Bertemu

...|l'amore domina senza regole.| ...

...(Cinta mengatur tanpa peraturan)...

...^^^...

"Tak usah anggap serius semua ini, tak-"

"Tak usah-apa maksudmu? Kau sudah membuatku malu, hancur, lalu ... dengan mudahnya kau menyuruhku untuk tak menganggap serius semua ini?"

"Neta, jangan biasakan memotong ucapan ku. Aku punya alasan untuk ini. Please...." Si pria hampir saja tidak kuat menghadapi Zaneta.

"Kembali dan laksanakan pernikahan kita, hanya itu yang ku minta. Sulit?" tanya Zaneta keras kepala.

"Aku tak bisa, maaf."

"Haaaah!" Pekikan itu diikuti oleh tubuh yang baru saja terduduk.

Sial, lagi-lagi bunga tidur. Dan, apa lagi ini? Zaneta menyeka pipinya yang tiba-tiba basah, peluh pun turun mem basahi dahi.

Mimpi sialan. Zaneta menatap sekitar ruang tamu, sesekali memijit pelipis yang agak pusing. Bahkan ia tak mengingat apa pun yang ter jadi semalam.

Apa dia mabuk lagi? Ter akhir kali ia melalui hari, ya itu ... mendatangi Lindka dan ... ia lupa. Sungguh.

Ah, mungkin Lindka dan Alwar yang mengantarnya lalu membawanya tidur di sini.

Drrt...drrt....

Zaneta mencari sumber getaran itu, fokusnya pun teralih pada clutch hitam keluaran Chanel yang terletak di lantai tepat di dekat kakinya.

Isi tas kecil itu pun ia rogoh dengan malas, kemudian mengangkat satu kaki pada sofa.

Lindka?

"Ya, apa?"

"Oh? Sekarang? Tapi... aku belum mandi."

Zaneta menggigit bibir gusar. “Okay, beri aku waktu!" Ponsel itu pun ia campakkan pada selipan sofa. Rambutnya yang sudah acak sejak tadi semakin ia garuk tak karuan.

Tadi itu telepon dari Lindka, yang menyuruhnya untuk bergegas ke Cafe biasa.

Tumben sekali, sahabatnya itu membuat janji secara mendadak. Dan lagi ... ia mendengar seperti ada suara Alwar saat Lindka berbicara.

Ck, pasti 'dua merpati' itu mau menebar kemesraan lagi pada saat jam sarapan begini.

Air mata pun rasanya terlalu bosan untuk terkuras dari pelupuknya, Zaneta meratapi nasib me lajang nya untuk kesekian lagi.

"Ck, kenapa aku tiba-tiba ingin punya pacar lagi," racau Zaneta sembari beranjak malas ke kamar mandi.

...SUAMI BAYARAN...

Setengah dua belas siang di Cafe dekat Rumah Sakit tempat Alwar bekerja, Lindka dan Zaneta bertemu janji. Pada meja nomor sembilan, dua wanita itu duduk bersebelahan.

Zaneta belum tahu alasan jelas sahabatnya itu mengajak berjumpa di tempat ini. Ia pikir Lindka mengada-ada, rupanya sudah menunggunya sejak tadi.

Huft untunglah ini jam makan siang.

Dengan setelan kantor yang masih melekat, Lindka menyantap kudapan yang sudah terhidang. "Kau belum ke kantor Penerbit?"

Zaneta menggeleng lesu. “Aku ... pengangguran lagi. Maksudku, akan."

"Menjadi penulis itu susah, ya. Harus mengikuti mood."

"Entahlah." Frappucino dalam cangkir disesapnya pelan.

Biasanya frappucino melambangkan kebahagiaan dan energi setiap orang, karena terdapat krim dan gula dalam racikan itu. Namun, Zaneta menyangkal diri. Kopi semacam ini tidaklah cocok untuknya.

Americano yang pahit, pantas sekali dengan kesakitannya yang tak berujung. Ck, sial. Sampai kapan ia akan merenungi diri terus?

Alunan lagu Jazz era 1920 menggema halus memenuhi ruangan berdesain kayu tersebut. Orang-orang selain mereka mulai masuk keluar satu persatu.

Pasangan-pasangan muda berseragam kantoran mulai memilih meja untuk berdua. Di saat begini lah Zaneta kembali ber gundah-gulana.

"Kita menunggu Alwar, okay?"

"Kenapa harus menunggunya?"

Lindka me nyengir, kemudian membentangkan jas kantornya pada punggung kursi. "Tak apa. Tunggu saja."

Lagi-lagi Zaneta ber hela. Apa lagi ini? Ia paling malas disuruh tebak-menebak. Kembali ia berpangku tangan, dan ... jangan salahkan matanya karena menangkap hal membuatnya panas kali ini. "Lindka, bukankah itu...."

Lindka mengikuti arah pandang Zaneta-pada sepasang kekasih yang sedang memunggungi mereka di meja dekat pintu masuk.

Pria berambut hitam, ber bahu lebar, dan jika dilihat sekilas memang mirip sekali dengan...

"Bukankah itu ... dia?" Zaneta menoleh gusar pada Lindka. Hampir saja ia beranjak jika tak langsung dicegat oleh sahabatnya itu.

"Tidak. kau hanya salah lihat, Neta."

"Itu pasti dia, Lindka. Aku yakin sekali!" Zaneta ber desis tak sabar.

Lindka tak kalah ber desis. "Tidak, Neta! Kau salah lihat, percayalah padaku."

Serius. Sejak insiden buruk itu terjadi, Zaneta suka sekali membayangkan apa yang dilihatnya secara tidak-tidak.

Bukannya tak ingin memahami, tetapi Lindka tak ingin bila nanti Zaneta akan merugikan sekitar dengan sikapnya itu.

Zaneta mengenakan kacamata hitamnya lagi— item andalannya untuk menutupi air mata yang dengan mudahnya meluap akhir-akhir ini.

Pria di meja ujung berhasil membuat matanya sakit, terlebih saat dua orang itu saling berangkulan. Ingin sekali ia mengutuki para pasangan yang berada satu ruangan dengannya.

Tak bisakah mereka memahami ada makhluk yang baru saja patah hati di sekitar mereka?

Lonceng kecil pada pintu pun ber denting, membuat Lindka menoleh. Terdapat dua pria yang melangkahkan kaki ke arah meja mereka.

Untung saja cepat datang, Lindka bergumam lega.

"Hai, Neta ...," sapa Alwar dengan senyuman ringannya. Jas putih pada tubuh itu telah ditanggalkan, hanya tersisa kaus biasa.

Oh, membawa teman ternyata.

Zaneta tak bergeming, kepalanya masih dikurung oleh kecemburuan pada meja seberang.

Mendapati sapaan kekasihnya hanya dibalas angin, Lindka pun me nyikut Zaneta. "Neta, Alwar membawa teman. Aku pikir, dia bisa membantumu kali ini."

Barulah Zaneta terkesiap kecil, semacam niat tak niat kau bodoh, Neta. Seharusnya kau menyadari betapa tampannya sosok yang berhadapan denganmu sekarang.

Namun siapa peduli? Zaneta Romero masih dibayang-bayangi oleh figur mantan calon suami.

Kecanggungan mengisi meja itu, membuat 'tamu' Alwar melemparkan isyarat tak tenang. Merasa bahwa Alwar harus bertanggung jawab atas keadaan 'jangkrik' semacam ini.

"Oh... Neta, kenalkan ini Diero La Martin ... Teman kuliahku dulu."

Uluran tangan kaku dari Diero hanya dibalas deheman, Zaneta yang melipat tangan pada dada. "Zaneta Romero."

Sial. Diero kembali menarik tangannya. Biasanya para gadis tak akan menolak setiap uluran yang ia berikan, tapi untuk ‘j****g-gila' seperti ini harus dibuat pengecualian. Apa wanita itu tak ingat dengan apa pun yang terjadi semalam? Diero berhela samar.

"Dia ... orang yang ... ku maksud itu, Neta." Alwar menunjuk kaku pada Diero. "Ah, aku keluar sebentar. Ada telepon." Alwar menarik diri dari meja itu, lebih tepatnya keluar dari ruangan itu secara halus.

"Aku juga... ingin ke toilet." Lindka menyusul beberapa detik kemudian, menyisakan Zaneta dan lawan bicaranya pada satu meja yang sama.

Dan ini akan berujung tak baik sepertinya, membiarkan dua orang asing pada satu meja bukanlah hal yang baik. Terlebih mereka bukanlah pasangan yang dipertemukan oleh kencan-buta. Jadi....

"Baiklah, Zaneta. Aku diminta Alwar untuk-"

"Panggil aku Kakak ...," potong Zaneta ketus.

"Kau gila? Seharusnya kau yang panggil aku kakak."

"Wajahmu terlihat lebih muda lima tahun dariku."

"Oh, tentu saja. Wajahmu juga masih pantas memakai seragam murid Menengah Pertama."

"Jadi, kita memperdebatkan usia atau masalahku, Uncle?"

"Sialan. Cepat ceritakan masalahmu.“

Zaneta menyentuh pinggiran cangkir dengan telunjuknya. "Kau tak mencermati iklanku dengan baik rupanya, aku juga malas mengulang cerita. Jika kau benar-benar hanya ingin mempermainkanku, lebih baik segera angkat kaki dari tempat ini."

"Apa?" Rahangnya tak habis-habisnya menggertak.

Sumpah, baru kali ini ia mendapati seorang wanita 'gila tak beradab' seperti ini. Bahkan pernak-pernik mewah yang melekat pada tubuh wanita itu tak akan melunturkan image yang sudah terlanjur buruk di mata pria itu.

Dia gila.

BERSAMBUNG ....

So, aku cuma bisa up sehari sekali, sampai aku nggak sibuk lagi atau pekerjaanku selesai. Dan ini baru permulaan ya, enjoy aja dulu.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

ngos2an bacanya 🥴

2022-12-03

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!