bab 3

"Perasaan nyaman ini...." Gumam Roxy dalam hatinya, menatap tangan yang ia gunakan untuk memeluk wanita berjilbab tadi. Roxy tertawa kecil, yang membuat dua orang di jog depann menoleh bingung tuannya tertawa sendiri.

"Aku... Normal... Akhirnya aku merasakannya juga." Sambung nya bergumam dalam hati menyentuh dadanya. Rasa bahagia karena ternyata dia bisa merasa tertarik pada seorang wanita untuk pertama kalinya.

"Wanita itu, aku harus mendapat nya di sisiku." Tekat Roxy dalam hati menggenggam erat kepalan tangan.

Keesokan hari nya, Roxy mencari tau jadwal waktu sholat Supri di Gugel. Dengan begitu ia bisa ke masjid Jamal tempat pertemuan pertamanya dengan sang wanita yang berhasil membuatnya tertarik.

"Supri!" Panggil Roxy di ruang utama vila.

"Iya tuan." Berjalan cepat dan menunduk pada Roxy.

"Siang ini kita ke masjid Jamal."

"Eehh, kenapa tuan?" Menatap bingung tuannya.

"Bukankah kamu harus mengerjakan sholat mu itu?"

"Saya bisa melakukannya di sini tuan."

"Kenapa harus di sini? Di masjid Jamal saja." Roxy memaksa dengan raut kesal.

"Eehh? Iya baiklah." Ucap Supri semakin bingung, 'kenapa tuan Roxy sangat ingin aku ke masjid Jamal? Apa beliau ingin menyingkirkan ku sementara waktu? Tapi kenapa?' batin Supri

"Baiklah, kamu boleh pergi." Roxy mengibaskan tangannya.

"Baik tuan."

-

-

-

Siang itu,

"Dimana Supri?"

Roxy mengedarkan pandangan matanya berkeliling mencari Supri di halaman vila miliknya.

"Supri sedang pergi tuan." Jawab kepala pelayan Pitung.

"Pergi? Pergi kemana dia?" Roxy menoleh pada pria berdarah Betawi itu dengan berkacak pinggang.

"Tadi katanya mau ke masjid Jamal." Terang Pitung mengingat-ingat.

"Apa? Dia pergi tanpa aku?" Gumam Roxy kesal menendang mobil yang biasa dia pakai.

"Mobil nya masih di sini, dia pergi pakai apa?"

"Pakai motor saya tuan."

Roxy berdecih."Sialan!"

Sore hari nya, Roxy tak ingin melewatkan lagi seperti waktu siang. Jadi ia sengaja menunggu Supri dan mengajaknya ke masjid Jamal. Walau masih di liputi perasaan bingung dan tak mengerti, Supri tetap pergi juga.

Seperti biasa, Supri masuk ke dalam masjid dan Roxy menunggu di luar. Mata elang Roxy terus mencari keberadaan si wanita berjilbab. Hingga Supri kembali, wanita itu masih tak menampakkan batang hidung nya.

"Sial! Kemana sebenarnya wanita itu." Gumam Roxy karena sudah beberapa kali Roxy ikut Supri ke masjid Jamal namun tak juga menemukan si wanita.

"Tuan?"

Veloz mendekat pada tuan Roxy yang terlihat melamun di ruangannya.

"Apa yang mengganggu pikiran anda belakangan ini tuan?" Tanya Veloz memandang Roxy kini mengetuk-ngetuk pena di atas meja.

"Veloz, aku tau kamu pandai dalam mencari seseorang." Roxy memandang dengan menerawang.

"Aku ingin kamu mencari seseorang yang terus mengusik ku. Tapi, aku tidak tau siapa namanya dan tidak punya fotonya." Terang Roxy menatap Veloz yang berdiri di depan meja kerja dan masih terus menyimak.

"Apa orang itu ada di masjid Jamal?"

Roxy mengangguk, "Beberapa hari ini aku ke sana tapi ia tak ada."

"Wanita itu, apa yang menubruk anda beberapa hari yang lalu?" Tanya Veloz memastikan lagi.

"Iya."

"Baiklah, tuan. Beri saya waktu tiga jam." Ucap Veloz menyanggupi."Jadwal anda berikutnya, meting dengan nona Vega dari grub Fizr lima belas menit lagi."

Di ruang meting yang hanya ada Roxy dan Vega beserta asistennya.

"Apa ini kamu yang desain?"

"Benar tuan Roxy." Aku Vega melihat Roxy tampak membolak-balik kan berkas yang dia serahkan.

"Aku tidak suka dengan model ini. Ini terlalu pasaran. Cobalah buat yang sedikit berbeda tapi bisa di terima publik."

"Baik."

"Aku beri waktu satu hari. Dan kirimkan lewat email saja. Aku akan memeriksa nya nanti. Mengenai dana sesuaikan dengan anggaran." Roxy merapikan lagi berkas yang sempat dia periksa dan mengembalikan pada Vega.

"Baik, akan saya perbaiki lagi." Tunduk Vega patuh."Ngomong-ngomong, tuan Roxy. Ini sudah masuk waktu makan siang, bagaimana jika kita makan siang bersama agar lebih bisa membangun hubungan baik."

"Tidak perlu. Aku sudah makan. lagi pula, aku tidak mau terlalu dekat di luar pekerjaan." Tolak Roxy tegas dan datar.

"Ooohh, maaf..." Bermuka masam mendengar penolakan Roxy.

-

-

-

"Supri!"

"Iya tuan. Anda mau kemana?" Supri dengan sigap membuka pintu mobil.

"Kamu... Sudah sholat?" Melangkah hendak memasuki mobil.

"Sudah tuan."

Roxy menghentikan pergerakan tubuhnya. Menatap Supri dengan jengkel.

"Jadi kamu pergi ke masjid Jamal sendiri?"

'kenapa tatapan mata tuan Roxy sangat menakutkan. Apa aku sudah salah bicara? Aku kan hanya menjawab apa yang dia tanyakan.' gumam Supri dalam hati.

"Tidak tuan, saya menunaikannya di mushola sini." Jawab Supri dengan sangat hati-hati.

Meski merasa kesal, Roxy tetap masuk juga ke dalam mobil.

"Kita akan kemana tuan?" Tanya Supri duduk di belakang kemudi.

"Jalan saja."

Roxy hanya terdiam menatap keluar jendela di sampingnya. Ia tak tau harus kemana. Apa lagi Supri, hanya asal mengendarai di jalur yang biasa di lewati Tuannya ketika pulang ke vila. Lewatlah Supri di dekat masjid Jamal.

Pandangan Roxy menyapa gadis manis berjilbab merah yang sedang melayani pembeli di belakang stand makanan di pinggir jalan. Roxy menoleh memastikan dari kaca belakang yang menembus hingga wajah gadis itu mulai tersamar.

"Supri! Putar balik."

"Apa mister?"

"Putar balik! Putar balik." Titah Roxy sedikit mengeraskan suaranya yang tidak sabar.

Dengan bingung apa yang terjadi, Supri memutar balik mobil dan berjalan perlahan. Ia pikir, mungkin tuannya melihat sesuatu yang membuatnya ingin kembali.

"Stop!"

Supri menginjak rem. Dengan cepat Roxy keluar dari mobil dan menoleh ke kanan, kiri lalu menyeberang. Supri hanya memperhatikan dari dalam mobil. Tuannya itu berhenti di depan sebuah stand makanan pinggir jalan.

"Apa tuan mau jajan? Tadi belum makan siang ya?" Gumam Supri lalu memilih menunggu bosnya di dalam mobil dan memutar musik.

Roxy berdiri di depan stan gadis berjilbab merah yang beberapa hari kemarin tak ia temui. Gadis itu tersenyum sangat manis padanya walau awalnya terlihat sangat kaget. Bahkan itu saja sudah mempercepat detak jantung nya. Tanpa patah kata, hanya dalam keheningan ditengah suasana bising kendaraan yang lalu lalang.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya gadis itu terdengar ramah walau sedikit sinis karena Roxy hanya diam menatapnya tanpa memesan apapun. Kebetulan STAN sang gadis sedang lenggang. Mungkin juga dia ingat Roxy pernah memeluk nya dan gadis itu sangat tak suka.

"UMM..." Roxy bingung hendak berucap apa, hanya melihat Sang gadis lalu berganti melihat STAN miliknya.

"Speaking bahasa?"

"UMM .. iya.." Roxy mengosok tengkuknya yang tiba-tiba terasa berat.

"Mau bertanya jalan atau ingin membeli sesuatu?" Tanya sang gadis berusaha ramah dengan senyum yang semakin membuat Roxy bergairah.

"Ini, aku ingin membeli ini." Ucap Roxy akhirnya menunjuk gambar di banner yang terpasang pada stan makanan Sang gadis.

"Ini menunya." Gadis itu menunjuk selembaran yang tertempel di depan stan.

Roxy melihat menu, gadis itu menjual kue pukis dan beberapa makanan beku yang di panggang.

"Berikan aku masing-masing satu."

"Satu porsi?"

"Yeah."

Gadis itu tersenyum lebar karena Roxy membeli dagangannya, lalu dengan sangat ramah menarik kursi dan mempersilahkan Roxy duduk menunggu.

"Ummm.. aku ingin melihat proses memasaknya."

"Silahkan." Ucap sang gadis ramah dengan senyum yang terus mengembang di wajahnya.

Sudah tentu itu menyita banyak perhatian Roxy.

"Ini.... Bisa delivery order ya?"

"Iya." Sahut si wanita di sela-sela memanggang sosis dan membuat pukis.

Roxy mengambil hp nya, ini adalah kesempatan bagi nya untuk bisa lebih sering bertemu tanpa harus datang ke lapak si gadis.

"Siapa namamu?"

"Iya?" Sang wanita terlihat sedikit kaget dan aneh.

"Aku harus menyimpan nomor mu jika sewaktu-waktu ingin memesan." Ucap Roxy beralasan sembari menunjuk Baner yang tertera nomor telpon."Jadi setidaknya aku harus tau namamu."

"Itu.... Nomor pemilik STAN ini,"

"Jadi maksudmu, yang menjadi kurir nya bukan kamu?"

"Yeeaahh, saya kan berjaga di sini."

"Shiitt!" Gumam Roxy.

"Ini!" Wanita itu mengulurkan pesanan Roxy yang cukup banyak dalam kantong plastik transparan. Tangan mereka sempat bersentuhan walau sebentar, namun cukup buat Roxy membeku, merasakan desiran aneh yang menyenangkan dalam aliran darah di tubuhnya.

Dalam perjalanan kembali ke kantor. Roxy hanya terdiam dalam lamunan. Bahkan namanya pun ia belum tau. Kini satu-satunya jalan hanya menunggu Veloz.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

JandaQueen

JandaQueen

mestinya kamu bilang dong, pergi ke mesjisnya harus ajak kamu...😅

2024-03-03

0

zian al abasy

zian al abasy

nyimak dr awal kirain seorang casanova eh trnyata lki"impoten🤣🤣🤣🙏thorko smkin ksni bkin ak mesem"sndri..Roky itu bini orng lo mlah manuk e iso tangi..brrti suknya sm mlik orng thu Roxy🤣

2023-10-27

0

。.。:∞♡*♥

。.。:∞♡*♥

😂😂😂🤣

2023-10-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 Bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66 • dua satu plus plus •
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 - Semi
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 Bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 11 6
117 bab 117 • bagian akhir •
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
Bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66 • dua satu plus plus •
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 - Semi
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
Bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 11 6
117
bab 117 • bagian akhir •

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!