Di klinik kecantikan di ruangan private. Natasha saat ini sedang melakukan spa dan massage. Di klinik kecantikan itu Natasha mengambil paket lengkap dari perawatan wajah, massage, lulur seluruh badan dan juga perawatan rambut. Sekarang ini Natasha di kamar privasi untuk melakukan massage oleh ahlinya.
Dengan tengkurap saat ini Natasha sedang melakukan lulur seluruh badannya. Disertai pijatan yang membuat rileks seluruh otot-ototnya. Natasha dibuat rileks hingga di sana Natasha sempat tertidur pulas.
Hari sudah diujung siang. Sore sudah tiba. Gabriel tiba-tiba saja berubah pikiran untuk mendatangi Natasha di klinik kecantikan seperti yang dikatakan oleh Natasha tadi pagi dan juga melalui pesan chat di WA nya. Bahwa Natasha dari pagi hingga menjelang sore hari ini masih berada di klinik kecantikan itu.
Gabriel kini sudah masuk ke klinik kecantikan itu. Dia segera ke bagian resepsionis dan bertanya kepada petugas resepsionis itu dan menanyakan pelanggan yang bernama Natasha.
"Saya mencari Natasha. Sejak pagi dia di sini untuk melakukan perawatan komplit," kata Gabriel.
"Oh, nyonya Waode yah?"tanya resepsionis itu. Gabriel mengernyitkan dahinya mendengar panggilan Natasha yaitu nyonya Waode.
" Eh, bukan? Dia Natasha, pacar saya," ralat Gabriel. Petugas resepsionis itu menyipitkan bola matanya.
"Oh, sebentar saya akan memastikan nama pelanggan kami itu bernama Natasha, bukan nyonya Waode," kata resepsionis itu.
Gabriel menunggu di kursi tunggu di depan resepsionis. Salah satu resepsionis itu menuju kamar massage di mana di sana nyonya Waode sedang menerima pelayanan massage.
"Maaf, menggangu sebentar! Apakah benar anda bernama Natasha?" tanya resepsionis itu.
Natasha yang masih tengkurap mendongak kepalanya.
"Eh, iya benar! Ada apa mbak?" sahut Natasha.
"Jadi nama anda Natasha bukan nyonya Waode?" tanya resepsionis itu.
"Eh, ada apa rupanya?" tanya Natasha menyipitkan bola matanya.
"Masalah nya ada seorang laki-laki datang mencari nona Natasha dan dia juga mengaku sebagai pacar nona Natasha," jelas resepsionis itu.
"Eh? Siapa?" tanya Natasha.
"Dia tidak menyebutnya namanya. Namun ciri laki- laki itu tinggi, berkulit putih dan sangat tampan," jelas resepsionis itu.
"Oh," sahut Natasha.
"Gabriel, rupanya sudah kemari," gumam Natasha.
"Iya, saya Natasha, mbak! Suruh dia menungguku sebentar lagi. Kami sebentar lagi selesai kok. Benar kan mbak?" ucap Natasha. Wanita terapis itu mengiyakan pertanyaan dari Natasha.
"Baik, nona! Saya akan menyuruhnya menunggu," sahut resepsionis itu seraya keluar dari kamar massage di mana Natasha masih berbalut handuk lebar untuk menutupi sebagian badannya.
*****
Natasha masih memejamkan matanya dan menikmati sentuhan lembut dari pelayanan klinik kecantikan itu me massage dirinya.
"Mbak, sepertinya cukup deh! Aku harus segera bersiap-siap nih. Di tambah aku sudah ditunggu di luar oleh seseorang yang mengajak ku di sebuah acara," kata Natasha masih dalam posisi tengkurap.
Namun pelayan yang memijat dirinya tetap saja memijat dengan pelan dan itu membuat Natasha semakin kembali ingin memejamkan mata untuk kembali rileks lagi.
"Aku kalau di massage setiap hari seperti ini bisa nyenyak tidur ku. Apalagi suamiku selalu menuntut ku setiap malam untuk melayani nya. Aku benar-benar kewalahan dengan suamiku itu. Rasanya tidak pernah bosen melakukan gituan setiap hari. Sedangkan aku seperti sudah mati rasa rupanya kalau harus melayani nya setiap malam," Tiba-tiba Natasha menjadi curhat.
"Ehem," suara laki-laki tiba-tiba mengagetkan Natasha. Sontak saja Natasha terperanjat dari tidur tengkurap nya.
"Eh, kenapa kamu bisa masuk ke... " ucap Natasha yang tidak sadar kalau dirinya hanya berbalut kan handuk putih yang menutupi sebagian tubuh nya. Gabriel menatap tak berkedip bagian indah milik Natasha.
"Eh, keluar kamu! Jangan kurang ajar!" ucap Natasha seraya mendorong Gabriel hingga keluar dari kamar itu.
"Hehehehe! Ayo cepat! Aku beri waktu lima menit untuk mengenakan gaun ini," ucap Gabriel seraya melemparkan paper bag yang berisi gaun pilihan nya yang akan digunakan oleh Natasha.
"Eh,???" Natasha menangkap paper bag itu yang berisi gaun. Natasha mulai mengeluarkan gaun itu dan melebarkan nya.
"Hem, gaun yang bagus! Tapi apakah aku pantas dan cocok mengenakan nya?" gumam Natasha seraya melebarkan gaun itu dan memperhatikan permata kecil di gaun yang sudah ia pegang.
Aku akan mengenakan gaun ini. Jika kurang cocok di badanku, aku akan melepasnya," gumam Natasha.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments