"Kalau begitu, ikut saja aku! Aku sudah memboking kamar dan check ini untuk kita istirahat malam ini. Di sana sudah aku siapkan makanan dan minuman kesukaan kamu," ucap Vero seraya berdiri dan melenggang menuju lift.
Gabriel tanpa ekspresi mengikuti langkah Vero tanpa banyak bicara.
Setibanya di kamar hotel, Vero mengajak Gabriel menuju balkon kamar hotel itu. Gabriel duduk dan melepaskan jas hitam nya. Vero tersenyum melihat Gabriel.
"Aku tahu kalau kamu pasti akan mendatangi aku. Kamu pasti akan menolong ku bukan? Aku sangat tahu itu karena kamu sampai sekarang belum bisa move on dengan aku. Benarkan?" ucap Vero sambil menuang botol anggur itu ke dalam gelas kecil lalu dia berikan itu pada Gabriel. Gabriel menerimanya dan segera menenggaknya habis. Kembali Vero mengisi gelas yang sudah tak ada isi nya itu dengan botol wine.
"Ini akan menghangatkan tubuh kamu, baby! Dulu kita sering minum ini bersama sebelum kita melakukannya sepanjang malam. Bahkan saat pagi kita membuka mata, kamu masih bersemangat mengulang lagi kegiatan indah itu. Padahal kita sudah melakukan nya beberapa kali sampai diujung malam. Aku menyukai kamu yang bersemangat dan selalu tanpa mengenal letih saat bersama dengan aku," ucap Vero.
"Itu dulu, saat kita masih menjalin kasih. Tapi sekarang beda, bukan? Kamu sudah menjadi istri laki-laki lain dan bukan aku. Kamu memilih laki-laki itu daripada aku. Aku kalah bukan? Itu membuktikan kalau pria itu lebih baik daripada aku. Benar bukan?" ucap Gabriel sambil meminum wine di gelasnya.
Vero tersenyum lebar. Dia juga ikut meminum wine itu supaya dirinya kembali percaya diri untuk memulai aksi-aksi nya bersama dengan Gabriel.
"Itu tidak sepenuhnya benar, Gabriel! Aku hanya perlu status. Sedangkan dengan kamu, aku hanya kamu buat permainan saja. Dan kamu juga tidak jelas bisa memberikan kebahagiaan dan masa depan. Ditambah orang tua kamu tidak menyukai aku bukan?" kata Vero.
"Maaf, mungkin aku salah dalam hal ini. Namun aku perlu waktu untuk menyakinkan mama papa ku mengenai kamu. Tapi setelah mendengar kamu memilih meninggalkan aku dan menikah dengan laki-laki itu, mama pernah menanyakan kabar kamu. Tapi bagiku itu sudah terlambat," Ucap Gabriel.
"Jujur saja! Aku sebagai seorang wanita sangat idealis. Aku butuh seorang suami yang memilih segala-galanya termasuk harta kekayaan yang melimpah," Ucap Vero.
Vero kini duduk di atas dua paha Gabriel. Dia melingkar kan tangannya ke leher Gabriel dan satu tangannya masih memegang gelas yang berisi wine. Dia memberikan gelasnya pada Gabriel dan Gabriel meminumnya hingga habis. Vero tersenyum lebar.
"Jadi, bagaimana? Apakah kita mulai sekarang? Atau kamu ingin makan terlebih dahulu?" ucap Vero dengan mengedipkan bola matanya. Gelas nya kini ia letakkan di atas meja.
Gabriel tidak menjawab pertanyaan Vero. Dia hanya mendongakkan kepalanya saat tangan Vero mengusap wajahnya dengan tangannya yang lembut. Apalagi jarinya ikut mengusap dengan pelan bibir tebal dan seksi milik Gabriel. Nafas Gabriel mulai menghangat. Jakunnya mulai naik turun. Apalagi bagian dada Vero sangat dekat di wajah Gabriel. Aroma tubuh Vero masih sangat dihapus oleh Gabriel. Apalagi bayangan indah saat-saat bersama dengan Vero sebelum mereka putus teringat sangat jelas. Itu sangat manis sekali.
Kembali Gabriel memejamkan matanya. Rasanya ingatan indah itu iingin kembali ia ulang. Namun apakah malam ini dirinya akan bermain dengan Vero? Sedangkan Vero sekarang berstatus istri orang.
"Kenapa kamu diam, Gabriel? Jawab pertanyaan ku? Kamu mau membantu aku bukan? Aku sudah menjelaskan semua alasannya pada kamu. Aku harus memiliki anak dan hamil. Supaya aku bisa bertahan di keluarga besar suamiku dan tidak dicerai kan oleh suamiku jika aku mengandung. Bahkan aku akan mendapatkan lima belas persen saham di perusahaan keluarga nya itu," kembali Vero mengingatkan.
"Vero! Kenapa kamu tidak mengikhlaskan aku pergi dan menjauh dari bayang-bayangan kamu? Sedangkan kamu sudah bukan lagi kekasihku," gumam Gabriel.
"Karena aku juga masih menyayangi kamu dan sulit melupakan kamu, Gabriel!" sahut Vero seraya mengusap lembut wajah Gabriel yang mulai lesu dan sangat pasrah.
"Minggir lah Vero! Jangan gila!" ucap Gabriel seraya mendorong Vero yang sejak tadi duduk di pangkuan nya dan bergelayut menggodanya.
Vero jatuh dan matanya kini mulai berkaca. Gabriel tentu saja menjadi iba.
"Eh maaf! Bukan maksud aku berbuat kasar!" ucap Gabriel seraya mendekati Vero dan mengajaknya berdiri. Namun Vero menipis nya.
"Kamu jahat Gabriel! Selama ini kamu tidak pernah kasar dengan aku. Tetapi kenapa sekarang kamu berubah? Apa salahku?" ucap Vero dengan air matanya yang berurai. Tentu saja hal itu membuat Gabriel iba dan ingin kembali merengkuh Vero.
"Maafkan aku, Vero! Aku tidak bisa! Karena aku menghargai kamu. Karena aku masih sangat mencintai kamu. Tapi aku tidak mungkin melakukan itu karena kamu bukan lagi kekasih ku, melainkan istri dari orang lain. Apakah kamu mau mengkhianati suami kamu dengan melakukan hubungan dengan aku? Walaupun aku laki-laki normal tapi aku benar-benar tidak mau melakukan itu dengan kamu, Vero!" ucap Gabriel. Vero menangis tersedu- sedu.
"Jadi kamu tidak mau menolong aku?" sahut Vero.
"Tidak! Karena semua itu semua yang kamu pikirkan adalah salah! Oke? Aku pergi! Dan satu lagi! Kembalilah pada suami kamu dan lakukan itu hanya dengan suami kamu saja!" ucap Gabriel seraya meninggalkan Vero yang masih di bawah lantai menangis karena ditolak oleh Gabriel.
"Gabriel! Tunggu! Jangan pergi! Aku janji, ini hanya satu kali saja aku minta ini dari kamu!" teriak Vero. Langkah Gabriel terhenti. Lalu. menatap ke arah Vero.
"Tidak! Walaupun itu hanya satu kali. Itu sudah masuk dalam pengkhianatan dengan suami kamu!" sahut Gabriel lalu benar-benar pergi meninggalkan Vero seorang diri di balkon hotel kamar itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
RJ 💜🐑
laki laki paling bodoh di dunia noveltoon😤
2022-12-11
0
Andika Andika
$angat bagus
ini akan menjadi pembelajaran kita
2022-12-09
1