Natasya segera masuk ke dalam kolam dan mulai kembali berenang. Gabriel segera mengikuti Natasya yang sudah berenang dengan cepat menuju ujung kolam itu.
"Mama tiri ku seperti nya ingin mengajakku duel," gumam Gabriel dengan tersenyum jahil. Gabriel segera berenang dengan gaya bebas menyusul Natasya. Kemampuan berenang Gabriel tidak diragukan lagi. Bahkan Gabriel bisa menahan nafa nya sampai lama. Nafasnya panjang padahal Gabriel salah satu pria pecandu rokok juga.
Dengan gaya bebas Natasya juga telah berenang hingga sampai di ujung kolam renang itu. Kini Natasya berbalik arah dengan gaya kupu-kupu. Jarak antara Natasya dengan Gabriel sudah semakin dekat. Gabriel kini bisa menyusul Natasya yang tetap fokus berenang. Hingga sampai akhirnya Natasya tiba kembali di batas kolam renang itu. Natasya mengatur nafasnya dan mengusap wajahnya dengan kasar karena air kolam. Natasya masih mengatur pernafasan yang dada nya terlihat naik turun. Gabriel tiba di pembatas kolam itu dan berdiri di dekat Natasya. Keduanya mengatur nafas mereka dengan detak jantung yang berirama cepat.
"Aku bisa menyusul mu bukan?" kata Gabriel dengan bangga nya. Natasya tersenyum dan diam-diam mata nya melihat bagian dada bidang Gabriel yang basah. Itu benar-benar sangat seksi dan menggoda. Tentu saja Gabriel sangat tahu ketika manik mata Natasya melihat dirinya ke arah mana. Gabriel juga tidak kalah liarnya. Matanya dengan nakal tertuju pada bagian bawah dagu Natasya yang masih naik turun karena berusaha mengatur irama jantung nya.
"Kita berenang lagi?" tantang Natasya. Gabriel tersenyum menyeringai.
"Boleh saja! Tapi rasanya tidak seru jika kita tidak buat taruhan," sahut Gabriel. Natasya melebarkan bola matanya menatap Gabriel. Namun kali ini Natasya berusaha tidak melihat bagian tubuh Gabriel yang menggoda. Namun menatap bola mata Gabriel yang sangat tajam seperti elang. Benar! pupil mata Gabriel sangat indah dengan warna kecoklatan. Mungkin mata itu seperti mata ibunya bukan menurun dari Waode, papa nya.
"Taruhan?" sahut Natasya bertanya.
"Benar! Kita taruhan, barang siapa yang menang akan mendapatkan 5 kali keinginan. Dan yang kalah harus memenuhi keinginan dari si pemenangnya," jelas Gabriel. Natasya terdiam sejenak. Tentu saja Natasya mulai berpikir. Ia tidak ingin bersikap ceroboh menuruti apa kata anak tirinya tersebut. Tentu saja Natasya perlu mempertimbangkan lagi tentang 5 keinginan itu.
"Lima keinginan itu apa saja?" tanya Natasya berusaha memastikan.
"Terserah! Pokoknya apa saja yang kamu mau jika kamu menang," sahut Gabriel.
"Gak mau ah, nanti jika kamu menang apa yang kamu minta aneh-aneh," kata Natasya khawatir. Gabriel terkekeh mendengar nya.
"Aneh-aneh apa? Mana mungkin aku kurang ajar dengan ibu tiri ku sendiri. Istri muda dari papa aku," jelas Gabriel. Natasya diam dan kembali berpikir.
"Apakah itu artinya kamu takut menerima tantangan ini? Kamu mengakui kekalahan kamu?" ucap Gabriel berusaha memprovokasi Natasya. Ini supaya Natasya terpancing egonya.
"Siapa takut melawan kamu?" sahut Natasya akhirnya. Gabriel tersenyum menyeringai.
"Baiklah! Kalau begitu, bagaimana kalau kita mulai sekarang?" kata Gabriel.
"Oke! Aku pastikan, akulah yang menang dalam perlombaan ini," ucap Natasya.
"Hahaha, oke buktikan kalau kamu bisa mengalahkan aku, ibu tiri ku yang cantik!" kata Gabriel seraya mendekati wajah Natasya yang masih basah. Natasya sedikit menghindar supaya wajahnya tidak terlalu dekat dengan wajah Gabriel.
"Oke, siap! Satu, dua, tiga!" ucap Gabriel. Natasya dan Gabriel kini mulai berenang dengan sekuat tenaga. Mereka benar-benar mengerahkan kemampuan berenang nya untuk memenangkan taruhan itu.
*****
Gabriel dan Natasya berenang sampai ke tepi kolam dengan mengerahkan semua kemampuan nya. Awalnya Natasya memimpin di depan. Namun pada akhirnya Gabriel bisa tiba lebih awal. Senyuman lebar terukir dari kedua sudut bibir Gabriel. Natasya terlihat manyun bibirnya karena merasa kalah. Natasya tidak menyangka kalau tiba-tiba saja Gabriel lebih dahulu sampai di tepi kolam renang itu dibandingkan dengan dirinya.
"Bagaimana? Apakah kamu mengaku kalah dengan taruhan ini, mama tiri ku yang cantik?" ucap Gabriel terkesan meledek. Natasya menjulurkan lidahnya.
"Oke, kamu menang, Gabriel anak tiri ku yang suka jahil," sahut Natasya. Natasya segera naik ke atas dengan bibir yang masih cemberut karena kekalahan nya.
"Mama! Jangan lupa yah! Mama berhutang kepadaku lima hal yang harus dipenuhi oleh mama," ucap Gabriel dengan tersenyum seringai. Natasya menoleh ke arah anak tirinya dengan tatapan tajam.
"Aku bukan tipe orang yang suka mengingkari janji. Tapi satu hal yang harus kamu tahu. Jangan minta aneh-aneh dari lima hal itu," kata Natasya sambil melenggang meninggalkan kolam renang itu dan meninggalkan Gabriel yang terkekeh atas kemenangan nya.
"Hehe, mama tiri ku yang polos dan lugu," gumam Gabriel seraya terkekeh melihat mama tiri nya yang berjalan dengan cuek menuju ke kamar pribadinya.
🍀🍀🍀🍀🍀
Malam hari tiba, satu keluarga kecil itu berkumpul di ruang makan untuk makan malam bersama. Di sana ada Pak Waode, Gabriel dan juga Natasya. Natasya tidak banyak bicara di ruangan itu. Dia sedikit memakan makanan yang sudah tersaji di atas meja makan. Waode melihat sikap Natasya yang tidak biasanya menjadi penasaran.
"Kamu kenapa, sayang? Sejak tadi hanya mengaduk-aduk makanan di piring kamu saja. Kurang suka menu masakan malam hari ini, hem?" tanya Waode kepada istri keduanya itu. Gabriel terlihat tersenyum saja sambil memperhatikan ibu tirinya itu.
"Enggak ada apa-apa, kok!" sahut Natasya. Waode sedikit menggeser kursinya lebih dekat dengan Natasya. Kini tangan Waode menyentuh ke dahi Natasya takut kalau istri mudanya demam atau sakit.
"Kamu gak demam! Suhu badan kamu juga normal. Sebenarnya ada masalah apa, sayang? Katakan saja," ucap Waode penuh perhatian. Gabriel yang melihat papanya sangat memperhatikan mama tiri nya itu menjadi sebal.
"Tidak ada, mas Waode! Aku baik-baik saja!" jawab Natasya sambil melihat ke arah anak tirinya, Gabriel. Gabriel malah mengedipkan satu matanya.
"Mungkin saja, mama ingin sesuatu dari papa!" tebak Gabriel ikut menimpali. Waode kembali menatap istrinya penuh kasih sayang.
"Kamu minta sesuatu, sayang? Katakan saja yah? Atau perhiasan yang baru aku belikan tadi, kurang cocok modelnya dengan yang kamu inginkan, hem?" tebak Waode.
Gabriel melebarkan matanya mendengar papa nya telah memberikan perhiasan kepada mama tirinya. Padahal mama kandung nya sendiri jarang sekali dibelikan sesuatu yang khusus dibelikan oleh papa nya. Mama kandung nya dulu ketika sehat selalu disuruh berbelanja sendiri dan tidak pernah mendapatkan barang spesial pemberian dari papa nya. Itu yang diketahui oleh Gabriel.
"Tidak, mas! Berlian tadi sangat indah dan keren kok! Terimakasih banyak, mas Waode sudah membelikan dan memberikannya kepada ku," kata Natasya.
"Benarkah? Kalau kamu menyukai nya kenapa tidak kamu pakai, sayang?" sahut Waode.
"Hem, nanti saja kalau kita sedang bepergian. Kalau di rumah aku gak suka makai perhiasan, mas," kata Natasya.
"Pokoknya setelah makan malam ini, aku akan memasang semua perhiasan itu yah. Aku ingin melihat kamu mengenakan perhiasan pemberian dari ku," ucap Waode. Gabriel semakin ingin muntah melihat Papa nya yang sangat peduli dengan mama tirinya.
"Baiklah, kalau mas ingin aku memakai nya," kata Natasya seraya melihat ke arah anak tirinya yang terlihat kurang suka melihat adegan mesra papa dan mama tirinya itu.
"Papa, aku ke kamar mama dulu yah! Aku akan memastikan mama sudah makan dan minum obat nya," kata Gabriel seraya bangkit dari tempat duduk nya.
"Ada suster yang menjaga mama kamu, Gabriel! Sister Meli pasti sudah memastikan kalau mama kamu makan malam dan minum obat," ucap Waode.
"Iya, pa! Setidaknya aku selalu melihat mama di kamar dan memberikan semangat untuk mama supaya cepat sembuh dari penyakitnya," kata Gabriel seraya melenggang menuju kamar utama yang ditempati oleh mama kandung nya yang bernama, Martha.
Semenjak Martha sakit, Waode tidur sendirian. Dan sampai akhirnya Waode bertemu dengan Natasya dan mengajaknya menikah. Sekarang Waode satu kamar dengan Natasya di kamar utama di rumah itu.
"Kamu sudah selesai belum, sayang! Ayo kita ke kamar!" ajak Waode seraya menarik tangan Natasya dan menggandeng pinggang nya menuju kamar mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
Imas Maela
nikah lagi dgn perempun lain dan istrinya masih ada dgn kradaan sakit
2022-12-14
1
Luphie Phie
sadis bgd deh, istri sakit bukannya d jagain dan dirawat malah d tinggal nikah lagi. mana y katanya susah senang bersama. kok mengsedih ya kalo liat kek gini, ngeri2 gimana gitu,,,
2022-12-13
0