Bismillahirohmanirohim.
Iqbal dan Azizah sudah melaksanakan sholat isya, keduanya bergegas menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
Seperti biasa Azizah akan membantu suaminya berjalan menuju ruang makan, Azizah dan Iqbal memang sengaja memutuskan untuk makan malam setelah shalat isya.
"Kamu masak apa dek?" tanya Iqbal saat mereka masuk keruangan makan.
"Sop ayam mas, karena di kulkas ayamnya masih banyak, jadi Zizah masak ayam lagi" jawabnya sambil tersenyum pada Iqbal.
Sekarang Azizah sudah tidak mengenakan niqab lagi atas permintaan suaminya, setelah membantu Iqbal duduk, seperti biasa Azizah akan mengambilkan nasi untuk Iqbal.
"Sekarang jujur padaku mas, apakah makan nya enak?" tanya Azizah memastikan saat dia melihat Iqbal memasukan satu suap nasi dan sayur kedalaman mulutnya.
Iqbal menaikkan kedua alisnya.
"Jujur saja mas, tadi pagi saat kita sarapan mas Iqbal mengatakan, jika masakanku lumayan, tapi mas Iqbal memakannya dengan begitu lahap" terang Azizah, dia memang memperhatikan Iqbal makan.
Azizah tersenyum sambil menunggu jawaban yang keluar dari mulut Iqbal. "Jadi kamu memperhatikanku makan?"
"Ais, mas Iqbaal jangan mengalihkan topik, jawab saja masakanku itu enak apa susahnya sih" gerut Azizah, sambil mendengus kesal, entah sadar atau tidak Azizah tak sengaja memajukan bibirnya sedikit karena kesal, sambil mengembangkan pipinya.
"Ais, sial, kenapa dia begitu lebih cantik dan imut saat seperti ini, aku ingin sekali menyentuhnya saat ini juga, jika dia terus bertingkah seperti ini " batin Iqbal tak tahan, dia harus berusaha untuk tak membuat Azizah marah.
Bagaimanapun juga Azizah halal untuk Iqbal, Iqbal yang tak kuat memalingkan wajahnya. "Sepertinya aku sudah salam menyuruh dia tak memakai niqab di dalam rumah, jika seperti ini terus aku bisa gila dibuatnya" batin Iqbal merasa frustasi.
Walaupun tidak pernah dekat dengan perempuan manapun Iqbal tetaplah seorang laki-laki dewasa, jika dekat dengan perempuan tentu saja kedewasaan akan lebih muncul, apalagi saat ini dia bersama istrinya, orang yang halal Iqbal sentuh, apapun milik Azizah.
Untungnya kaki Iqbal sedang sakit jadi dia tak bisa melakukan apa yang Iqbal inginkan, mungkin saat ini Azizah selamat, tapi tidak tau nanti jika Iqbal sudah sembuh, apakah dia akan memberikan Azizah begitu saja.
Umur Iqbal yang hampir 28 tahun tentu saja dia tahu, apa yang biasa dilakukan oleh suami istri, agar mendapatkan pahala yang besar. Bahkan Iqbal sudah termasuk laki-laki yang sangat dewasa.
"Makan Azizah, habiskan makananmu" suruh Iqbal, menatap istrinya.
"Tidak! Mas Iqbal jawab dulu pertanyaanku, apakah masakanku enak atau tidak" Azizah masih bersikeras untuk mendapatkan pertanyaan dari Iqbal.
Iqbal membuang nafas panjang, dia baru menyadari satu hal jika istrinya ini seorang perempuan yang sedikit keras kepala.
"Ini enak dek, bahkan aku baru pertama kali memakan masakan enak ini, jadi sekarang kamu makan" suruh Iqbal dengan lembut.
Azizah sudah puas mendapatkan jawaban yang diberikan oleh Iqbal langsung menyantap makanannya.
Azizah teringat sesuatu. "Mas Iqbal, mau periksa ke rumah sakit tidak atau ke klinik" tawar Azizah di sela-sela makannya.
Iqbal berpikir sejakan atas ucapan istrinya itu. "Jika aku cepat sembuh Azizah tak akan memperhatikanku lagi" pikir Iqbal.
"Tidak! Kenapa apakah kamu tidak mau merawatku" ucap Iqbal penuh selidik.
"Ahh, tidak, tidak, bukan seperti itu mas Iqbal" ucap Azizah gelagapan dengan nada cepat.
Azizah sedikit heran kenapa suaminya itu selalu berpikir buruk tentang dirinya. "Lalu kenapa?"
Azizah menghela nafas pendek setelah menyelesaikan acara makanya, dia tak langsung jawaban pertanyaan suaminya itu, Azizah meneguk air putih terlebih dahulu sebelum berbicara. Iqbal dengan sabar menunggu jawaban istrinya
"Tidak bukan begitu maksudku mas Iqbal, hanya saja aku kira mas Iqbal ingin periksa terlebih dahulu, aku ingin melihat mas Iqbal cepat sembuh"
"Tidak perlu ada kamu yang bisa mengurusku disini" ucap Iqbal nada dingin yang dia punya kembali muncul.
"Aku sudah kenyang" ucap Iqbaal setelnya
"Oke mas Iqbal tunggu dulu sebentar aku akan membersihkan ini dulu" ujar Azizah dia dan Iqbal sama-sama sudah menyelesaikan makan mereka.
Seperti biasa Azizah akan mencuci piring bekas mereka makan terlebih dahulu, setelanya baru dia akan membawa Iqbal, kemanapun Iqbaal ingin pergi.
"Mas Iqbal mau ke ruang kerja atau mau langsung tidur?" tanya Azizah memastikan setelah kembali ke hadapan Iqbal.
"Aku ingin ke kamar saja" ucapnya masih dengan nada dingin.
"Baiklah" ujar Azizah sambil tersenyum.
"Oh ayolah, jangan tersenyum aku tidak tahan melihatnya seperti sekarang ini" batin Iqbal dia memang sengaja marah pada Azizah.
Namun Azizah tak memperdulikan Iqbal dia membantu suaminya itu masuk ke kamar yang dia tempati sebelumnya.
Sampai di kamar Iqbal tak langsung tidur dia meminta tolong pada Azizah untuk mengambilkan laptopnya, Iqbal harus menyelesaikan satu dokumen lagi yang belum dia periksa.
Menjadi seorang direktur di perusahaan besar membuat Iqbal harus sedikit mengorbankan waktunya.
Saat sedang fokus menyelesaikan dokumen Iqbal melihat Azizah yang akan menggelar kasur di lantai, hal itu membuat Iqbal mengalihkan pekerjaannya.
Dia awasi terlebih dahulu apa yang sedang Azizah lakukan, Iqbal mengerutkan dahinya heran saat Aziza selesai menggelar kasur, tanpa menyadari dirinya yang sedang memperhatikan Azizah.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Iqbal sambil meletakan laptopnya, karena dia sudah selesai mengecek dokumen yang dikirim ke emailnya.
Kali ini Iqbal menatap istrinya itu yang terlihat bingung harus menjawab apa, tapi akhirnya mulut Azizah terbuka untuk memberanikan diri berbicara. "Aku akan tidur disini" ucapnya.
"Biar mas Iqbal tidur diatas" lanjut Azizah lagi.
"Siapa yang menyuruhmu tidur disitu" ucap Iqbal dengan nada dingin. "Tidur disini" ucapnya lagi, sambil menepuk kasur di sebelahnya.
Kasur di kamar itu memang besar cukup untuk menampung dua orang, itu saja masih lebar.
"Ta-"
"Aku tak memintamu berpendapat, aku sedang menyuruhmu" ucap Iqbal lagi, lagi-lagi dengan nada dingin.
Walaupun ragu Azizah tetap berjalan mendekati kasur yang dimana Iqbal sudah berada disana. "Kamu tenang saja aku tidak akan berbuat apa-apa" ujar Iqbal yang tau akan kekhawatiran istrinya.
"Ayo tidur" ajak Iqbal sudah memposisikan dirinya bersiap untuk menjemput alam mimpi.
Melihat Azizah yang masih ragu, Iqbal kembali bangun dari berbaring nya, setelah itu Iqbal menarik tangan Azizah begitu saja hingga istrinya itu jatuh tepat di pangkuannya, beruntung tidak mengenai kaki Iqbal yang sedang sakti.
"Mas kaki kamu" khawatir Aziza dengan nada gugup.
"Tidak terkena kamu teman saja" ucap Iqbal sengaja berbisik tepat dikuping Azizah, hal itu tentu saja membuat Azizah merasa risih.
"Mas aku mau tidur" ucap Azizah berusaha turun dari pangkuan Iqbal, tapi Iqbal menahannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
N Wage
lanjuuuut
2022-12-28
0
Tati Suwarsih Prabowi
nah kan serserseran
2022-12-14
0