(masih sudut pandang Ayla)
Sesampainya di rumah, Ayla menghangatkan lagi sisa makanan tadi siang. Karena suaminya belum pulang, Ayla sedikit bernafas lega.
Ayla melirik jam dinding di ruang tengah. Jam menunjukkan 9 malam. Nasi dan lauk sudah di hangatkan. Air untuk mandi suaminya juga sudah Ayla panaskan. Tinggal menunggu sang suami datang saja.
Uwais sudah tidur, hanya, Ayla sengaja menunggu suaminya untuk makan malam bersama. Dari depan terdengar suara deru motor suaminya. Gegas Ayla membuka pintu menyambut Alfa.
"Mas... Lembur lagi ya?"
"Iya Ay. Capek banget mas." Keluh suaminya,
"Ya udah mas, mandi dulu, dah Ayla siapin air hangat, ntar makan malam bareng." Sembari mengambil tas sang suami dan membantu Alfa melepas sepatunya.
"Nggak usah dek, mas dah makan tadi. Kan lembur, jadi dapat makan di kantor."
Ayla sedikit kecewa, meski begitu, ia tetap tersenyum.
"Ya udah, mas mandi dulu gih, biar seger."
"Iya dek."
Malam itu, Ayla yang memang sudah menahan lapar akhirnya makan sendiri.
***
"Ayla!"
Ayla berjalan mendekat pada sang suami yang baru saja duduk di tepian ranjang kamar nya. Ayla tinggalkan begitu saja pakaian yang sedang ia lipat setelah tadi sempat ia abaikan dari sore begitu mengangkatnya dari jemuran.
Ayla duduk di samping sang suami.
"Ada apa mas?"
""Ay, maaf ya, bulan ini, mas ada banyak perlu. Jadi uang bulanan kamu cuma segini." Ucap Alfa sembari menyerahkan lima lembar uang merah ke tangan Ayla.
Ayla tersenyum pada Alfa. Meski uang itu sudah pasti sangatlah tak cukup. Tapi, Ayla tetap menerima dengan iklas dan penuh syukur. Walau bagaimanapun suaminya sudah berusaha memenuhi kewajibannya sebagai suami saat gajinya hanya berkisar satu juta lima ratus. Itu yang dulu Alfa katakan saat dia baru mulai bekerja dengan penyalur.
"Nggak papa mas, Alhamdulillah, gaji Ayla cukup untuk menutup kebutuhan bulan ini." Sahut Ayla menyimpan nafkah dari suaminya itu ke dalam lemari.
"Maaf ya Ay. Motor mas butuh perbaikan, dan ibuk juga ada keperluan."
"Nggak papa mas. Ayla ngerti kok."
"Terus, kontrakan gimana?" Tanya Alfa.
"Tenang aja, masih ada beberapa minggu lagi, uang yang terkumpul juga sudah lebih dari setengah. Nanti Ay bisa cari pinjaman kalau misal masih kurang." Jawab Ayla seadanya.
"Maaf ya Ay."
"Nggak apa-apa mas."
"O iya, besok mas mau pergi ke bengkel mumpung libur."
"Iya mas. Besok uwais biar ikut Ayla kerja."
Alfa mendekat pada sang istri lalu memeluknya dari belakang. "Makasih ya Ay." Lalu mengecup pelan pundak dan leher jenjang Ayla.
"Hihihi, geli mas."
Kecupan Alfa menjalar dari leher ke pipi dan berakhir di bibir Ayla.
"Ay, udah lama kita nggak bercinta. Mas kangen." Ucap Alfa lirih dengan nafas beritme cepat.
Ayla tersenyum malu. "Ayla juga mas."
Alfa mendekap erat tubuh mungil Ayla. Menautkan kembali bibir mereka.
***
Ayla terbangun, oleh suara bising dari hp sang suami. Ayla Menyingkirkan tangan Alfa yang memeluk perutnya dari belakang dengan sangat berhati-hati agar sang suami tak terbangun.
Ayla mengambil hp Alfa. Melihat di layar suaminya beberapa pesan yang masuk setelah panggilan.
("Mas, jadi kan nanti? Agy tunggu ya di tempat biasa. Jangan sampai telat.")
Deg!
Jantung Ayla tiba-tiba saja merasa copot.
"Agy? Dia ada janji apa pada mas Alfa?" Gumam Ayla dalam hati. Dengan tangan yang bergetar karena tubuhnya tiba-tiba diserang lemas, Ayla mengambil hp Alfa. Mengusap layar dan membuka pesan yang baru aja masuk.
Mata Ayla membola. Ada beberapa pesan chating antara Agya sahabat Alya dengan sang suami. Memang tidak berisi pesan mesra, namun chat janji temu itu sangatlah mencurigakan. Hanya beberapa karena sepertinya sebagian sudah di hapus.
Ayla menggeleng kuat kepalanya, saat banyak pikiran buruk menghinggapi dan mencemari kepercayaan nya pada sang suami.
"Tidak! Tidak mungkin mereka main belakang. Agya sahabatku. Dan Mas Alfa suamiku." Ayla mencoba menepis, " Tapi, kenapa mereka janjian bertemu? Tempat biasa? Apa mereka biasa bertemu di belakangku?"
"Ayla, Ayla. Percayalah pada suamimu. Mas Alfa tak mungkin berhianat dengan sahabatmu sendiri. Ada Uwais diantara kami. Tidak mungkin mereka tega." Gumam Ayla lagi.
Lalu mata Ayla berganti melihat pesan dari ibu mertua nya, yang sudah di baca dan balasan dari Alfa. Penasaran, Ayla pun membuka pesan itu.
Ayla hanya menghela nafasnya membaca barisan pesan antara Alfa dan ibunya. Memang tak lepas dari uang jatah untuk ibu mertuanya. Yang ternyata jauh lebih besar dari jatah bulanannya. Satu juta. Dan ibu masih meminta lagi lima ratus ribu. Alfa pun mengiyakan dan langsung mengirimkannya. Tampak bukti transfer terlampir di sana.
Ayla meletakkan kembali hp Alfa dengan hati sedih. Alfa memang royal pada ibu dan keluarganya. Tapi tidak pada dirinya dan uwais.
800ribu untuk satu bulan. Belum lagi untuk bayar listrik dan menyisihkan untuk kontrakan. Jika Ayla tak bekerja, sudah pasti mereka tak akan makan.
Ayla tersadar, "sepertinya gaji mas Alfa sudah bertambah." Batin Ayla sembari keluar dari kamar dan membersihkan diri di kamar mandi."Dan aku tidak tau, kenapa? untuk apa?"
***
"Dek, mas berangkat ke bengkel dulu ya." Pamit Alfa lembut, mengikis jarak dan mengulurkan tangannya di depan wajah Ayla yang sedang membersihkan rumah.
Ayla menatap wajah Alfa yang tampak begitu tampan hari ini dengan setelan kaus dan jaket denim di padukan celana jeans hitam dan sepatu sneaker. Teringat akan pesan yang tadi sempat ia baca. Membuat dada Ayla bergemuruh sakit.
"Ay?" Sebut Alfa karena istrinya itu tak menyambut tangan nya.
"Iya mas, hati-hati di jalan." Sahut Ayla sembari mencium tangan sang suami.
"Mas pergi dulu ya, keburu penuh nanti bengkelnya, bisa-bisa Sampai sore baru kelar."
Ayla hanya membalas dengan senyum. Sampai Alfa tak terlihat lagi dan suara motor suaminya itu terdengar semakin jauh.
Ayla bimbang, ia ingin mengikuti Alfa pergi. Agar kekhawatiran dan kecurigaan nya terjawab. Namun, Uwais masih tidur. Tak mungkin Ayla sampai hati meninggalkan Uwais di rumah sendiri. Apalagi membawa serta bocah yang masih lelap itu naik motor. Tidak mungkin. Hingga Ayla hanya bisa diam menatap suaminya pergi tanpa bisa melakukan apapun. Hanya doa yang bisa dia panjatkan.
***
Ayla memberesi pakaian kotor Alfa, mengambil seragam yang kotor. Tangan Ayla tak sengaja menyentuh bagian saku celana suami nya. Merasa seperti ada sesuatu, Ayla memasukkan tangannya di sana dan mengambil barang itu.
Ayla terkejut ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
zian al abasy
dsar alfa ob ajh brtingkh..ya Allah mna ckup sbulan cm 800.sedngkan buat slngkuhan mlah lbih bnyak jg buat ibuny..gk bres alfa gk sesuai nya sm klakuan
2023-10-27
1
Caramel Latte
eh ayla vs agya. mana yg menang ini😁
2023-10-17
1
Fitriana astuti
kerjaan ob sempat² nya selingkuh. gaji sedikit dibagi bagi, masih bisa transfer wil
2023-10-16
3