Bismillahirohmanirohim.
Malam harinya Azizah maupun Iqbal melakukan aktivitas mereka masing-masing.
Setelah selesai makan malam Azizah tak lagi melihat keberadaan Iqbal yang mondar-mandir di bawah sedari tadi.
Karena merasa bosan Azizah memutuskan untuk melihat-lihat rumah baru mereka, dia juga belum paham dengan rumah itu.
Azizah membuka kulkas yang ada di dapur. "Banyak sekali sayurnya, semua lengkap, tapi kenapa mas Iqbal selalu memasak makanan" Azizah menghembuskan nafas kasar.
"Besok tak ada lagi pesan makanan, aku harus masak tak baik jika semua sayuran ini busuk, bisa mubazir nantinya" pikir Azizah.
Setelah selesai menjelajahi dapur, Azizah melihat-lihat tempat lain, Azizah tak sadar jika dari lantai atas sana, Iqbal sedang memperhatikan dirinya.
"Huh, ada apa denganku sebenarnya? Kenapa aku selalu kepikiran dengan wanita seperti ninja itu" ucap Iqbal lirih pada dirinya sendiri.
Iqbal dapat melihat dari atas Azizah terlihat sangat senang ketika ada kucing disana. "Wah kucing siapa ini? Apakah kucing mas Iqbal?" ucap Azizah yang sama sekali tak dapat didengar oleh Iqbal.
"Apa yang dia bicarakan?, sudahlah Iqbal lebih baik kamu pergi tidur, jangan memikirkan hal yang tak penting" suruh nya pada diri sendiri.
Sementara Azizah yang melihat jam hampir pukul 11 malam, memutuskan untuk kembali ke kamar, hatinya merasa terhibur setelah bermain dengan kucing persia tadi.
Seperti biasa sebelum tidur Azizah akan mengambil air wudhu terlebih dahulu, setelahnya dia akan menyelesaikan membaca surat Al-mulk, biasanya juga orang menyebutnya dengan Tabarok. Dikarenakan ayat pertamanya diawali dengan kata, Tabarokalladzi.
Jika semuanya sudah selesai barulah Azizah pergi tidur, disaat akan tidur pun Azizah akan membaca dzikir-dzikir sebelum tidur dan tak lupa dia juga akan membaca bersholawat terlebih dahulu.
Azizah tidur dengan tenang, dia tak tau kapan dirinya bisa menjadi istri solehah untuk suaminya, jika saat ini saja mereka sudah pisah kamar.
Walau begitu Azizah tak akan menyerah, setiap malam akan tidur Azizah selalu memaafkan orang yang telah menyakiti hatinya, mau itu sengaja atau tidak.
Begitu pula sebaliknya Azizah akan beristighfar sebanyak mungkin, lalu memohon pada sang kuasa agar menyembuhkan hati orang yang tak sengaja maupun sengaja dia sakiti.
Waktu terus berjalan hingga pukul 3 dini hari, Iqbal yang sudah biasa dibagunkan oleh Ria untuk sholat tahujud, sudah lama ini dia selalu bangun dengan sendirinya.
"Jam berapa sekarang?" ucap laki-laki yang baru beberapa hari ini menjadi seorang suami.
Sayangnya laki-laki itu mungkin belum terlalu paham seperti apa sikap seorang suami pada istri. Walaupun Iqbal selalu diajarkan tentang agamanya, tak tau kenapa untuk masalah yang satu ini dia tak bisa menyikapinya sendiri.
Iqbal bangkit dari tempat tidurnya untuk melaksanakan sholat tahajud, setelah selesai shalat Iqbal akan membaca ayat suci Al-quran satu atau dua lembar.
Tak lupa dia juga berdoa untuk kebaikan dirinya dan orang tuanya. Berdoa pada sang Maha Pencipta agar hatinya terbuka untuk bisa menerima Azizah.
Iqbal sadar sebenarnya jika yang dia lakukan salah, tapi lagi-lagi karena egonya yang terlalu besar membuat Iqbal merasa jika dirinya sudah bersikap dengan baik pada Azizah.
"Kenapa haus sekali" Iqbal hendak mengambil minum yang biasanya sudah dia sedikan di kamarnya.
Kali ini air putih itu sudah habis. "Kenapa bisa habis sih" dengan enggan Iqbal bangkit dari sajadahnya.
Dia membereskan semua alat sholatnya terlebih dahulu, setelah itu barulah Iqbal turun untuk mengambil minum.
"Alhamdulillah" ucap Iqbal, setelah selesai meneguk air putih didalam gelas itu dengan tandas.
Iqbal memutuskan untuk kembali ke kamarnya setelah mengambil apa yang dia mau, sebentar dia menatap pintu kamar Azizah, setelahnya dia berlalu. Sayangnya Iqbal tak menyadari jika satu kakinya mengambil langkah yang salah, tepat saat di tangga kedua.
Brak….brak…brak….
Suara Iqbal jatuh terdengar sampai ke kemara Azizah. "Astagfirullah" rintih Iqbal.
Iqbal berusaha bangun namun kakinya yang sakit membaut Iqbal tak bisa berbuat apa-apa.
"Inalilahi Wainalilahi Rojiun" ucap Azizah saat mendengar suara jatuh. Buru-buru Azizah meletakan Al-qurannya.
Dengan cepat dia keluar kamar mengenakan mukena yang masih terpasang di badannya, tak lupa cadar yang selalu melekat di wajahnya.
Azizah memang sudah terbangun dari tadi, karena di ruangan itu gelap Azizah menyalakan saklar lampu.
Saat lampunya sudah hidup Azizah bisa bergerak bebas untuk mencari apa yang baru saja jatuh dengan suara yang begitu keras.
"Inalillahi mas Iqbal" buru-buru Azizah mendekati Iqbal untuk membantu dirinya, sementara Iqbal masih terpaku dengan istrinya yang masih mengenakan mukena berwarna putih campur ungu, mukena tersebut adalah salah satu mas kawin yang Iqbal berikan pada Azizah.
"Mas ayo Azizah bantu" ujar Azizah dengan lembut.
Saat Azizah akan menolong Iqbal. Iqbal menghempaskan tangan istrinya dengan kasar. "Aku bisa sendiri" ucapnya dingin.
"Astagfirullah" rintih Azizah saat Iqbal menghempaskan tangannya dengan kasar, Iqbal tak bisa mendengar rintihan Azizah.
Iqbal masih sekuat tenaga untuk berdiri sendiri, tapi tak kunjung bisa, padahal sedari tadi juga Azizah berusaha untuk membantu Iqbal, lagi dan lagi Iqbal kekeh menolak bantuan Azizah.
"Mas" ucap Azizah pela, dia tatap suaminya dengan penuh permohonan, lewat kedua matanya yang terlihat indah dimata Iqbal.
"Mas setidaknya Zizah mohon biar kali ini Zizah bantu mas Iqbal" tutur Azizah selembut mungkin.
"Biarkan kali ini Azizah menyentuh mas Iqbal, agar Zizah bisa mengobati kaki mas Iqbal" ucapnya lagi.
Iqbal masih memikirkan ucapan istrinya, sampai akhirnya dia mengalah, Iqbal menurunkan ego dan gengsinya pada Azizah, bagiamampun di rumah itu hanya ada Azizah yang bisa membantunya.
Setelah mendapatkan persetujuan dari Iqbal, dengan segera Azizah membantu suaminya. "Mas biar istirahat di kamar Azizah dulu, kalau ke kamar mas Iqbal kejauhan, harus naik tangga pula" jelas Azizah agar Iqbal tak salah paham.
Iqbal tak menjawab, melihat Iqbal tak merespon, Azizah memutuskan sendiri artinya Iqbal setuju untuk sementara berada di kamarnya.
Saat masuk ke dalam kamar Azizah, Iqbal dapat mencium wangi yang bisa membuat dirinya merasa tenang, kamar itu juga terlihat sangat nyaman.
Dengan kesabaran Azizah membaringkan Iqbal di kasur miliknya. "Biar Zizah periksa dulu kaki mas Iqbal, Zizah takut kaki mas keseleo" terang Azizah.
"Apa kamu bisa?" tanya Iqbal, sambil menahan sakitnya, dia sedikit ragu pada Azizah yang ingin memeriksa kakinya.
"Insyaallah mas"
Azizah mulai memeriksa kaki suaminya, ternyata benar kaki Iqbal terseleo. "Mas biar Zizah pijat yang bagian keseleo nya, tapi tahan sedikit ya mas ini akan sedikit sakit" cicit Azizah.
"Lakukanlah Zizah, ini semakin sakit! jangan banyak bicara lagi" keluh Iqbal sambil merintih.
Hati Azizah merasa menghangat saat Iqbal menyebut namanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
N Wage
diurut zizah, bukan dipijit😁
2022-12-28
0
N Wage
maksudnya "memesan makanan" ya thor?
2022-12-28
0