Level Up

Sementara itu di rumah Aditya, dia habis memakan Mie bersama dengan Glembo, mereka berdua makan Mie sebaskom dengan sangat lahapnya.

Orghh!

Dua orang tersebut terdengar bersendawa bersama, mereka berdua tersenyum sambil memegangi perutnya masing-masing.

"Ah... kenyang-nya" ucap Aditya mensyukuri nikmat yang sudah di berikan padanya.

"Setiap hari bisa kek gini enak yah Dit, kita bisa makan sepuasnya!" ucap Glembo puas.

"Makan terus yang kamu pikirkan! Tapi kamu benar, kalau perut kenyang pikiran jadi tenang" jawab Aditya sambil tersenyum.

Bayangkan saja betapa mirisnya mereka berdua. Makan Mie saja mereka sudah sangat bersyukur sama sang pencipta. Tapi kita yang masih di beri Riski yang melimpah kadang mengeluh. Semoga amal ibadah Glembo dan Aditya di terima di sisinya. Loh.. mereka belum meninggal sory.

Tak berselang lama setelah mereka merapikan Baskom dan peralatan makan lainnya ke dapur.

"Hai Adit!" suara merdu Wanita menyelusup masuk dalam telinga Aditya.

Bulu kuduk Aditya berdiri, dia malah teringat dengan Mba Kunti di pohon waru semalam, yang dia timpuk menggunakan ember.

Aditya menoleh perlahan, seketika bulu kuduknya berhenti berdiri, tapi tiang jemuran yang ada di celana nya dengan reflek berdiri.

Bagaimana tidak berdiri kalau Vivi mengenakan celana yang sangat pendek dan ketat, bajunya sangat ketat hingga gunung kembarnya tercetak jelas di sana.

Paha mulusnya terpampang jelas "Plaaak!, Sadar Thor ini bukan System Harem!"

Aditya langsung menggelengkan kepalanya, dia menarik napas dalam-dalam agar tiang jemurannya berhenti berdiri.

"Mau apa kamu kemari!?" tanya Aditya ketus pada Vivi.

"Jangan marah-marah Dit, aku mau minta maaf atas perbuatan Ayah" suaranya sangat lembut, selembut dekapan Ibu.

Vivi dengan kaki jenjangnya masuk ke dalam rumah Aditya tanpa ragu, dia meletakkan rantang-nya di meja usang Aditya.

' Glek ' Aditya menelan ludah ketika jarak paha mulus Vivi hanya sejengkal saja dari wajahnya.

Tiang jemuran Aditya langsung meronta tidak karuan, tidak sengaja Paha Mulus Vivi menyenggol wajah Aditya. Darah Aditya mendidih.

Prat

Hidung Aditya keluar darah hingga menyiprat ke paha Vivi. Aditya terkapar di tanah dan Pingsan seketika.

"Eh.. Adit! Kamu kenapa Dit?" Vivi terlihat sangat cemas. Dia langsung memapah Aditya dan memangkunya.

"Glembo! Glembo! Cepat panggil Mobil jenazah!" Vivi berteriak histeris sampai bicaranya saja ke clitut.

Glembo dengan tergopoh-gopoh, berlari dari dalam dapur, karena dia sedang mencuci peralatan makan yang tadi mereka gunakan.

"Astaga! Vivi kamu mau membunuh Aditya?!" Glembo langsung mengambil centong dari dalam dapur dan kembali ke depan "Ayo sini lawan aku! jangan beraninya maen curang!"

"Dodol! Jangan bercanda! Cepat bantu aku, Aditya tiba-tiba pingsan!" bentak Vivi pada Glembo yang terlihat sangat konyol karena IQ nya jongkok.

"Eh... kamu gak mau bunuh Aditya?" ucapnya dengan polos.

"Mana mungkin aku membunuh orang yang aku cintai bodoh!" terlihat mata Vivi yang berkaca-kaca.

Telinga Glembo berdengung saat mendengar kata Cinta, baginya kata tersebut sangatlah sakral, karena baik dia maupun Aditya belum pernah ada yang merasakan jatuh cinta sama sekali.

"Ci-nta?" ucap Glembo sambil tertegun di tempatnya.

"Bawel amat sih kamu Glembo! Cepat tolongin temanmu ini!" gerutu Vivi Kesal karena Glembo sangat lemot.

"Eh.. iya, iya!" Glembo langsung mendekati Aditya, bukannya mengangkat Aditya, Glembo malah menyeret Aditya masuk ke dalam kamar.

Vivi yang melihat hal itu tercengang"Glembo!" teriak Vivi marah sambil mendekati Glembo dan memukulnya dengan keras. Glembo sampai lupa kalau dia sedang memegangi Aditya, karena di pukuli Vivi.

Brug

" Aduh!" Aditya yang pingsan jadi terbangun, saat kepalanya membentur tanah.

Vivi dan Glembo langsung melihat ke bawah, mereka berdua terkejut saat melihat Aditya yang sedang memegangi kepalanya yang terbentur tanah.

"Adit!" ucap mereka berdua serempak yang langsung jongkok di samping Aditya.

"Kamu tidak apa-apa kan Dit?" tanya Vivi yang terlihat sangat Khawatir.

"Maaf Dit, aku tidak sengaja tadi" Glembo juga merasa sangat bersalah pada Aditya.

Aditya menatap kedua orang yang ada di sampingnya itu, dia menghela napas kemudian lekas berdiri.

Aditya langsung masuk ke dalam kamarnya " kalian berdua pulanglah, aku ingin beristirahat!"

"Dit Aku..." Vivi mau berbicara tapi Aditya memotongnya.

"Pergilah! Aku ingin sendiri dulu!" tegur Aditya langsung.

Glembo dan Vivi hanya bisa menghela napas berat, mereka mengira kalau Aditya sedang marah padanya.

Glembo dan Vivi terpaksa pergi dari rumah Aditya dengan kepala menunduk, Mereka pun melangkahkan kaki dengan perasaan bersalah.

Sementara itu di dalam kamar, Aditya sedang berbaring, dia cengar-cengir sendirian seperti orang kerasukan Jin.

"Gila sumpah! itu paha atau kapas? Bisa lembut banget" gumamnya dengan membayangkan adegan barusan.

Tidak di pungkiri Aditya menikmati momen barusan, karena itulah dia pura-pura pingsan. Kalau saja Glembo tidak ada mungkin Aditya bakal khilaf dengan Vivi.

Senaif-naifnya kucing, kali di sodorkan ikan mana dia nolak? Begitu juga dengan Aditya, apa lagi sekarang otaknya sudah lebih encer.

"Ah... pikiran kamu sekarang terlalu kotor Aditya!" dia menggeleng-gelengkan kepalanya agar membuang jauh-jauh pikiran kotornya itu.

"Java, yang di maksud Poin kekuatan itu Apa?" tanya Aditya pada System.

[ Poin bisa meningkatkan Atribut anda menjadi lebih kuat lagi, anda juga bisa membeli sesuatu di toko System dengan poin kekuatan ]

"Butuh berapa poin kekuatan agar aku menaikkan Atributku ke sepuluh semua?" tanya Aditya lagi.

[ Hanya butuh 11 Poin anda dapat meningkatkan Atribut ke sepuluh Poin! ]

"Kalau begitu tingkatkan semua Atribut ke level 10!" ucap Aditya yakin.

[ Baik tuan, Mulai meningkatkan Atribut... 10%.. 20%.. 30%.. 40%... 50%...]

"Eh.. Loh! Arghhh! "lagi-lagi Aditya berteriak, kali ini pabrikan karena rasa sakit, melainkan tubuhnya terasa sangat panas seolah terbakar Api saja.

Cairan hitam kental mulai keluar dari tubuh Aditya, baunya sangat menyengat melebihi bau Got yang tidak yang sudah tahunan.

Aditya masih menggelepar-gelepar seperti ikan yang yang kekurangan Air saja, Cairan hitam kental itu terus keluar, sehingga kasur baru Aditya berubah menjadi hitam.

[ 60%.. 70%.. 80%.. 90%.. 100%, peningkatan berhasil! ]

[ Status ]

Koin Emas : 999.999.999.995 keping

Nama : Aditya Nugroho

Umur : 20 tahun

Tinggi : 185 cm.

Masa Otot : 10

Kecerdasan : 10

Kelincahan : 10

Vitalitas :_

Kemampuan kusus :

Tubuh Gatotkaca

Dewa Brahma

Toko System level 1:

Panah Arjuna (100 poin)

Gada Bima ( 100 poin )

Penyimpanan ruang : _

Poin Peningkatan : 39 ]

Perlahan-lahan tubuh Aditya mulai seperti semula, dia juga sudah sedikit lebih tenang, Aditya menatap langit-langit dengan wajah dan tubuh yang sangat hitam oleh kotoran tubuhnya sendiri.

"Bau ini..."Aditya melihat tangannya, dia tersenyum getir, karena setiap mendapatkan perubahan tubuh selalu bersama dengan bau yang menyengat.

Terpopuler

Comments

Pierany Prahasiwie

Pierany Prahasiwie

udah punya sistem melawak nya kurangi lah

2024-05-02

0

Noe Aink

Noe Aink

idiih najis bngt gue sama mcnya, masa liat paha aja sampai mimisan dan pingsan gak lucu Thor, najis iya gue bacanye...

2024-03-21

0

Zainal Patta

Zainal Patta

dari rasa kasihan jadi cinta setelah ada uang, ini cerita sOnToloyo tdk dijelaskan tiba-tiba cinta

2024-03-15

0

lihat semua
Episodes
1 Aditya dan Glembo
2 System
3 Menukarkan Koin Emas
4 Uang Yang Banyak?
5 Di keroyok
6 Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7 Di Fitnah
8 Aditya Ngamuk
9 Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10 Selalu Beruntung
11 Dua Wanita Cantik
12 Level Up
13 Membangun Rumah Aditya
14 Rebecca Le
15 Jalan Bareng Rebecca
16 Di Ganggu
17 Khodam Jin
18 100 Keping Emas
19 Jadi Incaran
20 Rumah Baru
21 Drama Rumah Baru
22 Penyerangan Tidak Terduga
23 Padepokan Kliwung Menyerang
24 Padepokan Kliwung Menyerah
25 Drama Rebecca dan Vivi
26 Membeli Ponsel
27 Kelompok Jambret
28 Banyak Yang Mengincar Aditya
29 Wasesa
30 Berbagi Itu Indah
31 Sedekah dan Sedekah
32 Keris Naga Bunting
33 Uang Aditya Unlimited
34 Rencana
35 Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36 Pertarungan Sengit
37 Padepokan Macan Kumbang Takluk
38 Sahabat Selamanya
39 Orang Tua Glembo
40 Drama dua Wanita
41 Sintia dan Glembo
42 Salah Orang
43 Orang-orang yang di Benci Aditya
44 Kemarahan Aditya
45 Kemesraan
46 Dua Pasangan Bucin?
47 Sebuah Konspirasi Gumira
48 Penyerangan Gumira
49 Menang
50 Tegang
51 Menikah?
52 Sah!
53 Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54 Rebecca Mengalah
55 Serangan Kejutan
56 Aditya Yang Berbeda
57 Si Peniru
58 Pertarungan yang tidak Sepadan
59 Tak Terduga
60 Miris
61 Kesepakatan
62 Di beri Perusahaan
63 Kota Sihai, Tiongkok
64 Perampok Receh?
65 Salah Kira
66 Bertemu Rebecca?
67 Pengumuman
68 Deal Kerja Sama
69 Pertarungan Di Tiongkok
70 Pertarungan Besar
71 Pertarungan Besar 2
72 Akhir dari pertarungan Besar
73 Hidup Baru
74 Sebuah Petunjuk
75 Gunung Kumbang
76 Buta Ireng (Hitam)
77 Buta Ireng kalah
78 Raja Angkara Jaya
79 Cincin Java Yang Berbeda
80 Sekar Ayu
81 Perkenalan
82 Merasakan Energi Spiritual Musuh
83 Bertemu Musuh
84 Rencana Besar
85 Berbicara dengan Java
86 Mencari Informasi
87 Keris Naga Pati
88 Demo
89 Hukuman
90 Menguji Keris Naga Pati
91 Kekuatan Keluarga Iskandar
92 Mulai Bergerak
93 Rencana yang Tertunda
94 Masuk Sarang Musuh
95 Pembunuhan Masal
96 Rencana di atas Rencana
97 Diskusi dengan Istri
98 Bersiap
99 Banas Pati
100 Kujang dan Bireng
101 Perang Jin
102 Perang Dahsyat
103 Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Aditya dan Glembo
2
System
3
Menukarkan Koin Emas
4
Uang Yang Banyak?
5
Di keroyok
6
Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7
Di Fitnah
8
Aditya Ngamuk
9
Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10
Selalu Beruntung
11
Dua Wanita Cantik
12
Level Up
13
Membangun Rumah Aditya
14
Rebecca Le
15
Jalan Bareng Rebecca
16
Di Ganggu
17
Khodam Jin
18
100 Keping Emas
19
Jadi Incaran
20
Rumah Baru
21
Drama Rumah Baru
22
Penyerangan Tidak Terduga
23
Padepokan Kliwung Menyerang
24
Padepokan Kliwung Menyerah
25
Drama Rebecca dan Vivi
26
Membeli Ponsel
27
Kelompok Jambret
28
Banyak Yang Mengincar Aditya
29
Wasesa
30
Berbagi Itu Indah
31
Sedekah dan Sedekah
32
Keris Naga Bunting
33
Uang Aditya Unlimited
34
Rencana
35
Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36
Pertarungan Sengit
37
Padepokan Macan Kumbang Takluk
38
Sahabat Selamanya
39
Orang Tua Glembo
40
Drama dua Wanita
41
Sintia dan Glembo
42
Salah Orang
43
Orang-orang yang di Benci Aditya
44
Kemarahan Aditya
45
Kemesraan
46
Dua Pasangan Bucin?
47
Sebuah Konspirasi Gumira
48
Penyerangan Gumira
49
Menang
50
Tegang
51
Menikah?
52
Sah!
53
Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54
Rebecca Mengalah
55
Serangan Kejutan
56
Aditya Yang Berbeda
57
Si Peniru
58
Pertarungan yang tidak Sepadan
59
Tak Terduga
60
Miris
61
Kesepakatan
62
Di beri Perusahaan
63
Kota Sihai, Tiongkok
64
Perampok Receh?
65
Salah Kira
66
Bertemu Rebecca?
67
Pengumuman
68
Deal Kerja Sama
69
Pertarungan Di Tiongkok
70
Pertarungan Besar
71
Pertarungan Besar 2
72
Akhir dari pertarungan Besar
73
Hidup Baru
74
Sebuah Petunjuk
75
Gunung Kumbang
76
Buta Ireng (Hitam)
77
Buta Ireng kalah
78
Raja Angkara Jaya
79
Cincin Java Yang Berbeda
80
Sekar Ayu
81
Perkenalan
82
Merasakan Energi Spiritual Musuh
83
Bertemu Musuh
84
Rencana Besar
85
Berbicara dengan Java
86
Mencari Informasi
87
Keris Naga Pati
88
Demo
89
Hukuman
90
Menguji Keris Naga Pati
91
Kekuatan Keluarga Iskandar
92
Mulai Bergerak
93
Rencana yang Tertunda
94
Masuk Sarang Musuh
95
Pembunuhan Masal
96
Rencana di atas Rencana
97
Diskusi dengan Istri
98
Bersiap
99
Banas Pati
100
Kujang dan Bireng
101
Perang Jin
102
Perang Dahsyat
103
Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!