"Kasih alasan kepada ku, kenapa kamu berbohong dengan aku, sayang? Soal kamu datang bulan itu," tanya Waode seraya menarik hidung Natasha dengan gemas.
"Itu, itu mas! Semua karena aku lagi malas kalau.. kalau," ucap Natasha. Waode mengusap kepala Natasha dengan lembut.
"Aku tidak akan memaksa kamu jika kamu tidak menginginkan itu, sayang! Aku janji kok! Ciuss!" kata Waode. Natasha menyipitkan bola matanya seperti tidak percaya.
"Janji?" tanya Natasha.
"Iya, janji! Apalagi sekarang ini, kamu sedang hamil dan mengandung anakku," kata Waode dengan tersenyum.
"Beneran loh, mas! Mungkin bawaan orok aku ini menjadi malas kalau gituan," ucap Natasha.
"Iya sayang! Sekarang kamu mau apa saja, akan aku beliin. Mau tas branded, atau pakaian mahal, sepatu mahal, semua nya akan aku belikan," tantang Waode.
"Benar nih, apa saja?" tanya Natasha memastikan. Natasha menjadi teringat akan ucapan Gabriel saat itu, kenapa dia tidak minta dibelikan apartemen mewah ataupun rumah dengan harga yang fantastik pada Waode.
"Benar, sayang! Masak aku bohong sih? Ayo katakan, kamu mau apa?" tantang Waode.
"Aku mau rumah mewah dengan halaman yang luas yang dibuat taman dengan aneka jenis buah-buahan. Karena aku sangat menyukai buah, mas!" kata Natasha.
"What??" ucap Waode seperti berteriak karena kaget dengan permintaan Natasha.
"Tuh, kan? Kamu tidak mau belikan apa yang aku minta kan, mas? Nanti kalau kamu belikan itu semua keluarga ku akan aku suruh pindah semua ke rumah itu mas," kata Natasha dengan khayalan nya.
" Oke, oke, akan aku penuhi semua nya sayang! Tapi ini tidak gratis loh," ucap Waode. Natasha menyipitkan bola matanya.
"Hem, kamu mau aku harus membayarnya, mas?" tanya Natasha dengan melotot matanya.
"Iya dong! Jangan lupa nanti malam. Atau setelah ini. Bagaimana?" kata Waode. Kembali Natasha cemberut dan tidak menjawabnya.
*****
Sepulang dari pemeriksaan itu, dan Natasha terbukti telah hamil, Waode membawa Natasha makan enak. Apa saja yang dipesan oleh Natasha dipenuhi oleh Waode.
"Sudah kenyang?" tanya Waode yang melihat istri muda nya itu sudah kekenyangan.
"Huum, kenyang banget! Jadi ngantuk," sahut Natasha sambil mengusap perutnya yang kini ada kecebong nya Waode yang akan berkembang di rahim Natasha.
"Ya sudah, ayo pulang!" ajak Waode.
"Aku mau pulang ke rumah, gak mau ke kantor kamu, mas! Aku mau nonton drama Korea sambil bobok," kata Natasha manja.
"Ya sudah, nanti mobil kamu biar sopir yang bawa pulang ke rumah," ucap Waode seraya menggandeng istrinya dan meninggalkan restoran itu setelah membayar semua bill tagihan makanan dan minuman yang telah di pesan oleh Waode dan Natasha di sana.
Hari ini Waode sangat bahagia karena istri mudanya saat ini telah mengandung anaknya. Mungkin saja bawaan kecebong yang sudah ada di rahim Natasha itulah membuat Natasha menjadi sangat manja dan ingin diperhatikan oleh nya.
"Kamu sudah gak mual lagi kan sayang? Nanti kalau masih merasa mual, vitamin dan obat dari dokter tadi. Jangan lupa diminum yah, sayang! Susu ibu hamilnya jangan lupa di minum. Nanti biar aku bilang pada bibi setiap hari menyiapkan susu ibu hamilnya supaya kamu tidak lupa meminumnya. Semuanya demi anak kita ini supaya bisa tumbuh sehat dan berkembang sebagai mestinya," ucap Waode bersemangat.
"Aku ingin memiliki seorang putri yang cantik seperti kamu. Anak kita ini pasti lucu dan cantik seperti kamu. Rasanya sudah tidak sabar untuk menunggu dia lahir, " Ucap Waode.
"Baru lima minggu, mas! Masa buru-buru ingin cepat lahir, sih mas!?" protes Natasha.
"Hehe, dari dulu aku mendambakan seorang anak perempuan. Akhirnya Tuhan memberikannya padaku melalui kamu, sayang. Martha sudah tidak bisa hamil lagi setelah melahirkan Gabriel. Sejak saat itu, aku memupus harapanku untuk memiliki seorang anak lagi. Ditambah beberapa tahun ini Martha sakit-sakitan dan sekarang jadi semakin parah. Bahkan untuk mengurus dan melakukan kegiatan nya harus bergantung dengan suster yang menjaganya," ucap Waode.
"Sebenarnya aku kasihan dengan bunda Martha, mas! Dalam posisi aku saat ini, sebenarnya aku sangat bersalah sekali. Sepertinya aku lah yang dengan sengaja menyakiti bunda Martha. Aku tidak sanggup jika harus menatap bola matanya yang seperti kecewa karena kehadiran aku di rumah itu, mas," Kata Natasha jujur.
"Hai, Hai jangan berpikiran yang tidak- tidak sayang! Justru kamulah penolong aku dalam posisi aku sebagai seorang pria sehat dan dewasa. Karena kamu aku tidak merasakan kesepian dan menderita karena bisa memenuhi hasrat ku. Kamu tahu sendiri kan? Aku laki-laki normal dan sehat yang setiap hari harus menyalurkan hasratku. Kalau tidak? Aku bisa pusing dengan kerjaan yang menguras emosi dan pikiran," ucap Waode.
"Apakah semua laki-laki akan egois seperti itu, mas? Bagaimana jika aku juga sakit seperti bunda Martha. Apakah kamu akan mencari wanita lain lagi?" sahut Natasha yang membuat Waode terkejut bukan main.
"Hai, Hai kamu bicara apa sayang? Jangan bicara sembarangan! Kamu masih muda dan sehat. Buktinya kamu bisa hamil dan mengandung kecebongku," sahut Waode.
"Bagaimana kalau nanti aku tidak bisa melayani kamu? Bagaimana setelah ini aku melahirkan anak kita dan kamu harus menunggu selama empat puluh hari untuk masa-masa menunggu itu, mas?" ucap Natasha.
"Pokoknya, masih ada cara lain bukan? Selain menuntaskan hasrat itu! Dan aku ingin hanya kamu wanita terakhir persinggahan ku," kata Waode serius.
"Benarkah? Hanya aku saja, mas?" Tanya Natasha.
"Iya, sayang! Hanya dengan kamu saja! Aku tidak mau bermain dengan wanita lain lagi," janji Waode kepada Natasha.
Setibanya di rumah, apa yang diucap Waode hanyalah omong kosong saja. Waode tanpa bicara langsung menyerang Natasha dengan ciuman yang liar. Entah kenapa Waode jika sudah dekat bersama dengan Natasha, istri mudanya itu rasanya tidak bisa menahan gejolak kelelakian nya. Mau tidak mau Natasha hanya bisa pasrah dan tidak bisa menolak keinginan suaminya itu yang masih sangat sehat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments