Ke Mall

Hutan gelap. Pepohonan rimbun dan juga lebat. Angin dingin yang menusuk kulit. Udara sepi tanpa ada suara.

Emma berlari menerobos kegelapan hutan. Peluh nya tak lagi ia pedulikan. Letih di tungkai kaki nya kini ia abaikan. Demi bisa menjauh dari suara 'klik! Klak!' di belakang nya.

"Kakak Cantik.. ayo main.." panggil suara anak perempuan tak jauh di belakang Emma.

Ia tahu betul kalau itu adalah suara Sella.

Emma tetap mempercepat laju lari nya. Tak terpikirkan sekalipun untuk nya berhenti. Karena saat ia berhenti, maka kengerian saja lah yang akan menemani nya nanti.

'klik. Klak. Klik. Klak.'

Suara langkah kedua boneka itu terdengar bergaung di kesunyian hutan. Suara nya menjadi ketukan palu yang menghentak jantung Emma di setiap ketukan nya.

'Mama! Tolong Emma, Ma!' batin Emma menjerit.

'klik. Klak. Klik. Klak '

"Kakak Cantik.." kali ini Emma mendengar suara boneka Cello berada sangat dekat dengan nya. Hingga tiba-tiba saja boneka Cello muncul entah dari mana tepat di depan wajah Emma.

"Mau ke mana, Kak? Main sama Cello yuk!" Ajak boneka Cello dengan raut wajah yang datar.

Emma pun terkejut bukan main. Sehingga ia langsung mengerem langkah nya dan membelokkan laju lari nya ke arah yang lain.

Tanpa membalas ucapan Cello, Emma langsung berlari lagi sejauh mungkin. Namun..

"BAA! Ketemu!!"

Emma kembali terkejut, saat boneka Sella kini muncul tepat di hadapan nya.

Boneka perempuan itu lalu melangkah mendekati Emma dengan suara khas 'klik. Klak' nya.

Merasa ngeri, Emma pun kembali merubah jalur lari nya.

Akan tetapi lagi dan lagi kedua boneka itu silih berganti muncul tiba-tiba di depan Emma. Membuat gadis muda tersebut terkejut berkali-kali.

Sampai akhirnya Emma mulai merasa letih. Dan ia pun terjatuh.

"Yeay! Ketangkap!"

Emma menjerit saat wajah nya yang tersungkur kini berhadapan dengan wajah boneka Cello.

Yang membuat ngeri Emma adalah sebilah pisau yang sama kini dijulurkan Cello ke arah nya.

"Sekarang, aku lapar, Kak.. aku mau makan.." ucap boneka Cello dengan mata yang terlihat berkilat.

"Aku mau makan telor mata, Kak.." ucap Cello dengan ekspresi wajah nya yang datar dan juga kaku.

"Mata kakak bagus. Bagi satu yaaa?" Pinta Cello sambil menjulurkan sebilah pisau nya tepat di depan mata Emma.

....

"Aaaarrgghhhhhhhh jangaaannnn!!!"

Emma terbangun tiba-tiba dari mimpi buruk nya.

Nafas Emma memburu liar. Dengan jantung yang berdebum kencang. Suara 'tik. Tik' dari jam dinding menjadi satu-satu nya suara yang bisa Emma tangkap saat itu.

Gadis itu lalu melayangkan pandangan nya ke sekitar. Dan ia pun tersadar kalau ia baru saja bermimpi buruk.

Mengingat mimpi buruk nya tadi, Emma tak bisa mencegah tubuh nya bergidik ngeri.

Tiba-tiba saja gadis itu merasakan dingin yang tak biasa menyelimuti nya saat itu. Agak nya mimpi nya tadi masih memberikan efek kepada Emma.

Emma melihat jam dinding. Ternyata hampir dua jam lama nya ia tertidur.

Saat ini jam menunjukkan pukul 9 pagi.

"Ya ampun. Aku ketiduran. Kalau Mama tahu, mesti lah nanti mama marah-marah lagi!" Gumam Emma seorang diri.

Emma lalu bergegas bangun. Ia melangkah menuju dapur. Mencuci piring kotor yang ada di wastafel. Kemudian kembali ke ruang tamu.

Emma merasa bingung harus melakukan apa lagi.

"Aku harus segera mencari pekerjaan yang baru. Hh.. tapi sebelum itu. Aku harus membeli ponsel yang baru. Gak mungkin juga kan aku datang lagi ke villa itu!" Lagi-lagi Emma bergumam sendiri.

Setelah berpikir beberapa saat lagi, Emma pun memutuskan untuk pergi ke mall terdekat. Ia ingin membeli ponsel yang baru.

"Untung aku masih punya tabungan. Jadi bisa beli ponsel baru," gumam Emma kembali.

Emma kembali ke kamar untuk berganti baju. Ia memilih atasan hitam yang dipadu dengan celana pinsil berwarna senada.

Emma sengaja hanya memakai sendal jepit. Ia butuh alas kaki yang bisa membuat nya merasa nyaman saat melangkah. Terutama setelah perjalanan kabur nya dari villa Grand hill yang melelahkan itu.

Di mall, nyatanya Emma tak langsung pulang usai membeli ponsel.

Ia memutuskan untuk mampir dan menikmati healing time nya di sana. Ia pun tergerak untuk menonton film di twenty one.

Tapi pilihan tema Emma kali ini bukanlah tentang horor. Emma memilih film kartun keluarga bergenre komedi yang sedang tayang saat itu.

Emma tertawa lepas di beberapa kesempatan nya menonton film. Ia pun bisa terlupa pada pengalaman horor nya kemarin lalu.

Selesai film diputar, Emma melipir ke toko buku dan lanjut ke Time Zone. Inti nya hari itu Emma benar-benar menikmati healing time milik nya.

Selesai dari Time Zone. emma teringat pada perut nya yang belum diisi. Padahal saat itu hari sudah hampir petang.

Emma pun makan di sebuah gerai fast food. Ia duduk sendiri di tengah keramaian mall di sekitar nya.

Selesai makan, Emma memutuskan untuk pulang. Namun sebelum itu, ia melipir dulu ke toilet.

Saat masuk ke toilet, Emma melihat ada dua orang wanita yang sedang cuci tangan di depan wastafel.

Bentuk toilet itu memanjang, dengan empat bilik toilet serta empat wastafel yang berjajar memanjang di depan kaca berukuran besar. Besar nya kaca tersebut hampir memenuhi salah satu sisi dinding di depan wastafel.

Emma lalu memasuki salah satu bilik toilet. Ia menuntaskan hajat kecil nya.

Selesai buang air kecil, Emma hendak keluar namun pintu bilik yang ia masuki ternyata macet.

Emma pun kesulitan untuk membuka pintu. Berkali-kali Emma memutar kenop dan menarik-narik gagang nya, Pintu tak jua segera terbuka.

Merasa putus asa, Emma pun akhir nya memanggil seseorang di luar bilik. Ia tahu kalau ada orang yang sedang mencuci tangan. Karena Emma mendengar suara aliran air dari wastafel.

"Halo.. apa ada orang di luar? Ini.. aku mau minta tolong bukain pintu.. pintu nya macet. Jadi susah dibuka dari dalam.." teriak Emma dengan suara sedang.

Panggilan Emma tak menerima sahutan. Emma pun mengerutkan dahi.

'Itu orang di luar gak kedengaran apa ya sama panggilan ku? Apa suara ku kurang kencang gitu?' batin Emma sibuk menduga.

Kemudian Emma kembali berteriak.

"Maaf, Kakak.. bisa minta tolong bukain pintu? Pintu nya macet.. aku gak bisa buka.." teriak Emma lagi. Kali ini lebih kencang dari sebelum nya.

Sayang nya permohonan Emma kembali tak menerima tanggapan.

Merasa kesal, karena Emma jelas mendengar suara aliran wastafel di luar, dan itu menandakan adanya orang. Akhirnya Emma pun mulai menggedor-gedor pintu bilik di depan nya.

Sambil menggedor, Emma terus berteriak meminta tolong seseorang di luar sana.

Naas, setelah beberapa lama menggedor pintu dan berteriak, bukan nya pertolongan yang Emma dapat. Akan tetapi malah muncul suara lain yang malah memberikan rasa teror ke benak Emma.

'klik. Klak. Klik. Klak!'

Mendengar suara langkah yang khas itu, Emma seketika berhenti menggedor pintu. Bagai tersambar petir, jantung Emma langsung serasa ingin copot jadi nya.

Emma langsung saja naik ke atas kloset duduk, yang atas nya telah ditutup.

Selama beberapa menit Emma menatap ngeri pada pintu di depan nya. Berharap suara 'klik. Klak' tadi bukan milik sesuatu yang ia kenal.

Akan tetapi, Emma tak bisa menepis rasa ngeri yang mencekam benak nya saat itu. Ia pun tak bisa menjelaskan hawa dingin yang tiba-tiba muncul dan menusuk bagian tengkuk nya.

Alhasil sambil duduk jongkok di atas kloset, Emma hanya bisa merapalkan doa. Sementara suara 'klik. Klak' tersebut terdengar semakin mendekati tempat Emma berada.

"Jangan mereka! Jangan mereka! Menjauh lah! Menjauh!" Emma merapalkan mantra nya berulang-ulang.

Sementara itu kedua mata gadis itu memelototi pintu bilik tempat nya berada. Bersiap-siap dengan kedatangan sosok yang sangat ia takuti.

'klik. Klak. Klik. Klak.'

Suara langkah tersebut terus mendekat. Dan mendekat lagi.

Setiap detik yang berlalu membuat jantung Emma serasa ditekan dengan beban yang kian bertambah.

Emma pun tak sadar kalau ia sudah mere mas baju atasan nya sendiri dengan cukup kuat. Karena fokus perhatian nya saat ini hanyalah suara 'klik. Klak' dan pintu bilik di depan nya.

Kemudian, Emma menyadari suara 'klik. Klak' tersebut berhenti... Tepat di luar pintu bilik toilet yang ia masuki saat ini.

'Ya ampun! Ya ampun! Ya ampun!!' Emma meracau asal.

Ia menyaksikan dalam tempo lambat, saat gagang pintu di depan nya itu memutar secara perlahan. Dan pintu pun terbuka kemudian.

"Aaaaarrgrgghhhhh!!!" Emma menjerit sejadi-jadi nya.

***

Terpopuler

Comments

Astuty Nuraeni

Astuty Nuraeni

cello bikin aku takut sumpah

2022-12-12

1

Lee

Lee

ngerii bnget lg sndiri dnger suara klik klak..q jdi ikutan parno klo kbngun mlem²...

2022-12-11

1

mom mimu

mom mimu

mudah2an itu buka boneka sella cello... ayo Emm kabur, mumpung pintunya ada yg buka...

2022-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 Awal Mula
2 Lowongan Pekerjaan
3 Bermain
4 Menjadi Tahanan
5 Terbebas
6 Bertemu Reno
7 Diantar Pulang
8 Nasihat Mama
9 Ke Mall
10 Kejadian Ganjil
11 Kesambet
12 Kedatangan Susi
13 Galaknya Mama
14 Eyang Untung
15 Obrolan Soal Menikah
16 Bermain ke Rumah Inge
17 Reuni SMA
18 Ditinggal Susi
19 Mama Kecelakaan
20 Diagnosa Dokter
21 Ancaman ibu Sofia
22 Surat Perjanjian Baru
23 Harapan Mama
24 Kata Hati Emma
25 Membuat Kenangan
26 Kembali Lagi
27 Ucapan Selamat Datang
28 Bekerja pada Orang Gila
29 Tanda Terima Kasih
30 Siapa itu Celia?
31 Diam nya Sella dan Cello
32 Harapan Retno
33 Harapan di Penghujung Subuh
34 Terang Hari
35 Perselisihan di Dapur
36 Persiapan Makan Malam
37 Kekenyangan
38 Terjebak di Taman Labirin
39 Dunia Mimpi
40 Tinggal Sendiri
41 Rudolf
42 Buah Pengingat
43 Air Terjun Pelupa
44 Terbangun
45 Chat dengan Reno
46 Cello Marah
47 Pagi Merona
48 Sarapan Duluan
49 Terhipnotis
50 Hampir tenggelam
51 Perbincangan Monolog dengan Cello
52 Cerita Bi Hara
53 Rahasia
54 Kebenaran
55 Wanita Gila Yang Sebenarnya
56 Satu Kamar
57 Sein
58 Kemunculan Susi
59 Hal Ganjil
60 Susi Koma?
61 Kebenaran tentang Susi
62 Confession
63 Kenangan Saat Putus
64 Janji Reno
65 Siluet
66 Kisah Hidup Pak Kiman
67 Masuk Perangkap
68 Candaan Reno
69 Mengunjungi Susi
70 Kesimpulan Emma
71 Menjenguk Mama
72 Prakata Retno
73 Bertemu Mei
74 Ditodong Menikah
75 Ke KUA Yuk!
76 Ketidaksabaran Celia
77 Pulang
78 Canda dan Tawa
79 Spirit Susi
80 Susi Bercerita
81 Minta Tolong Mbak Kunti
82 Boneka Emma
83 Bertemu Sella dan cello lagi
84 Pasar Ghaib
85 Godaan Berat
86 Nasihat Perawat Asing
87 Psikolog atau Ustadz?
88 Penjelasan Ustadz Adam
89 Diganggu Celia
90 Kembali Bangun
91 Main Petak Umpet
92 Lorong Rahasia
93 Pak Kiman?!!
94 Permainan Seru
95 Ancaman pak Adda
96 Bermain di Luar
97 Berhasil Kabur
98 Bantuan dari Sein
99 Bertemu Sella
100 Foto Kimanto
101 Persiapan Menjemput Emma
102 Dimarahi Hantu
103 Curhat Kuyang dan Kunti
104 Arahan dari Kakek Asing
105 Misi yang Tuntas
106 Reno Datang
107 Pelet Bi Hara
108 Rencana Reno
109 Sella Marah
110 Tertangkap Lagi
111 Kedstangan Reno
112 Mengalahkan Pak Adda
113 Pertolongan yang Lain
114 Keluar dari Ruang Rahasia
115 Sofia Mati
116 Meninggalkan Reno
117 Malam Berkabut
118 Kiman Tersadar
119 Pemuda Aneh
120 Bertemu Rudolf di Pasar Ghaib
121 Terbangun di Rumah Sakit
122 Kebenaran tentang Pak Kiman
123 Berkunjung ke Rumah Megah
124 Sella dalam Wujud Manusia
125 Wali Pengganti
126 Mengunjungi Susi
127 Bertemu dalam Mimpi
128 Permintaan Terakhir
129 Akhir yang Bahagia
130 Promosi Genre TEEN
131 Promosi Genre Rumah Tangga
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Awal Mula
2
Lowongan Pekerjaan
3
Bermain
4
Menjadi Tahanan
5
Terbebas
6
Bertemu Reno
7
Diantar Pulang
8
Nasihat Mama
9
Ke Mall
10
Kejadian Ganjil
11
Kesambet
12
Kedatangan Susi
13
Galaknya Mama
14
Eyang Untung
15
Obrolan Soal Menikah
16
Bermain ke Rumah Inge
17
Reuni SMA
18
Ditinggal Susi
19
Mama Kecelakaan
20
Diagnosa Dokter
21
Ancaman ibu Sofia
22
Surat Perjanjian Baru
23
Harapan Mama
24
Kata Hati Emma
25
Membuat Kenangan
26
Kembali Lagi
27
Ucapan Selamat Datang
28
Bekerja pada Orang Gila
29
Tanda Terima Kasih
30
Siapa itu Celia?
31
Diam nya Sella dan Cello
32
Harapan Retno
33
Harapan di Penghujung Subuh
34
Terang Hari
35
Perselisihan di Dapur
36
Persiapan Makan Malam
37
Kekenyangan
38
Terjebak di Taman Labirin
39
Dunia Mimpi
40
Tinggal Sendiri
41
Rudolf
42
Buah Pengingat
43
Air Terjun Pelupa
44
Terbangun
45
Chat dengan Reno
46
Cello Marah
47
Pagi Merona
48
Sarapan Duluan
49
Terhipnotis
50
Hampir tenggelam
51
Perbincangan Monolog dengan Cello
52
Cerita Bi Hara
53
Rahasia
54
Kebenaran
55
Wanita Gila Yang Sebenarnya
56
Satu Kamar
57
Sein
58
Kemunculan Susi
59
Hal Ganjil
60
Susi Koma?
61
Kebenaran tentang Susi
62
Confession
63
Kenangan Saat Putus
64
Janji Reno
65
Siluet
66
Kisah Hidup Pak Kiman
67
Masuk Perangkap
68
Candaan Reno
69
Mengunjungi Susi
70
Kesimpulan Emma
71
Menjenguk Mama
72
Prakata Retno
73
Bertemu Mei
74
Ditodong Menikah
75
Ke KUA Yuk!
76
Ketidaksabaran Celia
77
Pulang
78
Canda dan Tawa
79
Spirit Susi
80
Susi Bercerita
81
Minta Tolong Mbak Kunti
82
Boneka Emma
83
Bertemu Sella dan cello lagi
84
Pasar Ghaib
85
Godaan Berat
86
Nasihat Perawat Asing
87
Psikolog atau Ustadz?
88
Penjelasan Ustadz Adam
89
Diganggu Celia
90
Kembali Bangun
91
Main Petak Umpet
92
Lorong Rahasia
93
Pak Kiman?!!
94
Permainan Seru
95
Ancaman pak Adda
96
Bermain di Luar
97
Berhasil Kabur
98
Bantuan dari Sein
99
Bertemu Sella
100
Foto Kimanto
101
Persiapan Menjemput Emma
102
Dimarahi Hantu
103
Curhat Kuyang dan Kunti
104
Arahan dari Kakek Asing
105
Misi yang Tuntas
106
Reno Datang
107
Pelet Bi Hara
108
Rencana Reno
109
Sella Marah
110
Tertangkap Lagi
111
Kedstangan Reno
112
Mengalahkan Pak Adda
113
Pertolongan yang Lain
114
Keluar dari Ruang Rahasia
115
Sofia Mati
116
Meninggalkan Reno
117
Malam Berkabut
118
Kiman Tersadar
119
Pemuda Aneh
120
Bertemu Rudolf di Pasar Ghaib
121
Terbangun di Rumah Sakit
122
Kebenaran tentang Pak Kiman
123
Berkunjung ke Rumah Megah
124
Sella dalam Wujud Manusia
125
Wali Pengganti
126
Mengunjungi Susi
127
Bertemu dalam Mimpi
128
Permintaan Terakhir
129
Akhir yang Bahagia
130
Promosi Genre TEEN
131
Promosi Genre Rumah Tangga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!