"Apa, perjodohan, Bi?" Ilham terlihat tidak percaya.
"Iya, Abi ingin menjodohkanmu dengan Alisha. Apa kamu setuju?" tanya Abi Zaenal dengan wajah seriusnya menatap wajah Ilham.
Sejenak Ilham terdiam dan memikirkan tawaran dari abinya yang secara tiba-tiba. "Ilham akan pikirkan lagi nanti, Bi."
"Baiklah, kalau begitu Abi tunggu jawaban darimu," ujar Abi Zaenal dan membuat Ilham memikirkan jawabanya.
Namun, setidaknya Ilham sudah memiliki kesempatan untuk bisa menentukan jawabanya. Dengan begitu, setelah Abi Zaenal pergi. Ilham kembali berpikir, baginya ini sangatlah mendadak dan tidak pernah terbayangkan olehnya, ia akan di jodohkan dengan Alisha.
Lama termenung, Ilham pun kembali masuk ke dalam kamarnya dan mencoba meminta petunjuk kepada Allah Subhanahu Wata'ala.
Di dalam keheningan malam dan di sepertiga malam, Ilham meminta petunjuk untuk perihal jodoh dan perjodohan yang sudah di rencanakan oleh abinya. Dan tanpa Ilham sadari, ia ternyata mencintai Zahra dan selama satu minggu ini Ilham merasa bahwa Zahra merupakan calon istri idaman.
"Ya Allah, tolong berikanlah hamba petunjuk dalam perihal jodoh. Haruskah, aku menerima perjodohan ini dan meninggalkan wanita yang aku cintai? Oleh karena itu, tolong berikanlah jalan terbaik untuk semua ini."
***
Keesokan harinya, Ilham masih memikirkan jawaban apa yang akan ia berikan kepada abinya, sedangkan cintanya pada Zahra sudah tumbuh dengan sempurna.
"Ustaz Ilham, bolehkah aku berbicara denganmu?" tanya Alisha yang tiba-tiba sudah ada di belakangnya.
"Boleh, mau bicara apa?" tanya Ilham yang kebetulan Alisha datang kepadanya tidak sendirian, dia membawa temannya sehingga tidak berduaan.
"A--aku sudah tahu perjodohan ini, tapi aku tidak mau kalau Ustaz menerimanya karena terpaksa," ujar Alisha. Meskipun begitu, Alisha tidak pernah menyangka bahwa perjodohan ini akan terjadi.
Ilham hanya diam saja dan tidak mampu untuk menjawab perkataan dari Alisha yang secara langsung mengungkapkan kenyataannya. Dan beruntungnya Ilham pada saat ini, Ummi Siti memanggilnya sehingga Ilham tidak menjawab perkataan Alisha karena ia juga sangat bingung untuk menjawabnya.
"Ilham, sini sebentar." Ummi Siti memanggil putranya. Dengan segera, Ilham menemui umminya.
"Maaf, Alisha. Ummi memanggilku, aku tinggal dulu. Assalamualaikum," ucap Ilham sebelum meninggalkan Alisha yang sedari tadi menunggu jawaban darinya.
"Wa'alaikumsalam," balas Alisha yang juga kembali ke asrama perempuan dengan rasa yang sedikit kecewa.
Kembalinya Alisha di asrama perempuan, tiba-tiba saja seseorang memanggilnya dari arah belakang.
"Ustazah Alisha, maaf tadi keluarga Ustazah menelpon berkurang kali dan katanya ia ingin mengatakan hal yang begitu penting," ujar gadis yang umurnya lebih muda darinya.
"Baiklah, aku akan menelponnya kembali," balas Alisha, ia juga merasa tidak enak. Seakan ada sesuatu yang mungkin sangat mengejutkan atau membahagiakan.
Maka dari itu, Alisha segera menelpon kembali keluarganya yang berada di Palembang.
"Apa? Ayah masuk rumah sakit?" Reaksi Alisha menjadi berubah dan wajahnya terlihat begitu panik, itu terjadi setelah ia menerima telpon dari ibunya.
"Ibu, Alisha akan segera menyusul ke sana," ujar Alisha karena ayahnya ingin segera bertemu dengannya.
***
Di rumah sakit, terlihat Ayah Alisha yang tengah terbaring lemas dari atas tempat tidur pasien. Di sana juga sudah ada Ilham dan Abi Zaenal, tadi itu Ummi Siti memanggil putranya karena ia harus segera menemui Kiai Saleh—ayah dari Alisha sekaligus pemilik Pesantren Darussalam di Palembang.
Entah karena apa Kiai Saleh menyuruhnya datang, Ilham juga tidak tahu. Akan tetapi, setelah Ummi Siti menjelaskannya kepada Ilham, ia mulai paham dan sedikit kaget setelah mengetahuinya.
"Bu, Alisha mana?" tanya Kiai Saleh dan ia terlihat begitu tidak baik-baik saja.
"Alisha sebentar lagi ke sini, Yah. Kita tunggu saja," jawab Ibu Rahma—ibunya Alisha.
"Ayah!" teriak Alisha karena terlalu panik, ia sampai lupa mengucapkan salam sebelum masuk ke dalam ruang rawat ayahnya.
Di dalam ruang rawat Kiai Saleh terlihat sudah banyak orang. Namun, Alisha tidak menghiraukannya karena yang ia inginkan hanya menemui ayahnya.
"Ayah, baik-baik saja, kan? Apa yang terjadi, Yah?" Alisha nampak begitu mengkhawatirkan kondisi ayahnya.
"Alisha, putri ayah. Jangan khawatir, yah." Kiai Salih tidak mengatakan alasannya karena takut putrinya itu menjadi semakin khawatir.
"Enggak mungkin, pasti ada sesuatu yang di sembunyikan Ayah dariku. Ibu, tolong katakan sesuatu," ujar Alisha yang masih panik.
"Ayah mengalami sesak nafas dan harus segera ditangani. Namun, dokter di sini tidak menjamin atas kesembuhannya," jawab Ibu Rahma sembari tertunduk karena ia juga tidak menyangka akan seperti ini.
"Astaghfirullah hal adzim, Ayah!" Wajah Alisha menjadi berembun, sedih dan tidak menyangka juga akan jadi seperti ini.
"Ilham, Ayah mohon sama kamu. Demi kebaikan Alisha, Ayah minta nikahi putri Ayah sekarang juga sebelum Ayah meninggalkan Alisha," pinta Kiai Saleh dan Ilham terlihat sangat kebingungan.
"Ayah mau, kamu yang menjadi suami sekaligus Ayah bagi Alisha," timpal Kiai Saleh.
Semua orang terdiam dan Ilham juga menjadi bingung antara menikahi Alisha atau memperjuangkan cintanya kepada Zahra. Namun, sebelum Ilham mengambil keputusan Kiai Saleh kembali drop dan segera ditangani oleh dokter.
Dengan begitu, dokter memberikan penambahan oksigen kepada Kiai Saleh dan Ilham tidak punya pilihan lain lagi, selain menerima permintaan Kiai Saleh.
"Baiklah, saya bersedia menikahi Alisha." Dengan berat hati, Ilham mengatakan itu.
Alisha yang berada di samping ayahnya, nampak menatap tajam kepada Ilham dan air matanya tiba-tiba saja mengalir begitu saja. Alisha bingung antara sedih dan tidak percaya, sedangkan ia juga tidak bisa mengatakan apapun lagi selain menerima semua yang terjadi kepadanya.
Maka dari itu, Abi Zaenal segera menyiapkan acara pernikahan yang sederhana karena pernikahannya akan dilangsungkan di ruang rawat Kiai Saleh. Melihat kondisi sahabatnya, Abi Zaenal juga sedih. Namun, ia juga tidak bisa berbuat apapun lagi.
Abi Zaenal juga tahu, Ilham belum sempat memberikan jawaban atas perjodohan yang ia rencanakan dengan Kiai Saleh. Akan tetapi, putranya itu harus menerima semuanya dengan mendadak dan pernikahan ini akan mengikatnya dengan Alisha.
"Dik, kamu yakin ingin menikahi Alisha?" tanya Ahmad yang kebetulan berada di sana untuk menyaksikan pernikahan Ilham yang entah kenapa harus terjadi seperti ini.
"Kalau aku bisa memilih, aku akan lebih mempertimbangkan kembali atas pernikahan ini. Namun, aku tidak punya pilihan lain selain menerima ini semua," jawab Ilham dengan tatapan yang begitu sendu dan Ahmad tahu, bawah adiknya itu sedang tidak baik-baik saja.
"Sabar, Dek. Maaf, Kakak tidak bisa membantumu dalam hal ini," ucap Ahmad sembari mengelus pundak Ilham.
"Iya, Kak, tidak papa."Ilham masih saja termenung dan memikirkan masa depannya yang entah akan menjadi seperti apa.
"Kakak tahu, semua ini pasti sangat berat bagimu, tapi mungkin ini juga yang terbaik buat Adek. Harus kuat dan jangan sedih," ucap Ahmad yang ikut sedih. Namun, ia juga tetap menyemangati Ilham.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Wina Kusuma
kiyai ko' bgtu egois bgt...
2023-03-19
0
ťeĐĎý🐻BeaŔ
kasihan Ilham..dia tidak dapat menolak perjodohan ini..
2023-01-12
1
@MeG4 ⍣⃝క🎸N⃟ʲᵃᵃ𝓐𝔂⃝❥
aduhh nyesek banget sih ustadz ilham harus dipaksa menikahi alisha, itu ustadz saleh egois banget sih memaksakan kehendaknya pdhal yg akan menjalani rmah tangga kan anaknya, hadeuh semoga ga jadi nikah deh kasihan ilham
2023-01-12
5