BAB 17

Natasha sudah bisa pulang ke rumah setelah rahimnya dibersihkan pasca keguguran itu. Namun Natasha harus banyak beristirahat sementara waktu. Termasuk libur sementara waktu dalam kegiatan olahraga di atas peraduan bersama dengan suaminya. Dalam kejadian ini Natasha sedikit diuntungkan karena dirinya bisa beristirahat untuk melayani suaminya dalam kegiatan ranjang nya.

Pagi ini Natasha mendatangi nyonya Martha yang sedang berjemur di depan rumah setelah suaminya, Waode Berangkat ke kantor. Demikian juga hal nya dengan Gabriel pergi ke perusahaan nya karena ada jadwal meeting di perusahaan. Nyonya Martha yang mengetahui madu nya kini duduk menemani dirinya itu melambaikan tangannya pada suster yang menjaga nya. Suster itu pun paham kalau keberadaan nya di tempat itu tidak diijinkan. Sehingga Suster itu masuk ke dalam rumah dan kini menyisakan nyonya Martha bersama dengan Natasha.

"Biar aku yang menyuapi bunda Martha yah?!" ucap Natasha menawarkan dirinya melayani istri pertama dari suaminya itu. Natasha mengambil piring yang berisi bubur ayam lalu mulai menyendok nya. Nyonya Martha membuka mulutnya saat sendok itu ada di dekat mulutnya. Matanya menatap wajah Natasha dengan tatapan sulit di artikan.

"Terimakasih, kamu sudah sangat baik dengan aku, Natasha!" ucap nyonya Martha sambil mengunyah bubur ayam di mulutnya itu di mana tadi ada suwiran daging ayam yang harus ia lembut kan sebelum ia menelannya.

"Bunda Martha, ijinkan aku melayani bunda Martha dan membantu mengobati rasa sakit yang bunda derita," kata Natasha tulus.

"Jangan repot-repot Natasha! Aku tahu kalau kamu sangat capek dan butuh waktu untuk beristirahat. Karena untuk menjadi istri dari Waode itu tidaklah gampang. Dia laki-laki yang sangat sehat dan perkasa. Kamu sangat paham itu bukan?" ucap Nyonya Martha dengan terkekeh. Natasha tiba-tiba menjadi memerah wajahnya karena malu.

"Tapi aku sangat yakin, kamu masih muda tentu saja bisa mengimbangi apa yang diinginkan oleh suamiku itu. Aku sadar kalau aku sudah tidak bisa melayani suamiku dan memberikan semua yang dimintanya. Aku sudah tua dan sakit-sakitan. Aku sangat berterimakasih pada kamu karena kamu sangat tahu apa keinginan suamiku. Ditambah lagi kamu adalah wanita yang baik dan tidak aneh-aneh," kata Nyonya Martha panjang lebar.

"Bunda Martha! Justru selama ini aku selalu merasa bersalah jika menghadapi bunda Martha. Bunda Martha yang saat ini tidak berdaya dan sakit seharusnya butuh perhatian dari mas Waode. Namun mas Waode malah menikah kembali dengan aku. Aku seperti telah menyingkirkan bunda Martha dan merebut kebahagiaan bunda Martha. Aku minta maaf bunda Martha!" ucap Natasha sambil kembali menyuapi bubur ayam itu ke dalam mulut nyonya Martha.

"Hai, apa yang kamu omongkan? Justru aku sangat senang kamu bisa menggantikan posisi aku untuk melayani suamiku di atas ranjang. Aku tidak bisa melakukan itu lagi, Natasha. Jadi itu semua kamulah yang menggantikan nya. Aku melihat suamiku sangat menyukai kamu dengan tulus. Dia seperti nya benar-benar sangat mencintai kamu dan tidak sekedar menikahi kamu karena untuk memenuhi kebutuhan biologis nya," ujar nyonya Martha.

"Tapi seperti nya Gabriel tidak menyukai aku ketika aku masuk ke rumah ini, bunda!" sahut Natasha.

"Mungkin ini perlu waktu bagi putra ku untuk menerima kamu dan memahami papa nya yang masih membutuhkan seorang istri yang bisa melayani dirinya. Ketika seharian bekerja di kantor dan mengurus bisnisnya, lalu saat pulang ke rumah dia akan merasa ada yang bisa menghibur nya. Dan itu adalah kamu, Natasha," kata nyonya Martha.

"Bunda Martha! Sebenarnya terbuat dari apa hati bunda ini sehingga bunda Martha seperti seorang malaikat yang tidak merasakan sakit hati dan kekecewaan juga sedih," sahut Natasha.

"Aku juga seperti manusia pada umumnya, Natasha. Aku juga wanita biasa yang membutuhkan perhatian dan kasih sayang. Tapi ketika aku melihat orang yang aku sayangi bisa hidup bahagia dan merasakan kegembiraan itu, aku tentu saja ikut merasakan senang. Aku melihat suamiku sangat bahagia bisa memperistri kamu," kata nyonya Martha.

"Ah sudahlah! Dari tadi obrolan kita selalu ini saja. Lebih baik kita bicara yang lain saja. Oh iya, kata Gabriel kamu habis keguguran? Kenapa bisa seperti itu?" ujar nyonya Martha.

"Gabriel menceritakan soal itu pada bunda?" tanya Natasha.

"Benar! Gabriel suka banyak bercerita dengan aku apa saja. Termasuk suka sekali menceritakan tentang kamu, mama tirinya," kata nyonya Martha. Natasha menyipitkan bola matanya.

"Apakah termasuk dia mencium ku secara paksa juga?" batin Natasha.

"Mungkin ini belum waktu nya aku mengandung dan memiliki anak, bunda! Jadi Tuhan berencana dengan kecelakaan kecil ini," ucap Natasha.

"Jangan sedih! Kamu masih muda, Natasha! Masih ada waktu dan kesempatan untuk bisa mendapatkan keturunan. Aku rasa suamiku sangat menginginkan anak dari rahim kamu. Aku sangat yakin kalau suamiku itu benar-benar mencintaimu, Natasha," kata nyonya Martha.

"Mas Waode juga mencintai bunda Martha kok!" sahut Natasha.

"Itu dulu, Natasha! Sekarang sudah berubah!" kata nyonya Martha. Kedua matanya berkaca. Namun dia berusaha air mata itu jangan lagi jatuh di kedua sudut matanya.

"Bunda Martha! Sebaiknya kita masuk ke dalam rumah saja! Matahari sudah semakin tinggi. Panas nya benar-benar sudah sangat menyengat," ajak Natasha kepada nyonya Martha sambil mendorong kursi roda yang diduduki oleh nyonya Martha.

Kini keduanya dalam diam dan larut dalam pikiran masing-masing. Apakah benar, jika di dalam hati nyonya Martha tidak ada menyimpan kebencian di hatinya pada Natasha sebagai madu nya? Hati manusia siapa yang tahu.

"Aku mau masuk ke kamar saja, Natasha! Aku ingin memberikan sesuatu pada kamu," kata nyonya Martha. Natasha mendorong kursi. roda itu masuk ke dalam kamar nyonya Martha. Suster yang merawat nyonya Martha masih duduk menunggu di ruang tengah dan tidak mau mengganggu antara nyonya Martha dengan Natasha yang sedang berdua.

Di dalam kamar itu, nyonya Martha membuka laci di lemarinya. Dia mengeluarkan sesuatu dari sana.

"Ini untuk kamu, Natasha! Aku rasa, aku sudah tidak layak jika mengenakan perhiasan ini. Perhiasan ini adalah pemberian dari orang tua mas Waode saat kami menikah," ucap nyonya Martha sambil memberikan kotak perhiasan. Natasha membulat matanya. Perhiasan itu cukup indah dan tentu saja sangat mewah.

"Bunda Martha! Aku.. aku tidak pantas menerima ini bunda! Aku hanyalah pendatang di rumah ini. Aku hanyalah perusak di rumah tangga bunda Martha! Sebaiknya perhiasan ini, bunda Martha yang simpan saja kalau tidak mau memakainya. Aku benar-benar tidak bisa menerima semua ini, bunda!?" kata Natasha sambil menyerahkan kembali kotak perhiasan itu pada nyonya Martha.

"Natasha, tolong diterima! Aku akan sangat senang jika kamu menerimanya! Tolong ambil, Natasha! Jangan lagi menolaknya. Aku yakin kalau mas Waode akan senang jika kamu mengenakan perhiasan ini," sahut nyonya Martha.

"Tetapi bunda??"sahut Natasha yang bimbang antara menerima perhiasan itu atau tidak.

" Jangan banyak berpikir, Natasha! Aku menyukai kamu! Apalagi suamiku! Dia pasti sangat menyayangi kamu," kata bunda Martha.

Terpopuler

Comments

Pertiwi Tiwi

Pertiwi Tiwi

itulah kenyataan hidup yg tdk bisa di tutupi.kalau sang istri sudah tdk bisaenghangatkan ranjangnya.pasti suami akan kawin lagi.hati dan cintaya yg dulu ada .sekarang terkikis oleh waktu dan napsu

2022-12-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!