Jahilnya Iqbal

Bismillahirohmanirohim.

Selesai shalat Iqbal tak melihat keberadaan istrinya di kamar, Iqbal kira Azizah akan menunggunya sampai selesai shalat, tapi ternyata Azizah sudah tak berada di kamar.

"Kemana dia?" tanya Iqbal entah pada siapa.

Iqbal yang sibuk dengan pertanyaannya sendiri tiba-tiba melihat sebuah buka di meja tak jauh dari tempatnya duduk, buku itu bisa dijangkau hanya dengan tangan Iqbal. Iqbal tertarik dengan buku bersampul biru kombinasi hijau tersebut.

Tangan Iqbal berusaha meraih buku tersebut. Setelah sedikit berusaha akhirnya buku tadi sudah ada ditangan Iqbal.

"Cara menjadi seorang suami dan istri yang baik" bacanya saat melihat judul buku itu.

Iqbal membuka lembaran pertama buku tersebut, dia terpaku dengan isinya yang menjelaskan bagaimana sikap suami terhadap istri.

Iqbal terus membaca beberapa lembar buku, karena menurutnya buku itu sangat menarik.

"Tapi bagaimana jika seorang suami belum bisa menerima istrinya?" molong Iqbal ketika dia mendapatkan banyak penjelasan dari buku milik Azizah.

Buku yang Iqbal baca milik Azizah itu sangat mudah dia pahami.

"Apakah aku harus bisa mulai menerima Azizah disisiku? Bagaimanapun juga aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup" Iqbal kembali bermolong.

Sampai Iqbal tak sadar jika tangannya membuka lembaran bagian penjelasan menjadi seorang istri yang baik.

Iqbal kembali fokus dengan kegiatan barunya. "Apakah Azizah mempelajari ini semua?" lagi-lagi Iqbal kembali bertanya entah pada siapa, tapi sepertinya dia bertanya pada diri sendiri.

"Tapi kenapa Azizah mempelajari buku yang menjelaskan tentang cara menjadi suami yang baik"

"Bukan dia seharusnya hanya mempelajari tentang istri yang baik saja"

Lama Iqbal bermolong sendiri sampai dia sadar dengan kelakuannya sendiri. "Apa yang aku lakukan?" Iqbal meletakkan kembali buku tadi di tempat semula.

Saat Iqbal hendak bangung dia baru ingat jika kakinya masih sakit untuk berjalan sendiri. "Ais, kenapa aku bisa lupa" keluhnya.

"Kemana Azizah lama sekali dia, aku ingin mandi" keluh Iqbal lagi.

Semenatara di dapur Azizah sedang membuatkan sarapan untuk dirinya dan sang suami.

Sudah satu jam lebih Azizah bergelut dengan alat dapur, pekerjaannya hampir selesai.

Dapur itu masih terlihat rapi, tak ada satupun yang berantakan di dapur, bahkan perabotan yang tadi digunakan oleh Azizah sudah bersih.

Begitulah Azizah setiap habis memakai sesuatu akan langsung dia bersihkan. "Alhamdulillah akhirnya selesai juga" ujar Azizah.

Azizah meletakan semua hasil masakanya diatasi meja makan. "Tinggal mandi abis itu ajak mas Iqbal makan" ucapnya sambil tersenyum dibalik cadar yang dia kenakan.

Azizah yang tadinya senyum tiba-tiba saja menjadi gelisah. "Tapi kan mas Iqbal tak bisa ke kamar mandi sendiri jika akan bersih-bersih" 

Azizah mulai gelisa sendiri, mau tidak mau nanti dia yang akan membantu Iqbal untuk mandi, karena bingung Azizah hanya mondar-mandir di dapur saja, dia ragu untuk masuk ke kamar.

Sampai Azizah mendengar suara Iqbal memanggilnya dari kamar, Azizah dapat mendengar jika Iqbal memanggilnya sambil berteriak, karena Iqbal memanggil dirinya dari dalam kamar.

"Mas Iqbal" gumun Azizah.

"Maafkan aku mas membuatmu menunggu lama, tapi aku harus bagaimana" Azizah kembali kalut.

"Zizah" teriak Iqbal lagi, kali ini baru lah Azizah pergi ke kamarnya, dia sadar diri semua ini sudah tugasnya sebagai seorang istri.

"Iya mas, mas Iqbal kenapa teriak?" kata Azizah saat sudah masuk kedalam kamarnya.

"Huhh" Iqbal membuang nafas kasar, sambil menatap Azizah jengah.

"Aku mau mandi Azizah!" ucap Iqbal the do point.

Sebelumnya Iqbal sudah memikirkan bagaimana cara dirinya untuk meminta bantuan pada Azizah, sampai Iqbal akhirnya tak peduli dengan malunya pada Azizah yang penting dirinya bisa merasa segar setelah mandi.

"B-a-i-k mas"  sahutnya dengan ragu.

"Tapi aku ambil salin mas Iqbal dulu, mas Iqbal hari ini tidak kerjakan?" tanya Azizah memastikan.

Ingin sekali Iqbal mengatakan sakit begini mana bisa kerja Azizah, tapi semua itu dia urungkan, Iqbal hanya menganggukan kepala, tanda dia tak bekerja. Memang Iqbal juga masih ada cuti menikah. Walaupun tetap bekerja dari rumah.

"Baiklah mas Iqbal tunggu disini sebentar, aku akan mengambilkan salin mas Iqbal terlebih dahulu" ucapnya sambil berlalu.

"Cek" Iqbal berdecak saat Azizah sudah keluar dari kamar. "Kenapa dia selalu pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban dariku" Iqbal sedikit kesal.

Azizah sendiri sudah menurunkan egonya, dia sudah berjanji pada diri sendiri selama Iqbal sakit dia yang akan mengurus semua kebutuhan Iqbal sampai sembuh.

Mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi, bahkan Azizah juga sudah bertekad, akan membantu Iqbal mandi.

Tak lama setelah itu Azizah kembali lagi ke kamarnya dengan membawa baju ganti milik Iqbal, Azizah membantu Iqbal masuk kedalam kamar mandi.

Beruntung di kamar mandi itu ada tempat duduk jadi Iqbal bisa mandi disitu dengan sendiri.

Azizah memabut membukakan celana suaminya, sambil menahan malu yang luar biasa, dia sedikit pun tak berani menatap Iqbal, Azizah palingkan mukanya.

Melihat hal itu muncul ide jahil di kepala Iqab untuk mengerjai Azizah, dia buka bajunya begitu saja.

"Azizah punggungku sakit tolong garukan" suruh Iqbal sontak hal itu membuat Azizah menjadi menghadap Iqbal.

Azizah harus menahan malunya setengah mati saat melihat Iqbal sudah tak mengenakan baju.

"Yang gatal dimana mas?" tanya Azizah dia berusaha menenangkan detak jantungnya dan Azizah juga berusaha agar wajahnya tak memerah, untung wajah itu tertutup niqab jadi Iqbal tak tau jika muka Azizah saat ini sudah sangat memerah.

"Dibelakang kamu garuk dari depan saja" ucap Iqbal dengan santainya. 

"I-y-a mas" sahut Azizah dengan ragu.

Walaupun ragu Azizah tetap melakukan apa yang suaminya suruh, dengan sekuat tenaga Azizah menahan malu saat mengaruk pelan pundak suaminya.

Badan Azizah hampir menempel dengan kulit badan suaminya, disana Iqbal tersenyum puas, karena telah berhasil mengerjai Azizah.

"Sudah kamu tunggu di luar, atau kamu mau tetap disini melihatku mandi" ucap Iqbal tersenyum jahil, yang membuat Azizah berdecak kecil, lalu dia segera pergi dari kamar mandi.

Sebelumnya Azizah sudah menyiapkan air mandi untuk suaminya. "Huhu, sabar Azizah tak apa dia suamimu sendiri, jadi apapun yang dia suruh kamu harus melakukannya, selagi itu baik, lagi pula mas Iqbal juga sedang sakit" ucap Azizah pada diri sendiri.

Azizah mengelus dadanya beberapa kali untuk menetralkan degup jantungnya yang terus berdetak tak karuan.

"Lebih baik aku mandi juga, sambil menunggu mas Iqbal selesia" putus Azizah.

Azizah memutuskan untuk mandi di kamar sebelah, Azizah sudah memeriksa, jika setiap kamar yang ada di rumah itu memiliki kamar mandi masing-masing.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

bermolong=bermonolog?

2022-12-28

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!