Keluarga aneh bin ajaib

Gelagapan. Nidia langsung berjongkok, memunguti cepat lalu memasukkan kembali isi yang tadi berhamburan. Benar-benar lift si*lan.

Di saat itu pula, Zaneta keluar begitu saja. Sendal itu membuat ekor matanya benar-benar memanas kali ini. Ja*ang!

Lift masih terbuka, Zaneta sudah berjalan separuh koridor. Apa ada yang tertinggal tadi?

Langsung ia menoleh, mendapati Nidia yang langsung gelagapan di dalam lift. Mematung.

Ah, tak ada rupa nya. Kembali ia berhenti pada pintu apartemennya, dan melenyapkan diri pada celah pintu.

"Apa kau ada di sana?" Nidia menggertak. Geram. Lift yang hampir tertutup ia tahan untuk dibuka kembali, lalu memilih untuk keluar dari sana. Wajah cantik itu lebih merengut kali ini. Si*lan, berani bermain denganku rupanya?

***

Hampir empat jam Tuan Romero menghabiskan waktu bersama 'keluarga-kecil' itu. Beliau memang begitu jika sudah diambil hati, ingin tahu segalanya dan menarik diri untuk men dekat.

Dari berbagai celotehan itu pula, Diero sedikit memahami latar belakang keluarga kliennya yang 'aneh bin ajaib' itu.

Ruang TV kembali sepi, hanya dihuni oleh sepasang 'pengantin baru'. Tak ada hal lain yang Diero lakukan selain memperhatikan Zaneta yang membersihkan remah-remah makanan di karpet. Tubuhnya ia nyaman kan pada sofa, terlihat seperti tamu tak-tahu-diri sekarang. Malas.

"Untuk imbalan hari ini, ku transfer nanti malam."

"Hm." Diero meng angguk enteng. Setidak nya ia dapat makan gratis untuk jatah pagi-siang. Selamat.

Zaneta tiba-tiba ter tegun, mematikan vacuum cleaner yang berdengung. "Kenapa aku baru ingat... di depan pintu mu ada wanita tadi."

****! "APA?!" Sontak Diero ter bangun, sepertinya....

"Hm ...." Gantian Zaneta mengangguk enteng.

"Wanita ... wanita bagaimana maksudmu?" cercanya brutal. "C-ciri-cirinya?"

"Tinggi, berambut ikal sepunggung, busana terusan di atas lutut, dan-kau ...."

Pria itu langsung kabur menuju pintu. Sial, kenapa kencannya bisa terlupakan?!

Semakin gusar lah dia, takut-takut jika Nidia masih ada di luar sana. Dan jika itu benar-benar terjadi, maka ... Zaneta pun mem buntuti dengan langkah tergopoh-gopoh. "Kenapa? kau kenal?"

"Tentu saja! Dia...”“

'Sebelumnya aku ingin bertanya, apa kau sedang menjalin hubungan 'khusus'? Aku hanya tak mau terjadi hal yang merugikan nama baikku di kemudian hari'

"Dia ... apa?" ulang Zaneta heran.

"Ah-tidak." Diero berdehem, memilih bertahan pada sandaran pintu. “Tidak."

"Oh. kalau begitu keluar.“

"Apa?"

"Ku bilang keluar. Keluar-dari-apartemenku,“ tekan Zaneta datar.

Diero memelas. "T-tapi, tunggu..."

"Tunggu apa? Papaku sudah pulang ... dan urusan kita sudah selesai. Jadi, keluar."

"J-jangan dulu, Sayang!" Diero menahan napas karena Zaneta yang sedari tadi menghimpit tubuhnya untuk mendorong dengan segera.

la harus selamat kali ini, bisa mati dikuliti jika Nidia menemukannya keluar dari apartemen Zaneta. Tidak tahu saja bagaimana 'brutal'-nya kekasihnya itu.

"Kenapa? Wanita itu kekasih mu?"

"Tidak! Itu tidak mungkin!" S*al, lidahnya terlalu kelu sekarang.

"Oh. Baguslah. Dia lebih terlihat seperti karyawati yang sedang mempromosikan ******** gratis."

"***********?" Ah-itu.

"Iya...." Zaneta mengikis lebih sempit jarak di antara mereka.

Entah apa yang Diero rasakan, jantungnya terpompa cepat kala tangan Zaneta mengusapi lembut pundak hingga dadanya secara menurun. Membuat sensasi dari jemari itu menjalari tubuh nya yang hampir lemas. Ini gila.

"Tunggu apa lagi, hm? KELUAR DARI 'KANDANGKU!"

"A-AAKHH!!" Diero mengaduh se jadinya, hampir menangis. Brengsek!

Kemarin-kemarin kepala dan perutnya menjadi sasaran, kini pu**ing-tak-bersalahnya juga ikut terseret dalam hal ini.

Cubitan itu hampir mem bua tnya hilang akal, ber pikir liar kapan ia bisa me lakukan hal yang se balik nya pada wanita-gila itu. Sungguh, j*****g-gila-seribu-persen!

Zaneta mengambil langkah mundur be berapa langkah, mem perhatikan dalam diam Diero yang masih menyilangkan tangan pada dada. Ah, mengapa ia tiba-tiba rindu pada 'si-Bren*sek' itu?

Jujur, itu salah satu area tubuh dari sang mantan-kekasih yang mem buat Zaneta gemas saat berpacaran dulu. Sudah dibilang bahwa dia tidaklah polos, hanya belum di' jebol' saja. Ck.

"Jika dalam hitungan ketiga kau belum pergi juga, p****ing mu akan ku tarik lagi seperti karet."

"IYA! Bren*sek! ARGH!"

Brak!

Sial. Pelipisnya berdenyut kecil sekarang. Zaneta menghela lesu, melempar atensi pada sembarang arah. Ruangan sepi yang kini hanya berpenghunikan dirinya.

Tak ada waktu terbuang lagi kali ini, Ayahnya benar-benar akan mengirimnya beserta Diero untuk ber bulan madu. Sesuai firasat nya.

"Ck." Tungkainya mulai melemah. Benar-benar bulan madu terburuk yang akan terukir sepanjang sejarah hidupnya. "Zaneta malang ...," ujarnya yang mengasihani diri.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

good job zanata

2022-12-10

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!