Tidak Hadir

Berpura-pura tersenyum itulah yang dilakukan Shui Murren. Direktur Utama yang bermartabat seakan tidak ada saat ini. Dirinya menjadi bahan tertawaan di hari pernikahannya. Matanya menelisik menatap ke arah Kara.

Benar-benar kesal rasanya, hingga tiba saatnya. Kain tipis yang menutupi wajahnya dibuka, pemuda itu terlihat ragu. Menelan ludahnya berkali-kali.

"Cium!"

"Cium!"

"Cium!"

Teriak orang-orang, Kara menghela napas kasar. Demi tujuannya segalanya akan dilakukan olehnya. Memanfaatkan wanita cacat ini, menjadi kaisar kemudian mendepaknya setelah menemukan Fu.

Benar-benar rencana yang sempurna. Kening wanita itu dikecupnya."Aku mencintaimu," bisik sang siluman mengumbar kata cinta.

Wanita itu mengenyitkan keningnya."Mencintai uang dan kekuasaan ayahku?" gumamnya menatap sinis, berpura-pura tersenyum.

Kara menghela napas kasar, wajah ini terlihat cukup rupawan dibandingkan dengan wajah manusia lainnya. Tapi mengapa wanita ini menolaknya? Kesal, berusaha untuk tersenyum. Pada akhirnya pernikahan itu berjalan dengan baik, mendapatkan tepukan tangan orang-orang kala buket bunga dilempar oleh mempelai wanita.

*

Pria yang mengikuti istrinya? Itulah yang dilakukannya, menatap Shui mengerakkan kursi rodanya seorang diri. Hingga seorang pelayan membukakan pintu untuknya, membantunya duduk di kursi penumpang bagian belakang.

Bug!

Pintu mobil kembali ditutup oleh sang pelayan.

Kara menghela napas kasar."Bagaimana cara membuka tandu besi ini?" gumamnya, meraba-raba bagian jendela mobil dan pintu.

Hingga tiba-tiba Shui kembali membukakan pintu dari dalam mobil."Cepat masuk! Sebelum kamu mempermalukanku lebih banyak lagi. Atau kamu mau keluar dan berkencan dengan Sonya?!" geramnya, menatap orang-orang yang juga ada di tempat parkir.

Kara mulai masuk, matanya menelisik, entah hawa dingin dari mana. Namun, suhu di dalam tandu memang lebih dingin. Apa ada arwah penasaran atau siluman lain? Itulah yang ada di fikirannya. Seorang pemuda yang belum mengerti tentang keberadaan AC mobil.

Menelan ludahnya tidak dapat mencium bau iblis. Mulai duduk di samping Shui Murren.

"Jangan seperti anak kecil! Pakai sabuk pengamanmu!" Kata-kata dingin dari istrinya.

Sabuk pengaman? Yang ada dalam bayangan Kara adalah sabuk dari kain yang digunakan pada jubah pakaian jaman dulu. Matanya menelisik tapi gengsi untuk bertanya.

Tidak ada sabuk disana.

Shui melirik ke arahnya, memakaikan sabuk pengaman."Aku tahu kamu tidak tulus untuk menikah denganku. Setidaknya jangan pura-pura bodoh atau membuat masalah denganku nanti. Jadilah suami yang baik satu atau dua tahun, setelah itu kita akan bercerai."

"Kamu tidak bisa berdiri? Apa diracuni? Awalnya aku fikir kursi yang kamu duduki adalah tandu. Tapi ternyata bukan, jadi apa kamu kesulitan berjalan? Penyebabnya racun?" tanya Kara padanya, membuat Shui terdiam sejenak.

"Jangan berpura-pura baik. Dasar sok tahu! Aku mengalami kelumpuhan sejak usiaku 10 tahun karena panas tinggi. Tidak ada hubungannya dengan keracunan." Ucap Shui meraih phonecellnya, mulai memasang earphone di telinganya. Memejamkan matanya seakan ingin menghilangkan semua beban hidupnya.

Kara mengenyitkan keningnya, jemari tangannya bergerak. Ingin mengeluarkan racun dari dalam tubuh Shui. Namun hanya seberkas sinar dari tangannya. Menghilang dengan cepat, seluruh kemampuannya sebagai siluman tidak terkumpul, setelah masuk ke dalam tubuh Kara.

Pria itu menghela napas kasar."Aku bisa membantumu agar dapat berjalan kembali,"

"Kenapa ingin membantuku?" tanya Shui, melepaskan earphonenya.

"Karena aku mencintaimu, ingin bersama denganmu," goda sang siluman penuh tipu daya.

"Liar (pembohong)! Siapa yang percaya orang yang ingin bunuh diri satu hari sebelum hari pernikahannya, mencintai istrinya?!" Shui tertawa kecil kembali mengenakan earphonenya.

Kara terdiam sejenak, menatap derasnya air hujan yang mulai turun. Dirinya harus mencari cara untuk kembali meningkatkan kemampuannya. Dari pada bergantung pada wanita br*ngsek tidak tahu malu ini.

Hingga, sesuatu yang aneh di tatapnya. Seorang pria yang mengeluarkan aura suram. Bagaikan putus asa dalam hidupnya, mengundang beberapa iblis tingkat rendah untuk keluar.

Iblis yang tidak dapat terlihat oleh manusia, berbisik di sampingnya. Kemudian memasuki tubuhnya.

Mungkin ada sedikit peluang untuk mendapatkan kemampuannya kembali. Menyerap jantung iblis, itulah yang akan dilakukannya.

Pemuda yang tiba-tiba membuka pintu mobil dalam keadaan mobil yang melaju. Tubuhnya terguling di aspal, kemudian bangkit dengan cepat mengejar pria yang mengeluarkan aura suram.

"Kara! Kara! Kara! Setelah ini acara resepsi pernikahan kita! Jangan membuatku malu! Suami br*ngsek!" teriak Shui dari dalam mobil, menatap suami yang baru dinikahinya melarikan diri.

Benar-benar Direktur Utama perusahaan besar yang akan dipermalukan oleh suami tengilnya.

*

Kara berlari dengan cepat, matanya menelisik mengamati apa yang akan dilakukan sang pria. Dan benar saja, tas seorang wanita ditarik paksa olehnya. Sang wanita yang ingin mempertahankan tasnya, punggung tangannya disilet, hingga mengeluarkan darah terluka cukup dalam.

Sang pria yang baru saja mencopet berlari dengan cepat menembus kerumunan orang-orang.

"Makanan!" gumam Kara tersenyum, mengejar sang pria.

Kemampuan fisik yang lemah, membuat napas Kara terengah-engah. Benar-benar menyebalkan tubuh yang ditempatinya sangat lemah. Siluman yang telah berumur ratusan tahun itu, melompati tangga penyeberangan yang cukup tinggi. Hampir kehilangan sang pencopet.

Berlari secepat yang dirinya bisa, hingga sampai di gang sempit. Iblis kecil dengan mata yang hitam sempurna, kulit putih pucat bagaikan menggunakan bedak tepung masih ada di punggung sang pria yang bertubuh lebih besar darinya.

"Sudah seperti ini, lebih baik bunuh saja. Jika tidak kamu akan masuk ke penjara. Ingat di penjara tidak akan ada judi atau wanita cantik..." bisik sang iblis kecil.

Pria yang bagaikan terpengaruh. Fikiran yang kosong, keserakahan membuatnya mendengarkan saran yang dianggapnya sebagai ide cemerlang.

Kara diserangnya, menggunakan cutter. Walaupun memiliki fisik yang lemah, namun teknik bertarung Junichi tidak berkurang sama sekali. Dengan cepat memegang pergelangan tangan sang pencopet, memukul menggunakan sikunya.

"Bocah! Kamu masih terlalu muda," ucapnya tersenyum menyeringai.

Sang pencopet berusaha kembali menyerang. Tapi dengan cepat Kara mengambil sebuah balok kayu. Memukul bagian tulang kering dan kepala pria tersebut hingga tidak sadarkan diri.

Kara bergerak mendekat, tersenyum pada iblis yang beringsut mundur ketakutan."Kamu dapat melihatku?"

Pemuda itu mengangguk kemudian tersenyum."Iblis kecil, maaf perjalananmu sudah berakhir,"

Kara mencabik jantung berwarna biru menyala dari tubuh iblis kecil. Menyerap auranya jantung berwarna biru di tangannya mulai menghilang.

Begitu juga dengan tubuh iblis kecil yang lenyap menjadi kepulan asap.

Kara membuka matanya, sejenak bola mata itu memerah. Apa kemampuan yang didapatkannya dari menyerap energi iblis kecil?

Matanya menelisik, huruf-huruf, dari masa depan yang tidak dimengertinya. Perlahan entah kenapa dapat diserap olehnya. Kemampuan menyerap pengetahuan? Itulah yang didapatkannya.

Wajahnya tersenyum, mungkin cepat atau lambat semua kemampuannya akan kembali seperti dulu sebelum dirinya tersegel. Pria yang berjalan mulai mencari gedung tempat resepsi diadakan. Gedung yang jaraknya beberapa kilometer dari tempatnya berada saat ini.

*

Pintu dibukakan oleh dua orang pelayan. Tidak ada mempelai pria. Shui Murren hanya masuk ke ruangan seorang diri. Mendapatkan cibiran dari orang-orang.

Terutama Sonya, yang mendekatinya berpura-pura mencemaskan kakaknya, namun sejatinya mempermalukan mengingat volume suara Sonya yang sengaja ditinggikan."Kakak, dimana Kara?! Aku dengar-dengar dia mencoba bunuh diri satu hari sebelum pernikahan. Apa dia melarikan diri?! Aku akan meminta pengawal ayah untuk---" Kata-katanya disela.

"Tidak perlu berpura-pura peduli. Adikku yang cantik, duduk dengan tenang, mencoba beberapa pria di luar sana. Atau kamu mau aku memblokir kartu kreditmu?" tanya Shui.

Lebih banyak lagi orang-orang yang membicarakan Shui Murren, karena kaburnya mempelai prianya.

Shui mulai mengerakkan kursi rodanya ke atas panggung ballroom.

"Sebelumnya aku minta maaf, mempelai priaku tiba-tiba terkena wabah kolera, disertai dengan disentri dan buang air besar tidak terkendali!" Kata-kata dari sang istri yang seakan mengutuk suaminya."Untuk itu, jika ada yang berani membuat berita tidak benar, atau merusak nama baikku. Aku akan mengeluarkannya dari lingkungan kerjasama Murren Group."

Beberapa kalimat yang membuat semua orang terdiam ketakutan. Itulah Shui Murren, wanita yang tidak mudah tunduk atau ditakutkan. Direktur Utama dari Murren Group.

Terpopuler

Comments

RahaYulia

RahaYulia

aneh kmu tuh ya, penghianatan pacar sma kk nya kara aja tau tp perkmbangan zaman g tau apapun

2024-08-12

0

Lovesekebon

Lovesekebon

Sepertinya reinkarnasi Fu 🤔☺️

2023-02-21

0

Herlan

Herlan

lalu Fu reinkarnasi juga kah?

2022-12-04

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!