Tertukar

Memulai rute pada kota kecil di sisi pantai timur Sisilia, di sinilah mereka berpijak. Menikmati sarapan di restoran kecil, di mana langit menyambut cerahnya hari pagi itu.

Memang tak rugi bila menjadikan Sisilia sebagai destinasi bulan madu, seperti kata Leo kemarin.

Taormina, dikenal sebagai kota bukit menawan yang menjadi sarang dari resort-resort mewah wisata utama di Sisilia.

Tempat ini juga merupakan tujuan wisata para turis yang menyukai aroma pantai. Di tempat ini pula, pengambil film The Godfather yang disutradai Francis Ford Coppola itu dilakukan.

Semilir angin, jalan ber batu yang tak rata, gang sempit, bangunan-bangunan tua yang menjulang kokoh, serta warga yang saling menjaga kebersihan lingkungan menjadi kekhasan utama yang dijumpai saat pertama menginjakkan kaki di sana.

Sungguh, terlalu sayang rasanya bila melewatkan hari di Sisilia jika hanya mendekam di dalam penginapan.

Sembari menunggu Leo, mereka menikmati arancini dan cannolo. Sarapan pagi khas pulau Sisilia yang sering disebut memiliki rasa terbaik di Mediterania, dan terkenal di seluruh dunia karena kelezatannya.

Memilih meja di teras Restoran, yang menghadap langsung pada tebing curam. Terlihat turis-turis berbikini tengah bermain air pada bibir pantai.

Benar-benar pagi yang menakjubkan.

Pasti menyenangkan di bawah sana. Diero La Martin-si Uncle-Mesum pun mulai berandai-andai.

"Kita menunggunya?"

Zaneta mengangguk. Menyapukan sisa vanilla yoghurt pada sudut bibir dengan tisu. "Berjumpa di pantai saja katanya."

"Yess ...." Diero berdesis puas. 'Cuci mata'— ah, maksudnya ia tak sabar untuk bermain air.

Sudah tak sabar lagi baginya untuk menceburkan diri pada riakan biru itu, katanya.

Liar mata itu terkadang diperlukan untuk bertahan hidup.

Dalam wajah tenang, Zaneta menyimpan kegusaran. Orang-orang di sekitar restoran sejak tadi tak ayal menjadi titik kecurigaannya.

Ck, kegugupan ini benar-benar tak mendasar.

"Aku ke toilet dulu ...." Zaneta merogoh goodie bag sebelum beranjak. "Tolong bayarkan, Uncle."

"Oh," patuh sang Uncle. Ditelapaknya telah terletak ATM card bertuliskan bank Italia.

Bukannya ingin pamer atau apa, Zaneta memang lupa membawa uang tunai tadi. Untung saja disini tersedia pembayaran lewat rekening di tempat itu.

Mengharap pada sang suami? Tidak, tidak.

Jangankan mau membayar, hanya menumpang hidup untuk beberapa waktu ke depan di Sisilia saja sudah syukur. Ingat itu.

Setelah Zaneta bergegas ke toilet, Diero pun masuk ke ruangan. Mencari meja kasir untuk melakukan transaksi.

Sesekali ia melempar lirikan pada beberapa gadis blonde di meja ujung. Genit dan tak tahu diri-lengkaplah sudah. Hah!

Sudahlah, pria lajang yang setia itu hanyalah sebuah wacana kuno.

"Grazie ...." Diero hampir berbalik setelah menerima kartu kembali. Namun, tunggu.

Tubuhnya mematung sebentar, memeriksa kembali ATM card ditangannya yang kini... berbeda warna?

Sial, ini bukanlah miliknya—milik Zaneta maksudnya.

Lalu?

Menyadari ada seorang pria bertubuh tegap yang melakukan transaksi sebelum dirinya, Diero pun melempar lirikan. "Pardon."

Ck, dalam hati ia menyesal tak mencari tahu sedikit bahasa Italia.

Pria bertopi serta bermasker hitam itu pun menoleh, tertegun setelah baru akan memasukkan kartu pada dompet.

Meskipun tak begitu jelas, tetapi mata itu menyambut tatapan Diero.

Mengingatkannya pada orang-orang yang sering ia jumpai di tanah kelahirannya.

"Your card... is mine." tunjuknya tak yakin.

Entah benar, entah Tidak penggunaan bahasanya ... masa bodoh lah.

Tertukar, maksudnya.

Lawan bicara Diero menaikkan sebelah alis, kembali berkutat pada dompet. Baru saja hendak menukarkan kartu, ia tertegun. Lamat.

kartu ini ... seperti tak asing rasanya. keraguan pun menghinggapi-

"Ehm!"

Deheman itu menyusul dengan tatapan mengusik dari sang Diero.

Pria itu pun tersadar kembali, lalu mengajak Diero untuk saling bertukar kartu.

Singkat saja, mereka pun berpisah arah. Diero kembali pada meja kosong, sementara pria bermasker itu keluar begitu saja kala dering telepon menginterupsi.

"Hampir tertukar." Diero menarik napas panjang atas keapesannya yang hampir terjadi.

Untung ia jeli tadi. Jika tidak, bisa mati dia mengganti rugi isi nominal pada rekening ini. Yang bahkan lima tahun gajinya di teater tidak akan cukup untuk menggantinya.

Bersambung ....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!