Selama satu hari lamanya, Roxy hanya duduk terdiam dalam lamunan di ruangannya. Berdasarkan informasi yang Veloz dapat memang benar Gadis bernama Ayla itu sudah menikah dan memiliki seorang anak lelaki.
"Jadi, anak laki-laki waktu itu adalah anaknya. Sial! Kenapa aku harus jatuh cinta pada wanita yang sudah bersuami?"
Karena kesal Roxy mengusap meja di hadapannya hingga seluruh barang di atasnya berpindah ke lantai. Lalu mengacak rambutnya kasar.
"Bagaimana bisa aku hanya bereaksi padanya?" gumam Roxy geram. lalu menatap ke arah bawah dan bicara pada juniornya."Kenapa kau bereaksi hanya dengan melihatnya? Dasar cabul!"
Roxy mendessah kasar dan menyugar kasar rambutnya. Dalam diam nya, Roxy berpikir.
"Apa aku ini dewa? Tentu saja tidak! Jika hanya dia yang bisa membuatku tergugah, maka aku kan mendapatkan nya. Akan ku rusak rumah tangganya agar dia bisa bersamaku."
Roxy tertawa terbahak-bahak.
"Lihat saja wanita, kau pasti kudapatkan!"
___________
Sudut pandang Ayla
"Ayla!"
"Iya mas."
Ayla, wanita cantik berjilbab dan beranak satu dari seorang pria bernama Alfatih. Pria yang menjadi suaminya itu sedang sibuk di depan lemari mencari baju seragam kerjanya.
"Seragam mas mana?"
Ayla yang kala itu sedang memasak dan menyiapkan sarapan untuk suaminya terpaksa mengecilkan kompor. Lalu mencuci tangan dan berjalan ke kamar memenuhi panggilan suami nya.
"Seragam mas mana? Kok nggak ada?"
"Ada mas di lemari."
"Mana? Nggak ada kok." Sanggah Alfa kesal.
Ayla mendekat, dan berdiri di depan lemari yang terbuka tepat di samping suaminya berdiri. Ayla tersentak melihat baju-baju yang semula tersusun rapi di lemari. Kini terlihat sedikit berantakan. Ayla mengurut dada nya sabar.
Ia hanya melihat saja lalu menunjuk pada barisan baju sebelah atas di tumpukan ke dua.
"Ini seragam mas, kan?"
Alfa mengurut dagunya dengan jari.
"Coba deh mas ambil dulu." Ayla mengangkat tumpukan baju di atas seragam berwarna biru kompilasi biru tua itu. Alfa menarik seragam kerja nya.
"Iya, tadi kok nggak ada ya?"
"Mas kenapa nggak lebih teliti?"
"Ya kamu yang salah Ay. Biasanya sudah kamu siapkan di atas kasur. Ini masih aja di dalam lemari. Gimana mas tau." Alfa masih membela diri tak mau salah.
"Maaf mas, Ayla nggak tau kalau mas bakal bangun pagi. Biasanya jam segini juga mas masih tidur." Ucap Ayla memilih mengalah,
"Jadi mas bangun pagi pun juga salah Ay?" Alfa tampak tak terima walau Istrinya itu sudah minta maaf. Ayla menarik nafas sabarnya.
"Ayla baru masak mas. Mas butuh apa lagi, biar skalian sebelum Ayla balik ke dapur." Jawab Ayla tak ingin memperpanjang pertengkaran di pagi hari.
"Udah." Ketus Alfa sembari mengancingkan seragam kerjanya.
"Ayla balik ke dapur ya mas."
"Hemm.."
Ayla melanjutkan lagi memasak tumis kangkung dan tempe goreng. Hari ini kebetulan, Uwais belum bangun. Jadi Ayla bisa bebas memasak tanpa gangguan.
"Sarapan dulu mas." Tawar Ayla saat melihat Alfa yang tengah menyeruput kopi buatan nya di meja makan.
"Udah telat mas, Ay."
"Ini masih jam setengah enam loh."
"Udah telat, Ay, sekarang kami masuk nya jam enam pagi."
"Mas kok nggak bilang semalam. Jadi Ayla bisa masak lebih awal." Ucap Ayla mengantar suaminya sampai teras rumah."siapin keperluan mas juga..."
"Udah nggak papa, mas juga lupa semalam nggak bilang sama kamu. Makanya bangun langsung cari seragam." Jelas Alfa menyodorkan tangannya. Ayla mencium tangan suaminya takzim." Mas pergi dulu."
"Hati-hati mas, jangan ngebut."
Alfa menarik tuas gas motornya hingga hilang dari jarak pandang Ayla.
Hari menjelang sore. Ayla yang bekerja sebagai penjaga konter makanan di pinggir jalan. Mendengar suara kumandang azan Ashar. Ayla menuntun Uwais yang masih berusia tiga tahun menuju masjid karena konter tempatnya berjualan dekat dengan area masjid Jamal. Kebetulan bos nya orang yang baik sehingga dia dibebaskan jika ingin melaksanakan sholat.
Sesampainya di masjid Jamal, Ayla dengan telaten membantu Uwais anaknya melepas sepatu karena bocah itu belum terlalu pandai untuk melepas sendiri.
"Sudah, sayang. Ayo masuk." Ucap Ayla tersenyum dan menggandeng Uwais masuk ke dalam masjid. Seusai menunaikan kewajibannya, Ayla menggandeng Uawis untuk kembali ke stan pukis.
Ayla sedikit tertegun dengan pemandangan yang tak biasa, seorang yang terlihat lemah menyentuh dada seperti sedang sakit jantung saja. Di tuntun oleh seorang pria yang lainnya masuk ke dalam mobil Alphard yang sangat mencolok. Sangat mencolok untuk ukuran dua orang bule berada di lingkungan masjid. Karena itu bukanlah hal yang biasa.
Ayla memilih tak ambil pusing karena itu bukan urusan nya juga. Hingga dia tetap melanjutkan langkahnya kembali ke stan pukis nya.
"Uwais mana dek?"
"Udah tidur mas." Ucap Ayla menyambut suaminya yang baru pulang kerja."Mau di buatin kopi atau teh? Biar skalian Ayla siapin air panas buat mandi."
Alfa menjatuhkan bobotnya di sofa tamu.
"Siapin air hangat aja buat mas mandi ay."
"Nggak minum?"
"Nggak usah, mas dah kembung...."
Kening Ayla mengerut.
"Tadi mas lembur, banyak meting hari ini dan banyak banget makanan dan minuman lebih."
Alfa mengeluarkan dua kotak snak dari tasnya.
"Sebenarnya masih banyak lagi Ay. Tapi tadi di bagi sama temen-temen yang lain." Terang Alfa sembari meletakkan kotak snak itu di atas meja.
"Alhamdulillah mas... Masih di beri rejeki." Ucap Ayla, "Ayla siapin air mandi dulu ya."
Hari berikutnya, Uwais tak ikut Ayla bekerja karena adik nya yang biasa menjaga Uwais sudah kembali dari sekolah. Berbeda dari kemarin, Ayla membawa Uwais ikut jaga stand makanan karena adik Ayla sedang ada keperluan.
Sama seperti kemarin, Ayla baru saja keluar dari masjid Jamal seusai menunaikan kewajibannya. Karena sedikit terburu, Ayla tidak memasang sepatu nya dengan benar. Sehingga ia terpaksa merapikannya sambil berjalan. Namun ia justru menabrak tubuh orang lain karena tidak melihat langkah dengan benar.
"Maaf." Ucapnya yang sedikit kehilangan keseimbangan dan hampir jatuh. Namun tangan orang itu sudah melingkar di tubuhnya.
"Maaf, aku tidak melihat dengan benar." Ucap Ayla mendorong tubuh orang yang telah menangkapnya. Dari bentuk tubuh orang itu, Ayla yakin dia seorang pria. Ayla memandang wajah sang pria yang juga menatap lekat padanya."Dan terima kasih sudah membantu aku tidak jatuh."
"Permisi.." ucap Ayla memutus kontak mata antara mereka dan berjalan melewati pria tersebut.
"Tunggu."
Namun, sungguh di luar dugaannya, pria itu justru menarik lengannya dan memeluk erat tubuhnya. Hingga Ayla bisa dengan jelas merasakan benda keras dibagian tubuh pria itu.
"A-apa yang kau lakukan?" Pekik Ayla terkejut bukan main. Mendorong keras tubuh pria bule itu dan menendang kakinya, kemudian berlari menjauh.
"Aneh, sekali. Kenapa pria bule itu tiba-tiba memelukku? Jangan-jangan dia orang cabul. Semoga aku tidak bertemu dengan nya lagi. Terlalu banyak orang fetist." Gumam Ayla mengatur nafas dan detak jantungnya yang tak karuan.
Sesampainya di rumah, Ayla menghangatkan lagi sisa makanan tadi siang. Karena suaminya belum pulang, Ayla sedikit bernafas lega.
Ayla melirik jam dinding di ruang tengah. Jam menunjukkan 9 malam. Nasi dan lauk sudah di hangatkan. Air untuk mandi suaminya juga sudah Ayla panaskan. Tinggal menunggu sang suami datang saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
zian al abasy
msa iya si fatih selngkuh..nmnya kn fatih msa iya brbeda sm klkuan..si bule nie bner"cabul y main pelak peluk mluu.
2023-10-27
0
buna Risma
bener kan dugaan ku..nama nya merk mobil lg😀
2023-10-22
1
Dewa Rana
kok diulang lagi
2023-10-17
0