"Perasaan nyaman ini...." Gumam Roxy dalam hatinya, menatap tangan yang ia gunakan untuk memeluk wanita berjilbab tadi. Roxy tertawa kecil, yang membuat dua orang di jog depann menoleh bingung tuannya tertawa sendiri.
"Aku... Normal... Akhirnya aku merasakannya juga." Sambung nya bergumam dalam hati menyentuh dadanya. Rasa bahagia karena ternyata dia bisa merasa tertarik pada seorang wanita untuk pertama kalinya.
"Wanita itu, aku harus mendapat nya di sisiku." Tekat Roxy dalam hati menggenggam erat kepalan tangan.
Keesokan hari nya, Roxy mencari tau jadwal waktu sholat Supri di Gugel. Dengan begitu ia bisa ke masjid Jamal tempat pertemuan pertamanya dengan sang wanita yang berhasil membuatnya tertarik.
"Supri!" Panggil Roxy di ruang utama vila.
"Iya tuan." Berjalan cepat dan menunduk pada Roxy.
"Siang ini kita ke masjid Jamal."
"Eehh, kenapa tuan?" Menatap bingung tuannya.
"Bukankah kamu harus mengerjakan sholat mu itu?"
"Saya bisa melakukannya di sini tuan."
"Kenapa harus di sini? Di masjid Jamal saja." Roxy memaksa dengan raut kesal.
"Eehh? Iya baiklah." Ucap Supri semakin bingung, 'kenapa tuan Roxy sangat ingin aku ke masjid Jamal? Apa beliau ingin menyingkirkan ku sementara waktu? Tapi kenapa?' batin Supri
"Baiklah, kamu boleh pergi." Roxy mengibaskan tangannya.
"Baik tuan."
-
-
-
Siang itu,
"Dimana Supri?"
Roxy mengedarkan pandangan matanya berkeliling mencari Supri di halaman vila miliknya.
"Supri sedang pergi tuan." Jawab kepala pelayan Pitung.
"Pergi? Pergi kemana dia?" Roxy menoleh pada pria berdarah Betawi itu dengan berkacak pinggang.
"Tadi katanya mau ke masjid Jamal." Terang Pitung mengingat-ingat.
"Apa? Dia pergi tanpa aku?" Gumam Roxy kesal menendang mobil yang biasa dia pakai.
"Mobil nya masih di sini, dia pergi pakai apa?"
"Pakai motor saya tuan."
Roxy berdecih."Sialan!"
Sore hari nya, Roxy tak ingin melewatkan lagi seperti waktu siang. Jadi ia sengaja menunggu Supri dan mengajaknya ke masjid Jamal. Walau masih di liputi perasaan bingung dan tak mengerti, Supri tetap pergi juga.
Seperti biasa, Supri masuk ke dalam masjid dan Roxy menunggu di luar. Mata elang Roxy terus mencari keberadaan si wanita berjilbab. Hingga Supri kembali, wanita itu masih tak menampakkan batang hidung nya.
"Sial! Kemana sebenarnya wanita itu." Gumam Roxy karena sudah beberapa kali Roxy ikut Supri ke masjid Jamal namun tak juga menemukan si wanita.
"Tuan?"
Veloz mendekat pada tuan Roxy yang terlihat melamun di ruangannya.
"Apa yang mengganggu pikiran anda belakangan ini tuan?" Tanya Veloz memandang Roxy kini mengetuk-ngetuk pena di atas meja.
"Veloz, aku tau kamu pandai dalam mencari seseorang." Roxy memandang dengan menerawang.
"Aku ingin kamu mencari seseorang yang terus mengusik ku. Tapi, aku tidak tau siapa namanya dan tidak punya fotonya." Terang Roxy menatap Veloz yang berdiri di depan meja kerja dan masih terus menyimak.
"Apa orang itu ada di masjid Jamal?"
Roxy mengangguk, "Beberapa hari ini aku ke sana tapi ia tak ada."
"Wanita itu, apa yang menubruk anda beberapa hari yang lalu?" Tanya Veloz memastikan lagi.
"Iya."
"Baiklah, tuan. Beri saya waktu tiga jam." Ucap Veloz menyanggupi."Jadwal anda berikutnya, meting dengan nona Vega dari grub Fizr lima belas menit lagi."
Di ruang meting yang hanya ada Roxy dan Vega beserta asistennya.
"Apa ini kamu yang desain?"
"Benar tuan Roxy." Aku Vega melihat Roxy tampak membolak-balik kan berkas yang dia serahkan.
"Aku tidak suka dengan model ini. Ini terlalu pasaran. Cobalah buat yang sedikit berbeda tapi bisa di terima publik."
"Baik."
"Aku beri waktu satu hari. Dan kirimkan lewat email saja. Aku akan memeriksa nya nanti. Mengenai dana sesuaikan dengan anggaran." Roxy merapikan lagi berkas yang sempat dia periksa dan mengembalikan pada Vega.
"Baik, akan saya perbaiki lagi." Tunduk Vega patuh."Ngomong-ngomong, tuan Roxy. Ini sudah masuk waktu makan siang, bagaimana jika kita makan siang bersama agar lebih bisa membangun hubungan baik."
"Tidak perlu. Aku sudah makan. lagi pula, aku tidak mau terlalu dekat di luar pekerjaan." Tolak Roxy tegas dan datar.
"Ooohh, maaf..." Bermuka masam mendengar penolakan Roxy.
-
-
-
"Supri!"
"Iya tuan. Anda mau kemana?" Supri dengan sigap membuka pintu mobil.
"Kamu... Sudah sholat?" Melangkah hendak memasuki mobil.
"Sudah tuan."
Roxy menghentikan pergerakan tubuhnya. Menatap Supri dengan jengkel.
"Jadi kamu pergi ke masjid Jamal sendiri?"
'kenapa tatapan mata tuan Roxy sangat menakutkan. Apa aku sudah salah bicara? Aku kan hanya menjawab apa yang dia tanyakan.' gumam Supri dalam hati.
"Tidak tuan, saya menunaikannya di mushola sini." Jawab Supri dengan sangat hati-hati.
Meski merasa kesal, Roxy tetap masuk juga ke dalam mobil.
"Kita akan kemana tuan?" Tanya Supri duduk di belakang kemudi.
"Jalan saja."
Roxy hanya terdiam menatap keluar jendela di sampingnya. Ia tak tau harus kemana. Apa lagi Supri, hanya asal mengendarai di jalur yang biasa di lewati Tuannya ketika pulang ke vila. Lewatlah Supri di dekat masjid Jamal.
Pandangan Roxy menyapa gadis manis berjilbab merah yang sedang melayani pembeli di belakang stand makanan di pinggir jalan. Roxy menoleh memastikan dari kaca belakang yang menembus hingga wajah gadis itu mulai tersamar.
"Supri! Putar balik."
"Apa mister?"
"Putar balik! Putar balik." Titah Roxy sedikit mengeraskan suaranya yang tidak sabar.
Dengan bingung apa yang terjadi, Supri memutar balik mobil dan berjalan perlahan. Ia pikir, mungkin tuannya melihat sesuatu yang membuatnya ingin kembali.
"Stop!"
Supri menginjak rem. Dengan cepat Roxy keluar dari mobil dan menoleh ke kanan, kiri lalu menyeberang. Supri hanya memperhatikan dari dalam mobil. Tuannya itu berhenti di depan sebuah stand makanan pinggir jalan.
"Apa tuan mau jajan? Tadi belum makan siang ya?" Gumam Supri lalu memilih menunggu bosnya di dalam mobil dan memutar musik.
Roxy berdiri di depan stan gadis berjilbab merah yang beberapa hari kemarin tak ia temui. Gadis itu tersenyum sangat manis padanya walau awalnya terlihat sangat kaget. Bahkan itu saja sudah mempercepat detak jantung nya. Tanpa patah kata, hanya dalam keheningan ditengah suasana bising kendaraan yang lalu lalang.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya gadis itu terdengar ramah walau sedikit sinis karena Roxy hanya diam menatapnya tanpa memesan apapun. Kebetulan STAN sang gadis sedang lenggang. Mungkin juga dia ingat Roxy pernah memeluk nya dan gadis itu sangat tak suka.
"UMM..." Roxy bingung hendak berucap apa, hanya melihat Sang gadis lalu berganti melihat STAN miliknya.
"Speaking bahasa?"
"UMM .. iya.." Roxy mengosok tengkuknya yang tiba-tiba terasa berat.
"Mau bertanya jalan atau ingin membeli sesuatu?" Tanya sang gadis berusaha ramah dengan senyum yang semakin membuat Roxy bergairah.
"Ini, aku ingin membeli ini." Ucap Roxy akhirnya menunjuk gambar di banner yang terpasang pada stan makanan Sang gadis.
"Ini menunya." Gadis itu menunjuk selembaran yang tertempel di depan stan.
Roxy melihat menu, gadis itu menjual kue pukis dan beberapa makanan beku yang di panggang.
"Berikan aku masing-masing satu."
"Satu porsi?"
"Yeah."
Gadis itu tersenyum lebar karena Roxy membeli dagangannya, lalu dengan sangat ramah menarik kursi dan mempersilahkan Roxy duduk menunggu.
"Ummm.. aku ingin melihat proses memasaknya."
"Silahkan." Ucap sang gadis ramah dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.
Sudah tentu itu menyita banyak perhatian Roxy.
"Ini.... Bisa delivery order ya?"
"Iya." Sahut si wanita di sela-sela memanggang sosis dan membuat pukis.
Roxy mengambil hp nya, ini adalah kesempatan bagi nya untuk bisa lebih sering bertemu tanpa harus datang ke lapak si gadis.
"Siapa namamu?"
"Iya?" Sang wanita terlihat sedikit kaget dan aneh.
"Aku harus menyimpan nomor mu jika sewaktu-waktu ingin memesan." Ucap Roxy beralasan sembari menunjuk Baner yang tertera nomor telpon."Jadi setidaknya aku harus tau namamu."
"Itu.... Nomor pemilik STAN ini,"
"Jadi maksudmu, yang menjadi kurir nya bukan kamu?"
"Yeeaahh, saya kan berjaga di sini."
"Shiitt!" Gumam Roxy.
"Ini!" Wanita itu mengulurkan pesanan Roxy yang cukup banyak dalam kantong plastik transparan. Tangan mereka sempat bersentuhan walau sebentar, namun cukup buat Roxy membeku, merasakan desiran aneh yang menyenangkan dalam aliran darah di tubuhnya.
Dalam perjalanan kembali ke kantor. Roxy hanya terdiam dalam lamunan. Bahkan namanya pun ia belum tau. Kini satu-satunya jalan hanya menunggu Veloz.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
JandaQueen
mestinya kamu bilang dong, pergi ke mesjisnya harus ajak kamu...😅
2024-03-03
0
zian al abasy
nyimak dr awal kirain seorang casanova eh trnyata lki"impoten🤣🤣🤣🙏thorko smkin ksni bkin ak mesem"sndri..Roky itu bini orng lo mlah manuk e iso tangi..brrti suknya sm mlik orng thu Roxy🤣
2023-10-27
0
。.。:∞♡*♥
😂😂😂🤣
2023-10-24
0