Jangan Salahkan Aku Merebut Istrimu
Dalam sebuah ruang ekslusif di gedung yang sangat megah, duduk seorang wanita yang berpakaian serba minim, menampakkan lekuk tubuh. Mulai dari belahan dada hingga paha. Semua terpampang sempurna, bagai hidangan yang siap di santap siapa saja yang melihatnya.
Wanita cantik dan seksi itu menyentuh paha seorang pria tampan dan berbadan proporsional. Tangan wanita itu terus meraba paha sang pria, tubuh seksinya menempel bak perangko yang lengket pada tubuh pria itu. Tangan sang wanita bergerak terus hingga ke atas, merasai perut yang terbentuk dari balik baju formal sang pria. Tangan sang wanita terus bergerak sampai ke dada, satu persatu melepas kancing teratas.
"Aku Xenia, wanita paling cantik dari semua model di Larissa Banks. Kenapa kamu tidak mencoba dengan ku malam ini tuan Roxy?" Rayu sang wanita terus menelusupkan tangannya masuk menyusuri dada Sang pria bernama tuan Roxy itu.
"Singkirkan tanganmu!" Tuan Roxy berucap dengan sangat dingin dan datar.
Wajah Xenia terlihat sangat gugup oleh sikap dan ucapan dingin Tuan Roxy, namun, dengan cepat dia menormalkan lagi raksinya.
Tak ingin lebih mendapat perlakukan dingin, Xenia memilih menarik tangannya dari dada hangat dan berotot milik Roxy. Tubuh indah itu sudah tentu membuat semua wanita meneteskan liur dan ingin mencicipi nya.
"Maaf tuan Roxy, aku sedikit lancang..."
"Kamu memang lancang!" Potong Roxy masih dengan sangat dingin."Menyingkirlah!"
"Tuan..." Xenia masih mencoba merayu dengan tangan yang kini berpindah ke paha tuan Roxy.
"Kubilang, menyingkir!" Dengan wajah sangat marah dan jijik Roxy menghempas tubuh indah Xenia hingga terjatuh di lantai.
"Aaahhh....." Erang Xenia merasa sakit. "Tuan, aku sangat menyukai mu, aku yang paling pantas dengan mu, kenapa kamu begini terhadapku?"
"Pergilah! Aku tidak pernah memintamu kemari!" Ucap Roxy masih bernada dingin, membenahi kancing kemejanya yang terbuka.
"Veloz!" Panggil Roxy dengan suara yang cukup keras.
Seorang pria yang menjadi kaki tangan Roxy, Veloz memasuki ruangan dan menunduk hormat.
"Singkirkan wanita ini!"
"Baik." Tunduk Veloz menyeret Xenia kelaur dari ruangan Roxy.
"Tuan Roxy! Ku mohon! Beri aku kesempatan, aku pasti bisa memuaskan mu..." Xenia berteriak histeris saat tangan kekar Veloz menyeret nya keluar. Wanita cantik dengan pakaian kekurangan bahan itu terus berteriak mengiba.
"Ciihh!" Roxy berdecih,
"Bahkan wanita itu tak bisa membuat ku tertarik. Ada apa dengan ku sebenarnya? Kenapa aku bisa seperti ini? Aku tidak mungkin seorang gay. Aku normal. Aku pasti normal!" Gumam Roxy pada dirinya sendiri.
Selama bertahun-tahun, Roxy terus tersiksa dengan dirinya yang memiliki masalah ereksi. Tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya tergugah. Hingga di usianya yang menginjak 30tahun. Ia masih sendiri dan tidak memiliki ketertarikan pada wanita. Ia bahkan sempat ke dokter spesialis dan psikiater. Namun semua itu tak membuahkan hasil apapun.
Roxy dalam perjalanan menuju Vila miliknya. Setelah pertemuannya dengan salah satu rekan bisnisnya. Saat itu, berkumandang azan Ashar. Roxy duduk di jog belakang sambil melepas lelahnya. Sang sopir melirik pada tuannya, sebenarnya, dia sangat takut. Karena Tuan Roxy sangatlah dingin dan tak berekspresi, namun kewajiban akan sholat nya membuat Sang sopir memberanikan diri.
"Tuan..."
Roxy masih terdiam dengan mata terpejam.
"Tuan Veloz..." Sebut sang sopir karena dari lirikan matanya melalui kaca sepion, Roxy tak berekasi apapun.
"Ada apa?" Jawab Veloz tak kalah seram membuat sang supir menelan ludah yang tercekat di lehernya.
"Anu tuan, ini udah azan ashar, kalau boleh, saya ingin menunaikan sholat dahulu..."
"Apa kamu tak bisa lakukan nanti setelah sampai di vila, atau setelah pekerjaan mu selesai." Tanya Veloz karena ia tak ingin urusan pribadi sang sopir mengganggu ketenangan Roxy.
"Maaf,tapi saat sampai di rumah waktu ashar sudah habis tuan, jika..."
Roxy berdehem... Tentu saja sang sopir langsung menciut nyalinya, apalagi ini adalah hari pertamanya bekerja pada Roxy. Karena supir Roxy yang sebelumnya, meninggal akibat kecelekaan.
Berhubung akhirnya sang sopir diam, Veloz sudah tak terlalu memperdulikan nya lagi. Namun, Roxy dapat melihat kegelisahan sopirnya.
"Menepilah jika ingin melakukan sholat mu." Ucap Roxy akhirnya.
Wajah Sang sopir tampak lega dan sumringah, memandang bos nya dari spion.
"Terima kasih, Mister."
"Heeemmm..." Roxy berdehem.
Sang sopir menepikan mobil Alphard hitam itu ke sebuah parkiran masjid.
"Sebentar ya tuan, ini tidak akan lebih dari lima belas menit." Pamit sang sopir mendorong pintu disampingnya,
"Terima kasih Mister." Ucap nya senang keluar dari mobil lalu melangkah cepat ke dalam masjid.
Di dalam mobil,
"Siapa yang memperkerjakan dia?"
"Maaf tuan Roxy. Dia kerabat sopir sebelumnya yang meninggal." Jelas Veloz.
"Kedepan tidak ada kejadian seperti ini lagi."
"Baik, saya akan mengganti sopirnya besok." Tunduk Veloz.
Roxy yang mulai jenuh melihat keluar jendela di sampingnya. Di pelataran masjid banyak orang yang berjalan masuk, melepas sepatu dan terlihat beberapa yang berwudhu di tempat yang terlihat sedikit gelap dari pandangan Roxy.
Mata Roxy terpantik pada sosok punggung wanita berjilbab yang sedang menuntun seorang bocah lelaki berusia sekitar tiga tahunan. Wanita itu lalu berjongkok dan membantu bocah itu melepas sepatu. Wanita itu masih menampakkan punggungnya. Lalu wanita itu menoleh ke samping dan tersenyum sangat manis pada bocah lelaki itu.
Tiba-tiba saja jantung Roxy berdetang lebih kencang dan cepat. Nafas Roxy keluar dan masuk memburu oksigen. Roxy menyentuh dadanya.
'Ada apa dengan ku? Apa karena terlalu lama di dalam mobil jadi aku kekurangan oksigen?' gumam Roxy dalam hati.
Dengan sangat bingung, Roxy mendorong pintu disampingnya lalu keluar. Roxy melihat lagi ke arah masjid, wanita dan bocah itu sudah tak ada. Namun tubuh Roxy terasa sangat lemas tak bertenaga.
"Tuan? Anda baik-baik saja?" Veloz ikut keluar dari dalam mobil.
"Ummm yaa... Sepertinya oksigen dalam mobil menipis. Aku hanya mencari udara."
Veloz mengernyit. Bingung? Sudah pasti.
Tak lama berselang, pelataran masjid yang sempat sepi karena sholat sedang berlangsung, pun mulai menampakkan beberapa orang yang sudah menyelesaikan kewajibannya. Berhuyun keluar dari dalam masjid. Mata Roxy masih menatap serambi masjid. Dari sana muncul wanita yang tadi sempat membuat jantung nya berdetak kencang.
Wanita itu masih terlihat tersenyum pada anak lelaki yang berjalan di sampingnya. Sesekali ia menyapa jamaah yang melewatinya.
Jantung Roxy berdetak lebih kencang dari sebelumnya. Roxy menyentuh dadanya.
"Kenapa dengan ku? Jantungku... Ada yang salah. Apa aku jantungan sekarang?" Gumam Roxy dalam hati terus menatap wanita di ujung sana.
"Tuan, anda baik-baik saja?" Tanya Veloz cemas melihat Tuan Roxy memegangi dada kirinya.
"Aku.... Sepertinya harus ke dokter."
"Apa?" Veloz tampak cemas mendengarnya. "Tuan masuklah ke dalam. Kita ke dokter sekarang."
Roxy masuk ke dalam mobil.
"Tuan, apa yang terjadi?" Tanya sang sopir saat Veloz akan masuk ke sisi pintu samping kemudi.
"Bagus kamu sudah datang. Tuan Roxy sakit. Kita ke rumah sakit."
"Apa? Maaf tuan." Sesal sang supir.
Di rumah sakit.
Roxy di periksa oleh dokter sesuai keluhannya.
"Tidak ada masalah, jantung mu baik-baik saja." Ucap dokter Raize.
"Benarkah? Tapi beberapa saat lalu jantungku...." Roxy menggantung ucapannya.
"Apa kamu mau melakukan pemeriksaan lebih lanjut?" Tawar Raize.
"Tidak. Tidak perlu."
"Sepertinya jantungku bereaksi hanya saat melihat wanita itu." Gumam Roxy dalam hati.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Mommy Kymi
semoga menarik
2024-06-15
1
ning nenz
Tak kira itu td cerita yg sama,krn ak sdh pernah membacanya.ternyata tokohnya lain.mudah2 an menarik
2024-05-26
1
buna Risma
ngeliat judulnya jd keinget dr.allan yg jg ngerebut istri org,,semoga cerita nya jg sama serunya...
2023-10-22
1