"Nes, kamu kenapa?" melihat Denise layaknya orang kebingungan akhirnya Putri memilih bertanya.
"Ti-tidak." Jawab Denise dengan suara tergagap.
"Ya sudah yuk, kita ke kantin lagi." Denise berucap lagi dan mengajak Putri untuk kembali ke kantin.
Akhirnya mereka berdua berjalan untuk ke kantin karena makanan yang sempat mereka pesan, belum tersentuh sama sekali.
"Nes, aku boleh tanya." Putri penasaran mengapa ia sempat ditinggal oleh Denise. Padahal jelas-jelas kalau ia tadi juga pamit untuk ke kamar mandi.
"Apa kamu percaya dengan makhluk lain?" tanya Denise pada Putri.
"Percaya, bahkan sekarang pun mereka berada di sekeliling kita. Bahkan alam kita hanya berdinding bukan," ujar Putri pada Denise.
"Kita makan dulu saja, keburu mie nya tidak enak karena ini sudah mulai mengembang." Denise tidak melanjutkan percakapannya dan segera memakan mie yang sekarang menjadi semangkok penuh.
Mereka berdua tidak ada yang berbicara karena masing-masing masih fokus dengan makanan yang ada di depannya.
Tidak berapa lama, mie yang sempat mengembang kini telah tandas dan rasa lapar sedikit berkurang.
"Jam istirahat kurang setengah jam lagi, jadi bagaimana ceritanya tadi saat kamu memilih meninggalkan aku." Putri mulai membuka obrolan karena dirinya masih di bayangi oleh rasa penasaran.
"Waktu keluar kamar mandi aku lihat kamu ada di depan pintu. Setelah itu ku ajakin buat pergi kamu gak ada respon malah terus berjalan, sampai-sampai aku tidak bisa mengikuti langkah kamu. Di saat itulah tiba-tiba ada suara dari belakang memanggil dan, saat ku toleh sosok mirip kamu yang bejalan dulula, sudah tidak ada." Denise menjelaskan semua akan kejadian yang baru saja di alaminya sewaktu di kamar mandi. Kejadian yang membuatnya takut akan pergi untuk sekedar buang air kecil.
"Kamu serius."
"Eum."
Sedetik Putri melihat jam yang bertengger di pergelangan tangannya ternyata sudah di angka satu.
"Nes, yuk masuk. Ini sudah jam satu," ucap Putri memberi tahu Denise.
"Yuk." Jawab Denise sembari ia berdiri dari tempat duduknya.
Akhirnya mereka berdua masuk ke dalam pabrik dan melanjutkan pekerjaannya.
Saat Denise tengah menikmati pekerjaannya. Seseorang menghampiri Denise dan memberi tahu kalau sekarang sudah jam pulang.
"Denise, sudah jam tiga. Yuk pulang," ujar Pekerja yang bernama Ratih karena tadi dirinya sempat berkenalan.
"Oh, baik. Terimakasih sudah memberi tahu," ucap Denise ramah.
"Yuk." Ratih mengajak Denise agar segera berberes dan setelah itu mereka semua akan pulang.
Tepat Di saat Denise dan Ratih bersiap-siap ternyata Putri juga menghampiri mereka berdua.
Akhirnya jam kepulangan yang di tunggu-tunggu tepat berada di angka tiga, semuanya berhamburan dan keluar dari pabrik menuju tempat parkir. Begitu pula dengan Putri dan Denise. Mereka juga sudah bersiap untuk pulang.
#################
Sekitar setengah jam, mereka berdua sudah sampai berada di kos. Denise segera turun dari motor karena Putri akan memarkirkannya di halaman, khusus untuk parkir kendaraan.
Setelah itu keduanya mengistirahatkan tubuhnya, dengan duduk di depan pintu kamar Denise.
"Put, sepertinya ada yang tidak beres dengan pabrik tersebut." Denise tiba-tiba berbicara di saat Putri akan memejamkan matanya. Pada akhirnya Putri tidak jadi mengistirahatkan matanya, yang sedikit lelah oleh pekerjaan.
"Dulu ada salah satu karyawan yang meninggal, dia kehilangan anggota tubuhnya akibat kecelakaan yang dialaminya. Akan tetapi, kasus itu ditutup karena polisi berkata kalau itu kecelakaan tunggal akibat kelalaiannya sendiri."
"Tapi aku tidak tahu persis kejadiannya tahun berapa? yang ku tahu di depan pabrik sering ada kecelakaan dan orang itu langsung meninggal di tempat," ucap Putri lagi dan mencoba mengatakannya pada Denise, ia yakin kalau Denise tahu tentang sesuatu.
"Apa orang yang kamu maksud itu lelaki?" Denise mencoba untuk memastikan dugaannya benar atau sebaliknya.
"Katanya sih laki-laki kisaran umur 30," ujar Putri karena ia hanya mendengar berita waktu yang marak diperbincangkan dan masih menjadi misteri, akan simpang siur yang sempat ia dengar dari orang-orang.
"Jadi benar. Sosok arwah yang memperlihatkan padaku siang tadi, adalah orang yang di maksud Putri." Denise berkata dalam hati dan sangat yakin jika siang tadi ada si korban.
"Apa jangan-jangan kamu sudah melihatnya ya?" akhirnya jiwa penasaran Putri bangkit dan dengan rasa antusiasnya ia mulai tertarik, dengan apa yang dilihat oleh Denise.
"Mau mandi dulu gerah," ucap Denise tiba-tiba dan itu membuat Putri lemas, di saat ia bersemangat mendengarkan cerita Denise, sekarang malah di gantung.
"Ya sudah sono mandi," titah Putri sedikit kesal.
"Yeah, ngambek … Hahaha," Denise menimpali dengan diiringi gelak tawa karena temannya juga bisa marah.
Benar saja Putri langsung masuk ke dalam kamarnya, sedangkan Denise langsung menuju kamar mandi.
Saat ini. Sore telah lenyap dan sang awan sudah menghitam karena sang malam telah datang untuk menggantikan senja.
Pukul tujuh malam, perut Denise sangat lapar dan berniat akan mengajak Putri untuk mencari makan malam di luar. Sedangkan Kunti seharian ini tidak terlihat padahal Denise juga sudah membelikannya bunga tujuh rupa.
Tok.
Tok.
Tok.
"Put, Putri!" panggil Denise di luar.
"Iya bentar." Putri langsung menjawab Denise yang terus memanggil-manggil dari arah luar.
Ceklek.
"Ada apa, Nes?" tanya Putri penasaran.
"Kamu tidak makan?" Denise balik bertanya pada Putri, apakah sudah makan apa belum.
"Belum. Rencanya akan masak mie," ucap Putri dengan wajah sendunya.
"Ikut aku," ujar Denise pada Putri.
"Kemana?" tanya Putri penasaran.
"Udah jangan banyak tanya, buruan keluar ku tunggu." Jawab Denise pada Putri.
Saat Denise tengah duduk, seseorang sedikit berkata tidak enak padanya namun ia mencoba untuk menghiraukannya.
"Anak baru, kamu mirip maling yang akan segera beraksi!" setelah berkata orang itu tertawa terbahak-bahak.
Sebetulnya bukan salah orang itu juga sih, nyatanya Denise memang mirip perampok karena jaket hitam kacamata hitam serta topi ikut hitam juga. Entah mengapa banyaknya warna Denise lebih suka warna hitam. Sesuai kehidupannya tidak punya arah dan tujuan untuk saat ini, tetapi Denise berusaha mencari jadi dirinya untuk saat ini.
"Ayo berangkat," dengan perasaan tidak sabar, Putri lekas mengajak Denise untuk keluar dari kos.
"Mereka berdua memilih berjalan sambil menikmati udara malam yang berhembus. Netra Denise menangkap sebuah rombong yang bernamakan 'bakso' lalu, Denise pun mengajak Putri untuk menghampiri penjual bakso tersebut.
"Yuk, ke sana." Denise mengajak Putri untuk ke kedai bakso.
"Kamu mau pesan seperti apa?" tanya Denise pada Putri
"Samain saja seperti punya kamu." Jawab Putri.
Mereka makan bakso dengan menghadap jalanan yang cukup ramai.
Entah mengapa itu sebuah kebetulan atau nasib sialnya Denise karena tiba-tiba saja, ia melihat sebuah bayangan hitam di tubuh seseorang perempuan.
"put sebentar," ucap Denise pada Putri karena ia tidak mau kejadian tragis akan membuatnya harus ikut, merasakan sesak.
Buru-buru Denise keluar dan terlihat sebuah motor dari arah berlawanan melaju sangat kencang dan.
AWAAAAAAAS!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
neng ade
semoga Denise berhasil menyelamatkan orang itu
2024-03-04
0
@Kristin
Aku mampir nya
2023-02-16
0