"Sayang, maafin mas ya. Kenapa sih kamu marah terus? Kalau mas ada salah, mas minta maaf. Ayo, jadilah Agya yang manis seperti dulu. Huumm?"
Alfa masih terus membujuk kekasih gelapnya. Memberi banyak perhatian padanya, mengawali hari dengan memberi sebuket bunga mawar yang dia beli dari salah satu ob yang tadi pagi dia jumpai.
Alfa sendiri tak tau kenapa bisa ada beberapa OB dan CS yang membawa bunga dan tersenyum. Saat di tanya ada yang bagi-bagi bunga di pintu belakang. Saat dirinya mendatangi pintu belakang, tak ada seorang di sana.
Sampai ia bertemu dengan Jupe yang membawa sebuket bunga mawar yang sangat besar. Lalu Alfa menawar untuk membelinya. Mendapat uang dari barang gratisan yang Ayla buang, tentu saja Jupe tak ingin melewatkan nya.
Melihat kegigihan Alfa dalam merayunya, Agya luluh juga, apa lagi mendapat bunga mawar yang besar , indah dan sangat wangi. Senyum di wajah Agya terbit.
"Nah, gitu kan cantik." Puji Alfa menyentil dagu Agya."jangan marah lagi ya sama mas."
Agya tersenyum malu.
"Kamu kenapa sih marah dan nyuekin mas? Kalau mas ada salah, biar mas perbaiki."
"Beneran mas mau menebusnya?"
"Iya dong, tapi, belum itu.." Alfa mengambil cincin di sakunya lalu menyematkan nya di jari manis Agya."Jangan marah lagi ya?"
Agya tersenyum senang.
"Kenapa kamu marah sama mas? Kenapa tiba-tiba nyuekin mas?"
Agya menekuk wajahnya dan menoleh kesamping. Alfa dengan cepat meraih wajah Agya agar kembali menatapnya.
"Katakan Gy."
"Kemarin, Ayla menemuiku. Dia sudah tau hubungan kita mas."
Alfa menarik nafasnya kasar lalu membuangnya.
"Dia memintaku untuk menjauh dari mas."
Mata Alfa melebar tak suka.
"Aku pikir, benar apa yang Ayla katakan, aku ini hanya pelakor. Tak seharusnya aku merayu mas Alfa."
"Ayla bicara begitu?" Dada Alfa naik turun karena emosi. Menyugar rambutnya kasar."Aku yang mendekatimu, gy. Kamu nggak salah."
"Tapi kenyataannya mas, kita menjalin hubungan gelap di belakang Ayla. Aku tak bisa menyangkal. Apa lagi kalian punya Uwais."
Alfa menyentak nafasnya dan mengepalkan tangan, mengalirkan semua emosinya di sana.
"Keterlaluan Ayla..."
Agya melirik sekilas pada suami sahabat nya itu. Lalu berucap lagi.
"Kita... Berpisah saja mas."
Mata Alfa melebar, gurat kecewa dan marah tampak jelas di wajahnya.
"Berpisah?"
"Iya, demi Uwais. Kasihan dia."
"Enggak gy, mas cinta sama kamu. Mas nggak mau berpisah." Tolak Alfa semakin marah, apalagi mengetahui jika Ayla sempat datang pada kekasihnya itu hingga beberapa hari Alfa terus di diamkan bahkan di buat galau tak jelas. Uang pun banyak melayang karena berusaha menarik perhatian Agya.
"Apa kamu udah nggak perduli lagi sama mas? Apa udah sirna semua cinta mu pada mas?"
Agya menatap Alfa dengan mata yang berembun, "aku cinta mas, tapi, apalah aku ini, hanya selingkuhan mu. Tetap saja di mata dunia aku ini pelakor. Aku nggak mau mas." Isak Agya tersedu, wajah cantik itu kini memble, air mata sudah membasahi wajahnya hingga maskaranya luntur dan menampakan wajah yang menghitam.
Alfa merasa sedih, iba dan marah. Ia memeluk Agya dan mengusap kepalanya.
"Maafin mas Gy. Semua salah mas." Lirih Alfa mengecup punca kepala Agya.
Agya mendongak menatap Alfa.
"Masalah Uwais, tak perlu kamu pikirkan. Dia urusanku dan Ayla."
Agya menatap lekat wajah lelaki yang masih erat memeluknya. Lalu ia membuka mulut seraya berucap;
"Mas, apa kamu sungguh mencintaiku?"
"Heemm....." Angguk Alfa yakin.
"Lebih dari Ayla?"
Terbersit rasa ragu di hati Alfa, tapi, ia mengangguk menyakinkan Agya. Wanita itu menatap Alfa dalam.
"Ceraikan dia mas."
Mata Alfa melebar seketika, tak menyangka kata itu keluar dari mulut Agya.
"Aku....."
Agya, langsung melepaskan diri dari pelukan Alfa. Merasa pria itu seolah enggan dan ragu untuk melepas istrinya. Alfa menarik lagi lengan wanitanya, membawanya dalam dekapan.
"Mas lebih cinta sama dia, aku tau mas lebih perduli pada Ayla. Aku memang hanya seorang sampingan." Isak Agya mencoba melepaskan diri dari pelukan eerat Alfa.
Alfa gamang, ia sendiri tak mengerti kenapa merasa ragu dan bimbang jika menceraikan Ayla. Padahal ia tau, cinta untuk Ayla sudah mengikis seiring waktunya bersama Agya.
"Maafkan aku yang begitu serakah... Maaf karena aku menyakitimu, Agya." Gumam Alfa dalam hati.
_________
Agya membersihkan diri nya di depan kaca wastafel toilet. Mengusap wajahnya yang menghitam oleh lelehan maskara karena menangis tadi. Lalu mulai menyapu wajah itu dengan dempul agar semakin cantik.
"Ayla, semenjak kamu memintaku untuk melepaskan mas Alfa. Aku jadi ingin memilikinya sendiri." Ucap Agya pada pantulan dirinya di cermin."Aku akan membuat nya menceraikan mu. Itu semua salahmu, kenapa harus membuatku marah. Membuatku merasa sangat buruk. Bukan aku yang salah Ayla. Suamimu yang merayuku."
"Agya! Kamu di sini rupanya?" Sapa seorang teman seprofesi Agya.
"Ada apa?"
"Di panggil tuh, ada brefing di kantin. Ayok."
Agya pun mengikuti langkah temannya dengan hati berdebar dan bertanya-tanya.
Setibanya di kantin untuk para karyawan non staf. Agya duduk di kursi paling belakang. sementara Alfa sudah ada di sana, duduk disamping pekerja yang lain. Bunga yang tadi Alfa beri belum sempat Agya simpan hingga sampai sekarang masih dia bawa.
Seorang spv di bagian non-staf memberi penjelasan, bahwa semua outsourcing akan di angkat menjadi pegawai tetap. Tentu hal itu membuat Agya tersenyum lebar. Menjadi pegawai tetap, itu artinya kesejahteraan di jamin dan gaji akan meningkat. Ia pun memiliki kesempatan untuk naik jabatan lebih tinggi. Terlebih ia terhubung dengan Alfa yang seorang koordinator OB dan CS.
Ditengah dirinya yang sibuk dengan penjelasan dari sang Spv. Mata Agya tiba-tiba menangkap sosok yang sangat dia kenal duduk di belakang gerobak berbincang dengan seorang pria.
"Ayla.... Itu sungguh Ayla kan? Kenapa dia ada di sini?" Batin Agya bertanya-tanya.
"Apa dia sekarang berjualan di sini? Kok aku baru lihat ya?" Gumam nya lagi membatin.
Penasaran, akhirnya, Agya menyenggol rekan kerjanya yang menyimak arahan dari sang Spv di depan.
"Eehh, kamu tau, sejak kapan gerobak itu ada di sana?" Bisik Agya.
"Oohh, itu? Dari kemarin lagi, tapi mulai jualannya baru hari ini."
"Oohh, kata orang-orang yang udah beli, itu jualan enak loh, murah lagi. Nanti kita coba yuk jajan di sana."
Agya tersenyum licik, "pas banget dia ada di sini. Skalian aja aku panas-panasin dia. Keknya, mas Alfa belum tau, karena dia sama sekali nggak menyinggung Ayla yang juga jualan di sini."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elisanoor
Astaga di kasih bekas 😂
2023-10-27
0
buna Risma
ayo agya..semangat rebut alfa..aq dukung kamu agya🤣
2023-10-23
0
*KSJin* 😘
Agya, ambil noh si OB elit. Alya biar sama bos besar saja 😜😜
2023-10-17
4