Dua Wanita Cantik

"Salaman-nya jangan lama-lama Dit, entar kulit halus Mba cantiknya mengelupas!" celetuk Glembo yang tiba-tiba buka suara, menegur Aditya.

Mereka berdua langsung melepaskan salamannya. Wajah Rebecca semakin memerah, sampai-sampai dia tidak berani mengangkat kepalanya.

"Kamu ini ganggu orang yang lagi bisnis saja Ndut!" gerutu Aditya kesal.

"Hehehehe... " Glembo tertawa tanpa dosa, saat Aditya menegurnya.

"Tu-tuan Aditya, kalau begitu saya permisi dulu" ucapnya sambil tergesa-gesa meninggalkan tempat tersebut.

Rebecca yang salah tingkah tidak memperhatikan jalan " Aduhh!" dia terjungkal ke belakang ketika kepalanya ke pentok kusen pintu.

Aditya langsung bergegas menolongnya "kamu tidak apa-apa?" ucapnya sambil membantu Rebecca berdiri.

"Eh... i-ya" Rebecca dengan malu-malu berdiri, dia mengucapkan terima kasih dan pergi segera dari rumah Aditya.

"Secantik apapun Wanita, dia tetaplah manusia yang masih bisa ke pentok kusen pintu! Hahahaha..." Glembo tertawa lepas ketika Rebecca sudah tidak ada di sana.

"Kali ini aku setuju denganmu Ndut! Hahahaha..." kedua sahabat tersebut saling tertawa lepas.

Aditya sebenarnya ingin tertawa dari tadi, tapi dia merasa tidak enak pada Rebecca, apa lagi Rebecca seorang wanita, pasti dia akan sangat malu kalau di tertawakan oleh dirinya.

Aditya menggelengkan kepalanya dan mengajak Glembo ke dapur untuk masak, dia tidak peduli dengan para warga yang masih berkumpul di depan rumahnya melihat dua orang polisi yang sedang di cecar pertanyaan oleh komandan Militer.

Rebecca yang sudah ada di luar, dia terlihat sangat malu, karena mau bagaimanapun tadi masih mendengar gelak tawa Glembo dan Aditya.

"Nona Le, apa urusan anda sudah beres?" tanya Daren sopan.

Rebecca menatap kedua polisi tadi dengan tajam, dia ingin melepaskan emosinya pada dua polisi tersebut.

"Siapa yang menyuruh mereka berdua Daren?!" tanyanya ketus.

"Katanya mereka di suruh Mugimin, entah siapa Mugimin itu?" jawab Daren yang bingung dengan jawaban kedua Polisi tersebut, pasalnya dia tidak tahu sama sekali siapa Mugimin.

Rebecca mendekati kedua Polisi yang tidak berani mengangkat kepalanya sama sekali, mereka berdua hanya menunduk karena takut akan di laporkan pada Atasannya.

"Jika kalian berdua berani mengusik Aditya lagi, aku tidak segan-segan akan melaporkan kalian berdua pada Atasan kalian!" bentaknya kesal.

Kedua polisi tersebut langsung bersimpuh di hadapan Rebecca" Nona Le, tolong ampuni kami, kami hanya mendapatkan perintah saja"

"Benar Nona Le, kami janji tidak akan mengusik tuan Aditya lagi." timpal Polisi satunya.

"Awas saja kalau kalian berani membohongiku!" Rebecca dengan bersungut-sungut meninggalkan kedua polisi tersebut. "Daren kita pulang!" ajaknya pada komandan Polisi yang seperti pengawal pribadinya.

"Baik Nona!" Daren langsung ke arah Mobil.

Daren dan Rebecca pun pergi dari sana, karena tugas mereka berdua sudah selesai untuk mengajak Aditya bekerja sama.

Sementara kedua Polisi yang mau menangkap Aditya terlihat sangat malu, mereka berdua juga bergegas pergi dari tempat itu.

"Gila! ternyata Aditya sehebat itu?" celetuk salah satu warga.

"Iya yah, Polisi juga tidak berani menangkapnya!" timpal orang yang ada di dekatnya.

"Fix ini, berarti dia punya orang kuat di belakangnya!" saut warga lainnya.

Mereka semua membicarakan Aditya yang perubahan-nya sangat besar, di tambah Aditya juga kebal terhadap hukum.

Para warga menatap gubug reot Aditya, mereka masih bertanya-tanya dalam hati, sebenarnya Aditya punya kekuatan seperti sekarang darimana?.

Para warga pun perlahan membubarkan diri dari depan rumah Aditya.

...***...

Sementara itu di rumah Mugimin, Polisi yang tadi meninggalkan rumah Aditya. mereka ternyata ke rumah Mugimin.

Rumah paling mewah di kampung Karbal, terlihat juga ada para pengawal yang menjaga ketat rumah tersebut.

Kedua Polisi tersebut langsung di persilahkan masuk, Mobil mereka dengan mudah di berikan ijin lewat begitu saja.

Mugimin yang mendengar suara mobil dengan tertatih-tatih dia melihat siapa yang datang. Ketika melihat Mobil Polisi wajahnya menjadi sumringah dan langsung bergegas menyambut mereka.

"Pak Leo! Selamat datang" sambut Mugimin dengan nada suaranya yang aneh, karena mulutnya terluka semalam oleh Aditya.

"Ayo, ayo masuk!" ajak Mugimin dengan sopan.

Kedua Polisi tersebut masuk ke dalam rumah Mugimin, mereka langsung ke ruang tamu untuk mengobrol di sana.

"Silakan duduk Pak." Mugimin masih terlihat sopan pada mereka berdua.

Kedua Polisi itu langsung duduk, Mugimin juga mau ikut duduk, tapi baru dia meletakkan bokongnya di Sofa Leo langsung membentaknya.

"Kamu ini gimana sih Gimin! Kata kamu orang yang melukai kamu orang biasa! nyatanya dia punya bekingan kuat!" Bentak Leo kesal.

Tentu saja Mugimin langsung terkejut, dia memberanikan diri bertanya" ma-maksud Pak Roni apa yah?"

Roni menghela napas" gara-gara kamu, kami berdua hampir saja kehilangan pekerjaan! Orang yang suruh kamu tangkap dia di lindungi Komandan Militer!"

"Apa!" Mugimin dengan gigi ompong-nya melebarkan rahangnya karena terkejut.

Mugimin menggelengkan kepalanya" tidak mungkin, itu tidak mungkin Pak Roni, Aditya orang paling miskin di kampung ini." ucapnya tidak percaya.

Brakk

Roni menggebrak Meja, sehingga Mugimin langsung melompat kaget, karena tindakan Roni yang tiba-tiba itu.

"Kenyataan-nya seperti itu Mugimin! Mulai sekarang kamu jangan pernah lagi menghubungiku lagi!" Roni langsung beranjak dari duduknya.

Pembantu yang membawa minuman tertegun di tempatnya, Roni sambil melangkah pergi dia meminum, minuman yang di bawa pembantu yang masih berdiri itu.

"Terima kasih!" ucapnya ketus kemudian langsung pergi dari sana.

Mugimin tertegun di tempatnya, dia tidak menyangka kalau akan gagal memberikan pelajaran pada Aditya.

Dia masih bingung dengan apa yang terjadi sebenarnya, semalam Aditya bisa mengamuk seperti bukan dirinya dan sekarang Polisi yang sudah biasa dia mintai tolong juga tidak berani menangkapnya. Mugimin masih mencerna kejadian yang benar-benar membuat dirinya sangat malu itu.

"Ayah aku pergi dulu yah" Vivi yang sudah terlihat sangat cantik berpamitan pada Ayahnya yang sedang tertegun memikirkan perubahan Aditya yang sangat drastis itu.

Mugimin tersadar, dia melihat anak gadisnya itu dari atas sampai ke bawah, Vivi sudah terlihat sangat rapi, dia juga membawa rantang tiga tingkat yang ada di tangannya.

"Kamu mau kemana?" tanyanya penasaran.

"Rumah Adit!" jawabnya singkat jelas padat dan merayap seperti cicak.

Suara Vivi sangat lembut dan merdu, tapi di telinga Mugimin suara Vivi bagaikan Guntur yang menyambar gendang telinganya secara langsung.

Mugimin merasa kalau hari ini sangatlah menjengkelkan, semuanya mengagungkan Adit si Anak miskin yang sangat dia benci.

Mugimin tidak bisa berkata-kata, dia menghela napas dan meninggalkan Vivi tanpa menjawab ataupun memberikannya komentar apapun.

Vivi merasa ada yang aneh dengan Ayahnya, padahal biasanya Mugimin akan marah besar kalau mendengar nama Aditya, tapi sekarang dia tidak peduli sama sekali.

"Apa Ayah sudah merestui hubunganku dengan Aditya yah? Ah.. bodo amatlah, yang penting aku ingin bertemu dengannya!" Vivi mengira Ayahnya sudah tidak membenci Aditya lagi, padahal Mugimin malah semakin membencinya.

Terpopuler

Comments

Pierany Prahasiwie

Pierany Prahasiwie

makin rusak cerita kalo udah muncul betina dengancara yg tidak pas..memnjijikkan

2024-05-02

0

DEWA KEGELAPAN

DEWA KEGELAPAN

para jalang jalang betina mulai berdatangan

2023-12-07

3

Harman LokeST

Harman LokeST

miskin miskin gini tapi di suka oleh para gadis

2023-07-18

0

lihat semua
Episodes
1 Aditya dan Glembo
2 System
3 Menukarkan Koin Emas
4 Uang Yang Banyak?
5 Di keroyok
6 Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7 Di Fitnah
8 Aditya Ngamuk
9 Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10 Selalu Beruntung
11 Dua Wanita Cantik
12 Level Up
13 Membangun Rumah Aditya
14 Rebecca Le
15 Jalan Bareng Rebecca
16 Di Ganggu
17 Khodam Jin
18 100 Keping Emas
19 Jadi Incaran
20 Rumah Baru
21 Drama Rumah Baru
22 Penyerangan Tidak Terduga
23 Padepokan Kliwung Menyerang
24 Padepokan Kliwung Menyerah
25 Drama Rebecca dan Vivi
26 Membeli Ponsel
27 Kelompok Jambret
28 Banyak Yang Mengincar Aditya
29 Wasesa
30 Berbagi Itu Indah
31 Sedekah dan Sedekah
32 Keris Naga Bunting
33 Uang Aditya Unlimited
34 Rencana
35 Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36 Pertarungan Sengit
37 Padepokan Macan Kumbang Takluk
38 Sahabat Selamanya
39 Orang Tua Glembo
40 Drama dua Wanita
41 Sintia dan Glembo
42 Salah Orang
43 Orang-orang yang di Benci Aditya
44 Kemarahan Aditya
45 Kemesraan
46 Dua Pasangan Bucin?
47 Sebuah Konspirasi Gumira
48 Penyerangan Gumira
49 Menang
50 Tegang
51 Menikah?
52 Sah!
53 Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54 Rebecca Mengalah
55 Serangan Kejutan
56 Aditya Yang Berbeda
57 Si Peniru
58 Pertarungan yang tidak Sepadan
59 Tak Terduga
60 Miris
61 Kesepakatan
62 Di beri Perusahaan
63 Kota Sihai, Tiongkok
64 Perampok Receh?
65 Salah Kira
66 Bertemu Rebecca?
67 Pengumuman
68 Deal Kerja Sama
69 Pertarungan Di Tiongkok
70 Pertarungan Besar
71 Pertarungan Besar 2
72 Akhir dari pertarungan Besar
73 Hidup Baru
74 Sebuah Petunjuk
75 Gunung Kumbang
76 Buta Ireng (Hitam)
77 Buta Ireng kalah
78 Raja Angkara Jaya
79 Cincin Java Yang Berbeda
80 Sekar Ayu
81 Perkenalan
82 Merasakan Energi Spiritual Musuh
83 Bertemu Musuh
84 Rencana Besar
85 Berbicara dengan Java
86 Mencari Informasi
87 Keris Naga Pati
88 Demo
89 Hukuman
90 Menguji Keris Naga Pati
91 Kekuatan Keluarga Iskandar
92 Mulai Bergerak
93 Rencana yang Tertunda
94 Masuk Sarang Musuh
95 Pembunuhan Masal
96 Rencana di atas Rencana
97 Diskusi dengan Istri
98 Bersiap
99 Banas Pati
100 Kujang dan Bireng
101 Perang Jin
102 Perang Dahsyat
103 Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka
Episodes

Updated 103 Episodes

1
Aditya dan Glembo
2
System
3
Menukarkan Koin Emas
4
Uang Yang Banyak?
5
Di keroyok
6
Otot Kawat Tulang Besi (Gatotkaca)
7
Di Fitnah
8
Aditya Ngamuk
9
Aditya Yang Kejam Atau Baik?
10
Selalu Beruntung
11
Dua Wanita Cantik
12
Level Up
13
Membangun Rumah Aditya
14
Rebecca Le
15
Jalan Bareng Rebecca
16
Di Ganggu
17
Khodam Jin
18
100 Keping Emas
19
Jadi Incaran
20
Rumah Baru
21
Drama Rumah Baru
22
Penyerangan Tidak Terduga
23
Padepokan Kliwung Menyerang
24
Padepokan Kliwung Menyerah
25
Drama Rebecca dan Vivi
26
Membeli Ponsel
27
Kelompok Jambret
28
Banyak Yang Mengincar Aditya
29
Wasesa
30
Berbagi Itu Indah
31
Sedekah dan Sedekah
32
Keris Naga Bunting
33
Uang Aditya Unlimited
34
Rencana
35
Menyerang Padepokan Macan Kumbang
36
Pertarungan Sengit
37
Padepokan Macan Kumbang Takluk
38
Sahabat Selamanya
39
Orang Tua Glembo
40
Drama dua Wanita
41
Sintia dan Glembo
42
Salah Orang
43
Orang-orang yang di Benci Aditya
44
Kemarahan Aditya
45
Kemesraan
46
Dua Pasangan Bucin?
47
Sebuah Konspirasi Gumira
48
Penyerangan Gumira
49
Menang
50
Tegang
51
Menikah?
52
Sah!
53
Kenyataan Pahit Untuk Rebecca Le
54
Rebecca Mengalah
55
Serangan Kejutan
56
Aditya Yang Berbeda
57
Si Peniru
58
Pertarungan yang tidak Sepadan
59
Tak Terduga
60
Miris
61
Kesepakatan
62
Di beri Perusahaan
63
Kota Sihai, Tiongkok
64
Perampok Receh?
65
Salah Kira
66
Bertemu Rebecca?
67
Pengumuman
68
Deal Kerja Sama
69
Pertarungan Di Tiongkok
70
Pertarungan Besar
71
Pertarungan Besar 2
72
Akhir dari pertarungan Besar
73
Hidup Baru
74
Sebuah Petunjuk
75
Gunung Kumbang
76
Buta Ireng (Hitam)
77
Buta Ireng kalah
78
Raja Angkara Jaya
79
Cincin Java Yang Berbeda
80
Sekar Ayu
81
Perkenalan
82
Merasakan Energi Spiritual Musuh
83
Bertemu Musuh
84
Rencana Besar
85
Berbicara dengan Java
86
Mencari Informasi
87
Keris Naga Pati
88
Demo
89
Hukuman
90
Menguji Keris Naga Pati
91
Kekuatan Keluarga Iskandar
92
Mulai Bergerak
93
Rencana yang Tertunda
94
Masuk Sarang Musuh
95
Pembunuhan Masal
96
Rencana di atas Rencana
97
Diskusi dengan Istri
98
Bersiap
99
Banas Pati
100
Kujang dan Bireng
101
Perang Jin
102
Perang Dahsyat
103
Akhir dari Keluarga Iskandar dan Semaka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!