bab 12

"Ayah..." Seru Uwais girang melihat Alfa sudah pulang ke rumah. Bocah berusia 3tahun itu langsung memeluk ayahnya dengan sangat gembira dan tertawa riang.

"Kangen ayah ya, nak?" Alfa berbalik membalas pelukan Uwais.

"Ingat pulang juga kamu mas?" Suara Ayla di belakang Uwais. Sangat kesal.rasanya dengan suaminya itu. Pergi hampir seminggu tanpa menghubungi istri dan anak, walau sedang marah, tetap saja, harusnya demi anak Alfa pulang, atau setidaknya menelpon memberi kabar. Bukan malah membiarkan dan tak perduli meski Ayla sudah memendam ego dan terus membujuk agar pulang demi Uwais.

"Suami pulang bukannya di sambut malah bicara ketus." Melepas pelukan Uwais. Lalu bicara pada putranya." Nak, ayah haus, ambilin ayah minum ya."

"Ummm..." Angguk Uwais lalu berlari ke dalam.

Alfa menatap Ayla. "Lain kali jangan menentang mas sebagai kepala keluarga. Kamu harus ingat ay. Mas ini imam mu. Dan kamu makmum ku, harus selalu patuh apapun yang imamnya lakukan." Berucap dengan penuh penekanan.

"Selama imamku berlaku benar dan adil, maka makmumnya akan selalu patuh. Bukankah itu sudah Ayla lakukan selama ini mas? Dan apa yang Ayla dapat sekarang?"

"Mas capek. Males berdebat sama kamu." Kata Alfa berjalan ke kamarnya.

Ayla marah dan juga kesal, Alfa tetap saja merasa benar meski sudah menzolimi dirinya. Tapi, Ayla harus menahan diri, semua demi Uwais. Anak itu masih membutuhkan kasih sayang ayahnya. Akan Ayla kesampingkan semua ego dan amarahnya.

***

Hp Alfa berdentang pertanda pesan di aplikasi hijau itu masuk. Alfa sedang bermain dengan Uwais di ruang tamu, sedang Ayla kala itu tengah melipat baju di kamar. Rasa curiga Ayla tentang hubungan sang suami dengan sahabatnya belum sirna. Ayla mengambil hp Alfa lalu melihat di layar tanpa membuka pesan itu agar Alfa tak curiga.

("Mas, makasih ya, cincin nya bagus. Kapan mas nginep sini lagi?")

Deg!

Tubuh Ayla serasa lemas seketika. Rasa cemburunya kini timbul bersamaan dengan rasa sakit yang mendera di dada.

"Mas Alfa bahkan membelikan Agya cincin? Untuk makan kami saja dia begitu pelit, bisa-bisanya malah memberi Agya cincin. Dimana sebenarnya otak mas Alfa?" Ayla bergumam dengan menahan nyeri di dada.

Ingin rasanya Ayla mendatangi Alfa saat ini juga, lalu melepar hp ke wajahnya dan mencaci suaminya itu. Tapi, lagi-lagi Uwais membuatnya tertahan. Hingga hanya sesak yang kini Ayla rasakan.

"Aku nggak bisa tinggal diam. Aku harus menemui Agya."

***

"Ada apa Ay?" Tanya Agya sahabat Ayla yang kini sedang duduk di taman kota sembari berulang kali melihat tangan yang melingkar cincin di jari manisnya. Seolah ingin menunjukkan ia memiliki cincin dari Alfa pada Ayla.

Ayla menatap wajah Agya, lalu berpindah pada cincin di tangan sahabatnya itu. Sakit? Sudah tentu, ia yang istri sah, ia yang terus berhemat agar tidak kekurangan, justru wanita lain yang menikmati uang suaminya. Dan sekarang, wanita itu sedang pamer cincin padanya.

"Katakan dengan jujur padaku, Ya, sudah berapa lama kamu dan mas Alfa berhubungan?"

Agya mengganti tatapannya dari Cincin di tangannya ke arah Ayla.

"Hubungan yang bagaimana maksudmu? Kita ini berteman Ay, dan aku dengan mas Alfa juga cuma teman kerja biasa." Kilah Agya lempar pandangannya ke arah lain.

"Jangan membodohi ku Ya, aku tau hubungan kalian lebih dari itu." Ucap Ayla mengeluarkan hp lalu menunjukkan hasil screenshot chating yang dia kirim dari hp suaminya. Tentu saja tanpa sepengetahuan Alfa.

Mata Agya melebar, melihat percakapan dirinya dengan Alfa. Termasuk tentang cincin pemberian Alfa yang kini melingkar di jari manisnya.

Agya terdiam, tak bisa berkelit lagi. Ia melihat jauh ke depan pada Uwais dan beberapa anak kecil yang sedang bermain bersama.

"Maaf Ay, mas Alfa yang merayu ku duluan. Aku sudah menolak, tapi, kamu tau sendiri, wanita jika terus di beri perhatian pasti akan luluh juga." lirih Agya menunduk.

"Meski kamu tau dia suamiku dan ayah Uwais?" Mata Ayla memanas dan berembun. Hatinya sakit bagai teriris sembilu mendengar pengakuan dari sahabat nya sendiri.

Ayla menatap Agya yang bahkan tak melihat padanya. Entah karena rasa bersalah, atau karena memang tak mau memandang nya, entahlah.

"Berapa lama kalian sudah berhubungan?" menepis segala rasa marah dan sakitnya.

"Enam bulan. Tapi, mas Alfa sudah mendekat sejak setahun yang lalu."

Ayla tertawa kecil tanpa suara. Ia ingat, setahun yang lalu, Alfa menganggur dan mulai bekerja melalui outsourcing. Dan Alfa memangkas habis jatah bulanan Ayla dengan alasan gajinya hanya satu juta setengah, yang nyatanya itu bohong.

Sedikitpun, Ayla tidak curiga, ia percaya apapun yang di katakan suaminya. Dan memilih bekerja sembari menjaga Uwais yang saat itu masih berusia 2tahun. Semua demi membantu suaminya. Beruntung, Ayla memiliki bos yang sangat baik.

Ayla mengusap kasar wajahnya. Ingin menangis tapi, ia tak mau melakukan di depan Agya. Sahabat yang menusuk nya dari belakang.

"Ya, aku ingin meminta padamu." Ucap Ayla setelah gemuruh di dadanya sedikit berkurang."Tinggalkan mas Alfa. Biarkan dia kembali pada kami keluarganya."

Agya langsung menoleh pada Ayla. Merasa ia juga korban dari Alfa. Sudah berhubungan hingga sejauh itu, tak mungkin Agya mau melepas Alfa begitu saja. Mereka bahkan sudah berhubungan selayaknya suami istri.

"Kamu nggak bisa memaksaku ay, aku tau aku memang salah karena berhubungan dengan mas Alfa. Tapi...." Agya menjeda ucapannya karena ia juga merasa sesak."aku nggak bisa, aku mencintai nya, kami bahkan udah berhubungan selayaknya suami istri."

"Astaghfirullah...." Ayla mendessaaahh pelan mendengar hubungan suami dan sahabat nya sudah sejauh itu. Nggak hanya bertambah sakit, tapi juga rasa marahnya ikut meningkat. Namun, Ayla lebih pintar menyembunyikan nya. sangat tak layak jika bertengkar di tengah keramaian terlebih di depan anaknya.

"Karena itu, jangan memintaku untuk meninggalkan ataupun melepaskannya." Lanjut Agya lagi.

"Mas Alfa suami ku Ya." Suara Ayla bergetar, hatinya sangat sakit oleh penghianat suami dan sahabatnya.

"Dia juga sudah merenggut kesucian ku, ay." Agya tak kalah pilu menatap sahabatnya. Keduanya saling menatap dengan harapan dan rasa yang sama pada satu pria.

Ayla lalu memutus kontak mata mereka dengan menatap Uwais. Lama menatap bocah yang riang tanpa tau kemelut sedang melanda dua wanita yang terjerat oleh permainan cinta Alfa.

"Kami sudah punya Uwais, Ya. Tolong, demi bocah yang tidak tau apa-apa itu. Pertimbangkan permintaanku. Selama ini aku tak pernah meminta apapun pada mu, Ya. Kali ini, ku mohon, lepaskan suamiku pada keluarga nya." Pinta Ayla memohon.

Setelah pertemuan dengan Agya, Ayla bermaksud mendatangi rumah bosnya. Karena pria yang seumuran dengannya itu meminta Ayla untuk datang. Ia hendak menstater motornya dengan membonceng Uwais, sang mertua datang ke rumah.

"Ayla."

"Ibuk." Ayla bergegas turun dari motor, lalu mencium tangan mertuanya. Begitupun dengan Uwais yang juga mencium tangan neneknya.

"Mau kemana?"

"Ke rumah bos, buk, anter setoran. Hari ini kebetulan libur. Jadi Ayla mau anter karena udah di minta sama mas bos." Jelas ayla.

"Ibuk kangen sama Uwais, Uwais tinggal di rumah aja ya." Ucap Bu ignis sembari mencubit gemas cucunya.

"Uwais mau? Tinggal sama nenek ya di rumah."

"Ikut, ikut unda." Uwais merengek.

"Eeh, nenek mau jajan loh di warung depan gang sana. Yuk ikut nenek, nanti nenek belikan jajan." Bujuk Bu ignis.

"E-tim."

"Iya, boleh, beli es krim." Angguk Bu ignis menggendong Uwais. Ayla tersenyum, meski Alfa menghianati nya, tapi sang mertua begitu baik dan menerima dirinya dan Uwais. Itu cukup membuat Ayla bersyukur.

"Sudah, sana pergi." Bisik Bu ignis sembari menjauh agar Uwais tak menangis jika melihat bundanya pergi.

"Nitip Uwais ya buk, kunci di tempat biasa." Balas Ayla, menatap sang mertua yang makin menjauh.

Sesampainya di rumah bos.

"Apa mas? Aku pindah lapak?"

"Iya, nanti kita ke tempat yang baru. Skalian angkut bahan dan barang-barang kesana." Ucap bosnya Ayla.

"Tapi kenapa mas? Di sana juga bagus kok pembelinya."

"Iya, sana udah ada yang ngisi. Aku suka dengan cara kerjamu. Karena itu, aku tempatkan di tempat yang baru untuk menarik pelanggan dan menstabilkan dulu. Di tempat lama biar orang baru aja karena tinggal nerusin."

Ayla masih sedikit tak tenang, padahal ia sangat nyaman berada di lapak saat ini. Sudah satu tahun ia di sana dan tiba-tiba harus pindah rasanya tak rela. Tapi ia menurut saja pada bosnya.

Terpopuler

Comments

Elisanoor

Elisanoor

pen gw jambak itu si Agya laknat 😆

2023-10-27

1

zian al abasy

zian al abasy

agya wanita gk tau malu..bner"yng nmnya pelakor smua gk pny hti .mirisss bnget yng ktnya lbih pinter tp syang pnter buat jd pelakor..

2023-10-27

1

Ummi Nza

Ummi Nza

cih males banget mohon2 minta laki2 yg udh selingkuh.. buktikan wanita itu kuat alya jng cemen

2023-10-07

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 Bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66 • dua satu plus plus •
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 - Semi
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 Bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 11 6
117 bab 117 • bagian akhir •
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
Bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66 • dua satu plus plus •
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 - Semi
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
Bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 11 6
117
bab 117 • bagian akhir •

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!