Part 20 : Mulai Tersingkir

Sampai hampir seminggu, akun sosmed Thalita tak ada yang aktif, membuat Gideon merasa sangat bersalah. Gideon menghubungi Clara untuk meminta penjelasan, tetapi nasehat panjang lebar yang malah dia dapatkan.

"Benar kamu share nomer Thalita di aplikasi chat dewasa?"

"Enggak tuh. Kok kamu tiba-tiba nuduh aku?"

"Karena aku tau siapa kamu. Kamu akan menggunakan segala cara untuk menghancurkan Thalita, termasuk cara kotor dan tidak bermoral."

"Apa buktinya kalau aku pelakunya? Aplikasi itu kan aplikasi random chat, jadi yang chat di situ tidak saling tau orangnya."

"Kamu itu emang beneran b*go, Ra. Aku belum bilang aplikasi yang mana, tapi kamu malah menjelaskan, dan itu menunjukkan bahwa memang kamu pelakunya," kata Gideon sambil tertawa mengejek.

"Kenapa sekarang kamu malah belain si Cabe? Apa kamu mulai jatuh cinta beneran sama dia?"

"Aku rasa sih begitu."

"GIDEON! BENER-BENER KAMU YA!!!"

"Kenapa, Ra?"

"Kamu lupa? Kita belum putus, dan kamu mengatakan kalau kamu jatuh cinta sama cewek lain? Dasar b*ngs*t kamu, Yon!"

"Harusnya kamu itu ngaca, Ra! Kamu gak pantes bersaing sama Thalita. Dia lebih dari kamu dalam segala hal, kamu gak mungkin menang bersaing sama dia. Dan cuma cowok bego yang lebih memilih kamu daripada Thalita. Aku bukan cowok b*go!"

Clara mengebrak meja cafe hingga orang-orang yang sedang berada di tempat itu menoleh. Mereka berdua seperti sedang menyajikan tontonan gratis, dan itu membuat Gideon merasa malu.

"Sebenarnya kamu dapat apa dari Cabe itu, hah? Pap ** atau malah V*S? Jawab!"

"Thalita cewek terhormat, dia bukan kamu yang gak punya malu. Memberikan itu semua agar cowok-cowok mau sama kamu. Dasar cewek murahan, nyesel banget aku pernah kagum sama kamu."

"Gak usah mun*fik kamu jadi orang, Yon. Sebenarnya kamu senang kan dapat itu semua dari aku? Aku lihat ekspresimu saat kita melakukannya, kamu menikmati Gideon, kamu menikmati!!"

Clara mulai berteriak-teriak seperti orang kesurupan, membuat pemilik cafe berinisiatif memanggil petugas keamanan.

"Dengar ya, Clara! Aku akan pasang badan buat Thalita. Apapun yang kamu lakukan ke dia, kamu akan berhadapan dengan aku, camkan itu!"

Gideon pergi meninggalkan cafe, ketika melihat petugas keamanan tiba di depan pintu, cowok itu tak mau lebih dipermalukan lagi oleh Clara.

"GIDEON! JANGAN PERGI, URUSAN KITA BELUM SELESAI!! PAK, CEGAH COWOK ITU, JANGAN BOLEH KABUR!!"

"Sebaiknya Mbak segera pergi dari sini, jangan membuat kerusuhan, atau kamu akan membawa Mbak ke kantor!"

Petugas membiarkan Gideon pergi dan malah menegur Clara, membuat cewek itu semakin murka.

"Aku di sini pembeli, pepatah bilang pembeli adalah raja. Kalian memperlakukan raja seperti ini?" tanya Clara dengan nada intimidasi.

"Seorang raja tak akan bersikap barbar, Mbak. Barbar itu sifat prem*n, jadi Mbak itu bukan raja, tapi prem*n bagi kami. Silakan pergi dari sini, atau kita akan berurusan dengan polisi!"

Clara cukup terkejut mendengar kata polisi, tak lucu rasanya jika dia harus digelandang ke kantor dengan tuduhan mer*s*h di cape. Dengan mendorong bahu petugas, Clara pergi dari cafe itu.

"Awas ya kamu, Gideon! Aku akan membuatmu mengemis maaf dari aku!" kata Clara kesal.

Gideon duduk di sebuah bangku taman tak jauh dari cafe, untuk meredakan emosinya. Cowok itu sungguh tak menyangka, tabiat Clara ternyata begitu buruk. Selama ini dia mengenal Clara sebagai pribadi yang sabar, pengertian dan ramah. Tapi pada kenyataannya sangat berbeda, dia seorang playing victim.

Clara selalu mengatakan, Thalita yang selalu jahat dan licik, suka menebar fitnah tentang Clara pada orang-orang yang mereka kenal. Tapi ternyata yang terjadi adalah sebaliknya, Thalita lah korban kelicikan dan fitnah Clara, sungguh seorang playing victim sejati.

Gideon mengambil ponselnya, membuka semua akun sosial media yang dimilikinya, berharap ada tanda-tanda Thalita sudah online, nihil.

"Kamu kemana sih, Sayang? Abang kangen banget sama kamu," rintih Gideon terluka.

"Abang salah apa sama kamu, hingga kamu menghilang kayak gini? Apa kamu sebenarnya tau, kalau Abang berbohong? Karena itu kamu menghukum Abang dengan sengaja menghilang? Ah, Thalita, online dong, Abang kangen!"

"Hai, Bro! Ngapain kamu di sini?" sebuah sapaan membuat Gideon terkejut.

"Eh, Vano. Lagi kangen sama ayang nih. Kamu sendiri dari mana?"

"Dari kampus, kebetulan tadi ku lihat kamu di sini, jadi aku berhenti. Muka kamu lecek banget, Bro, kayak cucian yang belum disetrika aja."

Gideon menghela napas, sambil mempertimbangkan untuk curhat pada Vano atau tidak. Tiba-tiba sebuah pertanyaan terlintas di benak Gideon.

"Eh, Van, aku mau nanya."

"Apaan?"

"Kamu ada hubungan apa sama Clara?"

"Gak ada kok, cuma sekedar kenal doang. Emang kenapa?"

"Yakin cuma teman?"

"Yakin. Ada apa sih, Bro? Kamu ada masalah sama Clara?"

"Masalahnya bukan sama aku sih, tapi sama Thalita, cewekku."

"Cewekmu? Thalita yang di group itu, bukan?"

"Iya, Thalita yang itu, kami udah jadian."

"Tapi, bukannya ...,"

"Bukannya apa?"

"Kalian kan terlalu berbeda, dari segi keyakinan dan usia juga, jauh."

"Tapi kalau udah cinta, mau apa? Kita gak bisa nolak kan?"

"Ya iya sih. Terus, masalahnya sama Clara itu apa?"

"Clara m*n*ror Thalita, karena dia cemburu. Kamu lebih perhatian ke Thalita kalau di group, daripada ke Clara, cewekmu."

"Hahahaha, sejak kapan Clara jadi cewekku? Ngarang kamu, Bro."

"Ya kalau bukan Clara yang bilang, siapa lagi?"

"Ku akui sih, aku lumayan dekat sama Clara, gara-gara dia ada masalah sama emak-emak group sayur-mayur. Tapi aku gak ada perasaan sama dia, mungkin dia saja yang salah sangka. Menganggap aku perhatian sama dia, padahal enggak, semua cewek di group, kuperlakukan sama. Tapi jujur saja, aku emang tertarik sama Thalita, tapi kalau kalian udah jadian, ya aku mundur."

Rasa sakit dirasakan Gideon karena cemburu. Ada cowok yang terang-terangan mengaku suka pada ceweknya.

"Kenapa kamu gak sama Clara saja?"

"Aku masih waras, Bro. Clara itu usianya jauh di atasku, hampir 10 tahun bedanya, mana mungkin aku tertarik sama emak-emak sih? Beda sama Thalita, dia cuma lima tahun di bawahku, terus anaknya juga tengil, aku suka."

"Oke kalau begitu. Jadi kesimpulannya, Clara cemburu sama Thalita, karena tau kamu lebih tertarik sama Thalita."

"Yup, seperti itu."

"Kamu seminggu ini ada kontak sama cewekku?"

"Aku ada chat beberapa kali, tapi centang satu mulu."

"Benar-benar kurang ajar tuh, Clara. Gara-gara dia Thalita menghilang. Aku akan bikin perhitungan sama dia."

Gideon bangkit berdiri, dan meninggalkan Vano yang melongo heran.

Episodes
1 Part 1 : Korban?
2 Part 2 : Curhat Kok Bersambung
3 Part 3 : Ah Labil
4 Part 4 : Gank Rumpi
5 Part 5 : Sohib Ngeselin
6 Part 6 : Mulai Nih? Oke Siap
7 Part 7 : Jadian
8 Part 8 : Genk Rumpi
9 Part 9 : Tenang Saja Thalita
10 Part 10 : Cemburu
11 Part 11 : Nyata dan Maya
12 Part 12 : Ulah si Tante
13 Part 13 : Protes yang Diabaikan
14 Part 14 : Call Group
15 Part 15 : Kesepakatan
16 Part 16 : Bermain di Belakang
17 Part 17 : Ketauan?
18 Part 18 : Mulai Ilfil
19 Part 19 : Teror online
20 Part 20 : Mulai Tersingkir
21 Part 21 : Menelisik Kebenaran
22 Part 22 : Muncul Kembali
23 Part 23 : Teror Lagi
24 Part 24 : Pacarmu Aku atau Dia?
25 Part 25 : Vano dan Thalita
26 Part 26 : Cuma Rencana
27 Part 27 : Belum Kapok Juga
28 Part 28 : Untung Tak Dapat Diraih
29 Part 29 : Malang tak Dapat Ditolak
30 Part 30 : Tetap Stay Cool
31 Part 31 : Gideon Menyesal?
32 Part 32 : Terlambat
33 Part 33 : Racun Baru
34 Part 34 : Peringatan dari Vano
35 Part 35 : Clara Berulah Lagi
36 Part 36 : Thalita Beraksi
37 Part 37 : Bumerang
38 Part 38 : Clara Sadar?
39 Part 39 : Derita Clara
40 Part 40 : Tak Direstui
41 Part 41 : Gagal Nikah
42 Part 42 : Clara Ngamok
43 Part 43 : Berita Duka
44 Part 44 : Keputusan Gideon
45 Part 45 : Gideon Menghilang
46 Part 46 : Mencari Alternatif
47 Part 47 : Gagal Lagi
48 Part 48 : Vano Menyatakan Cinta
49 Part 49 : Mulai Terbiasa
50 Part 50 : Emang Enak?
51 Part 51 : Vano Menolong Gideon?
52 Part 52 : Nasib Clara
Episodes

Updated 52 Episodes

1
Part 1 : Korban?
2
Part 2 : Curhat Kok Bersambung
3
Part 3 : Ah Labil
4
Part 4 : Gank Rumpi
5
Part 5 : Sohib Ngeselin
6
Part 6 : Mulai Nih? Oke Siap
7
Part 7 : Jadian
8
Part 8 : Genk Rumpi
9
Part 9 : Tenang Saja Thalita
10
Part 10 : Cemburu
11
Part 11 : Nyata dan Maya
12
Part 12 : Ulah si Tante
13
Part 13 : Protes yang Diabaikan
14
Part 14 : Call Group
15
Part 15 : Kesepakatan
16
Part 16 : Bermain di Belakang
17
Part 17 : Ketauan?
18
Part 18 : Mulai Ilfil
19
Part 19 : Teror online
20
Part 20 : Mulai Tersingkir
21
Part 21 : Menelisik Kebenaran
22
Part 22 : Muncul Kembali
23
Part 23 : Teror Lagi
24
Part 24 : Pacarmu Aku atau Dia?
25
Part 25 : Vano dan Thalita
26
Part 26 : Cuma Rencana
27
Part 27 : Belum Kapok Juga
28
Part 28 : Untung Tak Dapat Diraih
29
Part 29 : Malang tak Dapat Ditolak
30
Part 30 : Tetap Stay Cool
31
Part 31 : Gideon Menyesal?
32
Part 32 : Terlambat
33
Part 33 : Racun Baru
34
Part 34 : Peringatan dari Vano
35
Part 35 : Clara Berulah Lagi
36
Part 36 : Thalita Beraksi
37
Part 37 : Bumerang
38
Part 38 : Clara Sadar?
39
Part 39 : Derita Clara
40
Part 40 : Tak Direstui
41
Part 41 : Gagal Nikah
42
Part 42 : Clara Ngamok
43
Part 43 : Berita Duka
44
Part 44 : Keputusan Gideon
45
Part 45 : Gideon Menghilang
46
Part 46 : Mencari Alternatif
47
Part 47 : Gagal Lagi
48
Part 48 : Vano Menyatakan Cinta
49
Part 49 : Mulai Terbiasa
50
Part 50 : Emang Enak?
51
Part 51 : Vano Menolong Gideon?
52
Part 52 : Nasib Clara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!