Alfa memandangi istrinya yang sedang memasak di dapur. Ia masih sangat penasaran dengan Ayla yang masuk ke dalam perusahaan tempat dia bekerja.
Pasalnya untuk bisa masuk ke perusahaan sebesar Roxcid.corp bukanlah hal mudah. Dia saja yang hanya bekerja sebagai OB waktu itu harus melalui serangkaian test dan persaingan yang berat.
Bisa masuk ke sana adalah sebuah keberuntungan yang besar. Dan Alfa mendapat keberuntungan itu, terlebih kini ia sudah diangkat menjadi koordinator OB dan Cs meski baru beberapa bulan bekerja.
Sementara Ayla bukan siapa-siapa dan tak memiliki kepentingan untuk masuk.
"Apa ada salah satu teman Ayla yang bekerja di sana?" bisik Alfa pada dirinya sendiri."Tapi gedung itu bukan sembarang orang bisa masuk."
"Eehemm..." Dehem Alfa yang masih sangat penasaran dengan Ayla yang bisa masuk ke gedung Roxcid CORP. Ayla menoleh menatap sekilas suaminya lalu kembali beraktifitas.
Alfa berdehem lagi.
"Kenapa mas?"
"Enggak ada." Alfa merasa tak tenang, pikirannya terus dihantui jika Ayla sampai bekerja juga di gedung itu, otomatis, ia akan kesulitan untuk lebih dekat lagi dengan Agya.
Sekarang saja Agya masih ngambek dengan Alfa yang tak tau apa sebabnya. Tapi, lebih baik, Alfa biarkan saja dulu dan coba mengorek apa yang Ayla lakukan di tempatnya bekerja. Begitulah pikir Alfa, hingga ia memutuskan duduk di kursi dekat kitchen set sembari memandang curiga pada sang istri.
"Ay, gimana kerjaan kamu?"
Ayla Mandang sebentar suami, "kenapa mas tiba-tiba menanyakan itu?"
"Ya enggak ada, biar ada obrolan aja Ay. Masak mau diem-dieman terus." Kilah Alfa gugup jika Ayla curiga. Sedangkan istrinya itu masih terus menatapnya aneh.
"Hari ini aku libur." Lalu melanjutkan aktifitas memasaknya lagi.
"Oohh libur.... Terus, ngapain aja kamu hari ini?"
"Di rumah, dan beres-beres lapak."jawab Ayla ringan tanpa menghentikan aktifitasnya me masak."Tadi ibuk kemari, ajak Uwais ke rumahnya. Katanya kangen."
"Eeh, Uwais di rumah ibuk?"
Ayla melirik suaminya dengan pandangan aneh. "Dari tadi pulang sampai sekarang mas nggak sadar Uwais nggak ada di rumah?" Sindir Ayla, "Apa ada yang membuat pikiran mas nggak ada di sini?"
Alfa menghela nafasnya, akhir-akhir ini Ayla memang gencar menyindirnya.
"Kenapa dengan Ayla? Akhir-akhir ini cara bicara nya tidak lembut seperti sebelumnya. Masak gara-gara masalah uang nafkah? Atau, dia sudah tau hubungan ku dengan Agya?" Gumam Alfa dalam hati, menatap curiga pada istrinya.
"Kenapa mas?"
"Kamu kenapa sih? Akhir-akhir ini bicaranya ketus terus." Komplen Alfa menatap lekat istrinya.
"Mas yakin nggak tau kenapa?" Ucap Ayla datar berbalik menanyakan.
"Apa karena masalah nafkah, Ay?"
"Menurut mas?"
"Oohh, jadi masalah nafkah." Gumam Alfa mendesssaahh pelan. " Maaf, bulan besok mas tambahin."
"Nggak usah mas, kasih aja sama Agya."
Jantung Alfa berdetak kencang, "apakah sudah ketahuan?" Batin Alfa, "Apa jangan-jangan ini ada hubungannya dengan Agya yang mengembalikan cincin itu padaku?"
"Ayla!"
"Apa lagi sih mas? Kenapa meninggikan suara pada Ayla? Apa aku salah?" Kini Ayla menghentikan aktifitasnya dan menatap Sengit Alfa. Setelah mengetahui betapa jahatnya Alfa padanya, bahkan sejak setahun yang lalu. Ia begitu jijik dengan Alfa yang ternyata sudah berhubungan dengan sahabat nya sendiri. Meski rasa cinta nya pada Alfa masih sama. Belum berkurang sedikitpun untuk sang suami.
"Kenapa malah bawa-bawa Agya sih?"
"Bukannya mas ada hubungannya dengan dia? Sampai beliin cincin segala."
"Ayla! Gimana bisa kamu nuduh mas seperti itu tanpa bukti?" Sergah Alfa dengan nafas cepat dan wajah yang merah padam menahan emosinya.
Tanpa mengurangi tatapan sinis nya pada sang suami, Ayla mengeluarkan hape dan menunjukan hasil screenshot percakapan Alfa dan sahabatnya. Mata Alfa melebar dan menatap Ayla dengan rasa marah yang semakin meluap.
"A-y-la.... Ka-mu..."
"Kenapa? Mas nggak terima Ayla udah buka hp mas dan mengetahui perselingkuhan mas?" Ucap Ayla tenang menatap wajah Alfa yang udah merah padam menahan marah dan malu.
****
Ayla tidur membelakangi Alfa, tak bisa tidur meski sudah mencoba memejamkan matanya. Ayla menarik nafasnya dalam. Menyadari hubungan suami dan sahabatnya sudah terlalu dalam hatinya sangat sakit. Bahkan kini untuk memeluk pria yang sudah membagi pelukan pada wanita lain, Ayla merasa tak sudi, tapi untuk pergi ia pun tak sanggup. Tersiksa oleh perasaan nya sendiri.
Pandangan mata Ayla tiba-tiba terasa kabur. Tanpa permisi air mata Ayla mengalir hingga tubuhnya berguncang. Lirih suara tangisan Ayla. Membuat Alfa yang juga membelakangi menoleh. Ada rasa iba juga melihat istrinya menangis atas penghianatan, tapi Alfa sendiri tak bisa berbuat apa-apa. Ia juga mencintai Agya, perasaan yang tak bisa ia atasi sendiri. Apakah ia serakah jika menginginkan kedua nya?
Keesokan paginya,
Alfa melirik lagi istrinya yang tetap setia menyiapkan sarapan sebelum dirinya berangkat kerja. Wajah sembab karena menangis semalaman mengusik Alfa. Walau bagaimanapun, mereka sudah hampir lima tahun menjalin bahtera rumah tangga. Entah kenapa ia dulu sampai tergoda oleh Agya. Hingga mencintai meski ia tau itu menyakiti istrinya.
Tapi, kini, untuk melepaskan Agya hati Alfa begitu sulit, sedang kan untuk Ayla, ia tak tau, masihkah ada rasa di hatinya. Yang jelas, saat ini Alfa merasa iba dan bersalah pada Ayla. Wanita yang sudah membersamai nya dan mencintainya dengan tulus dan membuktikan bakti seorang istri.
"Ay..."
Ayla yang sedang menyuap nasi mengambang. Berhenti tepat di depan mulutnya. Lalu menatap pada sang suami.
"Maaf Ay. Maafkan mas."
Ayla menunduk, air mata sudah mengisi pelupuk matanya.
"Akhiri hubungan mu dengan Agya, Mas."
Alfa menatap Ayla iba, hanya iba."nggak bisa Ay. Mas juga mencintainya."
Deg! Hatinya yang telah retak kini terbelah menjadi beberapa bagian. Meski belum sepenuhnya hancur.
"Jadi mas tidak mau melepaskan Agya?"
Alfa bergeming.
"Apa itu sulit? Apa cinta mas pada Ayla telah terkikis? Ayla tidak mempermasalahkan masalah nafkah, jika itu sudah sesuai dengan ketentuan. Tidak masalah berapapun yang mas berikan pada ibu. Tapi, Ayla nggak rela, jika mas memberikannya pada wanita lain. Sementara, Ayla di sini berjuang seorang diri. Menutup semua kebutuhan kita."
"Ayla..."
"Mas, apa kurang Ayla pada mu? Apa Ayla kurang cantik?"
Alfa bergeming,
"Apa Ayla kurang dalam melayani mas Alfa?"
Alfa masih bergeming.
"Lalu apa yang mas cari di luar sana?" Air mata Ayla kini mengalir di pipinya, dengan cepat Ayla mengusap dengan jemari lentiknya.
"Maaf Ay."
"Akhiri hubungan mu dengan Agya Mas." pinta Ayla mengiba. "Demi pernikahan kita yang telah terjalin lima tahun ini, demi Uwais. Apa itupun tak bisa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elisanoor
masih elegant ini Ayla, klo gw udah terbang semua barang ke muka si Alfa 😆
2023-10-27
0
guntur 1609
ayla yg bodoh. sdh thu alfa selingkuh. mash sj bertahan. alfa pun gk sadar.. hanya pimpinan cs sj. berlagu
2023-10-15
1
Revi Ani
🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦🤦dicekek boleh nggak laki begini...nggak dosa kan ya...
2023-10-09
6