Setelah perbincangan di ruang tamu selesai, Zahra segera menyiapkan perlengkapannya untuk pergi bersama Alisha. Meskipun begitu, ia merasa akan sedikit berat untuk meninggalkan kedua orangtuanya. Namun, ia juga tidak bisa melakukan apa pun karena ia sudah memutuskannya. Lagi pula, Zahra tidak pergi jauh, ia hanya akan tinggal bersama dengan bibinya, maka tidak ada yang perlu di khawatiran lagi.
Selagi Zahra bersiap, Alisha dan Ilham pergi ke rumah Abi Zaenal dulu karena Ilham ingin menemui kedua orangtuanya.
Sesampainya, Alisha di rumah Abi Zaenal. Lantas ia pun segera masuk ke dalam bersama dengan istrinya. Namun, Alisha hanya bisa menundukkan kepalanya di kala semua orang melihatnya dengan wajah yang heran, dan ada juga yang melihatnya tidak suka. Bagaimanapun, Ilham adalah seorang ustaz muda yang sangat digemari kaum hawa. Jadi, wajar saja mereka melihat kepada Alisha dengan tidak seperti biasanya.
Meskipun begitu, Ilham tidak sama sekali memperhatikannya dan hanya berjalan begitu saja melewatinya. Wajar saja jika banyak orang yang keheranan karena belum ada yang tahu tentang pernikahan Ilham dan Alisha sehingga membuat orang-orang menanggapinya tidak seperti biasanya. Apalagi setelah Ilham membawa Alisha bersamanya, sedangkan selama ini Ilham tidak pernah dekat dengan wanita mana pun selain keluaraganya.
Kedatangan mereka berdua di sambut hangat oleh Abi Zaenal dan Ummi Siti sehingga tidak membuat Alisha takut. Lagi pula, ia juga sudah lama mengenal gurunya itu. Namun, Alisha tetap selalu menghormatinya, apalagi sekarang ia sudah menjadi istri dari Ilham.
"Ilham, Alisha. Silakan masuk, Abi pasti sudah sangat senang dengan kedatangan kalian," ucap Ummi Siti dan Ilham pun segera masuk bersama istrinya ke dalam rumah.
Setelah itu, Meraka berdua pun duduk di sofa dan ada Abi Zaenal di sana. Dengan begitu, Ilham segera menyalami tangan abinya, begitu pula dengan Alisha.
"Ilham, bagaimana kabar kalian berdua?" tanya Abi Zaenal yang membuat Ilham menatapnya.
"Alhamdulillah, sehat dan baik, Bi."
"Alhamdulillah, Alisha juga baik," timpal Alisha dan Abi Zaenal hanya tersenyum mendengarnya.
"Kalau begitu, kenapa Ilham tidak kasih tahu Abi dulu kalau mau pulang ke sini?" tanya Abi Zaenal sembari menatap keduanya.
"Ilham kebetulan saja ke sini karena Alisha ingin bertemu dengan Zahra. Jadi, sekalian saja Ilham ke sini, dan Ilham juga sudah ada niat untuk pulang karena ada yang mau Ilham katakan kepada Abi," jawab Ilham dengan sedikit tenang.
"Zahra yang putrinya Ustaz Hasan itu?" tanya Abi Zaenal soraya memastikan.
"Iya, Bi," jawab Ilham. Sebenarnya, hatinya sudah sangat berat mengatakan nama itu, tapi tidak tahu kenapa selalu dihadapkan dengan nama itu.
Setelah itu, Abi Zaenal tidak menanyangkan apa pun lagi, karena menurutnya itu sudah sedikit jelas.
"Abi, sebenarnya Ilham ingin meminta izin kepada Abi," ucap Ilham sembari tertunduk.
"Izin apa?" tanya Abi Zaenal dengan kening yang berkerut karena Ilham belum menjelaskan semuanya.
Mendengar pertanyaan abinya, Ilham malah melirik Alisha yang ada di sampingnya dan Alisha mengerti alasan suaminya menatap kepadanya, karena Ilham akan segera mengatakan permintaan ibunya kepada Abi Zaenal. Dengan begitu, Alisha hanya mengangguk saja sehingga Ilham pun kembali menatap kepada abinya.
"Abi, sebelum itu, Ibu Rahma memintaku untuk mengurus Pesantren Darussalam. Maka dari itu, Ilham ingin meminta izin kepada Abi untuk itu, karena Ilham tidak bisa memutuskannya," lirih Ilham. Laki-laki itu terlihat kebingungan.
"Boleh saja, Abi tidak akan melarangmu. Lagi pula, di sini masih ada Ahmad dan Abi yang masih bisa mengajar. Maka dari itu, kamu harus mempunyai sikap tanggung jawab yang sangat dalam karena mengurus pesantren itu harus sabar, jangan tergesa-gesa," jawab Abi Zaenal dan Ilham pun mengerti.
"Baik, Abi. Mungkin untuk saat ini sikap itu belum ada, tapi kedepannya Ilham akan berusaha untuk menghadirkan sikap tanggung jawab itu," ucap Ilham sembari menyakinkan.
"Baiklah, Abi hanya bisa mendoakannya. Dan semoga saja rumah tangga kalian berdua bisa selalu bahagia," ucap Abi Zaenal dan ucapannya itu sudah berhasil membuat keduanya tertunduk.
Bagaimana mungkin bisa begitu? Akan tetapi, Ilham tidak mempermasalahkan masalah itu karena ia tahu bahwa menjalin rumah tangga yang bahagia itu tidaklah mudah, maka Ilham akan mencobanya, begitu pula dengan Alisha yang mulai menjadi istri yang baik bagi suaminya.
"Ilham, apa kamu mau menginap di sini?" tanya Abi Zaenal karana suasana menjadi hening.
"Tidak, Bi karena kami akan kembali sore nanti," jawab Ilham dan Abi Zaenal mengerti.
"Baiklah, kalau begitu, kalian di sini dulu. Lagian waktunya masih lama," ucap Abi Zaenal dan Ilham hanya menganggukkan kepalanya saja.
Alisha hanya diam, ia tidak tahu harus ngapain karena selama di rumahnya saja Ilham tidak pernah berbicara banyak kepadanya, sedangkan Alisha masih larut dalam kesedihannya. Akan tetapi, sekarang Alisha sudah kembali seperti dulu karena masih banyak orang yang menyayanginya meskipun bukan dari suaminya sendiri.
Namun, setelah Abi Zaenal mengatakan itu. Suasana malah menjadi semakin hening dan sulit dipercaya, pasangan suami istri ini tidak berkata apa pun. Dengan begitu, Ummi Siti yang memahaminya segera bertindak.
"Alisha, boleh bantu Ummi di dapur," ucap Ummi Siti sehingga membuat Alisha melihat kepada mertuanya itu.
"Boleh, Ummi," jawab Alisha dengan sangat cepat, karena ia tidak mau berada di dalam suasana yang hanya hening dan menegangkan.
"Ayo," ajak Ummi Siti dan Alisha langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan mengikuti Ummi Siti.
Sepeninggal Alisha dari tempat itu, Abi Zaenal sedikit merasa aneh dengan hubungan Ilham dan Alisha. Maka dari itu, Abi Zaenal langsung saja menanyakannya kepada putranya.
"Ilham, apa kamu sudah membuat Alisha merasa nyaman berada di dekatmu?" tanya Abi Zaenal menelisik.
"Belum, Abi. Ilham tidak bisa melakukannya," jawab Ilham yang sudah bingung.
"Kenapa?" tanya Abi Zaenal yang membuat Ilham menatap abinya dalam.
"Apa aku harus mengatakan yang sejujurnya kepada Abi? Akan tetapi, itu sangat tidak mungkin," gumam Ilham di dalam hatinya.
Pada akhirnya Ilham hanya diam dan tidak mengatakan apa pun lagi, sedangkan Abi Zaenal yang paham akan sifat putranya hanya bisa menasihati saja.
"Seberapa berat kamu menghadapi kenyataan ini, tetap kamu tidak bisa mengembalikannya kembali karena semuanya telah terjadi. Maka dari itu, terimalah dengan lapang karena tidak semua yang kita mau dapat terjadi. Dan jangan terus berlarut dalam kebimbangan, semua itu tidak akan selesai. Cobalah belajar menerima kenyataan dan berdamai dengan keadaan," ucap Abi Zaenal yang ingin membuat putranya mengerti.
Ilham nampak merenungi semua perkataan abinya karena jika Abi Zaenal sudah mengatakan sesuatu kepadanya, seakan itulah yang terbaik. Oleh karena itu, Ilham akan mencoba saran dari abinya dan dimulai dari Alisha—istrinya. Ilham akan mencoba menjadi suami yang baik buat Alisha.
.
.
.
Apakah Ilham bisa?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
🦋⃟ℛIke🦋Ⓩᴬ∙ᴴ࿐B⃟c
Ike mampir ka
2023-02-07
1
melia
q kadang kalau denger kata perjodohan agal sebel jugaa..Apalgi sperti posisi ilham ini huuhhh bikin gemes gemes gmna gitu😣
2023-01-29
1
Maulana ya_Rohman
masih pada menata hatinya masing🤧
2022-12-29
1