Beberapa hari berikutnya Emma tak lagi mengalami kejadian ganjil. Baik itu di rumah nya, maupun saat ia pergi keluar untuk bertemu teman atau mencari lowongan pekerjaan baru.
Dari sini Emma bisa menyimpulkan kalau jin qorin eyang Untung yang ia temui bersama Susi beberapa malam yang lalu mungkin benar telah membantu nya mengusir hantu yang telah menguntit Emma beberapa waktu terakhir.
Yang jelas, Emma sangat bersyukur karena kini ia bisa menjalani hari nya dengan normal kembali.
Suatu hari Emma sedang berkunjung ke salah satu kawan nya yang lain. Nama nya Inge. Kebetulan Inge juga satu SMA dengan Emma dulu.
"Emm, dengar-dengar sih katanya mau ada acara reuni SMA besok lusa. Mau ikut gak?" Tanya Inge.
"Reuni? Di mana acara nya?" Tanya Emma.
"Di sekolah kita dulu lah. Penggagas nya si Dito, kepala OSIS angkatan kita dulu," tutur Inge lagi.
"Duh. Males banget ya. Kamu mau ikut memang nya, Nge?" Tanya Emma.
"Aku sih jelas mau. Soalnya katanya nanti Erik bakal datang. Dia kan sekarang udah jadi artis boyband terkenal. Lumayan kan kalau aku bisa deketin dia. Kali aja aku bisa ketarik jadi artis juga gitu," Inge berkhayal.
"Erik datang juga?" Tanya Emma memastikan.
"Iya.. oh iya. Dulu kan kalian lumayan akrab kan ya? Masa iya kamu gak tahu kalau si Erik mau datang ke acara reuni sih? Bukan nya dia itu best buddy nya Reno ya? Pacar kamu waktu SMA?" Tanya Inge kepo.
"Yah.. aku sih gak terlalu dekat juga sama Erick. Cuma sering makan bareng aja karena dia dekat sama Reno. Gak lebih dari itu sih," jawab Emma tak sepenuh nya jujur.
Sebenar nya, Emma dan Erik juga pernah berhubungan sangat dekat. Emma pikir kedekatan nya dengan Erik dikarenakan Erik juga menganggapnya sebagai teman. Namun ternyata semua perhatian Erik kepadanya dulu adalah karena lelaki itu memiliki perasaan lebih terhadap Emma.
Oleh sebab itu lah ketika Erik menyatakan cinta pada Emma menjelang kelulusan, hubungan antara Erik dan juga Reno menjadi retak. Dan karena itu lah Emma sempat merasa bersalah pada dua lelaki yang sudah bersahabat dekat sejak lama itu.
Emma tak menceritakan kejadian sebenar nya kepada Inge. Karena menurutnya, tak perlu juga lah Inge atau orang lain mengetahui kisah cinta monyet nya dulu.
Lagipula itu hanya masa lalu. Sudah tentu saat ini Erik pun sudah move on dari penolakan yang diberikan Emma kepada nya dulu.
Sama seperti hubungan Emma dan Reno yang juga telah kandas sejak bertahun-tahun yang lalu.
"Siapa aja yang pada mau datang ke acara reuni, Nge?" Tanya Emma basa-basi.
"Banyak.. hampir semua sih katanya pada bilang mau datang," jawab Inge.
"Susi datang juga gak ya?" Gumam Emma.
"Coba aja bel susi nya. Akhir-akhir ini dia jarang balas chat wa ku. Lagi sibuk kali sama kerjaan nya," keluh Inge.
"Terakhir kali ketemu, Susi memang bilang kalau dia sekarang ngasuh balita kembar. Lumayan aktif dua-duanya katanya sih. Maka nya tiap weekend dia bawaan nya pingin rebahan di kasur aja soalnya kerja jadi nanny dua anak kembar itu tuh capek banget. Begitu sih kata Susi.." tutur Emma mengingat-ingat percakapan nya dengan Susi tempo hari lalu.
Bila diingat-ingat, terakhir kali Emma bertemu dengan Susi adalah waktu malam mereka mengunjungi rumah Eyang Untung. Sejak saat itu, Chat Emma juga belum dibalas lagi oleh kawan karib nya itu.
Merasa khawatir, akhirnya Emma mencoba mengebel nomor Susi.
"Aku bel deh ya, Susi nya," tutur Emma.
Panggilan ke nomor Susi sayang nya tak jua diangkat hingga dering terakhir. Akhirnya Emma meninggalkan sebuah pesan. Berharap Susi akan membalas nya nanti seluang nya ia.
Untuk Susi: Sus, reuni SMA nanti mau datang ga? Kalau kamu datang, aku juga datang deh. Ibid idem padamu lah, Sista..💙
Pesan dari Emma pun terkirim. Namun status nya belum terbaca.
"Gimana? Dia ngebales gak? Dia mau datang?" Tanya Inge.
"Belum. Masih sibuk kali. Hmm.. jadi Nge, kamu belum dengar ada lowongan nih buat ku?" Tanya Emma penuh harap.
"Maaf ya, Emm. Aku gak punya berita. Kenapa kamu gak coba hubungin Bu Ani aja? Yayasan kan pasti ada aja info nya.." usul Inge.
"Malas aku, Nge. Kalau lewat Yayasan, kepotong nya lumayan gede. 40 persen. Iya kalau gaji kitanya gede. Kalau gaji nya pas-pasan dan harus dipotong pula buat ngasih makan orang Yayasan, malas juga kan. Masih mending jadi pengangguran deh.." jawab Emma.
"Hmm.. iya juga sih. Aku aja gaji pas-pasan banget buat kebutuhan makan dan hidup sendiri. Pingin nya sih bisa ngirimin Simbok di kampung. Tapi karena kepotong untuk Yayasan jadinya cuma bisa gigit jari deh.." keluh Inge.
"Tuh kan. Kalau cuma 20 persen aja sih menurut ku masih wajar, Nge. Tapi ini kan sampai 40 persen. Hampir separoh nya itu. Heran deh. Itu bos yang punya Yayasan senang banget makan hasil keringat orang-orang susah kayak kita. Apa gak takut ya perutnya buncit makan uang haram?!" Emma mengumpat kesal.
"Husy! Ngomong nya kok gitu sih? Hati-hati lho, Emm. Kalau omongan kamu kedengaran sama bu Ani (orang Yayasan), bisa gawat kan? Nanti kalau kamu kepepet butuh bantuan nya, malah jadi susah lho, nanti, Emm.." tegur Inge.
"Dih. Terserah lah. Lagian emang benar kan? Makan uang hasil keringat orang lain itu hukum nya haram tahu!" Ucap Emma berapi-api.
"Kamu kata siapa? Pak ustadz?" Tanya Inge penasaran.
"Kata Mama ku.." jawab Emma spontan.
"Sejak kapan Mama kamu jadi bu Ustadzah, Emm? Aku baru tahu.." Inge berkomentar.
"Enggak. Bukan ustadzah. Tapi itu memang jadi cita-cita terpendam nya Mama ku deh kayak nya. Soal nya tiap hari aku diceramahiin terus sama Mama. Suruh cepat nikah lah! Pakai kerudung lah! Ikut pengajian lah! Sampai panas kuping ku ini setiap waktu, Nge!" Dumel Emma dalam curhat nya.
Inge terkekeh pelan.
"Hihihi.. ya itu berarti kamu beruntung banget, dong, Emm. Soalnya kamu punya Mama yang perhatian. Daripada Mama mu cuek bebek sama kamu. Kamu pilih mana coba, hayo?" Goda Inge.
"Ya jangan tiap hari ngomel melulu juga kan bisa, Nge. Tapi ini mah enggak. Tiap hari tiap waktu aku kena omell melulu! Aku sampai hampir kecuci otak. Mikir apa iya aku ini pendosa gitu ya? " Keluh Emma.
"Hahaha.. sabar, Non.. dinikmatin aja mumpung kamu masih ada yang perhatian. Aku jadi inget sama Simbok ku di kampung. Sekarang beliau lagi sakit rematik. Aku pingin pulang, tapi jangankan buat ngepelin Simbok, buat ongkos nya pun aku gak punya.." gantian Inge yang curhat kepada Emma.
"Makanya, udah. Mending keluar aja dari Yayasan. Cari kerjaan sendiri. Jangan lewat Yayasan lagi.." usul Emma mengompori.
"Memang nya cari kerjaan segampang itu apa, Emm? Bukti nya, kamu juga masih nanya kerjaan kan ke aku?" Tukas Inge.
Emma pun hanya bisa menyengir kuda. Menyadari kebenaran ucapan Inge tersebut.
Tak lama kemudian, sebuah pesan masuk ke ponsel Emma. Asalnya dari nomor Susi.
"Eh, Susi balas pesan nya nih. Hmmm.. katanya dia mau datang ke acara reuni. Yaudah, berarti nanti aku juga mau datang deh!" Ujar Emma.
"Kalian mau datang? Asikk.. aku nanti ada teman nya deh di sana. Yaudah, nanti kita ketemu di sekolah aja ya langsung?" Usul Inge.
"Oke lah.. kalau gitu, aku pamit pulang dulu ya, Nge. Makasih untuk air putih nya ya. Lumayan, tenggorokan ku jadi gak kehausan," seloroh Emma asal.
"Hahaha.. ngeledek kamu, Emm! Yaudah. Nanti kalau ada berita tentang lowongan kerja, aku kabarin deh ke kamu!" Janji Inge.
"Siiplah. Makasih ya, Nge.. assalamu'alaikum!" Pamit Emma kemudian.
Gadis itu lalu berjalan melewati gang menuju jalan raya. Sebelum akhirnya naik angkot sekali yang akan mengantarkan nya ke depan gang rumah nya sendiri.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Astuty Nuraeni
ku kasih kembang buat Emma🌹
2022-12-28
1
Astuty Nuraeni
aku paling anti reuninan hiks
2022-12-28
1
Lee
Semangat kak Mel..
2022-12-14
1