Masakan Azizah

Bismillahirohmanirohim.

Azizah sudah rapi dengan pakaian yang sudah dia ganti, karena dia habis mandi, mukanya sudah kembali segara, tidak ada bau dapur lagi di tubuh Azizah.

Bahkan dia sendiri bisa merasakan jika tubuhnya sudah sangat segara, tak seperti tadi yang begitu lengket

Setelah mengenakan baju lengkap Azizah, kembali ke kamarnya, Azizah bernafas lega saat melihat suaminya belum keluar dari kamar mandi.

Azizah tadi membersihkan diri dengan terburu-buru, karena dia meninggalkan suaminya sendiri dikamar mandi.

Padahal Iqbal kakinya masih sakit, maka dari itu Azizah merasa tak tenang meninggalkan Iqbal sendirian dikamar mandi.

"Mas Iqbal sudah selesai?" tanya Azizah memastikan.

"Kamu tunggu saja Zizah, nanti aku panggil jika aku sudah beres" balas Iqbal dari dalam kamar mandi dia sedikit berteriak, agar Azizah mendengar suaranya.

Azizah mengangguk tak sadar saat mendengar teriakan suaminya, padahal Iqbal tak akan melihat respon anggukan kepalanya.

"Kenapa dia mandi lebih lama dari pada perempuan" komentar Azizah.

Azizah rasa Iqbal akan sedikit lama lagi di kamar mandi, dia memutuskan untuk membereskan kamar terlebih dahulu.

Sekitar 10 menit kemudian Azizah mendengar suara Iqbal memanggil dirinya. "Zizah aku sudah selesai" ujar Iqbal.

"Iya mas" Azizah buru-buru masuk ke kamar mandi untuk membantu suaminya.

Azizah terperangah tak percaya saat Iqbal sudah mengenakan celana dengan sempurna, Azizah merasa sudah ditipu oleh suami dingin nya itu.

"Mas Iqbal bisa pake celana sendiri?" walaupun ragu Azizah tetap melontarkan pertanyaan pada Iqbal, apakah benar Iqbal sudah bisa memakai celana sendiri.  

"Ya! kenapa ada yang salah? Kamu ingin memakaikan celanaku?" tanya Iqbal dengan senyum jahilnya.

"Bukan seperti itu mas, tapi kenapa bisa pake celana sendiri sedangkan membukanya tidak" cicit Azizah dengan ragu.

Iqbal mendengus kesal. "Kau tau Azizah ini saja aku memakainya dengan penuh perjuangan, sedari tadi aku memanggilmu, tapi kamu tak kunjung datang" terang Iqbal ada nada sedikit kesal yang Iqbal keluarkan.

"Maaf mas tadi Azizah mandi dulu sambil nunggu mas selesai"

"Sudah sekarang ayo keluar aku tidak betah berada di kamar mandi lama-lama" ucap Iqbal ketus. 

"Tak betah bukankah dia mandi begitu lama" ujar Azizah dalam benaknya.

Dengan sabar Azizah membantu suaminya keluar dari kamar mandi. "Mas ayo makan dulu, aku sudah masak" ajak Azizah. Setelah keluar dari kamar mandi, dia juga sudah merapikan pakaian suaminya. 

Iqbal menoleh pada istrinya yang masih setia berdiri di sampainya itu. "Kamu yakin bisa masak? yakin masakanmu enak?" tanya Iqbal memastikan, dia sedikit ragu pada Azizah.

"Aku sangat yakin mas!" sahutnya penuh semangat.

"Baiklah ayo kita makan, aku penasaran seperti apa rasa masakanmu" Iqbal sedikit mereremakan Azizah.

"siapa takut, aku akan membantu mas Iqbal pergi kemeja makan"

Setelah perdebatan kecil antara Azizah dan Iqbal. Azizah membantu Iqbal berjalan ke ruang makan. Akhirnya mereka sampai juga di ruang makan. 

Azizah merasa senang setidaknya, walaupun suaminya cuek dan sedikit dingin, suaminya sudah mau berbicara dengan dirinya, ya walas elalu saja ada perdebatan diantara mereka berdua.

"Apa yang kamu masak?" tanya Iqbal saat mereka belum sampai kemeja makan.

"Ayam geprek dan sayur lodeh" sahutnya dengan enteng, Iqbal mengangguk.

Sampai di ruang makan Azizah membatu Iqbal untuk duduk. Setelahnya dia mengambilkan nasi dan lauk di piring suaminya.

"Apakah kamu yakin ini enek?" tanya Iqbal lagi kembali memastikan. Dia bertanya saat Azizah sudah duduk di kursi.

"Mas percaya padaku makan saja, aku juga tak menaruh racun di dalamnya" terang Azizah.

Dia juga ikut makan, jadilah mereka berdua makan bersama masakan Azizah. Iqbal sedikit heran kenapa istrinya bisa makan dengan begitu santainya dan tak risih sama sekali padahal dia mengenakan niqab.

"Bagaimana Mas enakkan?" tanya Azizah memastikan, dia penasaran dengan komentar suaminya.

"Lumayan" sahut Iqbal. Padahal dia ingin mengatakan ini enak, tapi Iqbal terlalu gengsi untuk memuji istrinya.

"Lumayan itu artinya enak, aku hanya perlu berusaha lagi agar lumayan menjadi enak"

"Ya begitulah" dengan cuek Iqbal menjadi, tanpa Iqbal sadari dirinya sedari tadi memakan masakan istrinya dengan sangat lahap.

"Katanya lumayan tapi makannya lahap baget gitu" batin Azizah tersenyum dibalik cadarnya.

Azizah merasa ada hikmahnya dibalik  jatuhnya Iqbal dari tangga, karena hal itu membuat mereka bisa berkomunikasi, dia juga merasa menjadi seorang istri.

Istri yang tak diabaikan lagi oleh suami, walaupun mereka baru saling mengenal, benar kata Azizah dia hanya perlu berusaha. 

"Mas tunggu disini sebentar Zizah akan membersihkan ini dulu" ucapnya pada Iqbal. Iqbal hanya mengangguk.

Selesai makan Azizah membereskan piring bekas dirinya dan Iqbal makan, Azizah langsung mencuci semua piring-piring itu.

Iqbal hanya bisa memperhatikan istrinya dari meja makan. "kenapa dia terlihat seperti sudah biasa melakukan semua ini" batin Iqbal, tanpa sadar dia memandangi tubuh istrinya dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Selesai mencuci piring Azizah menghampiri Iqbal lagi. "Mas Iqbal mau kemana?" tanya Azizah memastika.

"Bawa aku ke ruang keluarga saja" suruhnya.

Azizah tak membantah dia membawa suaminya ke ruangan keluarga. "Azizah boleh minta tolong ambillah laptop dan handphone ku dikamar atas?"

"Aku akan mengambilkannya untuk mas Iqbal, di mana mas melekatnya?" tanya Azizah memastikan.

"Di Atas meja yang ada di kamar"

"Baiklah" Azizah segera mengambil barang yang diminta oleh suaminya.

Tak lama Azizah sudah kembali di sisi Iqbal memberikan barang yang Iqbal minta.

"Mas Iqbal akan bekerja?" tanya Azizah memastikan.

"Ya"

"Kalau begitu Zizah buatkan minum ya mas"

"Hmmm" dehem Iqbal, tanda setuju jika Azizah membuatkannya minum.

Dengan perasaan bahagia Azizah membautkan Iqbal minum untuk menemani kerjanya. "Ini minumannya mas, Zizah taru dimeja" ujarnya setelah kembali dari dapur.

"Hmm" lagi-lagi Iqbal hanya mendehem membuat Azizah maklum, saat dia akan melangkah pergi Iqbal bersuara.

"Mau kemana Zizah?" tanya Iqbal tanpa melihat ke arah Azizah.

Azizah tersenyum seperti biasa dibalik cadarnya. "Aku mau nyuci mas, sama mau beres-beres rumah, Azizah belum membersihkan rumah" jelasnya.

Iqbal mengerti dia membiarkan Azizah melakukan kegiatan rumah senetara dirinya fokus berkerja. "Jangan terlalu lelah Azizah" pesan Iqbal dengan nada dingin, Azizah hanya mengangguk.

Iqbal tak merasa risih sama sekali saat Azizah mondar-mandir di sebelahnya untuk membersihkan rumah, bahkan Iqbal sesekali tersenyum saat melihat Azizah lewat didepannya.

Iqbal tanpa sengaja bermolong dalam hatinya. "Andai saja kamu tak mengekan cadar saat ini, aku penasaran dengan wajahmu yang selalu kamu sembunyikan dibalik cadar itu" batin Iqbal.

Iqbal terus menatap Azizah yanh sedang menyapu lantai rumah tempat mereka tinggal dengan sangat cekat dan telaten.

Terpopuler

Comments

N Wage

N Wage

bermolong itu artinya apa ya?
gak sekali dua kali othornya nulis.
aku merasa maksudnya tadi bermonolog,tp krn sering muncul jd bingung sendiri.

2022-12-28

1

Tati Suwarsih Prabowi

Tati Suwarsih Prabowi

sabar azizah...Allah bersama orang yg sabar

2022-12-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!