Kerjaanmu itu hanya tidur dan menakuti orang! kenapa ngeluh mulu sih," ucap Denise dengan nada yang berapi-api.
Sedangkan Kunti hanya diam saat Denise marah.
"Iye, iye." Jawab Kunti dengan diiringi senyuman yang sedikit dipaksakan.
Setelah kedatangan Kunti, Denise berjalan menuju tempat tidur untuk memejamkan mata sebentar saja.
Sedangkan Kunti yang berada di atas lemari mengumpat karena malah ganti dirinya yang di tinggal.
"Dasar manusia suka semaunya sendiri," gerutu Kunti menyilangkan kedua tangannya.
Entah sudah berapa lama ia tertidur, hingga tanpa terasa sore pun telah datang. Denise terbangun karena terdengar suara orang yang sedang mengobrol. Jadi, ia memutuskan untuk bangun.
"Kok Putri belum pulang ya? apa memang pulangnya sedikit sore," gumam Denise karena sudah pukul empat. Akan tetapi, Putri belum juga pulang.
Tok.
Tok.
Denise yang mendengar suara ketukan pintu dari kamar yang ia tempati sekarang, seketika dirinya bangun dan berjalan untuk membuka, berharap jika itu adalah Putri.
CEKLEK.
"Putri! syukurlah kalau sudah pulang." Akhirnya perasaan lega membuat Denise bisa bernafas dengan teratur.
"Iya maaf, ini tadi beli makanan dan aku yakin kalau kamu sedang lapar." Putri memberikan bungkusan untuk Denise. Sedangkan yang diberi hanya diam karena ia merasa sangat merepotkan pikirnya.
"Udah ambil saja, buruan mandi terus makan." Untuk kedua kalinya Putri berkata.
Tanpa membantah Denise langsung bergegas mandi, namun dirinya baru ingat kalau hari ini adalah hari pertamanya berada di sini. Jadi, mana mungkin dirinya tahu letak kamar mandi tersebut.
"Put, apa kau ingin aku tersesat." Denise berhenti lalu berkata pada Putri.
"Oh ya, maaf lupa." Putri menepuk jidatnya dan tertawa karena ia benar-benar melupakan akan hal itu.
"Ya sudah tolong antar aku," ucap Denise pada Putri untuk mengantarkan ke kamar mandi.
"Baiklah, yuk." Ajak Putri lalu menggandeng tangan Denise.
Akhirnya mereka berdua keluar kamar untuk menuju ke kamar mandi.
Saat di jalan, kamar yang tadinya sepi kini terlihat ramai. Terlihat penghuninya ramah-ramah karena beberapa penghuni menyapa mereka berdua.
"Put, baru pulang." Tegur seseorang yang sedang santai di samping pintu kamar.
"Iya Mbak." Jawab Putri tersenyum.
"Ngomong-ngomong itu siapa?" tanya orang itu pada Putri.
"Oh, ini kenalkan Denise. Dia dari kampung halamanku mau ngekos di sini juga," ujar Putri.
"Oh, gitu."
"Salam kenal Denise, kenalkan saya siska."
"Iya Mbak salam kenal juga." Jawab Denise dengan senyuman yang ia paksakan. Bukan tidak mau mengenal, nyatanya tiap dirinya mempunyai teman dan itu tidak akan bertahan lama, setelah mengetahui sifat buruknya.
Setelah mengobrol cukup lama, Denise dan Putri gegas menuju kamar mandi.
Tidak begitu lama Denise keluar dan berganti dengan Putri yang sekalian mandi. Sedangkan Denise yang berada di luar terus memandangi kamar yang dibicarakan oleh Putri tadi.
Namun itu hanya sesaat setelah ada yang menegurnya.
"Hye Mbak, baru ya?" sedetik Dia menoleh ke arah suara itu berasal.
"Eh, iya. Mas," jawab Denise.
"Mau ngantri mandi?" tanya lelaki itu.
"Baru saja selesai." Jawab Denise datar.
"Lantas kenapa di situ," ucap Lelaki itu lagi.
"Lagi nungguin temen." Lagi-lagi Denise menjawab dengan datar.
Setelah itu tidak ada percakapan lagi di antara keduanya. Hingga suara Putri mengagetkannya.
"Woi, ngelamun terus." Putri menegur Denise yang sedang berada di puncak khayalan.
"Kamu sengaja mau buat aku jantungan ya," ucap Denis dengan mencebikkan bibirnya karena kesal.
"Lagian ngelamun saja, kesambet tau rasa kamu!" seru Putri pada Denise. Namun Denise tidak menanggapinya tapi, ia langsung berlalu meninggalkan Putri yang ada di belakangnya.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
"Denise!" Putri memanggilnya sedikit keras karena kalau tidak begitu ia tidak akan mendengarkannya.
"Ada apa?" tanya Denise menyahuti dan melepaskan salah satu alat musik yang ada di telinganya.
"Yang punya kos barusan ngabari, kalau kamu bisa nempatin kamar no delapan." Putri menjelaskan kalau yang mempunyai kos sedang sibuk karena alasannya anaknya baru pulang dari luar kota.
Kos yang di tempati mereka berdua terdiri dari dua lantai. Yang ada ada 12 kamar, sedangkan di bawah ada 10 kamar. Akan tetapi, khusus no 10 yang tidak boleh di tempati siapapun dan dibiarkan terbengkalai.
"Mumpung masih jam segini aku bantu membereskan ya," ucap Putri yang ingin membantunya untuk menata barang yang di bawa oleh Denise.
"Apa aku tidak merepotkan kamu," ucap Denise yang tidak enak hati terhadap putri.
"Tidak, kita kan sahabat." Saat Putri berkata seperti itu, seketika membuat hati Denise tersenyum.
Akhirnya Denise pun mau untuk di bantu oleh Putri dan mereka juga, sudah berjalan keluar untuk menunggu seseorang yang akan mengantarkan kunci kamar
Tidak lama kemudian, sosok lelaki datang dan menghampiri Putri yang berada depan kamarnya.
"Mbak Putri ini kuncinya ya," ujar laki-laki paruh baya tersebut.
"Makasih, Pak." Jawab Putri pada laki-laki yang bernama pak Tejo.
Setelah mengantarkan kunci beliau pun langsung pamit untuk pulang. Sedangkan Denise dan Putri langsung menuju kamar yang akan ditempati.
Setengah jam kemudian mereka sudah selesai membersihkan kamar dan Putri pun berpamitan, untuk kembali ke kamarnya yang berada tidak jauh dari kamar Denise. Yah, Putri menempati kamar nomor enam. Jadi jaraknya hanya satu kamar.
Malam telah menjelang suasana kamar menjadi dingin, entah mengapa perasaannya tiba-tiba menjadi tidak enak.
Kunti yang sedang makan bunga pun tidak memperdulikan Denise yang sedang dilanda kegelisahan.
Akhirnya Denise memilih keluar untuk membuat teh hangat, siapa tahu setelah meminum teh hatinya akan berubah menjadi tenang.
Saat Denise berjalan ke arah dapur, terlihat seseorang juga berada di dapur daan Denise pun menyapanya.
"Mbak, lagi buat apa?" tanya Denise pada perempuan cantik tersebut.
"Lagi buat kopi, kamu sendiri lagi buat apa?" tanya balik perempuan itu.
"Oh ini, aku juga sedang membuat teh." Jawab Denise dengan diiringi senyuman.
"Kamu baru ya? kenalin saya keyla," ujar perempuan itu yang masih sibuk mengaduk kopi, dengan posisi menunduk tanpa melihat ke arah lawan bicara ia memperkenalkan diri.
Sedangkan di luar seseorang tanpa sengaja melihat dan mendengar Denise yang tengah berbicara sendiri memutuskan untuk bertanya karena, merasa ada yang mengganjal.
"Kamu lagi ngomong sama siapa?" pertanyaan itu sontak membuat Denise menoleh kepada orang yang baru saja bertanya.
"Sama orang Mbak, masa ia sama angin." Jawab Denise.
"Mana?"
DEG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
neng ade
jangan2 Keyla itu yg bundir di kamar kost nmr 10 itu
2024-03-03
0