jawab Abi Hasan.
Zahra, terdiam. Memang, dia belum mengetahui laki-laki itu, tapi ia sudah sangat yakin bahwa pilihan abinya itu sangat tepat. Namun, ia tidak tahu harus menjawab apa karena ia sudah sangat bingung dengan masalah percintaan.
"Bagaimana, Zahra? Yafiq akan ke sini siang nanti, karena sekarang kamu sudah ada di sini, maka dia akan langsung bertemu denganmu," ucap Abi Hasan sembari tersenyum.
"Baiklah, Bi. Zahra akan mencoba mengenalnya dulu," ucap Zahra dengan yakin.
"Abi tidak akan memasakannya, tapi jika Zahra tidak menyukainya. Jangan diteruskan," kata Abi Hasan tanpa penuh penekanan.
Lantas, Zahra pun mengangguk dan kembali berbincang dengan kedua orangtuanya. Meskipun begitu, ia tidak pernah mau memikirkan hal ini.
***
Tidak terasa, siang pun sudah tiba. Di mana, Yafiq dan kedua orangtuanya akan datang mengunjungi rumah Ustaz Hasan. Oleh karena itu, Zahra sudah mempersiapkan dirinya lebih dulu.
"Assalamualaikum," ucap seseorang dari luar rumah.
"Mi, pasti itu Yafiq. Coba buka pintunya," pinta Abi Hasan dan Ummi Hanum hanya mengangguk saja, lalu menghampiri pintu rumahnya.
"Wa'alaikumsalam," ucap Ummi Hanum di saat membuka pintunya. Dan benar saja apa kata Abi Hasan, Yafiq yang datang ke rumahnya bersama dengan kedua orangtuanya.
"Silakan masuk, Nak Yafiq." Ummi Hanum menyambutnya dengan sangat baik.
"Terima kasih, Mi." Yafiq pun masuk ke dalam rumah Ustaz Hasan.
Sesampainya, ia di ruang tengah. Yafiq pun langsung mencium punggung tangan Abi Hasan, sedangkan Zahra masih berada di dalam kamarnya.
"Nak Yafiq, bagaimana? Apa kamu sudah siap bertemu dengan putri Abi?" tanya Abi Hasan dan Yafiq pun mengangguk.
"Insya Allah, Abi."Yafiq sudah yakin dengan wanita pilihannya, maka ia tidak memikirkan hal yang lainya lagi.
Dari arah depan, terlihat seorang wanita cantik yang berjalan bersama dengan Ummi Hanum, dan akan menghampirinya. Untuk itu, Yafiq hanya tertunduk dan tidak melihat Zahra, sampai ia duduk di kursi bersama dengan Abi Hasan.
"Yafiq, inilah putri Abi yang bernama Zahra itu." Abi Hasan memperkenalkan putrinya kepada Yafiq.
Mendengar itu, barulah Yafiq mengangkat kepalanya dan melihat kepada Zahra. Pertama yang ia lihat darinya adalah, penampilannya yang anggun dan tertutup. Telebih lagi wajahnya yang cantik, sangat membuatnya terpesona untuk pertama kalinya.
"Masya Allah, cantiknya wanita ini," ucap Yafiq di dalam hatinya, karena ia tidak mungkin mengatakannya langsung.
Tanpa disadari olehnya, Zahra tengah memerhatikannya. Namun, tidak lama dari itu, ia kembali menundukkan kepalanya.
"Zahra, apa kamu sudah mengambil keputusan, Nak?" tanya Abi Hasan kepada putrinya.
Zahra nampak terdiam dan sesekali melihat kepada Yafiq yang sering kali menatapnya, dengan diam-diam.
"Iya, Abi. Zahra menerimanya, tapi dengan satu syarat," ucap Zahra dan kini semua orang yang ada di sana, menatapnya dengan tajam.
Zahra terdiam dan kembali melanjutkan ucapannya. "Selama menjalani taaruf ini, aku ingin mengenal dulu laki-lakinya. Dan Zahra juga tidak mau cepat-cepat menikah, sekarang fokus dulu sama pengenalan. Namun, jika di antara kami terjadi ketidak kecocokan, maka hubungannya tidak perlu dilanjutkan lagi," ucapnya dengan penuh keyakinan.
"Baiklah, Zahra. Aku sanggup menerima syarat darimu, sedangkan untuk akhirnya, aku sudah menyerahkannya kepada Allah." Yafiq tidak merasa keberatan sama sekali, dengan syarat dari Zahra.
Abi Hasan mulai menjelaskan tentang taaruf kepada Zahra dan Yafiq yang akan menjalaninya.
"Secara sederhana, taaruf merupakan proses perkenalan yang dilakukan oleh seorang laki-laki dengan perempuan Islam dengan didampingi pihak ketiga. Proses tersebut dilakukan untuk menemukan kecocokan antar kedua individu, sebelum menuju kepada tahapan selanjutnya, yaitu khitbah (lamaran)."
Abi Hasan terdiam sejenak dan kembali berkata, "Apa yang diminta oleh Zahra tidak apa-apa, karena taaruf ini belum dinyatakan terikat dan dari keduanya bisa tidak melanjutkannya karena sebab. Maka dari itu, dalam proses perkenalan ini, harus ada pihak ketiga jika saling bertemu."
Zahra dan Yafiq mendengarkan perkataan Ustaz Hasan dengan baik. Walaupun demikian, Zahra sudah mengetahui batasannya, tapi ia tidak mengatakannya dan hanya diam saja.
"Sebelum beranjak ke tahapan selanjutnya, yaitu khitbah, maka kedua belah pihak harus yakin dengan pilihannya. Itu dilakukan untuk menghindari ketidak cocokan supaya tidak terjadi pertentangan di antara keduanya," jelas Ustaz Hasan.
"Zahra, sekarang kamu bisa mengenal dulu laki-laki yang akan menjadi calonmu. Abi tidak akan memaksanya, tapi jika Zahra merasa nyaman dengan Yafiq. Jangan terlalu lama untuk menundanya, terus lanjutkan ke tahap selanjutnya," ucap Ustaz Hasan kepada putrinya.
"Baik, Abi." Zahra pun tersenyum indah dan itu terlihat begitu mempesona sehingga Yafiq terdiam melihatnya.
Jangan dihiraukan lagi, kecantikan Zahra alami di tambah dengan senyumannya yang manis, sehingga sudah banyak menghipnotis banyak kaum adam. Namun, baru kali ini Zahra mau menerima laki-laki yang dengan berani mengajaknya taaruf.
"Alhamdulillah, terima kasih Ustaz Hasan. Aku dan kedua orangtuaku sangat bahagia dengan keputusan yang diambil oleh Zahra," ucap Yafiq sembari melihat kepada Zahra yang terlihat diam saja.
Tidak bisa dipungkiri lagi, Yafiq sudah sangat menyukai Zahra walaupun baru pertama kali bertemu, sedangkan Zahra hanya diam saja. Dan jika dilihat dari penampilannya, Yafiq bukanlah seorang ustaz, tapi dari cara bicaranya sangat sopan.
Maka dari itu, Zahra menyukainya, tetapi belum mencintainya. Wajahnya juga tampan, dan kelihatannya Yafiq berasal dari keluarga berada. Namun, ia sangat menyukai kesederhanaan dan tidak melihat seseorang dari jabatan, atau pangkat yang didapatkannya.
"Zahra, bolehkah aku meminta nomor teleponmu?" tanya Yafiq dan Zahra terdiam sejenak.
Setelah memikirkannya, Zahra pun memberikan nomor ponselnya kepada Yafiq. Dan dia pun sangat bahagia karena bisa mengenal calon istrinya lebih jauh, walaupun belum tentu bisa bertahan.
Setelah beberapa jam berada di rumah Zahra, Yafiq dan kedua orang pun pergi dari rumahnya. Sepulangnya Yafiq, Zahra hanya termenung memikirkan hubungannya nanti.
Namun, di dalam hatinya, Zahra sudah bertekad untuk bisa memberikan peluang bagi Yafiq. Dia ingin tahu seberapa jauh Yafiq bisa mengenalnya dan mengambil hatinya.
Yafiq juga hanya mengetahui namanya, sehingga baru kali ini ia memelihat wajah wanita yang akan dijadikannya sebagai pendamping hidup. Keberaniannya itu mendorongnya untuk bisa mendapatkan Zahra, bukan hanya karena cantiknya, tapi ia sangat menyukai sikapnya sehingga besar kemungkinan baginya untuk bisa menyanggupi persyaratan apa pun yang Zahra minta.
"Zahra Nur Azizah, tunggulah aku sampai kita dipersatuan oleh ikatan pernikahan," ucap Yafiq di dalam hatinya sembari tersenyum.
"Yafiq, wanita yang kamu pilihkan itu sangatlah cantik, Ibu menyukainya," ucap Ibu Tiara—ibunya Yafiq.
Yafiq hanya tersenyum menanggapinya. "Ibu juga menyukainya, apalagi aku, Bu," ucap Yafiq sembari mengemudikan mobilnya dengan perasaan yang sangat bahagia.
.
.
.
Assalamualaikum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Rӊᷩуͦηᷠιͤєᷜ Kαⷼzⷻυⷿмꚟι
setuju gak Yaa Zahra sama yaqif..?? tapi yaqif baik kayaknya orangnya... emmh... selamat berjuang untuk yaqif,,semoga segera meluluhkan hati Zahra... Zahra buka hati Yaa.... trus Ilham bagaimana Yaa..?? apa masih bisa bersatu Zahra sama Ilham..??
2023-01-12
1
Maulana ya_Rohman
soga jodohnya Zahra🤲🤲🤲🤲🤲🤲
2022-12-29
1