Khodam Jin

Bukan hanya pria berpakaian hitam saja yang bisa mengetahui keberadaan Aditya. Tapi Java juga bisa merasakan niat buruk pria tersebut.

[Tuan pergilah dari sini, ada seseorang yang sedang mengincar anda! ]

Aditya mengerutkan keningnya, dia mengedarkan pandangannya keluar pintu, benar saja Aditya melihat seorang pria dengan pakaian serba hitam sedang menyebrang jalan.

"A-du-duh!" Aditya memegangi perutnya.

Sontak saja Rebecca khawatir "Kamu kenapa Dit?"

"Mau ke WC, kamu tunggu di sini sebentar yah? Tolong jaga makananku oke!" tanpa menunggu persetujuan Rebecca, Aditya langsung meninggalkan warung makan tersebut.

Aditya buru-buru mencari tempat yang tidak ramai. Pria berpakaian hitam yang melihat Aditya pergi, dia langsung bergegas mengejarnya.

Aditya sampai di sebuah gang buntu dekat warung makan. Dia pemanasan seperti lakon dalam pilem-pilem, seolah menunggu kedatangan pria tersebut.

"Hahahaha... mau lari ke..." suara pria tersebut tercekat saat melihat Aditya yang sedang melakukan pemanasan.

"Sini maju!" Aditya menggerak-gerakkan lima jarinya menantang Pria tersebut.

"Keparat!" pria tersebut merpalkan mantra, mulutnya komat-kamit dengan cepat.

Sosok Jin tinggi besar denga kedua taringnya yang mencuat keluar dari mulut, keluar di hadapannya, Jin tersebut yang tadi di ajak bicara oleh pria itu.

Aditya terkejut saat melihat Jin tersebut, dia begidik ngeri melihat tampangnya yang sangat menyeramkan.

"Lumpuhkan dia Ruwo!" pria itu langsung memberikan perintah.

"Baik tuan!" jawabnya dengan suara yang menggema keras.

Ruwo menghilang dan dalam sekejap muncul di hadapan Aditya, dia mengulurkan tangannya dan mencekik leher Aditya lalu mengangkat-nya.

"Hahahaha... ternyata sangat mudah!" ucap Ruwo dengan sangat percaya diri.

Aditya kelojotan ketika dirinya di angkat oleh Ruwo yang tingga tiga meter itu, dia berusaha melepaskan cengkeraman-nya tapi tidak bisa.

Wajah Aditya membiru karena kesulitan bernapas, dia menatap nanar Jin di hadapannya karena tidak bisa berbuat apa-apa. Namun, tiba-tiba Cincin Java bersinar terang.

Sosok Ular putih muncul dari sana, Ruwo terkejut dengan kehadiran sosok ular putih tersebut yang langsung melilitnya dengan sangat keras.

Brug

' Uhuk, Uhuk! ' Aditya jatuh di tanah, dia terbatuk-batuk karena lehernya terasa sangat kering.

"Gila! Jadi ini rasanya di cekik Jin, pantas saja kyai Mahmud langsung stres!" gerutunya kesal.

Ruwo memukul-mukul kepala ular tersebut, Namun, lilitan ular putih semakin menguat membuat Ruwo berguling-guling di tanah sambil meraung-raung.

Pria berpakaian Hitam tidak menyangka kalau Aditya juga bisa mengeluarkan Khodam-nya, padahal untuk mempunya Khodam harus menguasai ilmu batin terlebih dahulu.

Pria berpakaian hitam tidak mau tinggal diam, jika Khodam-nya tidak bisa menangkap Aditya, maka dirinya langsung yang akan menangkapnya.

Pria berpakaian hitam berlari dengan cepat menghampiri Aditya, dia dengan sigap ingin menghajar Aditya.

"Mampus kau Bocah!" Pria berpakaian hitam menghantamkan tangannya.

Duak

Arghh

Pria berpakaian Hitam meraung kesakitan ketika pukulannya beradu dengan pukulan Aditya. Dia mengibas-ngibaskan tangannya karena kesakitan.

"Tidak semudah itu Kuncoro!" ejek Aditya pada pria tersebut.

"Eh.. kamu tahu namaku?!" ucapnya terkejut.

"Loh, itu nama kamu?" Aditya malah balik bertanya, mereka berdua sama-sama terkejut.

Pria berpakaian Hitam meraung" Sialan! Apa namaku sepasaran itu?!" gerutunya kesal.

"Yo ndak tahu, kok tanya saya?" ucap Aditya sambil menggendikkan bahunya.

Pria berpakaian hitam menggertakkan giginya, karena di remehkan Aditya, dia merentangkan tangannya sambil mengangkat satu kakinya.

"Jurus elang!" pria berpakaian hitam menerjang Aditya bukannya seperti Elang tapi seperti induk Ayam yang sedang marah.

Aditya mengerutkan keningnya, dia baru melihat ada orang bertarung dengan kuda-kuda aneh seperti itu.

Saat Pria berpakaian hitam menerjang ke arah Aditya, dia langsung mencengkram wajah pria berpakaian hitam dengan tangannya yang belum di cuci sehabis makan tadi.

"Aduh! Perih.." bumbu-bumbu masakan yang masih menempel di jari-jari Aditya tidak sengaja mengenai matanya.

"Hehehe... Maaf, aku belum cuci tangan tadi" ejek Aditya pada pria berpakaian hitam sambil mendorongnya kebelakang hingga dia terjungkal.

Aditya tidak mau bermain-main lagi, karena dia sudah terlalu lama bertarung, takutnya Rebecca mencarinya. Aditya melompat dan mengepalkan tanganya.

Duak

Arghh

Seteguk darah menyembur keluar dari mulut pria berpakaian hitam, ketika pukulan Aditya meremukkan tulang rusuknya. Hingga dia tewas seketika.

Khodam yang di keluarkan pria tersebut juga ikut menghilang, bersamaan dengan kematian tuannya.

Ular putih yang melilit Khodam tersebut berubah menjadi asap dan masuk kembali ke dalam Cincin Java.

Aditya menghela napas "Dasar Kuncoro!" ucap Aditya kesal.

[ Tuan tempelkan saya pada mayat orang tersebut ] Java tidak ingin membuat Aditya terkena masalah, jadi dia ingin menghilangkan mayat tersebut ke dalam dimensi kegelapan.

Aditya tidak tahu apa maksud Java, tapi dia langsung mengikuti perintah Java.

Aditya menempelkan Cincin Java pada mayat itu, perlahan Mayat pria berpakaian Hitam menghilang dalam sekejap mata

Aditya terkejut dengan kejadian tersebut "Astaga! Kamu makan Mayat!?" bentak Aditya pada Java.

Java terdengar seperti menghela napas [ Tuan, saya hanya menyimpan-nya, kalau sampai mayat orang ini di temukan polisi anda yang akan repot ]

"Kamu benar juga " jawabnya singkat.

Aditya kemudian langsung kembali ke warung yang di tinggalkan-nya. Benar saja Rebecca terlihat celingukan mencarinya dengan cemas.

"Maaf lama!" tegur Aditya pada Rebecca.

"Kamu kemana saja sih Dit! Aku khawatir kamu ke sasar! Lagian di dalam juga ada WC!" Rebecca memarahi Aditya yang hanya bisa tersenyum kecut saja.

"Sudah, sudah, Aku juga sudah ada di sini, nanti cepet tua loh" goda Aditya garing.

"Ih... apaan sih" Namun, Rebecca yang sudah bucin sama Aditya terlihat sangat senang di goda Aditya, wajahnya juga bersemu merah.

Aditya tersenyum, dia merasa bangga karena bisa menggoda wanita Cantik seperti Rebecca, ya walaupun masih kaku.

Mereka pun melanjutkan acara makannya, Aditya dan Rebecca menikmati momen tersebut dengan perasaan yang berbeda.

Sementara pembangunan Rumah Aditya terus di kebut, pemborong melakukan kerjaan tersebut dua puluh empat jam penuh dengan sistem Shift buat para pekerjanya.

Adapun para warga juga ada yang membantu tanpa pamrih, bukan tanpa pamrih melainkan ingin mencari muka pada Aditya.

Para warga Desa Karbal mulai menyadari kalau Aditya akan menjadi orang kaya baru di Desa merek, jadi tidak ada salahnya menurut mereka mencari muka Sendiri-sendiri.

Sedangkan Glembo merasa harinya menjadi suram, karena hari ini dia tidak bertemu dengan sahabat baiknya, yang tidak berpamitan kalau dia pergi entah kemana.

"Kamu kemana sih Dit? Kenapa kamu tidak ajak aku juga?" gumam Glembo sambil duduk di pinggir kali biasa dia mancing dengan Aditya di sana.

Terpopuler

Comments

Obey Propaganda

Obey Propaganda

🤣🤣🤣

2023-09-12

0

Obey Propaganda

Obey Propaganda

😀😀😀

2023-09-12

0

Nanik Purba

Nanik Purba

Ini cerita sistem komedi bang thor 😂😂😂😂😂😂

2023-09-04

1

lihat semua
Episodes
1 Aditya dan Glembo
2 System
3 Menukarkan Koin Emas
4 Uang Yang Banyak?
5 Di keroyok
6 Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7 Di Fitnah
8 Aditya Ngamuk
9 Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10 Selalu Beruntung
11 Dua Wanita Cantik
12 Level Up
13 Membangun Rumah Aditya
14 Rebecca Le
15 Jalan Bareng Rebecca
16 Di Ganggu
17 Khodam Jin
18 100 Keping Emas
19 Jadi Incaran
20 Rumah Baru
21 Drama Rumah Baru
22 Penyerangan Tidak Terduga
23 Padepokan Kliwung Menyerang
24 Padepokan Kliwung Menyerah
25 Drama Rebecca dan Vivi
26 Membeli Ponsel
27 Kelompok Jambret
28 Banyak Yang Mengincar Aditya
29 Wasesa
30 Berbagi Itu Indah
31 Sedekah dan Sedekah
32 Keris Naga Bunting
33 Uang Aditya Unlimited
34 Rencana
35 Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36 Pertarungan Sengit
37 Padepokan Macan Kumbang Takluk
38 Sahabat Selamanya
39 Orang Tua Glembo
40 Drama dua Wanita
41 Sintia dan Glembo
42 Salah Orang
43 Orang-orang yang di Benci Aditya
44 Kemarahan Aditya
45 Kemesraan
46 Dua Pasangan Bucin?
47 Sebuah Konspirasi Gumira
48 Penyerangan Gumira
49 Menang
50 Tegang
51 Menikah?
52 Sah!
53 Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54 Rebecca Mengalah
55 Serangan Kejutan
56 Aditya Yang Berbeda
57 Si Peniru
58 Pertarungan yang tidak Sepadan
59 Tak Terduga
60 Miris
61 Kesepakatan
62 Di beri Perusahaan
63 Kota Sihai, Tiongkok
64 Perampok Receh?
65 Salah Kira
66 Bertemu Rebecca?
67 Pengumuman
68 Deal Kerja Sama
69 Pertarungan Di Tiongkok
70 Pertarungan Besar
71 Pertarungan Besar 2
72 Akhir dari pertarungan Besar
73 Hidup Baru
74 Sebuah Petunjuk
75 Gunung Kumbang
76 Buta Ireng (Hitam)
77 Buta Ireng kalah
78 Raja Angkara Jaya
79 Cincin Java Yang Berbeda
80 Sekar Ayu
81 Perkenalan
82 Merasakan Energi Spiritual Musuh
83 Bertemu Musuh
84 Rencana Besar
85 Berbicara dengan Java
86 Mencari Informasi
87 Keris Naga Pati
88 Demo
89 Hukuman
90 Menguji Keris Naga Pati
91 Kekuatan Keluarga Iskandar
92 Mulai Bergerak
93 Rencana yang Tertunda
94 Masuk Sarang Musuh
95 Pembunuhan Masal
96 Rencana di atas Rencana
97 Diskusi dengan Istri
98 Bersiap
99 Banas Pati
100 Kujang dan Bireng
101 Perang Jin
102 Perang Dahsyat
103 Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Aditya dan Glembo
2
System
3
Menukarkan Koin Emas
4
Uang Yang Banyak?
5
Di keroyok
6
Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7
Di Fitnah
8
Aditya Ngamuk
9
Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10
Selalu Beruntung
11
Dua Wanita Cantik
12
Level Up
13
Membangun Rumah Aditya
14
Rebecca Le
15
Jalan Bareng Rebecca
16
Di Ganggu
17
Khodam Jin
18
100 Keping Emas
19
Jadi Incaran
20
Rumah Baru
21
Drama Rumah Baru
22
Penyerangan Tidak Terduga
23
Padepokan Kliwung Menyerang
24
Padepokan Kliwung Menyerah
25
Drama Rebecca dan Vivi
26
Membeli Ponsel
27
Kelompok Jambret
28
Banyak Yang Mengincar Aditya
29
Wasesa
30
Berbagi Itu Indah
31
Sedekah dan Sedekah
32
Keris Naga Bunting
33
Uang Aditya Unlimited
34
Rencana
35
Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36
Pertarungan Sengit
37
Padepokan Macan Kumbang Takluk
38
Sahabat Selamanya
39
Orang Tua Glembo
40
Drama dua Wanita
41
Sintia dan Glembo
42
Salah Orang
43
Orang-orang yang di Benci Aditya
44
Kemarahan Aditya
45
Kemesraan
46
Dua Pasangan Bucin?
47
Sebuah Konspirasi Gumira
48
Penyerangan Gumira
49
Menang
50
Tegang
51
Menikah?
52
Sah!
53
Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54
Rebecca Mengalah
55
Serangan Kejutan
56
Aditya Yang Berbeda
57
Si Peniru
58
Pertarungan yang tidak Sepadan
59
Tak Terduga
60
Miris
61
Kesepakatan
62
Di beri Perusahaan
63
Kota Sihai, Tiongkok
64
Perampok Receh?
65
Salah Kira
66
Bertemu Rebecca?
67
Pengumuman
68
Deal Kerja Sama
69
Pertarungan Di Tiongkok
70
Pertarungan Besar
71
Pertarungan Besar 2
72
Akhir dari pertarungan Besar
73
Hidup Baru
74
Sebuah Petunjuk
75
Gunung Kumbang
76
Buta Ireng (Hitam)
77
Buta Ireng kalah
78
Raja Angkara Jaya
79
Cincin Java Yang Berbeda
80
Sekar Ayu
81
Perkenalan
82
Merasakan Energi Spiritual Musuh
83
Bertemu Musuh
84
Rencana Besar
85
Berbicara dengan Java
86
Mencari Informasi
87
Keris Naga Pati
88
Demo
89
Hukuman
90
Menguji Keris Naga Pati
91
Kekuatan Keluarga Iskandar
92
Mulai Bergerak
93
Rencana yang Tertunda
94
Masuk Sarang Musuh
95
Pembunuhan Masal
96
Rencana di atas Rencana
97
Diskusi dengan Istri
98
Bersiap
99
Banas Pati
100
Kujang dan Bireng
101
Perang Jin
102
Perang Dahsyat
103
Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!