Bab 10

Semua siswa tampak tenang dan antusias saat mengerjakan ujian akhir sekolah hari ini.

Sama dengan yang lainnya hari itu Zalika juga tampak antusias mengerjakan soal ujiannya.

Zahra tersenyum senang melihat anaknya bisa mengerjakan ujian tanpa bertanya lagi padanya.

Tidak butuh waktu lama, Zalika mampu menjawab soal-soal ujiannya hanya dalam waktu kurang dari setengah jam.

Bu Dina memeriksa jawaban Lika,

Dia benar-benar anak yang genius, meskipun dia tidak memperhatikan saat aku sedang menjelaskan, tapi semuanya terekam baik dalam memorinya.

Dina terus memandangi Zalika yang kembali menggambar setelah selesai mengerjakan soal ujiannya.

Hari pertama ujian akhir semester berhasil di lalui Zalika dengan baik. Zahra kemudian mempersiapkan hari kedua dengan kembali memberi latihan kepada Zalika setelah pulang sekolah.

Selesai belajar di rumah Zahra mengajak putrinya jalan-jalan ke taman untuk mencari udara segar.

Hari itu ada beberapa mahasiswa yang sengaja memberikan fasilitas mewarnai gambar gratis untuk anak-anak pengunjung taman.

Zalika langsung berlari ke stand tersebut dan meminta untuk ikut mewarnai.

Gadis itu begitu bersemangat hingga mewarnai banyak gambar. Karena bosan mewarnai ia kemudian meminta sebuah kertas kosong dan mulai menggambar.

Melihat gambar Zalika yang tak beraturan membuat Zahra menyuruh anaknya berhenti menggambar dan memberinya buku bacaan. Namun Zalika tidak mau.

Gadis kecil itu justru marah dan mengamuk saat Zahra kembali memintanya untuk membaca buku.

Zalika yang mulai menarik kerudung ibunya dan terus memukulinya hingga menggigitnya. Zalika yang mulai tantrum membuat Zahra sedikit kewalahan menghadapinya.

Semua pengunjung taman menatap kearahnya, Zahra kemudian melakukan tindakan yang sudah dipelajarinya dari para terapis saat menghadapi Zalika yang sedang tantrum.

Meskipun banyak yang mencibirnya karena terlalu kejam, ia tak perduli. Baginya itu adalah cara yang tepat dan tidak melukai putrinya secara fisik ataupun psikis meskipun secara kasat mata terlihat sedikit kejam.

Setelah memiting Zalika, Zahra kemudian menenangkan putrinya dengan memberinya segelas air putih dan mencoba menasihatinya.

"Sayang kalau main di tempat umum itu harus gantian ya, kan kasian teman-teman yang lain tidak kebagian kertas buat gambar atau mewarnai kalau Lika mewarnai semuanya. Jadi harus gantian, jangan semua diwarnai, ok?"

Lika mengangguk menanggapi ucapan ibunya.

"Lika malu gak dilihatin banyak orang?" tanya Zahra

"Malu??"

"Kalau malu gak boleh ngamuk lagi kalau lagi main di taman,"

"Iya," jawab Lika singkat

"Lika sayang gak sama mamah?"

"Sayang,"

"Kalau sayang Lika boleh gak mukulin mamah, gigitin mamah?"

Zalika langsung menggelengkan kepalanya.

"Sekarang kalau Lika lagi marah tidak boleh mukulin mamah ya, apalagi gigitin mamah kecuali Lika gak sayang sama mamah, kan kasian mamah mamahnya kesakitan, tuh lihat tangan mamah sampai biru digigit Lika," Zahra memperlihatkan tangannya yang lebam karena digigit oleh putrinya

Zalika kemudian mengusap tangan itu dan meniupnya.

"Kalau Lika berbuat salah harus minta...."

"Maaf,"

"Good, sekarang ayo minta maaf sama mamah," ucap Zahra meminta putrinya untuk meminta maaf

"Mamah maafin Lika," ucap gadis kecil itu

"Iya sayang mamah maafin, tapi jangan diulangi lagi ya?"

Lika langsung mengangguk merespon ucapnya.

Zahra kemudian memeluknya erat, "Anak pintar," ucapnya kemudian mencium pipi putrinya dengan gemas

"Ade suka gambar ya," Tiba-tiba seorang pria paruh baya menghampiri mereka

Lika hanya diam mematung, melihat anaknya tak merespon ucap pria itu Zahra kemudian memancingnya agar mau merespon, "Sayang, om nanya kamu suka menggambar atau tidak?" tanya Zahra

"Suka,"

"Jawabnya ke omnya ya sayang bukan ke mamah,"

"Suka," jawab Zalika menatap lelaki itu

"Mau gak menggambar sama Om?" tanya pria itu

Zalika langsung mengangguk,

Pria itu kemudian memberikan sebuah papan lukis lengkap dengan kuas dan juga cat airnya.

"Sekarang kamu boleh menggambar apapun di kanvas ini," ucap pria itu dengan wajah berseri-seri

"Bilang apa sayang sama Omnya," ucap Zahra

"Makasih,"

"Sama-sama nak,"

Zalika kemudian mulai menggambar dengan imajinasinya.

Melihat Zalika mulai mencorat-coret papan lukisnya membuat Zahra berusaha mengarahkan putrinya menggambar sesuatu yang berbentuk.

"Lika bisa kan gambar bunga atau pemandangan di taman?" tanya Zahra membuat Lika langsung mengangguk

"Kalau begitu kamu bisa kan gambar bunga atau pemandangan di taman, gambar kupu-kupu atau binatang lain yang ada di sini juga boleh, yang penting jangan gambar yang gak jelas. Sayang kan kalau kanvas sebagus ini hanya kamu corat-coret. Lagian Omnya pasti mau kamu melihat gambar Lika yang bagus, jadi...bisa kan Lika gambar yang lain?" ucap Zahra

"Iya," jawab Lika kembali mencorat-coret papan lukisnya

"Tidak apa-apa Ibu, saya lebih suka bila dia menggambar sesuatu sesuai dengan imajinasinya daripada menggambar sesuatu yang biasa seperti bunga, rumah, binatang, atau benda-benda lain yang biasa digambar anak-anak pada umumnya. Dengan begitu putri ibu akan memiliki ciri khas dalam menggambar dan bisa membentuk karakternya," ucap pria itu

"Iya sih pak, tapi anak saya berbeda pak, jadu jangan kecewa jika nanti hasil gambarnya tidak sesuai imajinasi anda," jawab Zahra

"Justru karena saya melihat anak anda berbeda membuat saya tertarik untuk melihat hasil karyanya. Sebenarnya dari tadi saya memperhatikan dia saat menggambar di stand mahasiswa saya, dan saya lihat gambarnya unik, jadi saya ingin melihat gambarnya lebih detail dengan kanvas itu,"

"Alhamdulillah kalau anda mengerti keadaan putriku," jawab Zahra

Pria itu kemudian mendekati Zalika dan mengamati hasil lukisannya.

"Maaf ya pak kalau hasilnya jelek," ucap Zahra

Zalika yang sudah selesai melukis memberikan hasil lukisannya kepada pria itu.

"Siapa bilang ini lukisan jelek, ini adalah lukisan abstrak terbaik yang pernah saya lihat," jawab Pria itu

"Kamu menggambar apa nak?" tanyanya mendekati Zalika

"Mamah," jawabnya singkat

Ia kemudian menanyakan lagi makna warna-warna yang anak itu tuangkan dalam kanvasnya. Zalika menunjuk warna merah kemudian mengekspresikan raut wajah marah.

Pria itu kemudian menjelaskan makna gambar yang dilukis oleh Zalika kepada Zahra. Wanita itu begitu tersentuh saat mengetahui ternyata putrinya selalu memperhatikan gerak-geriknya selama ini.

"Dia mengekspresikan perasaan anda selama ini saat bersamanya, mulai dari sedih, marah, senang, bahkan khawatir,"

"Tidak aku sangka kamu tahu kalau mamah sangat mengkhawatirkan mu saat ia berada di sekolah?"

"Kalau anda tidak keberatan, silakan datang ke sanggar seni lukis saya. Kebetulan saya juga mengajar seni lukis dan putri anda boleh bergabung jika mau. Saya melihat bakat menulisnya sangat besar, bahkan karya seni lukis abstrak ekspresionis ini masih jarang, jadi sayang kalau tidak di kembangkan," ucap pria itu kemudian memberikan kartu namanya

"Jangan khawatir, aku akan memberikan les gratis untuk putri anda. Untuk lukisannya boleh saya bawa untuk dipamerkan di galeri seni lukis saya?. Kebetulan nanti malam saya akan mengadakan pameran seni lukis di galeri saya, kalau ibu mau datang silakan," imbuhnya

"Silakan saja kalau anda ingin membawanya, Insya Allah saya datang ke pameran anda, dan terimakasih sudah memberitahuku tentang bakat putriku,"

"Sama-sama Bu,"

Malam Harinya Zahra mendatangi pameran seni lukis Heru Laksono, Yang merupakan salah seorang dosen seni lukis di sebuah universitas ternama di Jakarta.

Zahra bahkan tak mampu menyembunyikan rasa bangga sekaligus terharu saat Heru memberitahukan kepadanya jika lukisan Zalika di tawar dua ratus juta oleh seorang kolektor lukisan.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

yu...huuiiiii....200 jt 1 lukisan lika...bakal jd sultan ni lika...

2024-05-04

0

komalia komalia

komalia komalia

kadang baca bab berikut nya panjang banget ngulang lagi

2024-03-07

0

Dewi Dama

Dewi Dama

subhanaAllah....

2024-02-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26 Revisi
27 Bab 27
28 Ban 28 Revisi
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32 Revisi
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab. 41
42 Bab. 42
43 Bab 43
44 ZAHRA BERLIAN YANG TERBUANG SEASON 2
45 Bab 2 Kejutan
46 Bab 3. Projek Pertama
47 Bab 4 Melawan seorang Penipu
48 Bab 3. Karena Ayam (Revisi, silakan baca)
49 Bab 4. Insiden di Kereta
50 Bab 4. Juno Dalam Masalah ( Revisi)
51 Bab 5. Izin (Revisi)
52 Bab 6. Membantu Wibi
53 Bab 7. Terpukau
54 Bab 8. Cantik
55 Bab 9. Bertemu dengan Ayah
56 Bab 1O. Aku Rindu Ayah
57 Bab 11. Ke gap
58 Bab 11. Kejutan
59 ISTRIKU SEORANG WANITA BERKEBUTUHAN KHUSUS
60 2. Aku mencintaimu Za
61 2. Undangan
62 Terimakasih sudah mau menerima ku apa adanya
63 Pernikahan
64 Baper
65 PENGUMUMAN
66 Cemburu lagi
67 Penyesalan
68 Persaingan dimulai
69 Obat penggugur kandungan
70 Pertemuan dengan Ayla
71 Andai saja aku bisa
72 Bayangan
73 Penegasan Wibi
74 Menahan marah
75 Ujian kehamilan
76 Melawan
77 Akhir cerita
Episodes

Updated 77 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26 Revisi
27
Bab 27
28
Ban 28 Revisi
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32 Revisi
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab. 41
42
Bab. 42
43
Bab 43
44
ZAHRA BERLIAN YANG TERBUANG SEASON 2
45
Bab 2 Kejutan
46
Bab 3. Projek Pertama
47
Bab 4 Melawan seorang Penipu
48
Bab 3. Karena Ayam (Revisi, silakan baca)
49
Bab 4. Insiden di Kereta
50
Bab 4. Juno Dalam Masalah ( Revisi)
51
Bab 5. Izin (Revisi)
52
Bab 6. Membantu Wibi
53
Bab 7. Terpukau
54
Bab 8. Cantik
55
Bab 9. Bertemu dengan Ayah
56
Bab 1O. Aku Rindu Ayah
57
Bab 11. Ke gap
58
Bab 11. Kejutan
59
ISTRIKU SEORANG WANITA BERKEBUTUHAN KHUSUS
60
2. Aku mencintaimu Za
61
2. Undangan
62
Terimakasih sudah mau menerima ku apa adanya
63
Pernikahan
64
Baper
65
PENGUMUMAN
66
Cemburu lagi
67
Penyesalan
68
Persaingan dimulai
69
Obat penggugur kandungan
70
Pertemuan dengan Ayla
71
Andai saja aku bisa
72
Bayangan
73
Penegasan Wibi
74
Menahan marah
75
Ujian kehamilan
76
Melawan
77
Akhir cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!