Bismillahirohmanirohim.
Waktu begitu cepat berputar, tak terasa sore sudah menjumpai dunia bergantian dengan siang yang sudah berlalu, Azizah sudah memasak untuk makan malam bersama suaminya, Azizah juga sudah membersihkan diri.
Mungkin untuk semenatara dia tak bisa keluar rumah, karena suaminya Iqbal masih sakit. Kini Azizah hanya tinggal membantu suaminya untuk mandi. Karena semua pekerjaannya sudah selesai.
"Mas Iqbal ayo mandi" suruh Azizah, sambil membantu Iqbal berdiri. Dia sudah berada di kamar menyusul Iqbal.
"Mandi bersama bagaimana?" canda Iqbal.
Deg!
Tapi candaan Iqbal itu berhasil membuat jantung Azizah hampir keluar dari tempatnya, Iqbal tidak tahu jika saat ini Azizah menahan malunya setelah mendapatkan pertanyaan seperti itu dari Iqbal, untung ada niqab yang bisa selalu menyelamatkan Azizah.
"Hei, Zizah kenapa kamu diam, ayo aku mau mandi, apa jangan-jangan benar kamu ingin mandi bersamaku" goda Iqbal sambil tersenyum jahil.
Entah sejak kapan Iqbal menjadi hobi menggoda istrinya itu. "Tidak mas!" jawab Azizah dengan reflek, tapi keguguapanya bisa dengan jelas Iqbal rasakan.
"Aku hanya bercanda jangan gugup begitu" ujar Iqbal dengan santainya.
"Ya sudah ayo bawa aku ke kamar mandi, kenapa kamu tak kunjung bergerak" dengus Iqbal.
"Eh, iya mas" Azizah langsung membantu Iqbal pergi ke kamar mandi setelah sadar dari lamunannya.
"Apa yang kamu pikirkan Zizah!" ucapnya pada dirinya sendiri, hanya dalam benaknya, tak mungkin dia berkata dengan keras bisa salah paham suaminya itu yang entah sejak kapan suka sekali menggoda diri nya.
"Zizah tunggu diluar mas kalau sudah panggil saja Zizah" ucap Azizah setelah dia sudah membantu Iqbal duduk.
Iqbal tak menjawab tapi saat Azizah akan berbalik, Iqbal memegang tangan nya, tentu saja hal itu membuat Azizah kembali memutar badannya menghadap Iqbal.
"Ya mas Iqbal kenapa?" tanya Azizah dengan lembut, Iqbal dapat menangkap rasa kesal yang Azizah rasakan saat dia berbicara.
"Hai, kenapa kamu marah" ujar Iqbal saat menyadari cara bicara Azizah yang dia tekankan di setiap kata-katanya.
"Tidak mas maafkan aku, mas Iqbal butuh sesuatu biar Zizah ambilkan" ucapnya dengan suara selembut mungkin. Azizah berubah tersenyum dibalik niqabnya.
"Tidak hanya saja kamu mau kemana?" tanya Iqbal, Azizah rasa pertanyaan suaminya itu tak harus dia jawab, tapi dia tetap menghargai suaminya.
"Zizah belum membawa pakaian salin mas Iqbal, jadi Azizah harus mengambilnya dulu ke kamar mas Iqbal" jelasnya.
"Baiklah, jangan lama Zizah"
"Iya mas"
Setelah selesai Iqbal mandi dan semuanya sudah beres Iqbal dan Azizah menunggu waktu magrib tiba. Saat adzan maghrib tiba Azizah bersiap mengambil wudhu dan membantu suaminya juga untuk bersuci.
Setelah itu barulah Azizah yang mengambil wudhu, sebelum Azizah kembali ke kamar mandi dia berkata pada Iqbaal. "Mas sholat jamaah ya" pinta Azizah.
Sontak hal itu membuat Iqbal terpukau sejenak. "Aku tidak bisa menjadi imam, kakiku masih sakit" sahut Iqbal berusaha menolak, tapi Azizah tetap bersikeras ingin sholat berjamaah dengan suaminya itu.
Hingga akhirnya Iqbal mengalah, dia menyetujui untuk sholat berjamaah bersama Azizah.
Jadilah maghrib ini untuk pertama kalian Azizah sholat berjamaah bersama suaminya, setelah 1 hampir satu minggu pernikahan mereka.
Selesai shalat Iqbal memimpin doa dengan sangat lancar, setelah selesai memimpin doa Iqbal berbalik, karena Azizah menarik bajunya.
Saat Iqbal berbalik dia langsung terpaku dengan wajah sang istri yang kini sudah tak mengenakan niqab lagi dihadapannya.
Azizah tak memperhatikan suaminya yang sedang terpesona dengan wajah cantik milikinya, Azizah menarik tangan Iqbal begitu saja lalu menciumnya dengan takzim.
"Terima kasih mas sudah mau menjadi imam Zizah" ucapnya setelah mencium punggung tangan Iqbal.
Iqbal tersadar dengan kelakuannya, dia langsung memalingkan mukanya dari hadapan Azizah. Setelah itu dia kembali menatap Azizah dengan penuh pertanyaan yang muncul di kepalanya.
"Mana aku tau kalau wajah yang dia sembunyikan dibalik iqbaalnya selama ini sangatlah cantik, bahkan aku baru pertama kali melihat perempuan secantik ini, dan yang lebih takku sangka-sangka lagi dia istriku"
"Seharusnya aku bahagia dia selalu menutup wajahnya dan membukanya hanya pada yang berhak, sepertinya aku akan menyesal telah menyia-nyiakan Azizah" batin Iqbal.
"Sepertinya aku sekarang menjadi tak rela jika wajah cantik itu dia tampakkan pada laki-laki lain selain diriku" batin Iqbal dia terus saja berbicara pada pikirnya sendiri.
Sampai Iqbal tak sadar jika Azizah terus memanggilnya. "Mas Iqbal, mas Iqbal, mas Iqbal!" panggil Azizah sambil melambaikan tanganya di depan muka Iqbal.
"Apa sih dek" ucap Iqbal reflek.
Blus…..!
Wajah Azizah langsung memerah saat Iqbal memanggilnya dengan sebutan dek. "Kenapa mas Iqbal melamun?" tanya Azizah dia berusaha menahan rasa malunya dan gugupnya saat ini yang entah sejak kapan menghampiri dirinya.
Muka Azizah itu cepat sekali memerah jika dia malu, apalagi jika dia terus-terusan digoda suaminya.
"Siapa yang melamun" elak Iqbal tak terima dirinya dikatakan melamun.
"Hmmm" dehem Iqbal yang membuat Azizah menaikkan sebelah alisnya. "Boleh mas minta sesuatu?" tanya Iqbal memastikan.
Tapi sepertinya Azizah salah arti dengan kata-kata suaminya barusan, jantungnya langsung berpacu dengan sangat cepat.
"Apa?" tanya Azizah memastikan walaupun ragu, jelas sekali jika saat ini Azizah sedang gugup, dia takut suaminya meminta haknya malam ini.
"Kenapa kamu gugup begitu? Aku hanya minta untuk kamu jangan mengenakan niqab di dalam rumah, kalau hanya ada kita berdua saja, dan jangan mengenakan baju panjang untuk keluar rumah, jika berada di dalam rumah" tutur Iqbal, dia yakin Azizah sudah berpikiran yang macam-macam.
Iqbal tak akan memaksa Azizah untuk melakukan kewajibannya sebagai seorang istri untuk hal yang satu ini, karena Iqbal juga sadar mereka baru saling mengenal, Iqbal tau semua butuh proses.
Sekarang Iqbal menyadari doa nya telah dikabulkan oleh Sang Maha Kuasa, Iqbal rasa jatuhnya dia dari tangga adalah sebuah doa yang dia panjatkan terkabul, agar membuat dirinya bisa menerima Azizah diisinya.
Sama halnya seperti yang Azizah rasakan, jika jatuhnya Iqbal dari tangga memiliki sebuah hikmah didalamnya.
Masih di posisi yang sama, dimana Iqbal duduk menghadap Azizah, saat mendengar penuturan Iqbal tanpa sadar Azzia bernafas lega. "Apa yang kamu pikirkan Azizah!" ujar Iqbal yang membuat semua pikiran Azizah menjadi buyar.
"Tidak mas" ucapnya gugup.
"Insyaallah Azizah akan melakukan apa yang mas Iqbal minta" jawabnya dengan yakin dan cepat dia tak mau Iqbal tau jika dirinya sedang berpikir yang tidak-tidak.
"Mas sambil menunggu isya setelah itu kita makan malam, kita ngaji bareng dulu yuk ajak Azizah"
Dan Iqbal menyetujui ajak Azizah dengan senang hati, Azizah yakin sedikit demi sedikit suaminya akan menerima dirinya disisinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
nobita
MasyaAllah aku jadi ngiri... bisa sholat berjamaah bareng suami dan ngaji bareng...
2024-05-31
0
N Wage
nah tuh kan,baru seminggu menikah.di bab 5 diceritakan kalau azizah dapat tamu bulanan pas sesudah akad nikah.1 hari kemudian pindah ke rumah baru.dirumah baru diceritakan azizah sdh mengerjakan sholat saja,kalau dihitung baru jalan 3 hari mrk menikah.
maaf thor bukan bermaksud julid,cuma saran saja spy othornya lebih teliti saja.maaf ya jgn marah.
2022-12-28
2
Tati Suwarsih Prabowi
tuh kan.. Alhamdulillah Allah mendengar do'a2mu
2022-12-14
0