Drama di kamar Azizah

Bismillahirohmanirohim.

Azizah mulai memijat kaki suaminya, Iqbal yang keseleo. Kretek….kretek…kretek…! suara kaki Iqbal yang dipijat oleh Azizah.

Rasanya Iqbal ingin berteriak saat itu juga, kala Azizah memijat kakinya apalagi saat suara pijatan keluar dari kaki Iqbal, rasa sakitnya semakin bertambah berkali-kali lipat.

"Alhamdulillah sudah lumayan mas, bagaimana kaki mas Iqbal masih sakit atau sudah sedikit membaik?" tanya Azizah memastikan.

Saat memijat kaki suaminya tadi tak lupa Azizah melantunkan sholawat dengan suara pela, sangat pelan, saking pelannya bahkan Iqbal yang ada di dekat Azizah, tak dapat mendengar suara Azizah sama sekali.  

"Lumayan" sahut Iqbal kali ini nada dingin itu berubah menjadi nada cuek yang keluar dari mulut Iqbal. 

"Mas tunggu disini sebentar Zizah akan mencarikan freshcare agar rasa sakitnya cepat hilang" ucap Azizah berlalu keluar dari kamar tanpa menunggu persetujuan dari Iqbal.

Iqbal menatap punggung istrinya sampai tak terlihat lagi. "Kenapa dia baik sekali padaku, padahal aku selalu berlaku dingin dengan nya" keluh Iqbal. Dia menyadari kesalahanya yang selama ini dia lakukan pada Azizah. 

Tapi apakah Iqbal akan merubah sikapnya pada Azizah saat ini juga? Atau dia akan tetap mempertahankan egonya yang sangat besar itu pada Azizah.

Tak lama setelah itu Azizah kembali ke kamar dengan satu buah freescer yang dia bawa di tangan nya.  

"Biar Zizah oles dulu mas" izin Azizah pada Iqbal.

Azizah tak berani menyentuh Iqbal tanpa meminta izin terlebih dahulu, Azizah merawat Iqbal dengan sangat telaten, tak ada keluh yang keluar dari mulut Azizah.

Azizah selalu sabar merawat suaminya, sampai Azizah tak sadar jika Iqbal sudah terlelap tidur, diatas kasur milik Azizah.

"Sudah selesai ma-" ucapnya terhenti saat melihat Iqbal sudah memejamkan matanya kembali.

"Mas Iqbal sudah tidur rupanya" ujar Azizah.  

Azizah tarik selimutnya yang baru semalam dia gunakan itu juga baru sebentar, bau parfum Azizah masih menempel di selimut tersebut.

Selimut itu Azizah gunakan untuk menutup separuh badan suaminya. Sampai perhatian Azizah terhenti di wajah suaminya, wajah yang penuh akan karisma. Azizah yakin setiap perempuan yang melihat suaminya akan terpana dengan ketampanan nya.

Apalagi jika wajah Iqbal diperhatikan dari dekat, wajah tampannya semakin bertambah berkali-kali lipat. Rahangnya yang tegas membuat ketampan Iqbal semakin bertambah berkali-kali lipat lagi.

Dan bibir Iqbal yang menarik menjadi ciri khas sendiri untuk seorang Ahmad Iqbal.

"Kamu ganteng mas, lebih ganteng lagi kalau tenang seperti ini" ucap Azizah dengan lirih.

Azizah lebih kembali mendekat untuk melihat wajah suaminya lebih dekat lagi. "Masyaallah sungguh indah ciptaan Engkau Ya Rabb" puji Azizah.

"Perempuan yang beruntung bisa mendapatkan cintamu mas, sekarang aku istrimu, jadi aku akan berusaha untuk mendapatkan cintamu, karena aku yakin aku pantas untuk mendapatkannya"

"Aku akan terus berjuang mas sampai kamu mau menerimaku dengan hati yang ikhlas, aku tak akan menyerah begitu saja, apalagi aku mendengar cerita ibu dan bapak jika kamu tak memiliki seorang pun yang sudah mengisi hatimu" batin Azizah tersenyum.

Azizah tersenyum kala mengingat ucapan mertuanya saat itu. "Azizah jika kamu ragu dengan Iqbal, karena takut dia sudah memiliki seorang yang mengisi hatinya. Ibu jami tak ada satupun perempuan yang mengisi hati Iqbal saat ini"

"Dan ibu yakin kamulah perempuan yang akan menjadi cinta pertama dan terakhir Iqbaal, jadi ibu mohon apapun yang terjadi tetaplah disini suamimu" pinta Ria pada menantunya, malam itu sebelum Azizah pindah rumah keesokan harinya. Azizah menghabiskan waktu bersama ibu mertuanya. 

Setelah puas memandangi wajah suaminya Azizah berlalu ke kamar mandi yang ada di kamarnya, karena sebentar lagi adzan subuh berkumandang. 

"Allahhu Akbar, Allahhu Akbar" adzan subuh berkumandang tempat saat Azizah keluar dari kamar mandi, Azizah cepat duduk disajadahnya, setelah adzan selesai barulah Azizah menunaikan sholat subuh.

Tapi sebelum melaksanakan sholat subuh Azizah akan melakukan sholat sunnah qobliyah subuh terlebih dahulu.

Azizah melakukan sholat dengan khusyuk sampai dia tak menyadari jika Iqbal berusaha untuk bangung menyedekan punggungnya didinding ranjang. Sambil terus memperhatikan dirinya yang sedang sholat.

Dengan sekuat tenaga akhirnya Iqbal berhasil bersandar diranjang.

Iqbal terus memperhatikan istrinya yang sedang sholat, rasanya Iqbal juga ingin bangung saat itu untuk mengambil air wudhu, karena kakinya yang masih sakit membaut Iqbal mengurungkan niatnya.

Iqbal berharap Azizah langsung berbalik setelah selesai sholat, karena Iqbal tahu istrinya itu tak mengenakan cadar saat sedang sholat.

"Ayo berbalik, berbaliklah sekarang" doa Iqbal saat melihat Azizah sudah selesai sholat. Dia berharap bisa melihat wajah Azizah.

Tapi sepertinya harapan Iqbal kali ini belum terkabul, karena selesai berdoa Azizah kembali mengenakan cadarnya. Padahal dia boleh tak bercadar di hadapan Iqbal.

Tapi Azizah tak mau jika saat suaminya melihat  wajahnya dalam keadaaan tidak sama-sama ridho. Maka sampai saat ini Azizah belum berani membuka cadarnya di hadapan Iqbal.

Padahal Iqbal juga bisa meminta Azizah melepaskan niqabnya, tapi Iqbal gengsi dan masih mempertahankan egonya.

"Mas Iqbal sudah bangun" ucap Azizah sambil mendekati ranjang tempat Iqbal tidur.

Iqbal tak menjawab ucapan Azizah, dia hanya memperhatikan Azizah yang mendekat ke arahnya. "Mas mau sholat? Biar Azizah bantu ke kamar mandinya untuk mengambil wudhu" ucapnya lagi yang kembali tak mendapat respon dari Iqbal.

Namun Iqbal tak menolak saat Azizah membantunya untuk ke kamar mandi. "Hmmm" dehem Iqbal yang membuat Azizah mengerutkan dahinya.

"Kenapa mas?" bingung Azizah.

Iqbal tak tau harus bagaimana mengatakannya pada Azizah, tapi dia sudah sangat kebelet pipis.

Iqbal mengusap hidup mancungnya. "Aku ingin ke kamar kecil" ucap Iqbal dengan ragu.

"Baiklah" sahut Azizah dengan entang, sepertinya Azizah belum menyadari ucapan suaminya.

"Tunggu tadi apa yang mas Iqbal katakan, kamar kecil" batin Azizah dengan ragu.

"Zizah kenapa berhenti! Kamu mau akan membuang air kecil disini!" sentak Iqbal pelan yang membuat Azizah tersadar.

"Ehh, iya mas" ucapnya dengan gugup.

Walaupun ragu Azizah tetap membantu Iqbal ke kamar kecil, setelah drama yang diciptakan oleh Iqbal maupun Azizah akhirnya Iqbal selesai membuang air kecil dalam waktu yang cukup lama.

Lalu setelah itu Azizah membantu Iqbal mengambil air wudhu, Azizah masih malu mengingat kejadian di kamar kecil tadi.

Dia tak berani melihat wajah sang suami.

Azizah membantu suaminya, untuk bisa duduk di sajadah. Setelah itu baru Azizah membiarkan suaminya melakukan sholat sendiri.

Sementara Azizah keluar kamar membautkan minum untuk suaminya, semalam juga Azizah sudah memutukan jika mulai hari ini dia akan memaskan sendiri untuk dirinya dan sang suami.

Azizah sudah terbiasa jika memasak, karena dia sebelumnya hampir setiap hari memakan masakannya sendiri.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

bukannya azizah lagi datang bulan thor?

2022-12-28

1

N Wage

N Wage

banyak typo ya thor.

2022-12-28

1

Merpatiindah

Merpatiindah

jamin ya kak

2022-12-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!