bab 4

"Sial! Kenapa waktu tiga jam lama sekali! Apa waktu ini berhenti berputar?" Gumam Roxy menggerutu.

Roxy ingat masih Menyimpan nomor pemilik STAN wanita itu bekerja.

"Aku ingin wanita itu mendatangiku... Maka dia akan datang padaku."

Roxy menekan nomor pemilik STAN untuk menelpon.

("Selamat siang.")

"Siang, aku ingin memesan makanan."

Roxy tersenyum puas lalu meletakkan hp nya di atas meja. Selang tiga puluh menit. Bagian resepsionis menghubunginya, karena ia sudah berpesan agar di hubungi jika seorang pengantar makanan datang.

Roxy mengecek CCTV memastikan orang yang mengantar orderannya adalah wanita itu. Roxy menyungging senyum.

"Suruh dia masuk keruangan ku."

Roxy merapikan pakaiannya, berdiri dan melihat lagi penampilannya di cermin. Sebenarnya tanpa begitu pun, Roxy sudah sangat tampan dan rapi.

Siapa yang tidak akan tertawan pada pria berperawakan kekar, berkulit bersih dan berwajah tampan yang berkarakter kuat, memiliki karisma, mata elang yang mendominasi dan alis tebal. Di tambah latar finansial nya yang sangat mendukung. Semua wanita bertekuk lutut padanya, harus nya!

Ingat! Harusnya!

Hingga pintu ruangan yang di dominasi warna gelap itu terbuka.

Sekertaris wanita nya, masuk dan membungkuk hormat padanya.

"Tuan Roxy, pesanan anda udah tiba." Lapor wanita berbadan proporsional dengan baju formal dan Rok span tinggi atas lututnya.

"Suruh pengantar makanan itu masuk." Ucap Roxy tanpa membalikkan tubuhnya dari tempat dia berdiri.

"Baik." Sekertaris nya itu sedikit menoleh ke arah pintu. "Masuklah." Sembari membuka lebar pintu agar sang gadis bisa masuk dengan tentengan di tangannya.

Selepas wanita itu masuk, sang sekertaris undur diri.

"Ini pesanan anda tuan, di mana saya bisa meletakan nya?"

"Di atas meja tamu." Sahut Roxy berbalik. Sementara sang wanita pengantar makanan itu masih sibuk memindahkan pesanan di atas meja.

Roxy mendekat semakin dekat mengikuti detak jantungnya yang terus berpacu. Ia harus memastikan lagi bahwa hanya pada gadis itulah dia bereaksi. Lalu ia berdiri tepat di belakang sang gadis. Merasa ada yang aneh, gadis itu menegakkan punggung yang semula membungkuk. Lalu berbalik. Seketika ia terlonjak mendapati tubuhnya dalam pelukan Roxy.

"Le-lepaskan aku... A-apa yang anda lakukan?" Gadis itu terus mencoba melepaskan diri dari pelukan Roxy.

"Jadilah wanita ku."

Gadis itu melebar matanya, semakin memberontak untuk terlepas. Namun sia-sia hingga diri nya kelelahan karena terus berteriak dan memberontak.

"Jadilah wanitaku."

"Apa masalah mu? Lepaskan aku! Lepaskan aku!" Teriak gadis itu terus memberontak, lalu terisak kecil karena tenaganya telah habis tanpa bisa lepas dari pelukan Roxy.

Roxy melepas pelukannya, menahan lengan atas sang gadis.

"Jadilah wanita ku. Itu bukan hal yang sulit bukan? Kenapa kamu menangis?"

Roxy menatap bingung gadis itu. Banyak wanita yang melemparkan diri ke dalam pelukannya meski pun Roxy tak menghendaki. Justru gadis di depannya ini malah menangis. Dan terus menolak dengan keras.

'Tunggu, apa mungkin ini air mata bahagia, karena aku sudah memintanya untuk menjadi wanita ku?' gumam Roxy dalam hati. Ia lalu tersenyum kepedean.

'Yeaahh, tidak mungkin ada wanita yang bisa menolak pesonaku. Aku memiliki segalanya. Sudah pasti dia sedang menangis bahagia.' hati nya kembali bergumam.'Drama yang kau mainkan sangat luar biasa, sayang.'

Roxy mengangkat dagu sang gadis, tanpa ijin lagi dengan tingkat kepedean yang sudah meninggi pula. Roxy menautkan bibir sang gadis .

"Manis." Pikir Roxy semakin memperdalam ciumannya.

Mata gadis itu kembali melebar di tengah derai air matanya. Dengan sisa-sisa kekuatannya, gadis itu mendorong jauh tubuh kekar Roxy dan melayangkan pukulan.

PLAK!

Wajah Roxy bergeser ke samping. Terkejut? Tentu saja. Sakit? Tamparan dari gadis itu tak seberapa. Namun, itu melukai harga diri dan hati nya. Tidak pernah ada seorang pun yang pernah menyentuh wajahnya sekasar itu.

Roxy menatap dingin sang gadis dengan mata elang.

"Apa maksud nya ini?"

"Anda sudah sangat lancang! Beraninya melakukan pelecehan pada seorang wanita pengantar makanan! Di mana moral anda?" Suara gadis itu bergetar antara menahan amarah dan ketakutannya. Takut? Iya, pasti. Ia sudah menampar wajah seorang bos. Ia tau bos, karena untuk menemui nya saja Gadis itu sampai harus menuju ke puncak tertinggi. Dan meminta ijin di sana sini.

"Apa anda memiliki keterbelakangan EQ?"

"Pppfffftt....." Di ambang pintu Veloz menutup mulut nya menahan tawa. Roxy langsung memberinya tatapan tajam.

Veloz menyaksikan bagaimana Roxy mendapatkan sebuah tamparan keras di wajahnya. Masih juga mendapatkan makian yang sangat menggelitik untuk membuat Veloz tertawa. Dari tempat Roxy berdiri, tatapan sadis terarah pada sang asisten setia hingga Veloz bergidig.

Roxy terdiam memandang gadis di depannya yang bermata indah namun menatap dengan menyalang dan sembab.

Gadis itu berjalan melewati Roxy begitu saja. Lalu pergi keluar dari ruangan Roxy.

"Haruskan aku melakukan sesuatu padanya?" Tanya Veloz yang terpaksa menyingkir dari ambang pintu saat gadis itu lewat tanpa dirinya mencegah.

Roxy menatap pada bungkusan makanan di meja tamu nya. Lalu tersenyum tipis.

"Dia akan datang padaku!"

_________

Roxy menatap pintu ruangannya. Menunggu sang gadis membuka kembali pintu itu dengan Duduk bersandar pada meja kerja.

"Kenapa dia belum juga kembali." Gumam Roxy melihat jam di lengannya.

"Tunjukkan cctv padaku."

Veloz mengangsurkan tablet yang memantau cctv pada sang bos. Roxy mengecek setiap cctv yang memantau setiap sudut yang mungkin di lewati gadis itu.

Roxy tertegun melihat sang gadis hanya mematung di depan lift. Keningnya berkerut.

"Apa yang dia lihat? Kenapa menatap begitu lama ke arah itu?" Pikir Roxy. Ia lalu mengecek CCTV ke sisi yang menjadi pusat Gadis itu melihat.

"Tidak ada apapun disana." Gumam Roxy. "Mungkin beberapa saat sebelumnya."

Roxy serius melihat tablet nya, Veloz yang penasaran ikut Melihat tablet bos. Namun ia tetap tak mengerti. Keduanya terlalu fokus pada tablet hingga terdengar suara pintu yang di buka dengan kasar.

BRAK!

Roxy dan velos terlonjak kaget menatap ke arah pintu. Di ambang pintu, gadis cantik itu berdiri di belakangnya sekertaris Roxy menyusul dengan wajah tegang dan takut.

"Nona, kamu nggak bisa melakukan ini!" Tegur sekretarisnya gugup lalu menunduk pada Roxy yang masih terlihat kaget."Maaf tuan saya akan memanggil keamanan."

"Tidak perlu." Ucap Roxy begitu tersadar. Lalu mengibaskan tangannya.

"Saya kembali untuk mengambil uang yang terlewat." Ucap gadis itu.

"Masuklah."

Dengan ragu gadis itu masuk dua langkah lalu berhenti begitu saja dan menengadahkan tanganya.

"Uang nya tuan."

"Bagaimana ya, aku berubah pikiran setelah kau kau menamparku tadi. Jadi bawa pulang saja barangnya."

"Apa? Anda sudah memesannya, bagaimana bisa membatalkan begitu barang sudah sampai di sini!" Dada gadis itu naik turun karena emosi.

Roxy berjalan mendekat. "Aku belum menyentuhnya."

"Tapi anda sudah memesannya, lagi pula bagaimana saya tau anda belum menyentuhnya?"

"Itu salahmu kenapa main pergi saja."

Gadis menahan amarahnya, terlihat tangannya yang menggenggam erat hingga buku-buku jarinya tampak memutih.

"Berikan saya uangnya. Saya yakin itu pasti bukan uang yang banyak, mengingat anda CEO dari perusahaan sebesar ini."

Roxy mengambil dompetnya, lalu mengeluarkan beberapa lembar uang merah. Mendekatkan nya ke tangan Gadis itu, namun segera menariknya begitu tangan mungil itu hendak mengambilnya. Gadis itu menatap tajam pada Roxy.

"Dengan satu syarat. Jadilah wanitaku. Maka tidak hanya uang ini yang kamu dapatkan."

Gadis itu tampak beremosi. Lalu menarik nafas panjang,

"Saya ambil kembali saja barangnya." Sembari melangkah mendekati meja. Namun lengannya tertahan oleh tangan Roxy.

"Kenapa? Kenapa kau lebih memilih merugi dari pada menjadi wanitaku? Apa aku begitu buruk? Kau akan dapatkan semuanya jika menjadi wanitaku." Ucap Roxy yang tercabik harga dirinya karena mendapat penolakan dari gadis biasa. Padahal dialah yang selama ini di kejar bahkan oleh artis papan atas seperti Xenia sekalipun.

Gadis itu menarik kasar tangannya hingga terlepas.

"Saya tidak tertarik." Lalu ia melanjutkan langkahnya dan mengambil kembali kantong-kantong yang berada diatas meja. Lalu berbalik.

Roxy merasa sangat terhina, menarik lagi tangannya sang gadis.

"Aku sudah merendahkan diri meminta mu menjadi kekasihku. Kenapa kau masih tidak mau?"

"Saya, sudah menikah, saya memiliki seorang suami dan seorang anak."

"Apa?" Roxy tercengang. Rasanya dunianya runtuh begitu saja. Saat gadis yang berhasil membuatnya tergugah justru sudah memiliki anak dan suami.

Apakah dia akan menjadi pria yang merebut istri orang?

Terpopuler

Comments

Carlina Carlina

Carlina Carlina

roxy 🤦🤦🤭main jadi wanita ku ajasediki dulu dong istri irang tuh 😂😂😂😂

2024-10-04

1

Novika Riyanti

Novika Riyanti

jangan ketawa 😂😂😂😂

2023-11-23

0

Novika Riyanti

Novika Riyanti

lah kapok😂😂

2023-11-23

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 bab 2
3 bab 3
4 bab 4
5 Bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 bab 15
16 bab 16
17 bab 17
18 bab 18
19 bab 19
20 bab 20
21 bab 21
22 bab 22
23 bab 23
24 bab 24
25 bab 25
26 bab 26
27 bab 27
28 bab 28
29 Bab 29
30 bab 30
31 bab 31
32 bab 32
33 bab 33
34 bab 34
35 bab 35
36 bab 36
37 bab 37
38 bab 38
39 bab 39
40 bab 40
41 bab 41
42 bab 42
43 bab 43
44 bab 44
45 bab 45
46 bab 46
47 bab 47
48 bab 48
49 bab 49
50 bab 50
51 bab 51
52 bab 52
53 bab 53
54 bab 54
55 bab 55
56 bab 56
57 bab 57
58 bab 58
59 bab 59
60 bab 60
61 bab 61
62 bab 62
63 bab 63
64 bab 64
65 bab 65
66 bab 66 • dua satu plus plus •
67 bab 67
68 bab 68
69 bab 69
70 bab 70
71 bab 71
72 bab 72
73 bab 73
74 bab 74
75 bab 75
76 bab 76
77 bab 77
78 bab 78
79 bab 79
80 bab 80
81 bab 81 - Semi
82 bab 82
83 bab 83
84 bab 84
85 bab 85
86 bab 86
87 bab 87
88 bab 88
89 bab 89
90 bab 90
91 bab 91
92 bab 92
93 bab 93
94 bab 94
95 bab 95
96 bab 96
97 bab 97
98 bab 98
99 bab 99
100 bab 100
101 bab 101
102 bab 102
103 bab 103
104 bab 104
105 bab 105
106 bab 106
107 bab 107
108 Bab 108
109 bab 109
110 bab 110
111 bab 111
112 bab 112
113 bab 113
114 bab 114
115 bab 115
116 bab 11 6
117 bab 117 • bagian akhir •
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1
2
bab 2
3
bab 3
4
bab 4
5
Bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
bab 15
16
bab 16
17
bab 17
18
bab 18
19
bab 19
20
bab 20
21
bab 21
22
bab 22
23
bab 23
24
bab 24
25
bab 25
26
bab 26
27
bab 27
28
bab 28
29
Bab 29
30
bab 30
31
bab 31
32
bab 32
33
bab 33
34
bab 34
35
bab 35
36
bab 36
37
bab 37
38
bab 38
39
bab 39
40
bab 40
41
bab 41
42
bab 42
43
bab 43
44
bab 44
45
bab 45
46
bab 46
47
bab 47
48
bab 48
49
bab 49
50
bab 50
51
bab 51
52
bab 52
53
bab 53
54
bab 54
55
bab 55
56
bab 56
57
bab 57
58
bab 58
59
bab 59
60
bab 60
61
bab 61
62
bab 62
63
bab 63
64
bab 64
65
bab 65
66
bab 66 • dua satu plus plus •
67
bab 67
68
bab 68
69
bab 69
70
bab 70
71
bab 71
72
bab 72
73
bab 73
74
bab 74
75
bab 75
76
bab 76
77
bab 77
78
bab 78
79
bab 79
80
bab 80
81
bab 81 - Semi
82
bab 82
83
bab 83
84
bab 84
85
bab 85
86
bab 86
87
bab 87
88
bab 88
89
bab 89
90
bab 90
91
bab 91
92
bab 92
93
bab 93
94
bab 94
95
bab 95
96
bab 96
97
bab 97
98
bab 98
99
bab 99
100
bab 100
101
bab 101
102
bab 102
103
bab 103
104
bab 104
105
bab 105
106
bab 106
107
bab 107
108
Bab 108
109
bab 109
110
bab 110
111
bab 111
112
bab 112
113
bab 113
114
bab 114
115
bab 115
116
bab 11 6
117
bab 117 • bagian akhir •

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!