Wanita mana yang mau menikah dengan seorang laki-laki karena keterpaksaan? Namun, Alisha begitu sabar dan ikhlas. Mungkin saja ini ujian baginya dan Alisha tidak pernah menyalahkan siapa pun untuk semua ini.
Malam pernikahannya bagaikan dua orang manusia yang tidak saling mengenal satu sama lain. Meskipun begitu, mereka sudah saling mengetahui karena Alisha menempuh ilmu di Pesantren Ar-Rasyid yang di mana Ilham juga mengajar di sana.
Namun, siapa sangka bahwa mereka akan disatukan oleh ikatan suci pernikahan yang begitu sakral. Dan Alisha tidak tahu harus bersikap bagaimana kepada suaminya. Haruskah ia bahagia atau sedih? Selain itu, Alisha tidak tahu lagi harus bagaimana.
Keduanya membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang sama. Akan tetapi, Ilham lebih memilih tidur dengan membelakangi istrinya. Ia memikirkan kehidupan rumah tangganya untuk di masa yang akan datang. Namun, kemudian Ilham terlelap. Begitu pun dengan istrinya yang ikut terlelap karena saking lelahnya.
***
Di sepertiga malam, Alisha terbangun dari tidurnya dan melihat suaminya yang sedang melaksanakan salat tahajud dan kemudian berdoa. Alisha diam-diam melihat dan mendengarkan doa yang dipanjatkan oleh suaminya.
Di dalam doanya Ilham meminta petunjuk dari yang maha esa atas semua kebimbangannya.
"Ya Allah, tolong berikan jalan yang terbaik bagiku dalam mengatasi kegundahan hati ini. Karena itu, hati ini tidak bisa memilih dan memutuskan. Aku hanyalah pemeran dan engkau lah yang menjadi sutradaranya. Namun, jika dalam kisahku engkau menuliskan namanya dan namaku maka aku akan sangat bahagia. Akan tetapi, semua anganku tidak sesuai dengan takdirmu dan jika memang ini sudah jalannya, tolong bantu aku untuk tetap menjadi suami yang baik bagi Alisha—istriku."
Alisha yang mendengarkannya menjadi terharu dan sedikit merasa bersalah. Mungkin Ilham sekarang tidak kuasa dalam hal apa pun sehingga, ia tidak bisa memutuskan dan memilih menerima semuanya walaupun tidak sesuai dengan keinginannya.
Di sisi lain, Ilham meletakan kembali alat salat yang sempat ia pakai dan kembali membaringkan tubuhnya di samping Alisha, sedangkan Alisha yang mengetahui itu segera memejamkan kedua belah matanya, seakan-akan ia tengah terlelap dan tidak mengetahui semua yang dilakukan oleh suaminya.
Ilham sejenak melihat kepada istrinya yang menurutnya sedang tertidur nyenyak. Namun, tidak lama dari itu Ilham melihat wajah Zahra dan membuatnya tersenyum. Akan tetapi, Ilham segera tersadar karena yang dilihatnya itu bukan Zahra, tapi Alisha.
Impiannya untuk menikahi wanita yang bernama Zahra, kini hanyalah angan-angan saja. Meskipun begitu, Ilham tidak tahu bahwa Zahra mencintainya ataupun tidak, tapi Ilham sudah menyimpan rasa terhadap wanita yang dicintainya itu. Bukan cinta bertepuk sebelah tangan, tapi kontak batin yang dirasakan oleh Ilham sangat menguatkan rasa cintanya terhadap Zahra.
Lama termenung membuat Ilham tidak henti-hentinya memikirkan Zahra. Maka dari itu, Ilham segera kembali tertidur di samping istrinya dan kembali terbangun pada waktu subuh telah tiba.
Setelah waktu subuh itu tiba, Ilham sudah bersiap untuk melaksanakan salat subuh. Namun, kegiatannya terhenti karena panggilan dari istrinya.
"Mas, tolong tunggu sebentar. Aku akan kembali setelah mengambil air wudhu dulu," ucap Alisha dan membuat Ilham menganggukan kepalanya.
Setelah itu, Alisha melaksanakan salat berjamaah bersama suaminya untuk yang pertama kalinya, dan itu adalah sebuah kebahagiaan bagi pasangan suami-istri pada umumnya.
Setelah salat subuh itu terlaksana. Lalu, Alisha segera mencium punggung tangan suaminya dengan rasa yang begitu tidak menentu. Akan tetapi, Ilham hanya menatapnya sendu dan ia terlihat begitu sedih.
"Seharusnya ini adalah suatu hal yang sangat gembira, tetapi hatiku tidak menentu dan ini adalah impianku untuk bisa seperti ini bersama Zahra. Akan tetapi, itu sudah tidak mungkin lagi karena aku sudah mempunyai istri," ucap Ilham di dalam hatinya dan ia begitu terpuruk di antara cinta dan kewajiban.
***
Pukul delapan pagi, tiba-tiba saja seseorang datang ke rumah Alisha karena baru mengetahui kabar kematian ayahnya Alisha—Kiai Saleh, dan mereka adalah kerabat dekat ayah Alisha.
"Assalamualaikum," ucap Ustaz Hasan yang datang bersama dengan anak dan istrinya.
"Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Ibu Rahma menyambutnya dengan sangat baik dan mereka pun sudah dianggap bagaikan keluarga bagi keluarga Alisha.
Tidak lama dari itu, Ilham dan Alisha turun dari tangga dan menghampiri Ibu Rahma yang katanya kedatangan tamu.
"Zahra!" ucap Alisha sembari berlari ke arah Zahra yang merupakan saudara sepupunya.
Lantas dengan begitu, Zahra mengalihkan pandangannya untuk melihat kepada Alisha yang terlihat begitu gembira dengan kedatangannya. Namun, di saat itu pula kedua bola mata indahnya saling beradu dengan kedua bola mata milik Ilham dan di situlah banyak pertanyaan dari benak Zahra.
Di saat itu pula Ilham terkejut karena mendengar suara istrinya yang memangil nama wanita yang dicintainya. Dengan begitu, Ilham melihatnya untuk memastikan dan benar saja, Zahra yang ia cintai.
Untuk itu, Ilham hanya diam saja karena ia begitu tidak berdaya dan tatapan mata Zahra itu sangat membuatnya begitu merasa bersalah. Namun, itu juga yang membuatnya senang karena bisa kembali bertemu dengan wanita yang berhasil mengambil hatinya.
Alisha memeluk erat Zahra, seakan ada sesuatu yang amat Alisha pendam sehingga ia membutuhkan teman cerita.
"Alisha, kamu kenapa?" tanya Zahra yang kembali menatap sepupunya. Dan ia tidak lagi menatap Ilham.
Alisha tidak mengatakan apa pun dan hanya memeluk tubuh Zahra dengan sangat erat, sedangkan Ilham mulai memberanikan diri untuk bergabung dengan keluarga Zahra.
Melihat istrinya yang memeluk Zahra, membuatnya merasa kebingungan dengan semua yang terjadi dan ia hanya terdiam sehingga Ustaz Hasan bertanya kepadanya.
"Ilham, bukannya kamu adalah anak dari Kiai Zaenal Abidin?"
"Iya, Ustaz."
"Lantas kenapa bisa berada di sini?" tanya kembali Ustaz Hasan.
Ilham hanya diam saja sehingga Ibu Rahma mewakilinya untuk mengatakan semua kebenarannya. "Sebelum suamiku meninggal dunia, ia menikahkan putri kami dengan Ustaz Ilham."
Zahra terperangah kaget, ia begitu tidak percaya dengan semua yang dikatakan oleh tantenya. Tiba-tiba saja, tubuhnya seakan lemah, dan hatinya begitu rapuh, sedangkan Ilham hanya tertunduk dan tidak kuasa menatap wajah wanita yang amat dicintainya.
"Kalau begitu, selamat yah Ustaz Ilham atas pernikahannya dengan Alisha. Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah, dan warahmah." Ustaz Hasan malah memberikan selamat kepada pasangan yang baru saja kemarin menikah.
"Aamiin."
Meskipun begitu, Ilham tidak bisa lagi mengelak semua kebenaran ini karena masih banyak orang juga yang belum mengetahui pernikahannya dengan Alisha. Namun, hati serta pikirannya yang sulit untuk menerima semuanya. Apalagi untuk melihat wajah Zahra juga, Ilham sudah tidak kuasa lagi.
Oleh karena itu, Ilham terjebak di dalam kenyataan dan ketidak berdayaan yang sangat mendominasi pikirannya sehingga hati dan pikirannya sulit untuk diajak berdamai dengan keadaan.
.
.
.
Bagaimana perasaan Zahra yah? Ada yang bisa menebaknya, kah?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Rina_Ibnu_Hajar
mantap ceritanya kak
2023-04-05
1
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻𝘼𝙎𝙍𝙄k⃟K⃠
thor kau mncuri hatiku
2023-01-07
2
Maulana ya_Rohman
😭😭😭😭😭😭
remuk redam hatiku thor😭😭😭💔💔💔💔💔💔
2022-12-29
1