"Halo, sayang! Kok cemberut sih? Ada apa baby?" tanya Waode saat Natasha tiba-tiba masuk ke dalam ruangan kerja nya. Waode menyambut istri muda nya itu dengan merengkuh tubuh nya.
Pagi menjelang siang, Natasha keluar dari apartemen Gabriel setelah Gabriel terlebih dahulu pergi ngantor. Natasha memilih menjumpai Waode, suaminya di tempat kerja. Kalau Natasha pulang ke rumah, di sana paling hanya ada beberapa pelayan, mbak suster penjaga nyonya Martha dan nyonya Martha sendiri. Tukang kebon dan penjaga rumah tentu ada, tetapi apakah Natasha akan mengajak mereka ngobrol? Buntut nya Natasha akan masuk ke kamar dan menyulapnya menjadi studio film mini. Natasha akan menghabiskan seharian didepan layar untuk melihat drama Korea atau film romantis sambil memakan snack ringan.
"Ada apa, katakan, hem?" tanya Waode lagi pada Natasha yang masih cemberut.
"Enggak ada! Hanya sakit sedikit mules saja," jawab Natasha. Waode menepuk jidatnya sendiri.
"Jangan bilang kalau kamu lagi datang bulan," kata Waode. Wajahnya sekarang menjadi berubah kecewa. Hal itu membuat Natasha tersenyum penuh kemenangan.
"Huum, emang lagi datang bulan. Baru dapat pagi tadi," kata Natasha membenarkan dugaan suaminya itu.
"Waduh, satu minggu bakal libur nih pusaka sakti ku," keluh Waode sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Tidak sampai satu minggu kok, mas! Paling lima hari saja sudah bersih. Sabar yah, mas!" ucap Natasha seraya mengusap pipi Waode yang kini sudah rebahan di kedua paha Natasha yang duduk di kursi panjang ruangan itu. Waode jadi sangat manja dengan Natasha. Laki-laki dewasa itu seketika berubah menjadi kanak-kanak.
"Bagiku libur satu hari saja sangat menderita. Ini lima hari? Bagaimana nasib pusaka ku ini. Dia pasti sangat bersedih karena libur," ucap Waode.
"Kamu bisa mendatangi bunda Martha, mas!" usul Natasha.
"Itu sudah tidak mungkin lagi, sayang! Martha sedang sakit. Bahkan untuk melakukan segala sesuatu nya saja dia butuh bantuan orang lain. Bagaimana bisa dia melayani dan membuat senang aku?" sahut Waode. Natasha cekikikan melihat ekspresi kekecewaan Waode.
"Coba saja tadi malam kamu cepat pulang, sayang! Pasti tadi malam kita melakukan nya. Jadi aku bisa menuntaskan semuanya," keluh Waode.
"Maaf, mas!" sahut Natasha.
"Ya sudah, kamu sudah makan belom? Aku pesankan makanan yah!?" kata Waode penuh perhatian.
Namun tiba-tiba saja Natasha berlari menuju toilet di dalam ruang kerja Waode. Dari luar suara Natasha seperti muntah-muntah.
Hoek.
Hoek.
Hoek.
"Natasha, Natasha sayang! Kamu kenapa sayang? Tidak usah dikunci pintu kamar mandi nya dong! Natasha sayang!" teriak Waode ikut panik.
Tok.
Tok.
Tok.
"Sayang, jangan dikunci pintu kamar mandinya sayang," kata Waode. Natasha membuka pintu kamar mandi itu. Terlihat wajahnya begitu pucat. Waode menuntun Natasha ke tempat duduk.
"Kamu kenapa sayang?" tanya Waode sambil mengusap keringat dingin di dahi Natasha.
"Entahlah, mas! Mungkin saja aku masuk angin, mas!" ucap Natasha.
"Mungkin saja kamu hamil kah, sayang? Tapi kenapa kamu bilang sedang datang bulan? Atau kita periksa ke dokter dulu yah sayang!? Siapa tahu kamu sakit serius," ucap Waode bingung dan panik.
Natasha melongo dengan ucapan suaminya. Dia sebenarnya bohong dengan Waode kalau saat ini dirinya tidak sedang datang bulan.
"Hamil?. Aku hamil? Apa itu mungkin mas?" tanya Natasha bingung.
"Itu mungkin saja terjadi sayang. Bukankah setiap malam aku bekerja keras sampai ngelembur dengan kamu," kata Waode. Natasha mencubit pinggang Waode karena malu.
"Ayo kita lebih baik periksa dulu ke dokter," ajak Waode sedikit memaksa.
"Tidak, mas! Aku sudah tidak apa-apa kok. Mungkin saja aku saat ini hanya masuk angin saja," kata Natasha. Namun kembali Natasha merasakan mual dan berlari kembali menuju toilet di dalam kamar mandi ruangan itu. Waode segera mengikutinya dan memijat bagian tengkuk Natasha yang muntah-muntah.
Hoek.
Hoek.
Hoek.
Hoek.
"Aku pikir kamu harus segera periksa ke dokter! Aku mengkhawatirkan kamu, sayang!" ucap Waode seraya memijat bagian tengkuk Natasha.
"Sudah, mas!" kata Natasha. Natasha kembali dituntun ke kursi. Waode mencari kayu putih dan mengusapnya kebagian perut dan juga bagian leher Natasha.
"Ayo sayang! Aku tidak mau nanti kamu mual-mual terus seperti ini. Setelah periksa ke dokter, kita bisa makan ke restoran yang kamu suka makanan nya," ajak Waode.
"Huum, mas!" kata Natasha.
"Nah begitu dong! Nurut yah sayang sama suami kamu ini. Kamu mau iga bakar kan? Kamu mau seafood bakar juga kan?" ucap Waode penuh perhatian.
*****
"Apa? Apakah benar yang dokter katakan kalau istriku hamil, dokter? Tapi bagaikan mungkin? Kata istriku saat ini dia sedang datang bulan, loh dokter," ucap Waode yang saat ini bersama dengan Natasha di ruang praktek dokter kandungan.
Saat ini Natasha sedang berbaring dan diperiksa dengan alat USG. Dokter itu menjelaskan bagian rahim Natasha yang sudah ada tanda titik hitam yang menunjukkan sudah ada benih di dalamnya. Dan kemungkinan akan berkembang menjadi Waode junior di dalam nya. Waode sangat senang mendengar kabar baik itu. Dia menatap penuh rasa hari pada istri mudanya itu yang saat ini hamil.
"Kok bagaimana mungkin sih, tuan? Sedangkan anda adalah sepasang suami istri yang pernah melakukan hubungan seksualitas dan proses pembuahan sering terjadi. Dan inilah hasil dari kegiatan anda bersama istri anda, tuan!?" terang dokter itu seraya tersenyum.
"Maksud saya, kok bisa istri saya hamil, dokter! Sedangkan saat ini istri saya dengan datang bulan," kata Waode.
Tiba-tiba Natasha menjadi memerah wajahnya lantaran takut dan malu. Sebenarnya dia berkata bohong dengan Waode lantaran dia sedang malas kalau diajak gituan dengan Waode. Apalagi tiba-tiba saja Waode menyerangnya saat di kantor atau di ruang kerja Waode. Masalahnya hal itu sering terjadi di saat Natasha mendatangi suaminya di kantor, dan Waode selalu menyerangnya dan mengajaknya gituan di ruangan kerjanya itu.
"Hah, benarkah tuan? Istri anda saat ini sedang datang bulan? Apakah benar nyonya muda? Anda saat ini sedang menstruasi?" tanya dokter itu memastikan kebenarannya.
"Eh, em eh ma maaf, mas! Sebenarnya aku tidak sedang datang bulan, mas! Aku.. aku... " ucap Natasha lirih. Waode tersenyum mendengar nya.
"Ya Tuhan ku, terimakasih! Ternyata istriku saat ini sedang hamil dan mengandung anakku," ucap Waode seraya mengecup dahi Natasha.
"Eh, mas! Kamu tidak marah padaku, mas?" tanya Natasha.
"Tidak, tidak, tidak! Aku tidak akan marah sayang! Ini kabar yang menggembirakan bagi kita," sahut Waode.
Dokter itu tersenyum melihat suami istri itu.
"Jadi sekarang sudah jelas bukan? Kalau. nyonya saat ini sedang hamil dan mengandung dan usia kehamilan nya lima minggu," jelas dokter itu.
Natasha dan Waode saling melemparkan senyuman. Waode kini merangkul istrinya dengan mesra.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments