Mengetahui nomernya diblok dan dikeluarkan dari group oleh Gideon, membuat Clara menjadi geram. Apalagi saat Rikka, anteknya, juga turut dikeluarkan dari group, karena tadi ikut mengirimkan chat dengan bahasa yang kasar.
Clara tak kehabisan akal, cewek itu menelepon Gideon dengan nomer lain, untuk menyampaikan protesnya. Tapi lagi-lagi Gideon memblokir nomer baru Clara, karena terus menerus meneleponnya, padahal sudah berkali-kali direjek.
Untuk meluapkan kekesalannya, Clara menelepon Thalita, masih menggunakan nomer baru. Panggilan masuk dari nomer tak dikenal, membuat Thalita tersenyum, pemesan novel, begitu yang ada dalam pikirannya.
"Halo, selamat siang, ada yang bisa Thalita bantu?" sapa gadis itu dengan manis.
"HEH, CABE! BISA GAK SIH LU BERHENTI JUAL TAMPANG SOK POLOS LU ITU BUAT PENGARUHI ORANG?? GARA-GARA ELU KAN, GUA DIKELUARKAN DARI GROUP SAMA DION?? PASTI LU TUH YANG NGADU!!!"
"Oh, Tante. Nomer baru ya, Tan? Ada apa sih, Tan? Thalita gak mudeng nih."
"GUA BILANG LU GAK USAH SOK POLOS!! JIJIK GUA LIAT TAMPANG SOK IMUT LU ITU!!"
"Apa sih maksud, Tante? Tiba-tiba nelpon sambil marah-marah gak jelas kayak gini? Emang Thalita ngelakuin apaan?"
"GAK USAH PURA-PURA B*GO LU, CABE! LU PASTI UDAH NYOGOK GIDEON BIAR GUA DIKELUARIN, KAN? LU NYOGOK PAKAI APA, HAH? PAP **?"
Renald yang merasa ada yang tidak beres dengan Thalita, segera meminta ponsel sahabatnya itu. Dengan ekspresi menahan kesal, Thalita memberikan ponselnya yang segera didekatkan Renald ke telinga.
"DASAR CABE GAK PUNYA MALU, BISANYA CUMA GANGGU HUBUNGAN ORANG AJA! SANA CARI COWOK KALAU EMANG LAKU, JANGAN JADI P*LAK*R!!"
"Maaf, apa maksud anda ngomong seperti itu ke pacar saya?" tanya Renald geram, mendengar wanita di sebrang sana bicara kasar.
"LU SIAPA? LU DIBAYAR SI CABE ITU BUAT NGAKU-NGAKU JADI PACARNYA? DIBAYAR BERAPA LU?"
"Jaga ya tuh mulut! Udah macam comberan aja mulut Anda. Gak pernah diajar sopan santun ya sama ortunya?"
"NGAPAIN LU BAWA-BAWA ORTU GUA, HAH?"
"Karena kata-kata Anda yang kayak comberan, jadi saya meragukan Anda pernah diajar sopan santun sama orang tua. Perkataan mencerminkan pribadi seseorang, dari kata-kata Anda pada pacar saya, saya bisa menilai pribadi macam apa Anda ini."
Perkataan Renald yang tenang, membuat Clara semakin emosi. Kata-kata kasar penuh umpatan dan menyebut isi seluruh kebun binatang, membuat Renald mematikan panggilan dan memblokir nomer Clara.
"Haduh, Tha! Mending kamu udahan aja, berhubungan dengan orang-orang toxic macam itu. Ingat, pergaulan yang buruk, merusak kebiasaan yang baik. Kamu akan terbiasa mendengar omongan kasar kayak gitu kalau terus bergaul dengan mereka. Dan gak mustahil, kamu akan terbawa juga," nasehat Renald sambil mengembalikan ponsel milik Thalita.
"Emangnya, siapa yang bergaul sama mereka, Re? Gak ada kok. Selama ini kan aku sudah menghindar, tapi dia yang ngejar terus. Kamu lihat sendiri kan, dia nelpon pakai nomer baru, karena nomer lamanya udah ku blok."
"Ya hapus aja akun kamu yang pakai nomer itu, biar mereka gak bisa kontak kamu lagi. Aku tau, untuk teman-teman nyata, kamu pakai nomer yang berbeda. Fokus aja di duta, Tha!"
"Tak segampang itu Ferguso, nomer yang untuk dumay kan buat promo novel, tar pada ilang dong pembeli ku."
"Ya tinggal promo novel pakai nomer duta, rempong amat lu, Chin!"
"Biar semua pada tau nomer nyata aku gitu? Kok pinter ya kamu, Re?" cibir Thalita.
Renald menggaruk kepalanya yang gatal karena ketombe. Benar juga alasan Thalita, kini Renald tau alasan gadis itu menggunakan nomer ganda. Agar dunia maya dan dunia nyata ada batasannya.
"Yuk pulang, Re! Aku mau lanjut kerja lagi nih, berburu cuan buat bayar kost."
Renald memberikan memasang helm ke kepala Thalita, sambil menj*tak kening gadis itu gemas. Kemudian keduanya melaju, meninggalkan kampus.
Di tempat lain, kembali Clara menghubungi Gideon dengan nomer yang berbeda lagi dari dua nomer yang terdahulu, cewek itu mempunyai empat nomer yang semuanya aktif. Tak ada yang tau pasti, apa tujuan Clara berternak akun WA seperti itu.
"Halo, selamat pagi, Gideon di sini. Ada yang bisa saya bantu?"
"Yon, kenapa kamu blok nomer aku dan keluarin aku dari group? Kamu pasti udah terpengaruh sama si Cabe itu kan?"
Gideon menghela napas, cowok itu menyesal telah menerima panggilan, yang ternyata dari Clara. Pasti cewek itu akan protes dan ngomel-ngomel karena tindakannya tadi. Dan Gideon sungguh malas menanggapinya, mending juga bertelepon ria dengan pacarnya, Thalita.
"Banyak amat nomer kamu, Mbak? Udah kayak yang punya counter aja, ganti-ganti nomer mulu."
"Gak usah mengalihkan obrolan! Jawab pertanyaanku! Kamu dikasih apa sama si Cabe itu? Pap **? Kok nurut banget, udah kayak kerbau dicucuk hidungnya?"
"Jaga omonganmu ya, Mbak! Aku gak suka ada cewek ngomong kasar kayak gitu. Aku keluarin kamu dari group, karena kamu melanggar aturan yang udah ku tulis di deskripsi group. Kamu juga udah ku peringatkan, kan? Dan jawabmu malah bodo amat. Jadi aku berkuasa mengeluarkan kamu, Mbak. Itu group punyaku, aku yang buat, jadi aku juga yang berwenang di situ, gak ada sangkut pautnya dengan Thalita!"
Gideon tak dapat menahan emosi, tapi cowok itu masih mencoba berkata sopan. Dia tidak mau levelnya menjadi sama dengan Clara yang seperti tak pernah makan bangku sekolah.
"Halah, gak mungkin juga kamu gak dapat apa-apa dari tuh, Cabe. Gak percaya aku, Yon."
"Ya terserah Mbak Clara mau percaya apa enggak, toh gak ada efeknya juga buat aku."
"Pokoknya, aku mau dimasukkan lagi ke group itu! Nanti kalau aku gak ada, si Cabe jadi leluasa godain Vano di group. Aku gak mau itu terjadi."
"Ya itu urusanmu, Mbak. Bukan urusanku juga, salah sendiri kamu gak dengar teguranku, kamu menyepelekan aku sebagai ketua di group itu."
"Oke, kamu mau ku bayar berapa? Agar aku bisa masuk lagi ke group itu?"
"Picik sekali pikiranmu, Mbak! Aku gak butuh uangmu! Dan karena kamu sudah menginjak-injak harga diriku dengan berkata seperti itu, berarti kamu sudah menabuh genderang permusuhan denganku."
"Halah, kamu gak usah m*nafik, Yon! Aku tau sekarang kamu lagi butuh uang. Sebut saja berapa nominalnya, sekarang juga aku transfer. M-banking ku lagi gendut saldonya, baru gajian."
"Aku gak butuh uangmu, Mbak! Anggap saja kita gak pernah kenal. Oh ya, aku belain Thalita, karena dia itu pacarku, aku akan pasang badan buat orang-orang yang menyerang dia macam Mbak ini."
Gideon mematikan sambungan dan kembali memblokir nomer baru Clara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
kavena ayunda
novel koo berbelit2 terlalu banyak omong si thalita kesannya bkn pinter tp.bloon
2023-04-14
0