Roxy berjalan keluar dari bangunan megah dan melangkah di halaman vila yang luas. Di kejauhan tampak seekor anjing Samoyed yang tengah terduduk di depan kandangnya berlarian ke arah Roxy begitu melihat tuannya.
Anjing itu melonjak-lonjak girang mengitari Roxy yang tertawa kecil oleh tingkah anjing kesayangan nya itu. Lalu ia berjongkok dan mengusap bulu-bulu lembut anjing nya.
"Kau mau jalan-jalan?"
Anjing itu menyalak dan sangat bersemangat.
"Baiklah, ayo." Ucap Roxy lalu mulai berjalan mengitari halaman vila yang luas bersama anjingnya.
"Apa kau tidak kesepian Lambo? Sendiri. Apa aku harus mencarikanmu pasangan agar kamu berkeluarga?" Gumam Roxy pada Anjing Samoyed nya. Yang seperti paham dan melonjak girang berlarian mengitari Roxy.
"Aku sudah menemukan pasangan ku, tapi, dia masih bersama seorang bajingan."
Bayangan Alfa yang menampar wajah Ayla berseliweran di pelupuk matanya. Ada sedikit sesal karena rencana nya berakhir dengan luka yang dalam pada Ayla.
"Dan aku akan merebut dari nya. Bagaimana menurutmu, Lambo?"
****
"Kenapa wajahmu jadi jelek begitu?"
Ayla menatap datar pria yang kini berdiri di depan gerobaknya.
"Kau menangis?"
Ayla mengusap air matanya yang terjatuh tanpa ia sadari. Lalu berdiri dari duduknya,
"Apa ada yang mau anda pesan tuan Roxy?"
"Seperti biasa. Masing-masing satu porsi."
"Baiklah tunggu sebentar." Balas Ayla menyanggupi. Lalu mulai menyalakan kompor, mengambil sosis jumbo, mengeratnya lalu meletakkan diatas panggangan. Sementara di kompor yang lain, Ayla menyiapkan wajan pukisnya.
Wajah sendu Ayla tak pernah lepas dari pengamatan mata Roxy.
"Kamu pucat sekali, kau sakit?"
"Aku hanya kurang tidur." Lirih Ayla lemas.
"Karena suamimu? Kenapa kalian tidak berpisah saja? Bukankah dia sudah berselingkuh darimu?"
Ayla bergeming,
"Aku tau ini pasti sulit bagimu, tapi berpisah lebih baik dari pada tersiksa dengan hubungan yang tidak sehat. Apa kamu masih mencintainya? Kenapa begitu bodoh mencintai pria yang sudah berselingkuh dari mu? Apa kamu bertahan demi Uwais? Dia masih kecil, akan lupa seiring waktu, apa lagi jika kamu sudah punya pengganti papa buatnya. Jangan jadi bodoh karena cinta Ayla." Ucap Roxy panjang lebar tanpa berrkaca pada dirinya sendiri. Menjadi bodoh karena cinta, dan dia sangat tidak keberatan mencintai istri orang.
Ucapan Roxy menyentil Ayla. Ia memang sudah menjadi bodoh, seketika ia menangis, tersedu-sedu lalu meraung.
Hingga mereka menjadi pusat perhatian. Tapi, melihat Roxy, siapa yang berani mendekat dan menegur?
Melihat Ayla menangis meraung membuat Roxy makin iba, tapi sedikitpun ia tak merasa bersalah. Roxy, mendekat...
"Peluk, peluk Roxy, wanita akan senang jika di saat sedih ada tempat bersandar. Dan inilah waktumu untuk muncul." Batin Roxy semakin mendekat meraih lengan Ayla dan menariknya dalam pelukan."Benar, benar, kesempatan bagus ini tak boleh lewat..."
Namun, tubuh Roxy justru terdorong ke belakang sebelum sempat memeluk tubuh Ayla, wanita itu sudah mendorongnya menjauh. Dengan mata indah yang terus memproduksi air mata menatap kesal pada Roxy.
"Dasar mesum! Di saat seperti ini pun kau masih mencuri kesempatan." Umpat Ayla sesenggukan.
"Aku hanya mencoba menenangkan mu dengan pelukan. Bukankah wanita senang jika ada tempat bersandar. Kemarilah, dan bersandar padaku!" Merentangkan tangannya hendak meraih tubuh Ayla lagi.
"Sinting!" Ayla menghapus air matanya dengan punggung tangan dan menyamplak tangan Roxy."Lakukan itu pada wanita lain. Bukan dengan ku. Lagi pula aku sudah punya tempat bersandar sendiri."
"Apa? Jadi kamu sudah punya pria lain? Siapa? Kenapa aku tidak tau? Siapa pria berani ini. Akan ku singkirkan dia."
Ayla tersenyum jengkel sekaligus geli dengan ucapan konyol pria di depannya. Tentu saja tempat bersandar yang Ayla maksud adalah sang pencipta.
"Bau apa ini?" Roxy membaui,
Mata Ayla melebar melihat sosis dan pukisnya berasap pekat dan gosong.
"Astaghfirullah...." Gegas Ayla mematikan kompornya. Lalu membolak-balik sosis dan pukis. "Astaghfirullah, sampai gosong begini."
Ayla memandang Roxy dengan kesal, "Ini semua salahmu."
Meski begitu, Roxy tetap membawa sosis dan pukis gosong itu. Memakannya dengan gembira karena Ayla sempat akan membuatkan gantinya. Walau kesal, Ayla tak mau pembelinya memakan produk gagal. Dan itu di tanggapi berbeda oleh Roxy sebagai bentuk perhatian dan kepedulian Ayla padanya. Itulah yang membuat Roxy makan sosis gosong dengan bahagia.
"Ayla, ternyata kamu kenal dengan tuan Roxy ya?" Jupe mendekat begitu melihat Roxy sudah pergi. ia harus mengobati rasa penasaran nya. Ayla terlalu banyak membawa kejutan.
"Mmmm... Bisa di bilang, dia pelanggan ku waktu masih jualan di pinggir jalan." jawab Ayla datar. karena memang tak ada yang spesial menurutnya.
"Oohh, begitu, pantas saja. Jangan-jangan dia pengagum rahasia mu itu." Tebak Jupe penuh semangat.
"Benar, itu pasti, tuan Roxy sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki di kantin. Tapi secara ajaib dia datang kemari dan membeli dagangan mu." Timpal Siti yang ikut bergabung di tempat Ayla berjualan.
"Dia pasti yang mengirimkan bunga pada mu Ayla. Bunga-bunga itu mahal dan banyak, siapa yang mau menghamburkan uang kalau bukan orang kaya seperti nya." Marta ikut menimpali.
"Benar! Ayla! Tinggalkan saja Alfa laknat itu. Dan menikah dengan tuan Roxy. Masalah perbedaan keyakinan nggak usah di pikirkan, banyak kok orang yang menikah meski beda keyakinan."
Siti dan Marta mengangguk menyetujui.
"Aku sangat yakin dia menyukai mu, lihatlah sekeliling, hanya lapak ini yang berjualan. Pertama dan satu-satunya." tegas Jupe lagi.
****
Di sisi lain,
Berita tentang Agya yang pelakor menyebar dengan sangat cepat di kalangan seprofesi. Terlebih, selama ini Agya dan Alfa terkenal sebagai pasangan maut yang membuat orang iri dan kagum. Namun, di balik itu ada istri dan anak yang menderita.
Agya saat itu sedang membersihkan lantai toilet.
"Minggir dong! Pelakor jaman sekarang emang nggak tau malu, masih juga berani muncul."
Merasa mendapat sindirian, Agya tak terima dan menatap menyalang pada dua orang wanita operator produksi yang baru saja masuk ke toilet.
Agya dengan kesal menjambak rambut panjang salah satu wanita itu hingga memekik kesakitan.
"Dasar pelakor gila! Lepaskan!"
"Kau yang gila! Apa masalahmu haah? Apa perlu ku bersihkan mulutmu yang kotor itu?" Hardik Agya.
"Bantu aku lepas dari pelakor tidak tau malu ini."
Teman wanita itu pun membantu dengan menjambak rambut Agya hingga memekik.
"Sialan! Beraninya main keroyok!" Umpat Agya mencoba meloloskan diri dari dua wanita yang menyerangnya.
"Hei! Apa-apaan ini?" Suara Alfa yang mendengar keributan di toilet wanita berdiri diambang pintu."Lepas!"
Tak mau mendapat masalah, dua wanita itu melepaskan Agya dan berlari keluar dari toilet.
"Akan ku bawa kejadian ini ke atasan kalian!" Seru Alfa mengancam.
Dengan rasa iba, dan sedih. Alfa mendekat pada Agya yang menangis kesakitan. Lalu memeluk nya agar tenang.
"Jangan menangis sayang, akan mas urus agar mereka mendapat ganjarannya." Ucap Alfa mengusap punggung Agya agar tak menangis lagi.
***
"Ini semua salah Ayla mas. Sekarang mereka kejam padaku. Ini semua karena Ayla yang menyebar gosip aku pelakor." Adu Agya setelah sedikit tenang walau masih sesenggukan.
Alfa merasa bersalah pada Agya. Ia menarik nafas dalam, kenapa semua nya menjadi serumit ini? Sebelumnya baik-baik saja.
"Kenapa setelah kehadiran Ayla di perusahaan ini, semua jadi kacau. Benar, Agya benar, ini semua salah Ayla." Gumam Alfa dalam hati.
"tak salah jika aku menalaknya kemarin."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Elisanoor
najis 😆
2023-10-28
0
Samaniah
siapa yg bodoh disini tuan roxy..?
2023-05-21
1
Miss Typo
menjijikkan pasangan selingkuh gk tau malu
2023-02-20
0