Di Ganggu

Rebecca dan Aditya menoleh ke arah suara tersebut. Rebecca langsung mengernyitkan dahinya.

"Apa yang kamu lakukan di sini Marcel!" tegur Rebecca pada pria tersebut.

Aditya melepaskan cengkraman-nya pada tangan Pelayan dan menatap tajam orang yang di panggil Marcel oleh Rebecca.

Pelayan yang mencium bau akan adanya keributan, dia langsung lari ke dalam Kafe mencari manajernya.

Brak

Tangan Marcel menggebrak meja tersebut, sehingga makanan yang belum Aditya sentuh ada yang tumpah.

Marcel tidak mengurusi Aditya, dia menatap Rebecca dan tersenyum "Ayolah Rebecca, sekelas pria seperti dia tidak ada artinya buat kamu bukan?" ejek Marcel pada Aditya.

Aditya memegang kerah belakang baju Marcel dan langsung melemparnya seperti melempar pakaian bekas saja.

Bruakk

Arghh

Marcel jatuh di meja kafe yang terbuat dari kayu hingga rusak, dia mengerang kesakitan karena mungkin punggungnya patah.

Tentu saja semua orang yang ada di sana tercengang. Pelayan kafe semuanya ketakutan.

Rebecca tidak kalah terkejut, dia menutup mulutnya tidak percaya. Ternyata di balik tubuh Aditya yang tidak terlihat berotot dia sangat ketat.

"Ganggu orang mau makan saja!" gerutu Aditya kesal dan duduk kembali di kursinya.

Dia langsung menyantap makanan tersebut dengan lahap, tanpa peduli banyak orang yang memperhatikannya termasuk Rebecca.

Marcel meraung pada anak buahnya, sambil memegangi punggungnya yang terasa patah" Bodoh! Kenapa kalian masih diam di sana?! Berikan dia pelajaran!" ucapnya meringis kesakitan.

"Ba-baik Bos!" dua anak buah Marcel langsung menerjang ke Aditya.

Sementara Aditya masih dengan santainya melahap makanan yang ada di depannya itu. Tanpa takut sedikitpun pada Marcel yang terkenal Arogan di Kota Bibes.

" Aditya Awas!" tiba-tiba Rebecca berteriak ketika anak buah Marcel mengangkat kursi kafe dan membenturkannya ke arah Aditya.

Bruaakk

Kursi tersebut hancur berkeping-keping ketika mengenai kepala Aditya. serpihan kayu jatuh di makanan yang sedang dia makan.

Sebenarnya benturan tersebut tidak berasa sama sekali di kepala Aditya, rasanya mungkin hanya berasa di sentil seseorang di kepalanya, tapi berhubungan makanannya dapat toping serpihan Kayu.

Aditya menoleh ke belakang, wajahnya menggelap menatap kedua anak buah Marcel yang terkejut, karena Aditya tidak kenapa-napa. setelah di pukul kursi hingga hancur berkeping-keping.

"Kenapa sih kalian mengganggu acara makanku hah!?" geram Aditya dan langsung berdiri.

Kedua anak buah Marcel melangkah mundur, mereka berdua merasakan sedikit takut dengan Aditya.

Bagaimana tidak takut, benturan kursi saja tidak membuat Aditya tergores meskipun lecet sedikit saja.

Aditya langsung mengambil dua Kursi dengan kedua tangannya "Gantian!"

Bruak

Bruak

Arghhh

Kedua anak buah Marcel meraung kesakitan, kedua tangan mereka yang di gunakan untuk menahan benturan langsung lebam dan kebas.

Mereka berdua menelan ludah, menatap ngeri Aditya yang terlihat sangat ganas. Aditya meraih kerah mereka berdua dan mengadu kepalanya.

Duak

Suara benturan dua tengkorak kepala terdengar sangat nyaring, kepala mereka langsung berdarah akibat benturan yang sangat keras itu.

Arghh

Arghh

Mereka berdua meraung-raung kesakitan, ketika ambruk di lantai.

Semua orang yang melihat itu di buat merinding dengan perbuatan Aditya yang sangat brutal, seolah tidak memiliki rasa peri kemanusiaan sama sekali.

Aditya jongkok di hadapan mereka berdua, keduanya yang melihat Aditya berusaha menghindar mundur. Sambil memegangi kepalanya yang bocor.

Wajah mereka pucat pasi dengan di hiasi darah yang mengalir, tubuhnya bergetar hebat karena saking takutnya.

" Kalau tidak mau tersakiti, jangan menyakiti seseorang terlebih dahulu!" Bentak Aditya kesal.

"A-ampun tuan, ka-kami cuma di suruh" ucap Salah satu dari mereka dengan gagap.

"Baik! Aku akan mengampuni kalian jika membayar makananku gimana?!" tegur Aditya pada ke duanya.

"I-iya tuan, saya akan membayarnya" jawabnya masih dengan tergagap.

Aditya mengulas sebuah senyum "Bagus kalau begitu"

Dia langsung berdiri lagi dan menghampiri Rebecca yang tertegun di tempatnya "Ayo pergi dari sini!" Aditya menarik tangan Rebecca yang hanya bisa mengangguk lirih dan mengikuti ajakan Aditya.

Tidak ada yang berani menghalangi Aditya pergi, mereka semua melangkah mundur ketika Aditya berjalan keluar Kafe.

"Mau makan saja di ganggu! Paling enak makan di rumah emang!" gerutunya kesal saat sudah di luar kafe.

Aditya terus menyeret Rebecca dengan langkahnya yang cepat. Sampai-sampai Rebecca hampir terjatuh tidak bisa mengimbangi langkah Aditya.

"Eto....Dit, pelan-pelan" tegur Rebecca yang kesulitan berjalan karena di tarik Aditya.

Aditya menghentikan langkahnya, dia baru sadar kalau dirinya menarik tangan Rebecca lumayan kasar.

"Eh.. aku lupa ada kamu, maaf" ucapnya sambil menggaruk belakang kepalanya. sambil tersenyum kecut.

Rebecca menghela napas" Kita mau kemana Dit?" tanya Rebecca lembut.

"Aku masih lapar, bisa gak cari tempat yang nyaman untuk makan dan pastinya ada nasi juga?" ucap Aditya sambil mengelus perutnya.

Rebecca tersenyum getir, karena Aditya selalu mementingkan makan dan makan terus, tanpa memikirkan dirinya sama sekali. Padahal dia sudah berusaha mengambil hati Aditya.

"Ayo ikuti aku!" Ajak Rebecca yang berjalan terlebih dahulu di depan.

Aditya menganggukan kepalanya dan mengikuti Rebecca. Karena dia belum tahu wilayah tersebut jadi dia hanya membuntuti Rebecca tanpa banyak bertanya sama sekali.

Tidak berselang lama mereka berdua sampai di rumah makan yang sederhan khas Kota Bibes. Rebecca mengajak Aditya masuk ke rumah makan tersebut.

Wajah Aditya langsung sumringah ketika melihat makanan yang berjejer di etalase rumah makan itu.

"Nah ini baru bener kamu ngajak aku kesini!" Aditya langsung duduk "Bu Makan, lauknya semur jengkol sama daging yah! Minumnya teh manis!"

"Siap Mas!" saut Ibu pemilik warung.

Rebecca tidak bisa berkata-kata melihat Aditya yang seperti itu, karena kadang Aditya terlihat keren dan kadang juga terlihat sangat Norak.

Rebecca menghela napas dan ikut duduk di samping Aditya, dia juga kemudian memesan " Saya teh manis hangat saja ya Bu!"

"Makannya enggak Mba?" tanya pemilik rumah makan.

"Saya menemani dia saja Bu" jawabnya ramah.

"Oke Mba di tunggu yah!" pemilik rumah makan langsung membuatkan pesanan Aditya dan Rebecca, karena kebetulan warung terasa sepi hari itu.

Sementara itu di seberang jalan, satu orang yang memakai pakaian serba Hitam terlihat berbicara dengan sosok Jin dengan tubuh berwarna hijau, dia memiliki dua taring dan besarnya dia kali lipat dari Manusia.

"Bagaimana? Apa kamu merasakannya?" tanya Pria berpakaian Hitam.

"Kekuatannya ada di sekitar sini tuan, tapi tiba-tiba tadi menghilang" ucap Jin tersebut.

Pria berpakaian Hitam mengerutkan keningnya " Apa dia mengetahui keberadaan kita?"

Pria berpakaian Hitam tersebut mengedarkan pandangannya, dia sekilas melihat Aditya yang sedang makan dengan lahap di sebuah warung.

Karena mata pria tersebut sangat tajam, hanya dengan mewaspadakan pandangannya saja dia melihat cincin Aditya ketika dirinya sedang menyuapkan makanan ke dalam mulutnya.

Pria tersebut mengangkat sudut bibirnya "Akhirnya ketemu juga!"

Terpopuler

Comments

dhani satria

dhani satria

bibes/brebes?

2024-03-25

1

Harman LokeST

Harman LokeST

waspada terus Aditya waspada terus ada orang yang akan merebut cincinmu

2023-07-18

0

dementor

dementor

elo kira makan diwarteg,kaki diangkat satu dikursi kayu..

2023-06-13

0

lihat semua
Episodes
1 Aditya dan Glembo
2 System
3 Menukarkan Koin Emas
4 Uang Yang Banyak?
5 Di keroyok
6 Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7 Di Fitnah
8 Aditya Ngamuk
9 Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10 Selalu Beruntung
11 Dua Wanita Cantik
12 Level Up
13 Membangun Rumah Aditya
14 Rebecca Le
15 Jalan Bareng Rebecca
16 Di Ganggu
17 Khodam Jin
18 100 Keping Emas
19 Jadi Incaran
20 Rumah Baru
21 Drama Rumah Baru
22 Penyerangan Tidak Terduga
23 Padepokan Kliwung Menyerang
24 Padepokan Kliwung Menyerah
25 Drama Rebecca dan Vivi
26 Membeli Ponsel
27 Kelompok Jambret
28 Banyak Yang Mengincar Aditya
29 Wasesa
30 Berbagi Itu Indah
31 Sedekah dan Sedekah
32 Keris Naga Bunting
33 Uang Aditya Unlimited
34 Rencana
35 Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36 Pertarungan Sengit
37 Padepokan Macan Kumbang Takluk
38 Sahabat Selamanya
39 Orang Tua Glembo
40 Drama dua Wanita
41 Sintia dan Glembo
42 Salah Orang
43 Orang-orang yang di Benci Aditya
44 Kemarahan Aditya
45 Kemesraan
46 Dua Pasangan Bucin?
47 Sebuah Konspirasi Gumira
48 Penyerangan Gumira
49 Menang
50 Tegang
51 Menikah?
52 Sah!
53 Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54 Rebecca Mengalah
55 Serangan Kejutan
56 Aditya Yang Berbeda
57 Si Peniru
58 Pertarungan yang tidak Sepadan
59 Tak Terduga
60 Miris
61 Kesepakatan
62 Di beri Perusahaan
63 Kota Sihai, Tiongkok
64 Perampok Receh?
65 Salah Kira
66 Bertemu Rebecca?
67 Pengumuman
68 Deal Kerja Sama
69 Pertarungan Di Tiongkok
70 Pertarungan Besar
71 Pertarungan Besar 2
72 Akhir dari pertarungan Besar
73 Hidup Baru
74 Sebuah Petunjuk
75 Gunung Kumbang
76 Buta Ireng (Hitam)
77 Buta Ireng kalah
78 Raja Angkara Jaya
79 Cincin Java Yang Berbeda
80 Sekar Ayu
81 Perkenalan
82 Merasakan Energi Spiritual Musuh
83 Bertemu Musuh
84 Rencana Besar
85 Berbicara dengan Java
86 Mencari Informasi
87 Keris Naga Pati
88 Demo
89 Hukuman
90 Menguji Keris Naga Pati
91 Kekuatan Keluarga Iskandar
92 Mulai Bergerak
93 Rencana yang Tertunda
94 Masuk Sarang Musuh
95 Pembunuhan Masal
96 Rencana di atas Rencana
97 Diskusi dengan Istri
98 Bersiap
99 Banas Pati
100 Kujang dan Bireng
101 Perang Jin
102 Perang Dahsyat
103 Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Aditya dan Glembo
2
System
3
Menukarkan Koin Emas
4
Uang Yang Banyak?
5
Di keroyok
6
Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7
Di Fitnah
8
Aditya Ngamuk
9
Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10
Selalu Beruntung
11
Dua Wanita Cantik
12
Level Up
13
Membangun Rumah Aditya
14
Rebecca Le
15
Jalan Bareng Rebecca
16
Di Ganggu
17
Khodam Jin
18
100 Keping Emas
19
Jadi Incaran
20
Rumah Baru
21
Drama Rumah Baru
22
Penyerangan Tidak Terduga
23
Padepokan Kliwung Menyerang
24
Padepokan Kliwung Menyerah
25
Drama Rebecca dan Vivi
26
Membeli Ponsel
27
Kelompok Jambret
28
Banyak Yang Mengincar Aditya
29
Wasesa
30
Berbagi Itu Indah
31
Sedekah dan Sedekah
32
Keris Naga Bunting
33
Uang Aditya Unlimited
34
Rencana
35
Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36
Pertarungan Sengit
37
Padepokan Macan Kumbang Takluk
38
Sahabat Selamanya
39
Orang Tua Glembo
40
Drama dua Wanita
41
Sintia dan Glembo
42
Salah Orang
43
Orang-orang yang di Benci Aditya
44
Kemarahan Aditya
45
Kemesraan
46
Dua Pasangan Bucin?
47
Sebuah Konspirasi Gumira
48
Penyerangan Gumira
49
Menang
50
Tegang
51
Menikah?
52
Sah!
53
Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54
Rebecca Mengalah
55
Serangan Kejutan
56
Aditya Yang Berbeda
57
Si Peniru
58
Pertarungan yang tidak Sepadan
59
Tak Terduga
60
Miris
61
Kesepakatan
62
Di beri Perusahaan
63
Kota Sihai, Tiongkok
64
Perampok Receh?
65
Salah Kira
66
Bertemu Rebecca?
67
Pengumuman
68
Deal Kerja Sama
69
Pertarungan Di Tiongkok
70
Pertarungan Besar
71
Pertarungan Besar 2
72
Akhir dari pertarungan Besar
73
Hidup Baru
74
Sebuah Petunjuk
75
Gunung Kumbang
76
Buta Ireng (Hitam)
77
Buta Ireng kalah
78
Raja Angkara Jaya
79
Cincin Java Yang Berbeda
80
Sekar Ayu
81
Perkenalan
82
Merasakan Energi Spiritual Musuh
83
Bertemu Musuh
84
Rencana Besar
85
Berbicara dengan Java
86
Mencari Informasi
87
Keris Naga Pati
88
Demo
89
Hukuman
90
Menguji Keris Naga Pati
91
Kekuatan Keluarga Iskandar
92
Mulai Bergerak
93
Rencana yang Tertunda
94
Masuk Sarang Musuh
95
Pembunuhan Masal
96
Rencana di atas Rencana
97
Diskusi dengan Istri
98
Bersiap
99
Banas Pati
100
Kujang dan Bireng
101
Perang Jin
102
Perang Dahsyat
103
Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!