Greatest Husband

Greatest Husband

Kematian

"Sudah ditakdirkan manusia dan siluman tidak akan mungkin berjodoh. Tidak akan dapat bersama,"

Bayangan seseorang wanita yang tengah memakai pakaian merah terlihat. Benar-benar terlihat cantik, rambut yang ditata indah. Putri seorang bangsawan yang akan dikirim ke istana, sebagai selir sang kaisar.

Wanita yang terdiam dengan raut wajah tanpa ekspresi. Menyembunyikan bekas luka cambukan di balik jubah indahnya. Tidak boleh menangis, tepatnya tidak diijinkan menangis.

Usia yang masih terlalu muda, 15 tahun. Namun pada masa itu merupakan usia yang wajar untuk memiliki keturunan. Alunan musik, para dayang, semua dipersiapkan untuk menyambut selir yang langsung diangkat mendapatkan gelar tertinggi. Selir tingkat pertama dengan posisi langsung berada di bawah Ratu.

Namun setetes air mata gadis cantik dalam tandu itu mengalir, rambut panjangnya tertata berhiaskan emas. Cincin giok hitam terpasang di jari telunjuknya. Hadiah dari sang kekasih yang memintanya untuk menunggu.

Hingga gerbang besar istana terbuka. Tandu diturunkan tepat di hadapan tangga yang begitu tinggi. Ukiran naga berada tepat di tengahnya. Seorang pria memakai pakaian kaisar, berada di atasnya. Tersenyum mendapati akhirnya wanita ini tunduk padanya. Wanita yang pada awalnya menolak menjadi salah satu selirnya.

Sang wanita melangkah dengan kaki gemetar, tangannya mengepal memberanikan diri. Berlutut memberi hormat di hadapan sang kaisar.

"Sebelum hamba memasuki istana dan resmi menjadi seorang selir. Hamba ingin mempersembahkan sebuah tarian untuk menyenangkan hati yang Mulia," ucapnya, masih berlutut di bawah tangga. Jemari tangannya mengepal air matanya tidak henti-hentinya mengalir. Muak dengan kehidupan ini.

"Kamu pasti sangat senang akan menjadi selir kesayanganku bukan? Silahkan," perintah sang kaisar.

Wanita yang mulai menari dengan kakinya yang lemah, setelah berlutut berjam-jam di altar leluhur. Sedikit pakaiannya tersingkap terdapat banyak bekas luka disana. Semua terjadi hanya karena dirinya tidak ingin masuk ke istana. Seluruh tubuhnya dipukuli ayahnya, dipaksa berlutut oleh ibunya, berharap putrinya tersadar dari pengaruh kekasih yang hanya menemuinya setiap malam. Terkena bujuk mantra siluman? Semua orang membicarakannya.

Namun tidak? Apa ini sihir? Entahlah, hati gadis itu terasa sakit, bergerak menari gaun panjangnya melambai. Wajah dingin tanpa ekspresi, meraih pedang dari salah seorang kasim. Melakukan tarian pedang, gerakan lincah namun anggun. Segalanya masih diingat olehnya. Seorang kekasih yang menangkapnya kala jatuh dari tembok tinggi rumahnya, memakan apel diatas pohon bersamanya, saling berpegangan tangan, mengajarinya banyak hal menarik.

"Aku mencintaimu...maaf,"

Hingga pada akhir tariannya.

Srak!

Wanita itu menusuk jantungnya sendiri, darah keluar dari mulutnya, mungkin luka robekan yang juga mencapai paru-parunya. Senyuman samar terlihat di tubuhnya yang roboh.

"Nona Fu!" teriak orang-orang dalam kepanikan. Darah mengotori cincin giok hitam pemberian kekasihnya.

"Sudah aku bilang sejak dulu manusia dan siluman tidak ditakdirkan bersama. Tapi pada akhirnya aku tetap hanya dapat mencintaimu," gumamnya tersenyum dengan air mata mengalir. Napas yang mulai menghilang meninggalkan tubuh tanpa jiwa di dalamnya. Darahnya membasahi tubuhnya, yang kini telah mendingin.

Puluhan bulu berwarna hitam entah muncul dari mana. Terjatuh perlahan menampakkan sinar kebiruan, seakan sang pemuda mengetahui kematian kekasihnya. Namun tidak dapat berbuat apapun.

*

Puluhan prajurit berkumpul di depan sebuah gua dipimpin seorang cenayang. Pintu depan gua disegel kertas mantra, seorang pemuda ada di dalamnya dalam keadaan terluka parah."Fu," gumamnya, dengan air mata yang mengalir."Fu! Jangan mati!" teriaknya dalam tangisan.

"Ini hari ke 99 dari pertapaannya. Pertapaannya sudah diganggu! Dia tidak mempunyai kemampuan sihir! Lemah seperti manusia biasa! Ikuti perintah kaisar! Bakar!" perintah sang cenayang.

Jerami, kayu bakar, bahkan bubuk mesiu yang didapatkan dari negeri lain digunakan prajurit. Api dinyalakan, gua terbakar hebat, tubuh siluman yang baru gagal dalam pertapaannya itu perlahan terlalap api.

Mata yang terpejam berusaha tersenyum.

Bulu-bulu hitam yang melayang terlepas dari sayapnya. Menggunakan energi terakhirnya, hingga sampai ke tubuh kekasihnya, seolah ingin mengatakan perpisahan. Mungkin ratusan tahun jiwanya akan tersegel.

"Jika ada kesempatan kedua, menguasai dunia, menjadi kaisar akan menjadi tujuanku. Agar tidak ada yang menghalangi kita untuk bersama..."

Bulu-bulu yang menghilang kala mencapai tubuh kekasihnya. Hujan salju pertama musim itu mulai turun, janji adalah sebuah janji. Hingga mungkin membutuhkan waktu ratusan tahun, agar mendapatkan kesempatan memenuhi janjinya.

*

Saat ini, 500 tahun kemudian.

Seorang pemuda bernama Kara tersenyum-senyum sendiri memakai earphonenya. Matanya menelisik menatap seorang kakek tua yang telah usai menceritakan cerita sedih jaman dahulu.

"Lepas earphonemu! Ini cerita nyata!" ucap kakek tua yang merupakan paman jauhnya. Seorang cenayang yang usianya mungkin sudah sekitar 90 tahun.

"Iya! Iya! Paman begitu berisik! Siluman? Hantu? Semuanya tidak pernah ada! Itu semua hanya mitologi! Ini sudah 2022 kita harus rasional! Cerita Youtuber tentang kasus kriminal lebih menarik!" kesal Kara, menatap tajam ke arah pamannya yang dianggap kolot.

Paman Shim menghela napas kasar. Mulai bangkit berjalan menggunakan tongkatnya. Sebuah tongkat yang terbuat dari kayu mahoni.

"Jaga dirimu baik-baik. Paman dengar harga saham perusahaan ayahmu anjlok. Dia orang yang akan melakukan apapun demi uang," gumam sang paman melangkah pergi, dibantu seorang perawat. Paman yang paling menyayanginya, tinggal terpisah dengannya.

Kara kembali menggunakan earphonenya, mendengarkan musik sambil membaca komik. Anak bungsu dari tiga bersaudara yang tidak memiliki keahlian sama sekali. Mungkin hanya wajah tampan saja yang merupakan kelebihannya.

Memiliki dua orang kakak yang sempurna dari segala sisi, membuat hidupnya terlalu santai. Dihina oleh ayahnya merupakan hal yang biasa baginya, menjadi benalu keluarga yang bahagia. Bahkan sudah berusia 28 tahun namun belum juga berhasil menempuh pendidikan S1, hanya bermain-main di kampus. Tidak pintar sama sekali, menjadi mahasiswa abadi.

Namun hidup bukan soal kesenangan saja bukan?

Ada kalanya dirinya diharuskan berkorban untuk keluarganya. Seperti malam ini, ayahnya mengundang keluarga Murren yang memiliki status lebih tinggi dari keluarganya.

Kara diam-diam menjalin hubungan kasih dengan Sonya Murren, anak luar keluarga Murren, hanya seorang anak dari wanita penghibur. Wanita cantik, yang berprofesi sebagai model, mata Kara sesekali melirik ke arah kekasih yang disembunyikannya.

Bukan hanya Sonya Murren yang hadir, kedua orang tua mereka dan juga hadir, serta Shui Murren, sang anak kandung. Kakak dari Sonya Murren.

Wanita yang hanya duduk di kursi roda, anak dari sang istri sah. Wanita kaku yang hanya fokus mengurus perusahaan keluarganya. Tidak peduli pada apapun lagi.

Mengapa kakinya dapat lumpuh? Ada rumor yang menyebutkan karena sebuah penyakit aneh yang tidak dapat disembuhkan hingga kini.

Atmaja Murren, ayah dari Sonya dan Shui memulai pembicaraannya.

"Jadi ini yang namanya Kara? Calon menantuku benar-bebar tampan. Shui apa kamu menyukainya? Dia akan menjadi suami yang baik untukmu," ucap sang ayah pada anak kesayangannya.

Semua orang terdiam membulatkan matanya. Termasuk Kara, jemari tangannya mengepal. Mengapa harus dijodohkan dengan Shui? Yang dicintainya adalah Sonya.

Farhan (ayah Kara) tertawa."Tentu saja, mereka akan cocok. Walaupun Kara belum lulus S1 tapi dia akan setia, seumur hidupnya akan menjaga Shui dengan baik,"

Brak!

Kesal? Tentu saja, pemuda yang sudah tidak tahan lagi menggebrak mejanya."Ayah ingin menikahkan aku dengan wanita lumpuh?! Wanita menjijikkan yang mungkin memakai Pampers dewasa! Jika menikah dengan wanita seperti ini, aku harus mengurusnya buang air kecil dan bahkan buang air besar! Apa ayah ingin menghancurkan hidup putra ayah sendiri!" bentaknya.

Shui yang mendengar semuanya, meletakkan garpu dan pisaunya. Menghentikan makannya sejenak. Sudah diduga olehnya ini akan terjadi. Tidak menyadari, senyuman diam-diam menyungging di wajah Sonya. Benar-benar pria bodoh yang dimanfaatkan untuk menyakiti hati kakaknya.

Mendekati Kara begitu mendengar perjodohan kakaknya. Dan benar saja, pria itu menolak untuk menikah dengan wanita lumpuh.

Plak!

Suara tamparan terdengar, tamparan yang dilayangkan Farhan pada putranya."Kamu anak tidak berguna! Lihat kakak-kakakmu! Defan menjadi dokter spesialis memiliki rumah sakit sendiri, Karrel membantu ayah di perusahaan! Kamu apa?! Usia sudah 28 tahun. Tapi lulus kuliah saja belum. Seharusnya kamu bersyukur dan kagum pada Shui! Dia memimpin Murren Group di usia muda!"

"Tapi tetap saja hanya wanita cacat! Aku tidak akan menikah dengannya! Kenapa tidak dengan Sonya saja! Dia sempurna dan lebih cantik! Aku mencintainya!" teriakannya menggema.

"Cukup! Kembali ke kamarmu!" bentak Farhan, menatap tajam pada putranya.

"Wanita cacat! Sampai matipun aku tidak akan mencintai atau menikah denganmu!" cibir Kara, berjalan pergi ke lantai dua.

Jemari tangan Shui mengepal tertunduk seorang diri. Menatap ayahnya dan Farhan yang tertawa, seakan tidak mempedulikan segalanya. Suami yang tidak mencintainya, sudah diduga olehnya. Semua pria sama saja.

Seekor burung gagak, bertengger di atas pohon, pertanda kematian yang akan segera terjadi. Bagaikan menantikan bau bangkai yang akan tercium menyengat.

Terpopuler

Comments

Afrilho

Afrilho

🙋🙋🙋 hadirrr

2024-07-30

0

Lovesekebon

Lovesekebon

Hadir menyimak Thor 🥰🥰

2023-02-21

0

Putri Nunggal

Putri Nunggal

apa iya gitu, gimana kalau author berkehendak lain malah membuat mu bucin

2023-01-02

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!