Bismillahirohmanirohim.
"Ada yang habis berkunjung kesini dek?" tanya Iqbal memastikan.
Iqbal baru saja pulang dari kerja, lelahnya hilang seketika saat melihat istrinya yang menyambut dirinya di depan rumah.
Akhir-akhir ini Iqbal baru saja merasakan bagaimana rasanya jatuh cinta, dan dia jatuh cinta dengan perempuan yang tepat.
Begitu juga dengan Azizah, baru pertama kali jatuh cinta dengan orang yang tepat yaitu suaminya sendiri. Sungguh sebuah anugerah bagi keduanya jatuh cinta dengan orang yang tepat.
"Memang ibu sama bapak nggak bilang mas, kalau mereka habis berkunjung kesini?" tanya Azizah memastikan, dia mengambil tas kerja suaminya.
Iqbal berjalan sambil merangkul pundak Azizah dengan mesra, Azizah tersenyum dibalik cadarnya.
Sampai di dalam rumah keduanya langsung masuk ke kamar Iqbal. Ya beberapa hari yang lalu Iqbal menyuruh Azizah untuk satu kamar dengan nya, mereka menggunakan kamar utama.
Azizah melakukan semuanya dengan santai dan tidak tergesa-gesa, sehingga dia dapat memindahkan semua barangnya dengan begitu cepat, Azizah saja tidak merasa lelah, padahal dia kira barang-barangnya masih ada di kamar bawah.
Iqbal membuka kaos kakinya sambil menjawab pertanyaan Azizah. "Ibu sama bapak tidak bilang apa-apa dek" ujarnya, sambil memeletkan kaos kaki kedalam keranjang baju kotor.
"Azizah kira ibu dan bapak memberi kabar mas Iqbal jika mereka berkunjung kesini, makanya Zizah tidak memberitahu mas Iqbal"
Azizah meletakkan tas kerja suaminya itu ditempatnya, setelah itu Azizah membuka cadarnya, dan dia juga mengganti bajunya.
Melihat hal itu Iqbal menyuruh Azizah mendekatinya. "Sudah tak papa dek, sini" suruh Iqbal pada Azizah.
Setelah mengganti bajunya Azizah mendekati Iqbal dengan senyum yang mengembang di wajahnya. "Tadi Zizah suruh ibu sama bapak menginap disini untuk satu malam saja, tapi ibu dan bapak mengatakan tidak bisa sekarang, lain kali saja katanya" ucap Azizah, saat sudah duduk disebelah suaminya.
Iqbal memandangi wajah istrinya dengan senyum yang tidak dapat Azizah artikan. "Tidak apa, biar ibu dan bapak tidak mengganggu kita. Kapan-kapan kita yang menginap disana" sahut Iqbal dengan senyum yang menyeringai.
Azizah yang terus dipandang oleh suaminya memalingkan wajahnya karena merasa malu, apalagi tadi Iqbal berkata tepat di kupingnya, dan lebih parahnya lagi Iqbal berkata dengan sangat lembut.
Tentu saja hal itu membuat Azizah merinding. "Mandi dulu mas, sebentar lagi magrib" peringatan Azizah.
Iqbal tak menjawab dia mencium pipi istrinya begitu saja. Cup…!
Azizah langsung terpaku di tempat kala benda kenyal milik suaminya itu menempel di pipi sebelah kanannya.
"Jangan protes dek, pahala loh kalau buat suaminya senang" ucap Iqbal saat melihat Azizah akan protes.
"Ye! siapa juga yang mau portes mas suudzon aja sama istri sendiri" tentang Azizah tak mau dianggap protes oleh suaminya padahal iya dia ingin protes.
Iqbal tersenyum. "Kalau begitu biar palahanya nambah sini cium suamimu, biar semangat, terus capeknya habis kerja hilang, jadi kasih nutris dulu dong" goda Iqbal.
Azizah hanya diam dia tidak berani melakukan yang suaminya suruh, karena Azizah malu. "Ayo dek kenapa diem, katanya mau dapat pahala banyak, nyenengin suami itu bisa punya banyak pahala loh" ucap Iqbal tapi Azizah tidak kunjung melakukan apa yang dia suruh.
"Zizah malu mas" cicitnya sambil menundukkan kepala, dia benar-benar malu pada Iqbal, padahal Iqbal suaminya sendiri.
Sekarang Iqbal bisa dengan jelas melihat pipi Azizah yang memerah, dulu dia tidak bisa melihat, pipi yang begitu memerah itu saat Azizah masih mengenakan niqab di depannya.
"Sama suami sendiri kok malu" ucap Iqbal mengangkat dagu istrinya agar menatap dirinya.
"Ayo, cium dulu baru mas mau mandi" ucap Iqbal masih berusaha merayu istrinya.
"Kalau nggak mau mas, tidak mau mandi" Iqbal sengaja mengancam istrinya.
Dengan ragu Azizah mencium pipi suaminya, setelah itu dia langsung beranjak pergi, karena saking malunya pada Iqbal, bahkan Azizah tak berani menatap suaminya lagi.
Iqbal membiarkan Azizah keluar kamar, sementara dirina pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Senyum mengembang sempurna di pipi Iqbal saat mengingat Azizah mencium pipinya dengan ragu dan malu-malu.
"Kenapa dia mengenaskan sekali" ucap Iqbal, sambil berjalan ke kamar mandi.
"Ternyata aku sangat beruntung mendapatkan istri seperti Azizah" ujar Iqbal, bermolong.
Sedangkan Azizah tak jadi turun, karena dia teringat belum menyiapkan pakaian ganti untuk suaminya.
Akhirnya Azizah kembali masuk ke dalam kamar, Azizah mengambil nafas lega saat sudah tidak melihat keberadaan Iqbal di dalam kamar, Azizah yakin Iqbal sudah berada di kamar mandi.
Azizah menyiapkan semua pakaian ganti suaminya, Azizah memilih baju koko suaminya, karena Iqbal pasti akan pergi shalat ke masjid.
Tadi pagi saat merasa kakinya sudah sembuh, Iqbal meminta izin pada Azizah untuk shalat berjamaah di masjid, karena lokasi rumah mereka dengan masjid tidak terlalu jauh.
Tak lama Iqbal keluar dari kamar mandi dengan handuk yang melilit sempurna di pinggangnya. Azizah tidak menyadari kehadiran Iqbal.
Iqbal yang sangat suka melihat muka istrinya memerah, dengan sengaja dia berdiri di belakang istrinya, dia berjalan pelan agar Azizah tidak menyadari kehadirannya, Iqbal tak peduli jika dia sudah memiliki wudhu, pikirnya nanti dia akan wudhu lagi.
"Hmmm, fokus banget dek? Ngapain sih" ucap Iqbal tepat dikuping Azizah, sontak hal itu membuat Azizah kembali merasa merinding di sekujur tubuhnya. Dia begitu kaget saat Iqbal berbisik dikupingnya.
Dengan perasaan ragu Azizah membalikan badannya, menjadi menghadap Iqbal, Azizah baru sadar jika saat ini dirinya dan Iqbal sudah tak berjarak.
"Mas Iqbal ganti bajunya" suruh Azizah, kala menyadari Iqbal belum mengenakan baju, Azziah tak berani sama sekali melihat Iqbal, rona merah di wajahnya sudah kembali muncul.
Azizah dapat merasakan jika kini, tubuhnya yang terbalut baju, menempel dengan badan suaminya yang tidak menggunakan baju, Azizah dapat merasakan bajunya sedikit basah, akibat menempel dengan suaminya.
"Mas, baju Zizah basah" ujarnya dengan suara yang sedikit kesal.
"Hehe, kamu lucu kalau lagi marah dek, sama kalau pipi kamu merah gitu dek" ujar Iqbal tak memperdulikan kekesalan istrinya.
Blus….
Muka Azizah tambah memerah, bahkan kini kupingnya juga ikut memerah. "Siapa yang bisa bantu Zizah, tolong Zizah sekarang juga" batinya merasa risih dengan posisi mereka saat ini.
Adzan magrib yang berkumandang membuat Azizah merasa sangat lega. "Terima kasih Ya Rabb, Zizah buka tidak mau mendapat pahala, tapi Zizah masih malu dengan mas Iqbal" batinya lagi, dia merasa bersalah pada Iqbal suaminya.
"Mas sudah adzan, sali dulu" peringat Azizah.
Sebelum Iqbal beranjak dia kembali mencuri ciuman di pipi Azizah. "Biar tambah semangat" ucap Iqbal, yang membuat Azizah tersenyum pada Iqbal, atas perkataannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
N Wage
bermolong lagi?
2022-12-28
0
N Wage
menggemaskan, mas iqbal😁
2022-12-28
0
Tati Suwarsih Prabowi
semangat!
2022-12-14
1