(POV Ayla)
Hari ini, Ayla hanya melamun di STAN kadai tempat nya bekerja. Mengingat apa yang telah dia temukan di saku celana suaminya.
Selembar slip gaji yang nominalnya sangat jauh dari yang Alfa katakan padanya. Juga, struk bukti transfer ke beberapa nomor rekening. Sebenarnya, Ayla tidak mempermasalahkan jika itu untuk keluarga Alfa. Namun, satu nama yang cukup Ayla kenal membuat Ayla bimbang.
Agya Agustina. Sahabat Ayla yang juga bekerja di kantor yang sama dengan suaminya.
"Kenapa mas Alfa mentransfer uang 1juta setengah padanya? Apa Egi sedang butuh uang?" Gumam Ayla ada dirinya sendiri. "Tapi kenapa dia tak membicarakannya padaku? Lalu pertemuan mereka, tak mungkin ini hanya kebetulan."
Padahal, selama ini Ayla hanya di jatah 800 ribu untuk satu bulan. Hingga Ayla rela bekerja menjaga STAN untuk membantu suaminya agar dapur tetap mengepul. Tapi bisa-bisa Alfa menyembunyikan gajinya yang hampir menyentuh 3juta. Dan parahnya lagi, bisa mentransfer Agya.
Dulu, Alfa mengaku gaji nya sebagai seorang OB tak lebih dari 1juta 5ratus ribu. Hingga Ayla dengan iklas dan menerima berapapun yang Alfa berikan tanpa mengeluh.
Di tengah kegalauan hatinya, beberapa pembeli berdatangan. Ayla harus profesional dalam bekerja, menyambut dengan ramah dan melayani sepenuh hati. Melupakan segala kegelisahan hatinya. Dan menepis semua kecurigaan pada sang suami untuk beberapa saat kedepan.
Tak lama setelah beberapa pelanggan pergi, di kejauhan tampak seorang yang membuat Ayla terkejut. Pria asing yang ia temui dan sempat berbuat kurang aja padanya.
"Asem! Apa bule itu mau kemari?" Gumam Ayla pada dirinya sendiri." Dia mau membeli atau melecehkan ku lagi?"
Mata Ayla menatap pria yang semakin dekat itu dengan curiga dan khawatir. Tangannya menggenggam kuat pinggiran kausnya.
"Berfikir positif, Ayla. Mungkin dia mau tanya jalan atau mau membeli. Bersikaplah ramah Ay." Ayla memantapkan dirinya, agar tak berfikiran buruk pada orang asing yang kini sudah berdiri di depan STAN nya.
Ayla melempar senyum sewajar mungkin. Lalu, menunggu apa yang hendak di ucapkan pria asing itu. Namun, pria itu tak kunjung bersuara.
"Kenapa dia ini?" Gumam Ayla dalam hati."Apa dia mau melecehkan ku?'
Pria itu terdengar berdehem.
"Apa dia tak bisa bahasa?" Batin Ayla dengan tatapan selidik.
"Speaking bahasa?"
"Um, ya."
"Mau membeli atau bertanya jalan?"
"Aku ingin masing-masing satu."
Ayla mulai merasa lega dan senang. Jualannya laku lagi.
"Satu porsi setiap menu?"
"Um iya."
Wajah Ayla sumringah. Melayani dengan sepenuh hati dan ramah. Sudut bibirnya makin mengembang kala ia mendapatkan tips dari si bule.
"Rejekinya Uwais ini mah." Gumam Ayla senang, tak lama setelah bule itu pergi.
Wajah Ayla begitu sumringah karena uang itu cukup banyak.
"Hmmm.... Sebaiknya nanti aku belikan saja makanan untuk Uwais dan beberapa ikan untuk makan malam." Gumam Ayla senang.
Tak lama hp nya berdering. Panggilan masuk dari pemilik STAN.
"Iya mas?"
("Ay, di STAN mu ada stok berapa?")
"Yang apa mas?"
("Semua jenis.")
Setelah menyebutkan semua, Ayla pun melakukan perintah boz nya. Memasak semua stok yang tersisa lalu menggunakan motor bebek nya, Ayla mengantar pesanan setelahnya ia di perbolehkan pulang karena dagangan habis.
Ayla tentu merasa sangat senang, senyum nya terus mengembang. Hingga ia berhenti di depan lobi sebuah gedung yang besar dan tinggi. Ayla berdecak kagum memandang setiap sudut tempat itu.
"Silahkan naik ke lift sebelah sana dan tekan lantai 17." Ucap resepsionis dengan sangat ramah.
Ayla berhenti di depan sebuah ruang yang terisi beberapa wanita yang duduk di belakang meja.
"Maaf, saya mau delivery order untuk tuan Roxy." Kata Ayla pada salah satu wanita yang mejanya paling dekat tempat dirinya berdiri. Wanita bernama tag Lyla itu menatap Ayla dari ujung kepala sampai kaki. Ayla tersenyum kikuk.
Ayla juga mendapatkan tatapan lain dari setiap mata yang ada di sana. Karena tak biasanya Roxy memerintahkan pada mereka untuk si kurir sampai harus masuk ke ruangan.
"Ikut aku." Ucap Lyla berjalan dengan anggun menuju satu ruangan paling ujung lalu membuka pintunya."kamu tunggu di sini."
Setelah mendapat ijin, Lyla mempersilahkan Ayla untuk masuk.
"Dasar bos, tau aku hanya kurir, tapi apa perlu membelakangi ku seperti ini?" Gumam Ayla dalam hati.
Lalu ia berucap."dimana saya harus meletakkan ini?"
"Di meja tamu."
"Baik." Ucap Ayla berjalan mendekati meja sembari membatin."ck! Dia bahkan tak melihat kemari. Dasar tidak sopan. Tapi, suara dia, rasanya tidak asing."
Setelah meletakkan semua pesanan Ayla merasa ada sesuatu yang menempel di belakang tubuhnya. Dengan wajah tegang, dan juga cemas, Ayla berbalik. Ayla terkejut pria itu langsung memeluknya, dan lebih membuat Ayla terkejut. Dia adalah pria bule yang tadi membeli di STAN nya.
Ayla terus memberontak, hingga pria itu dengan sangat kurang ajar menciumnya. Ayla merasa sangat buruk dan kotor. Setelah menampar dan memaki, Ayla berlari keluar dari ruangan itu menghapus air matanya.
Di dalam lift air mata Ayla mengalir deras ia merasa kotor dan sudah menghianati suaminya. Kenapa ia harus mendapatkan pelecehan semacam ini? Dari orang yang meski jika dia lawan tak akan menang.
Ayla terus menangis sesenggukan, lalu menghapus air matanya dan mengatur nafasnya yang sesenggukan sebelum pintu lift terbuka.
Mata Ayla melebar begitu pintu itu terbuka. Ia seperti baru saja melihat suaminya melintas bersama seorang wanita. Bergegas Ayla keluar dari lift, lalu melihat setiap sudut tempat yang luas itu. Matanya berkelana mencari sosok yang mirip dengan suaminya.
"Kenapa tadi seperti mas Alfa? Tapi, kenapa dia ada di sini?" Gumam Ayla pada dirinya sendiri."Bukankah dia bekerja di perusahaan kecil dengan sistem penyalur?"
Ayla berjalan kesana kemari mencari sosok itu. Namun, ia tak menemukan, dada nya serasa naik turun karena gedup nya tak kunjung usai.
"Mas Alfa..."
Ayla bersandar pada tembok di samping lift. Menenangkan pikiran dan hatinya. Lalu hp nya berdering, panggilan dari bosnya.
"Iya mas?"
("Udah kamu antar Ay?")
"Sudah..."
("Uangnya tolong antar ke rumah ya.")
Deg!
Ayla terlalu marah sampai lupa meminta uang dari Roxy.
"Ya ampun... Kenapa jadi begini?" Gumam Ayla mengusap wajahnya.
"Aku tak punya uang sebanyak itu untuk menggantinya."
Ayla hanya bergumam pada dirinya sendiri. Menyesali keteledoran dan nasip yang menimpanya.
"Aku akan meminta, lagi pula itu kewajiban nya. Tapi bagaimana jika dia melecehkan ku lagi."
Setelah cukup lama hanya berdiam dalam kebimbangan akhirnya Ayla memutuskan untuk kembali lagi ke ruangan itu.
Ayla menaiki lift dan tanpa ijin ataupun berbasis basi dengan sekertaris Roxy. Ayla langsung membuka kasar pintu ruangan itu.
BRAK.
_______
Ayla menyenderkan tubuhnya pada lift sembari menunggu benda itu membawanya turun. Ayla menatap tangannya yang penuh dengan bungkus pesanan. Tubuhnya serasa sangat lemas. Lalu merosot begitu saja ke bawah karena kakinya serasa tak punya tenaga.
Ayla menangis terisak hingga tubuhnya berguncang. Bagaimana caranya menjelaskan pada bosnya bahwa ia gagal menjual semua pesanan. Haruskah dia mengatakan bahwa orang itu sudah melecehkan dirinya? Akankah bosnya percaya?
"Aku harus bagaimana sekarang? Bagaimana caraku menjual ini semua?" Gumam Ayla lemas di selingi isakan kecil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Ninik Suprihatin
jadi bingung mbacanya....kok bolak balik
2023-10-19
1
Maryati
Thor, kalo bisa dikasih tulis "POV"biar ga bingung bacanya
2023-10-18
1
Agung Antarini
bingung alur ceritanya Thor.....
2023-10-16
1